Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HASIATI HAMADO

NIM : 2210102035
MATA KULIAH : MODEL PRAKTIK DALAM PEL.KEBIDANAN

1. Apakah tujuan utama : mempersiapkan pasangan hamil secara intelektual untuk


melahirkan (memberi informasi), untuk membekali mereka dengan
keterampilan manajemen kenyamanan dan nyeri untuk melahirkan (tehnik
relaksasi dan pernapasan ), atau keduanya?
Jawab : Tujuan utama mempersiapkan pasangan hamil secara intelektual
untuk melahirkan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasangan hamil
dalam mengahadapi persalinannya baik secara fisik maupun mental.

2. Seberapa besar penekanan yang harus diberikan pada persiapan emosional


calon orang tua untuk melahirkan?
Jawab : menurut Glade B. Curtis, MD, OB/GYN dalam bukunya yang
berjudul Pregnancy Week by Week, proses kehamilan tidak hanya
berlangsung selama 9 bulan saja. Bahkan ibu akan mengalami perubahan
paling tidak 12 bulan. Hal ini terjadi karena fisik ibu akan terus melakukan
adaptasi, bahkan hingga bayi sudah lahir. Tentunya hal ini perlu diimbangi
dengan persiapan mental yang baik, berikut beberapa persiapan kehamilan
bagi perempuan yang hendak menjadi ibu :
1) Ketahui peran orang tua
Sebelum menjadi orang tua, perlu mengetahui apa peran dan arti orang
tua. Untuk mendalami ini, Anda bisa melakukan pembicaraan dengan
pasangan atau bahkan orang tua mengenai pola asuh yang diterapkan
di dalam keluarga. Dengan begitu, ibu dan suami dapat memilih pola
asuh yang menurut mereka baik bagi anak kelak. Pembicaraan
mengenai peran orang tua ini juga dapat menggali pribadi masing-
masing dari pasangan mengenai kesiapan untuk menjadi orang tua.
2) Menguatkan ikatan batin antara suami istri
Tentu sebagai orang tua, ibu dan ayah perlu bekerjasama untuk dapat
menerapkan pola asuh yang sesuai bagi keluarga. Maka dari itu perlu
menambah ikatan batin antar pasangan. Sebab selama menjalani
proses kehamilan hingga menjadi orang tua akan memengaruhi emosi
ibu dan pasangan. Apalagi kehamilan membuat emosi ibu menjadi
dinamis serta menjadi lebih cepat peka. Hal ini tidak hanya sampai
pada masa kehamilan saja bahkan terjadi juga pada bulan-bulan awal
pasca melahirkan yang jika parah akan menyebabkan depresi post
partum. Maka dengan mendekatkan ikatan batin yang kuat diharapkan
dapat mengurangi permasalahan emosi pada ibu.
3) Menjaga kondisi mental
Dunia pernikahan hingga menjadi orang tua akan banyak merubah
hidup ibu dan pasangan. Apalagi seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, kehamilan akan membuat emosi ibu bergejolak karena
adanya perubahan hormon. Kondisi ini perlu disadari oleh ibu dan
pasangan, agar keduanya mampu mencari upaya untuk menjaga
kondisi mental masing-masing agar tetap sehat dan stabil. Sehingga
keduanya mampu mengurangi kesalahpahaman dan permainan emosi
sesaat karena masa tertentu, yaitu kehamilan. Selain itu, kedua
pasangan harus tetap berpikir positif dalam menyikapi emosi tiap
pasangan.
4) Membuat plan kehidupan
Setelah Anda hamil, lakukan pembicaraan dengan pasangan mengenai
rencana kehidupan ke depan. Misalnya dengan menentukan nama
panggilan bagi Anda dan pasangan bagi anak, atau menentukan
kebutuhan apa saja bagi anak. Perencanaan ini akan membuat erat
hubungan Anda berdua serta bayi. Perlu juga mendiskusikan hal-hal
yang menjadi prioritas ketika anak sudah lahir. Sehingga pasangan
Anda tidak merasa terabaikan, serta dapat membagi tugas merawat
anak dengan baik. Dengan begitu pasangan Anda akan merasa ikut
berperan penting dalam perawatan Si Kecil mulai dari kelahiran
hingga dewasa nanti.
5) Mempersiapkan diri
Dengan menjadi ibu, akan memiliki peran baru untuk menyusui,
mengurus dan merawat anak, serta mendidik anak. Padahal ibu juga
belum lama memiliki peran sebagai istri yang juga harus mengurus
suami. Peran ini dapat ibu pelajari dari keluarga, teman, kenalan,
hingga pakar yang dipercaya dapat memberikan informasi seputar
keluarga. Pembelajaran ini menjadi penting agar pasangan tidak
merasa diabaikan karena Ibu terlalu fokus dalam mengurus bayi.
Sehingga ibu perlu meluangkan waktu khusus bersama pasangan
untuk menjaga keharmonisan suami dan istri.

3. Hal penting apa yang harus di tempatkan dalam membantu pasangan hamil
mengklarifikasi nilai-nilai mereka tentang masalah yang berhubungan dengan
persalinan, seperti pengobatan atau menyusui? Apakah penekanan yang sama
sesuai untuk semua klien?
Jawab :
 Pastikan kehamilan tidak bermasalah
 Pelajari proses melahirkan normal
 Pilih fasilitas kesehatan yang memadai
 Minta dukungan pasangan dan orang terdekat
 Menjaga kesehatan sebelum melahirkan
4. Sejauh mana dan dalam situasi apa pendidik persalinan dapat membuat klaim
tentang kemanjuran Pendidikan melahirkan. Sejauh mana pendidik persalinan
mendasarkan pengajaran mereka pada penelitian dan teori yang berkaitan
dengan Pendidikan persalinan dan prinsip- prinsip Pendidikan?
Jawab :
5. Apakah misi anda untuk mempromosikan melahirkan yang lebih bagi calon
orang tua?
Jawab : memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
6. Apakah anda seorang negosiator, fasilitator, dan kolaborator yang membantu
calon orang tua untuk memiliki jenis pengalaman melahirkan yang mereka
inginkan dan bekerja dengan system perawatan Kesehatan untuk mencapai
tujuan ini?
7. Apakah anda seorang konformis yang hanya mengajarkan informasi yang
mencerminkan filosofi dan pendekatan Lembaga tertentu?
8. Apakah anda mengajari calon orang tua bagaimana membuat keputusan yang
“terinformasi”tentang mata pelajaran seperti obat-obatan?
9. Apakah anda memberi tahu mereka bagaimana hal-hal “akan” atau “harus”
terjadi selama kehamilan?

Anda mungkin juga menyukai