Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan Ayah merupakan salah satu figur yang berperan dalam keluarga.

Fungsi dan tugas ayah


tentu tidak sama dengan Ibu. Ibu lebih berorientasi pada pengasuhan sedangkan ayah lebih kepada
perlindungan. Orientasi ini dari waktu ke waktu mengalami perubahan baik pada substansinya atau
pada implemen- tasinya. Substansi pada zaman dulu pada pengasuhan adalah Ibu lebih banyak
berada di rumah sebagai wujud dari pengasuhan untuk menjaga dan merawat anak sebagai
implementasi dari pengasuhan untuk memenuhi nafkah batin anak, sedangkan substansi
perlindungan adalah Bapak lebih banyak berada diluar rumah mencari dan memenuhi nafkah lahir
sebagai implementasi dari perlindungan. Di zaman sekarang, substansi dan imple80 mentasi dari
kedua hal tersebut mengalami perubahan, hal ini karena terjadinya peruba- han dalam struktur dan
pola hubungan antar anggota keluarga (Elia, 2000) serta ada pe- rubahan paradigma peran orang tua
yang berhubungan dengan peran publik dan do- mestik karena perubahan awal terbentuknya
keluarga Devaney, (E., O’Brien, M. U., 2005) Fungsi dan peran orang tua dalam keluarga tidak bisa
dilepaskan dari pen- garuh budaya orang tua yang bersangkutan. Apa yang diajarkan oleh budaya
tentang bagaimana dalam berkeluarga akan diturunkan ke anak secara turun temurun sampai
sekarang (Koentjoroningrat, 1996). Kenyataan ini, menggambarkan bahwa nilainilai yang ada dalam
budaya seseorang akan terus melekat dan akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut
mengarungi ke

2.3.Peran dari Keterlibatan Ayah dalam Childbearing


Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) adalah keluarga
yang menantikan kelahiran yang dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan

Peran calon ayah dapat dimulai selagi kehamilan istri membesar


dan semakin kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal seorang
ayah harus mengenali hubungannya dengan anak, istri, dan
anggota keluarga lainnya. Periode berikutnya ayah dapat
mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun
kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran
negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara)
untuk menetapkan komitmen . perode yang berlangsung akan
membutuhkan waktu.

Terjadi waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu serta ayah dan
seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau
anggota keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap
perubahan stuktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu bayi,
dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga akan
berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan.

Calon ayah terkadang mengobservasi pria lain yang sudah menjadi


ayah dan mencoba bersikap seperti seorang ayah untuk
menentukan kenyamanan dan kesesuaian dengan konsepnya akan
peran seorang ayah. Calon ayah mencari informasi tentang
perawatan dan tumbuh-kembang bayi, sehingga ia dapat
mempersiapkan diri untuk tanggung jawab yang baru. Meskipun ia
mendapatkan pengetahuan yang banyak akan persiapan menjadi
ayah, akan tetapi ia tetap saja belum siap untuk mempelajarinya
saat ini, sehingga ia mungkin masih abstrak akan pengetahuan dan
pelatihan tentang perawatan bayi. Maka dari itu, perawat harus
mengulang kembali informasi-informasi tersebut setelah bayi lahir,
sehingga pengetahuannya menjadi relevan dengan praktiknya

1.Persiapkan Finansial Dengan Matang Saat Anda mengetahui akan menjadi ayah, hal yang
perlu dipersiapkan adalah mengenai kondisi finansial. Menjadi ayah bukanlah dalam waktu
beberapa hari saja, sehingga persiapan finansial harus matang karena Anda akan menjadi
seorang ayah serta sekaligus kepala rumah tangga. Mau tidak mau, Anda memiliki tanggung
jawab yang cukup besar. Jadi, perbaiki kondisi finansial sedari dini dan mulailah untuk
menabung. Hal ini dikarenakan biaya kehamilan, kelahiran, serta kebutuhan anak membutuhkan
biaya yang cukup besar. 2.Pengetahuan Soal Kehamilan dan Kelahiran Tak hanya ibu saja,
ayah juga harus membekali diri dengan pengetahuan terkait kehamilan dan kelahiran. Ayah juga
harus berperan aktif membantu istri semasa kehamilan, hal ini dikarenakan saat hamil istri akan
mengalami kenaikan emosi yang kadang tak menentu. Sebagai suami, Anda harus dapat
menjaga istri serta perubahan emosi yang terjadi. Sehingga, nantinya bisa mudah
mempersiapkan kebutuhan istri selama masa kehamilan. Anda bisa belajar dari buku-buku
mengenai kehamilan, situs-situs mengenai kehamilan, ataupun belajar dari orang yang sudah
berpengalaman sebelumnya. Meskipun hanya istri yang merasakan kehamilan, namun, suami
juga harus ikut bertanggung jawab dengan kondisi tersebut. 3.Ubah Gaya Hidup Anda Hal lain
yang perlu diubah adalah gaya hidup sebelumnya. Karena Anda akan menjadi seorang ayah,
kehidupan tentunya tak akan sama ketika masih belum memiliki anak. Mau tidak mau, Anda
harus menyisihkan keinginan yang tidak perlu agar bisa mengalokasikannya untuk kebutuhan
anak. Cara yang paling sederhana untuk mengatur keuangan adalah dengan mengalokasikan
pendapatannya Anda menjadi 3 bagian. 50 persen untuk kebutuhan dasar, 30 persen untuk
tabungan dan cicilan, dan 20 persen digunakan untuk kebutuhan hiburan dan tambahan. Ketika
mengetahui istri sedang hamil dan Anda belum memiliki cadangan tabungan, gunakan waktu
sembilan bulan kedepan untuk mengumpulkan dana tersebut. Bahkan, jika masih kurang
mencukupi, Anda bisa melakukan pekerjaan tambahan yang dapat menambah pemasukan.
Selain itu, ubah gaya hidup konsumtif dan alihkan dananya ke hal-hal yang lebih penting.
4.Perlengkapan Bayi dan Ibu Saat Persalinan Tiba Sebagai ayah, Anda juga harus mulai
menyiapkan segala perlengkapan bayi dan ibu ketika menjelang persalinan tiba. Dengan cara ini
Anda bisa meringankan beban istri, sehingga dia bisa lebih banyak beristirahat untuk proses
kelahiran nantinya. Bantu istri untuk menyiapkan segala kebutuhan bayi, mulai dari pakaian,
popok, susu, dan kebutuhan bayi lainnya. Perhatikan dalam daftar kebutuhan, apakah ada
sesuatu yang dapat diturunkan dari keluarga atau tidak. Misalnya saja, seperti mainan atau
kereta bayi, jika iya jangan pernah malu untuk meminta barang tersebut. Saat masa persalinan
tiba, jangan lupa juga untuk mempersiapkan segala perlengkapan istri. Agar tidak ada yang
terlupa, Anda bisa mulai sedari dini untuk memasukkan segala kebutuhan tersebut ke dalam
sebuah tas, sehingga nanti saat masa kelahiran tiba Anda tidak perlu kebingungan. Persiapan
Mental Menjadi Hal yang Paling Penting Ketika Anda akan menjadi seorang ayah, persiapan
mental menjadi hal utama yang harus dipersiapkan sejak awal. Beban menjadi ayah bukanlah
hal sepele, sehingga harus dipikirkan dengan matang. Mulai dari finansial, prioritas, dan sikap
harus dimatangkan agar Anda bisa menjadi ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarga

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapkan Hal Berikut Saat Anda Akan
Menjadi Ayah", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/16/060000726/siapkan-hal-berikut-
saat-anda-akan-menjadi-ayah?page=all.

Anda mungkin juga menyukai