Anda di halaman 1dari 5

BAB IX

RESPON ORANGTUA TERHADAP BAYI

A. BOUNDING ATTACHMENT
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit –menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu
dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini
terjadi pengggabungan berdasarkan cinta dan penerima yang tulus dari orang tua terhadap
anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk
menyentuh dan di sentuh adalah kunci dari insting primate. Bayi mempelajari linkungan
dengan membedakan sentuhan dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras,
sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
Tujuannya kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas
melalui konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk mempertahankan neutral thermal
environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi dapat mempertahankan
suhu tubuhnya tetap normal dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan oksigen
terkecil. Metode ini dapat juga dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga dengan kontak
langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang
dan perlindungan bisa dipenuhi.

B. TAHAP-TAHAP BOUINDING ATTACHMENT


1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara dan
mengesplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan).
3. Attachement, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

C. PRINSIP DAN UPAYA MENINGKATNKAN BOUNDING ATTACHEMENT


1. Menit pertama jam pertama
2. Sentuhan orang tua pertama kali
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4. Terlibat proses persalinan
5. Persiapan PNC sebelumnya
6. Adaptasi
7. Kontak dini
8. Fasilitas untuk kontak lebih lama
9. Penekanan pada hal-hal positif
10. Perawatan maternitas khusus (bidan)
11. Melibatkan anggota keluarga lainya
12. Informasi bertahap mengenai bounding attachement
Dampak positif bounding attachement:
 Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial
 Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan bounding attachement :
 Kurang support system
 Ibu dengan resiko
 Bayi dengan resiko
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
D. RESPONS IBU TERHADAP BAYI BARU LAHIR
Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah
melahirkan. Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan
terutama mudah frustasi, serta emosional. Gangguan mood selama periode postpartum
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita, baik primipara
maupun multipara.
Beberapa ibu merasa tidak nyaman dengan bayi baru mereka. Ada beberapa alasan yang
menyebabkannya, misalnya ibu sangat lelah setelah melahirkan atau dia sakit dan
mengalami perdarahan hebat. Bisa jadi ibu tidak menginginkan bayi itu atau khawatir tidak
bisa merawatnya. Ibu juga bisa merasa sangat depresi.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi penerimaan
atau respons ibu terhadap bayi :
1. Kurang kasih sayang
Jika hal ini dialami oleh ibu, maka hal ini dipercaya dapat mempengaruhi cara ibu
memperlakukan bayinya.
2. Persaingan tugas sebagai orang tua
Orang tua yang sudah berpengalaman merawat anak-anaknya yang terdahulu, dengan
mengikuti kursus-kursus yang diberikan dalam klinik sebelum kelahiran atau
pernah menjaga anak-anak terdahulu ataupun anak-anak tetangga merasa lebih yakin
dalam melaksanakan peran orang tua daripada mereka yang tidak mempunyai
pengalaman seperti itu.
3. Pengalaman melahirkan
Sikap ibu terhadap bayi akan lebih menyenangkan jika pengalaman melahirkan relatif
lebih mudah daripada pengalaman melahirkan yang lama, sulit dan disertai dengan
komplikasi fisik. Sikap ayah juga diwarnai oleh pengalaman melahirkan dari istrinya.
4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan
Semakin cepat kesehatan ibu pulih setelah melahirkan, semakin menyenangkan
sikapnya terhadap bayi dan semakin yakin ia pada kemampuan untuk melaksanakan
peran ibu secara memuaskan.
5. Cemas tentang biaya
Jika terjadi komplikasi pada persalinan, seperti pembedahan caesar, kelahiran belum
cukup umur yang memerlukan perawatan khusus dan harus lebih lama di rumah sakit,
atau adanya cacat bawaan atau cacat yang tampak pada waktu dilahirkan, maka sikap
orang tua akan dibayangi kecemasan mengenai biaya yang tidak terduga.
6. Kelainan pada bayi
Seperti kebutaan, tuli, atau cacat kongenital lainnya. Jika ternyata bayi yang dilahirkan
menderita cacat, sikap orang tua akan diwarnai oleh kekecewaan dan kegelisahan
mengenai normal tidaknya bayi di masa yang datang serta membengkaknya biaya-biaya
tambahan yang diakibatkan kecacatan itu.
7. Penyesuaian diri bayi pascanatal
Semakin cepat dan semakin baik penyesuaian diri bayi pada lingkungan pascanatal,
maka sikap orang tua akan semakin menyenangkan.
8. Tangisan bayi
Bayi yang terus menangis tanpa disertai sebab-sebab yang jelas akan mendorong
berkembangnya sikap-sikap yang kurang menyenangkan, tidak saja pada orang tua,
tetapi juga pada semua anggota keluarga.
9. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran
Jika orang tua menghadapi kenyataan bahwa perawatan bayi menuntut lebih banyak
pekerjaan, hal ini akan menimbulkan kekurangan dan harus mengeluarkan biaya lebih
banyak daripada yang dibayangkan sebelumnya. Sikap mereka kepada bayi akan kurang
menyenangkan dibandingkan dengan jika mereka telah mempersiapkan diri untuk
menghadapi kondisi yang biasanya dihadapi orang tua.
10. Gelisah tentang kenormalan bayi
Kalau bayi harus tinggal lebih lama di rumah sakit daripada biasanya karena belum
cukup umur, karena adanya beberapa cacat atau karena kesulitan dalam penyesuaian
pascanatal, orang tua tidak hanya gelisah tentang kenormalan bayinya, tetapi juga
mengenai kemampuan mereka untuk merawatnya setelah meninggalkan rumah sakit.
11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi
Jika bayi harus lebih lama tinggal di rumah sakit daripada biasanya dan harus diberi
perhatian khusus, orang tua menjadi gelisah tentang kelangsungan hidup bayi. Jika
ternyata bayi berhasil hidup, orang tua cenderung sangat melindungi.
12. Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak
Ketika ibu tidak memberi asuhan untuk bayinya bahkan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan pemberian asuhan untuk bayinya tidak konsisten atau tidak ada.

E. RESPON AYAH DAN KELUARGA


1. Peran ayah saat ini

Tema umum pada sebagian besar model perkembangan bayi adalah kurangnya
perhatian mengenai peran para ayah. Bukti yang tak dapat dihindari adalah bahwa
faktor-faktor yang membuat para ibu menjadi penting bagi anak-anak mereka juga
merupakan faktor-faktor yang membuat para ayah menjadi penting.
Nama calon ibu adalah “ibu hamil “ namun tidak ada nama yang sesuai
diberikan untuk seoang calon ayah. Calon ayah di gambarkan sebagai seseorang yang
menunjukkan perhatian pada kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia
tidak hanya mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak
,tetapi dalam kasus yang pertama kali menjadi ayah ,pria menjalani sebuah transisi
peran. Transisi di gambarkan sebangai “suatu periode krisis identitas yang melibatkan
terjadinya serangkaian perubahan kehilangan dan ansietas yang berhubungan dengan
dunia esternal dan internal seseorang “.
2. Respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
Hubungan antara ayah dan bayi sama dengan hubungan ibu dan bayi, dengan
hubungan ini maka seorang bayi dapat memperoleh asuhan yang kompeten dan penuh
kasih sayang dari kedua orang tuanya. Menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua
mempunyai 3 komponen :
a. membina keterikatan atau meluangkan waktu dalam interaksi satu per satu
dengan anak
b. mudah ditemui jika orang tua terlibat dalam suatu tugas, ia akan merespon jika
anak perlu
c. tanggung jawab yang harus memperhitungkan kesejahteraan anak dan
perawatan anak dari hari ke hari

3. Ikatan awal bayi dan orang tua

Ikatan awal di jadikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap kehamilan bayinya
pada masa-masa awal .perilaku ini sangat di pegaruhi oleh faktor internal dan eksternal
a. factor internal antara lain
1) bagaimana ia di rawat oleh orang tuanya
2) bawaan genetikanya
3) internalisasi praktik cultural
4) adat istiadat dan nilai
5) hubungan antar pasangan keluarga dan orang lain
6) pengalaman kelahiran dan ikatan sebelumnya
7) bagaimana ia memfantasikan sebagai orang tua
b. faktor esternal meliputi :
1) perawatan dan di terima saat ke hamilan ,persalinan ,dan pasca portum
2) siklus penolong persalinan
3) responsivitas bayi ,
4) keadaan bayi baru lahir ,dan apakah bayi di pisahkan dalam 1-2 jam
pertama selama kelahiran
Gambaran mengenai bagaimana bentuk ikatan awal antara dan bayi dapat kita
cermati melalui beberapa aktivitas ibu dan bayi antara lain :
a. Sentuhan
b. Kontak mata
c. Bau badan (odor)
d. Kehangatan tubuh
e. Suara (voice)

F. SIBLING RIVALRY
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya.
Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3 tahun ). Anak
mendemostrasikan sibling ricalry nya dengan berperilaku temperalmetal, misalnya
menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang tuanya,
atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Hal ini dapat dicegah dengan selalu melibatkan anak dalam menpersiapkan kelahiran
adiknya. Orang tua mengupayakan untuk memperkenalkan calon saudara kandungnya
sejak masih dalam kandungan dengan dengan menunjukkan gambar -gambar bayi yang
masih dalam mengimajinasikan keadaan calon saudara kandung.
Untuk mengatasi hal ini,orang tua harus selalu memperhatikan komunikasi yang baik
dengan anak tampa menguragi kontak fisik dengan anak .libatkan juga keluarga yang lain
untuk selalu berkomunikasi dengannya untuk mencegah munculnya perasaan”sendiri “
pada anak.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian negatif tetapi ada juga segi positifnya
antara lain :
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegoisasi
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif

Anda mungkin juga menyukai