Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN

KEBIDANAN
NIFAS DAN
MENYUSUI
KELOMPOK 3

“RESPON ORANG
TUA TERHADAP
BAYI BARU LAHIR,
ADAPTASI
PSIKOLOGI IBU
MASA NIFAS, &
LAKTASI DAN
MENYUSUI”
RESPON ORANG TUA
TERHADAP BAYI BARU LAHIR
1. BOUNDING ATTACHMENT
Bounding attachment adalah suatu
ikatan yang terjadi di antara orang tua
dan bayi baru lahir, yang meliputi
pemberian kasih sayang dan pencurahan
perhatian yang saling tarik menarik.
Tahap bounding attachment :
1. Perkenalan (acquaintance), dengan
melakukan kontak mata, menyentuh,
erbicara, dan mengeksplorasi segera
setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment : perasaan sayang yang
mengikat individu dengan individu lain.
Adapun interaksi yang menyenangkan,
misalnya
 Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara
halus dengan tangan ibu.
 Sentuhan pada pipi.
Sentuhan ini dapat menstimulasi respon yang
menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi kearah
muka ibu atau kearah payudara sehingga bayi akan
mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat
putingnya, dan terjadilah rangsangan untuk sekresi
prolaktin
4. Tangis bayi.
5. Tatap mata bayi dan ibu.
Ketika mata bayi dan ibu saling tatap
pandang, menimbulkan perasaan saling
memiliki antara ibu dan bayi
KEUNTUNGAN BOUNDING ATTACHMENT :
 Bayi merasa dicintai, diperhatikan,
mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial.
 Bayi merasa aman, berani mengadakan
eksplorasi.
HAMBATAN BOUNDING ATTACHMENT :
 Kurangnya support sistem.
 Ibu dengan resiko (ibu sakit).
 Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi
sakit, bayi dengan cacat fisik).
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
2. RESPON AYAH DAN KELUARGA
A. RESPON POSITIF
 Ayah dan keluarga menyambut kelahiran
bayinya dengan bahagia.
 Ayah bertambah giat bekerja untuk
memenuhi kebutuhan bayi
dengan baik.
 Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam
perawatan bayi.
 Perasaan sayang terhadap ibu yang
telah melahirkan bayi.
B. RESPON NEGATIF
 Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis
kelamin yang tidak sesuai keinginan.
 Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
 Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang
menyebabkan ayah merasa kurang mendapat
perhatian.
 Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang
senang atau kekhawatiran dalam membina
keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
 Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak
lahir cacat.
 Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan
zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi
keluarga.
C. PERILAKU ORANG TUA YANG MEMPENGARUHI
IKATAN KASIH SAYANG
 PERILAKU MEMFASILITASI
a. Menatap, mencari ciri khas anak.
b. Kontak mata.
c. Memberikan perhatian.
d. Menganggap anak sebagai individu yang unik.
e. Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
f. Memberikan senyuman.
g. Berbicara/bernyanyi.
h. Menunjukkan kebanggaan pada anak.
i. Mengajak anak pada acara keluarga.
j. Memahami perilaku anak dan memenuhi
kebutuhan anak.
k. Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
 PERILAKU PENGHAMBAT
a. Menjauh dari anak, tidak memperdulikan
kehadirannya, menghindar, menolak untuk
menyentuh anak.
b. Tidak menempatkan anak sebagai anggota
keluarga yang lain, tidak memberikan nama
pada anak.
c. Menganggap anak sebagai sesuatu yang
tidak disukai.
d. Tidak menggenggam jarinya.
e. Terburu-buru dalam menyusui.
f. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan
tidak memenuhi kebutuhannya.
D. RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYINYA
DI PENGARUHI 2 FAKTOR
 FAKTOR INTERNAL
Faktor internal yaitu genetika,
kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka,
moral dan nilai, kehamilan sebelumnya,
pengalaman yang terkait, pengidentifikasian
yang telah mereka lakukan
selama kehamilan
 FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal yaitu perhatian yang
diterima selama hamil, melahirkan dan
postpartum, sikap dan perilaku pengunjung
dan apakah bayinya terpisah dari orang
tua selama satu jam pertama dan hari-hari
dalam kehidupannya
3. SIBLING RIVALRY
Sibling Rivalry dapat diartikan sebagai
persaingan antara saudara kandung.
Persaingan antara saudara kandung
merupakan respon yang normal seorang
anak karena merasa ada ancaman
gangguan yang mengganggu kestabilan
hubungan keluarganya dengan adanya
saudara baru.
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS
IBU MASA NIFAS
1. ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
a. Fase taking in
 Merupakan periode ketergantungan
 Berlangsung dari hari 1-2 setelah melahirkan
 Fokus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri
 Dapat disebabkan karena kelelahan
 Pada fase ini ibu cenderung pasif terhadap
lingkungannya
 Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian
ekstra makanan untuk proses pemulihannya.
b. proses talking hold
Berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan
Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawabnya dalam
merawat bayi
Memerlukan dukungan karena saat
ini merupakan kesempatan yang
baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan
bayinya sehingga tumbuh rasa
percaya diri
C. Fase letting go
 Berlangsung 10 hari setelah
melahirkan
 Merupakan fase menerima
tanggung jawab akan peran
barunya. Ibu sudah memulai
menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya
2. POSTPARTUM BLUES
Postpartum blues atau sering juga di
sebut maternity blues atau sindrom ibu
baru, dimengerti sebagai suatu sindrom
gangguan efek ringan pada minggu
pertama setelah persalinan.
GEJALA POSTPARTUM BLUES
 Reaksi depresi/sedih/disforia
 Sering menangis
 Mudah tersinggung
 Cemas
 Labilitas perasaan.
 Cenderung menyalahkan diri sendiri
 Gangguan tidur dan gangguan nafsu makn
 Kelelahan.
 Mudah sedih
 Cepat marah.
 Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula
menjadi gembira.
 Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya,
serta bayinya.
 Perasaan bersalah.
 Pelupa.
FAKTOR PENYEBAB POSTPARTUM BLUES
 Faktor hormonal, berupa perubahan kadar
estrogen, progesterone, prolaktin, serta estriol
yang terlalu rendah.
 Ketidaknyamanan fisik misalnya: rasa sakit
akibat luka jahit atau bengkak pada
payudara.
 Ketidakmampuan beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi.
 Factor umur dan jumlah anak.
 Pengalaman dalam proses kehamilan dan
persalinannya.
 Latar belakang psikososial wanita tersebut
misalnya: tingkat pendidikan, kehamilan yang
tidak diinginkan, status perkawinan, atau
riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut
 Dukungan dari lingkungan, misalnya dari
suami, orang tua, dan keluarga.
 Stress yang dialamii ibu misalnya: karena
belum bisa menyusui bayinya, rasa bosan
terhadap rutinitas barunya.
 Kelelahan pasca-bersalin.
 Ketidaksiapan terhadap perubahan
pada wanita tersebut.
 Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam
sehingga takut yang berlebihan akan
kehilangan bayinya.
 Masalah kecemburuan dari anak yang
terdahulunya
CARA MENGATASI POSTPARTUM
BLUES
 Persiapan diri yang baik selama
kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
 Komunikasikan segala permasalahan
atau hal yang ingin disampaikan.
 Selalu membicarakan rasa cemas yang
dialami.
 Bersikap tulus serta ikhlas terhaddap apa
yang telah dialami dan berusaha
melakukan peran barunya sebagai
seorang ibu dengan baik.
 Cukup istirahat .
 Menghindari perubahan hidup yang
drastic.
 Berolahraga ringan.
 Berikan dukungan dari semua
keluarga,suami, atau saudara
 Konsultasikan pada tenaga kesehatan
atau orang yang professional agar dapat
memfasilitasi factor risiko lainnya selama
masa nifas dan membantu dalam
melakukan upaya pengawasan
Baby Blues Syndrome
Baby Blues syndrome atau sering
disebut Postpartum Distress Syndrome
adalah gangguan psikologis berupa sedih,
cemas dan emosi meningkat yang dialami
sekitar 50- 80% wanita setelah melahirkan
khususnya bayi pertama . Biasanya terjadi
pada 2 minggu pertama setelah
melahirkan . Namun terlihat lebih berat
pada hari 3 dan hari 4 , apalagi si ibu dan
bayi kembali kerumah dan si ibu mulai
merawat bayinya sendiri .
Psikosis Postpartum
Psikosis Postpartum adalah gangguan
postpartum yang paling serius. Hal ini
membutuhkan perawatan segera.
3. KESEDIHAN DAN DUKA CITA
TAHAP BERDUKA :
A. TAHAP SYOK
Tahap ini merupakan tahap awal
dari kehilangan. Manifestasi perilaku meliputi
penyangkalan, ketidakpercayaan, marah,
jengkel, ketakutan, kecemasan, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesedihan, isolasi,
mati rasa, menangis, introversi (memikirkan
dirinya sendiri), tidak rasional, bermusuhan,
kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut,
kurang inisiatif, bermusuhan, mengasingkan diri,
berkhianat, frustasi, dan kurang konsentrasi.
B. TAHAP PENDERITAAN
Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan
upaya penyesuaian terhadap realitas yang harus
ia lakukan terjadi selama periode ini.
C. Tahap resolusi (fase menentukan
hubungan yang bermakna)
Selama periode ini, orang yang berduka
menerima kehilangan, penyesuaian telah
komplit, dan individu kembali pada fungsinya
secara penuh.
PROSES LAKTASI DAN
MENYUSUI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui
mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI.
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
Secara vertical payudara terletak
diantara kosta II dan IV, secara Horisontal
mulai dari pinggir sternum sampai linea
aklaris medialis. Kelenjar susu berada
dijaringan sub kutan, tepatnya diantara
jaringan sub kutan superficial dan
profundus, yang menutupi muskulus
pectoralis mayor.
Ukuran normal 10-12 cm dengan
berat pada wanita hamil adalah 200 gram,
pada wanita hamil aterm 400-600 gram
dan pada masa laktasi sekitar 600-800
gram.
Ada 3 bagian utama payudara,
Korpus (badan), Areola, Papilla atau
putting. Areola mamae (kalang payudara)
letaknya mengelilingi putting susu dan
berwarna kegelapan yang disebabkan
oleh penipisan dan penimbunan pigmen
pada kulitnya.
B. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN
ASI
1. Biarkan bayi bersama ibunya
segera setelah dilahirkan selama beberapa
jam pertama.
2. Ajarkan cara merawat payudara
yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
3. Bantu ibu pada waktu pertama kali
menyusui
4. Bayi harus ditempatkan dengan
ibunya dikamar yang sama (rawat
gabung/roming in)
5. Memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI
saja
7. Hindari susu botol dan dot empeng
C. MANFAAT PEMBERIAN ASI
1. Bagi bayi
 Dapat membantu memulai
kehidupannya dengan baik.
 Mengandung antibody
 ASI mengandung komposisi yang tepat
 Member rasa nyaman dan aman pada
bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi
 Terhindar dari alergi
 ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
 Membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi
2. Bagi Ibu
 Aspek Kontrasepsi
 Aspek Kesehatan Ibu
 Aspek Penurunan berat badan
 Aspek Psikologis

3. Bagi Keluarga
 Aspek Ekonomi
 Aspek Psikologi
 Aspek Kemudahan
4. Bagi Negara
 Menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi
 Menghemat devisa Negara
 Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
 Meningkatkan kualitas generasi penerus
D. UPAYA MEMPERBANYAK ASI
 Makanan
 Ketenangan jiwa dan fikiran
 Penggunaan alat kontrasepsi
 Perawatan payudara
 Anatomis payudara
 Fisiologi
 Faktor Istirahat
 Factor Isapan anak
 Factor obat-obatan
E. Tanda bayi cukup ASI
 Jumlah BAK dalam 1 hari paling sedikit 6 kali
 Warna air seni tidak berwarna kuning pucat
 Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji
 Bayi kelihatan puas, sewaktu waktu merasa
lapar bangun dan tidur dengan cukup
 Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24
jam
 Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai
menyusui
 Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran
ASI setiap bayi menyusu
 Ibu dapat mendengarsuara menelan ketika
bayi menelan ASI
 Berat badan bayi bertambah
F. ASI eksklusif
Bayi hanya diberi ASI saja selama 6
bulan tanpa tambahan cairan/makanan
pendamping ASI. ASI dapat diberikan
sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
G. CARA MENYUSUI YANG BENAR
 Duduk dengan posisi santai, tegak lurus, punggung
menyandar, dan kaki menapak dilantai
 Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit
kemudian oleskan pada putting dan areola
 Gunakan bantal atau selimut untuk menopang
bayi
 Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
diletakkan pada siku dan bokong bayi pada
lengan
 Satu lengan bayi diletakkan dibelakang badan ibu
dan yang satu didepan
 Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus
 Ibu menatap bayi dengan kasih saying
 Tangan kanan menyangga payudara kiri dan
keempat jari serta ibu jari menekan payudara bagian
atas areola
 Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
dengan cara menyemtuh pipi bayi dengan putting
susu
 Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala
bayi didekatkan kepayudara ibu dengan putting
serta areola dimasukkan kemulut bayi
 Melepas isapan bayi
 Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada putting dan areola
 Menyendawakan bayi
H. Masalah dalam pemberian
ASI
Putting susu datar/tenggelam
Putting susu lecer/ nyeri
Payudara bengkak
Mastitis/ abses payudara
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai