Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA INFEKSI PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD SITI AISYAH 18.05.62/KEB/1/2016 0 1/2
KOTA LUBUKLINGGAU
Ditetapkan oleh Direktur RSUD
SPO Tanggal Terbit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau
4 Januari 2016
dr. H. Mast Idris Usman E
PENGERTIAN Sindroma klinis dari infeksi sistemik pada bayi yang terjadi dalam bulan
pertama kehidupan. Dibedakan Atas 2 bentuk klinis, yaitu sepsis
neonatorum dan tersangka infeksi ( bila ditemukan satu atau lebih faktor
risiko infeksi berikut: ibu selama melahirkan demam (suhu > 38.8 oC), ibu
leukositosis (lekosit > 15000/mm3), air ketuban keruh dan atau berbau
busuk, ketuban pecah > 12 jam sebelum lahir, partus kasep, tetapi belum
ada tanda sepsis ).
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
Memberikan pelayanan yang optimal dan komprehensif kepada semua
penderita sepsis neonatorum.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RSUD SITI AISYAH TENTANG PELAYANAN
MATERNAL DAN PERINATAL.NO : /RSSA.01/ / 2016

PROSEDUR 1. Indikasi rawat


Semua penderita tersangka infeksi dan yang menunjukkan adanya
gejala klikis sepsis.
2. Informed concent : Dokter memberikan informasi kepada keluarga
pasien dan keluarga pasien mengetahui dan menytujui tindakkan yang
akan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis
3. Penatalaksanaan
3.1. Terapi suportif
3.1.1. Segera berikan cairan secara parenteral untuk
memperbaiki gangguan sirkulasi, mengatasi dehidrasi dan
kelainan metabolik.
3.1.2. Berikan oksigen bila didapati gangguan respirasi /
sindroma gawat nafas.
3.1.3.Bila ditemukan hiperbilirubinemia lakukan
fototerapi/transfusi tukar.
3.1.4. Bila sudah bisa makan peroral beri ASI / susu formula.
3.2. Terapi spesifik
Segera berikan antibiotika polifragmasi
3.2.1. Tersangka infeksi
 Ampisilin dengan lama pemberian 3-5 hari 
dinilai apakah menjadi sepsis. Kalau tidak 
antibiotika dapat dihentikan.
3.2.2. Sepsis neonatorum
 Pilihan pertama : ceftazidim bila tidak ada
perbaikan klinis dalam 48 jam atau keadaan umum
semakin memburuk, pertimbangkan pindah ke
antibiotika lain yang lebih poten, misalnya
meropenem 20 mg/kgBB iv, tiap 8 jam atau sesuai
dengan hasil resistensi test. Lama pemberian 7-10
hari.
TATALAKSANA INFEKSI PADA BAYI BARU
LAHIR
RSUD SITI AISYAH
KOTA LUBUKLINGGAU No. Dokumen No. Revisi Halaman
18.05.62/KEB/1/2016 0 2/2
PROSEDUR 3.2.2. Sepsis neonatorum
 Pilihan pertama : ceftazidim bila tidak ada
perbaikan klinis dalam 48 jam atau keadaan
umum semakin memburuk, pertimbangkan
pindah ke antibiotika lain yang lebih poten,
misalnya meropenem 20 mg/kgBB iv, tiap 8
jam atau sesuai dengan hasil resistensi test.
Lama pemberian 7-10 hari.
3.2.3. Sepsis neonatorum dengan meningitis
Sama dengan butir dua dengan lama pemberian
14-21 hari.
4. Tindak Lanjut
1. Observasi ketat tanda vital dan awal komplikasi.
2. USG transfontanela bisa dipakai untuk melihat kemajuan /
perburukan meningitis (komplikasi meningitis).
5. Indikasi pulang:
Penderita dipulangkan bila pemberian antibiotika telah selesai,
tidak ada tanda-tanda infeksi baik secara klinis maupun laboratoris,
keadaan umum baik dan dapat minum secara adekuat.

UNIT TERKAIT Bagian Anak, dan Kebidanan

SEPSIS NEONATORUM
NO. DOKUMEN
03.04.40
NO. REVISI
0
HALAMAN
1
dari
1
PROSEDUR TETAP
TGL. TERBIT
6 September 2016
Ditetapkan oleh :
Direktur
dr. M. Razief
1.
PENGERTIAN
Sepsis Neonatal
adalah sindroma klinis dari penyakit
sstemik akibat infeksi selama satu bulan pertama
kehidupan.
Penyebabnya
: bakteri, virus, jamur, dan protozoa
Faktor Resiko
Risiko Mayor
Risiko Minor
1.
Ketuban pecah > 24
jam
2.
Ibu demam saat
intrapartum suhu>
38
o
C
3.
Korioamnionitis
4.
Denyut jantung janin
menetap 160 x/menit
5.
Ketuban berbau
1.
Ketuban pecah >
12 jam
2.
Ibu demam saat
intrapartum
>
37,5
o
C
3.
Nilai APGAR Score
rendah pada menit
ke-1 < 5, dan menit
ke-5 <7
4.
Bayi berat lahir
sangat
rendah
(BBLSR)
<
1500gram
5.
Usia kehamilan <
37 minggu
6.
Kehamilan ganda
7.
Keputihan pada ibu
8.
Ibu dengan infeksi
saluran kemih
2.
TUJUAN
Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas bayi
dengan sepsis neonatorum
3.
KEBIJAKAN
Menangani kasus sepsis neonatorum secara holistic
berdasar ilmu kedokteran berbasis bukti (
evidence
based medicine
)
4.
PROSEDUR
1.
Pasang jalur IV dan berikan cairan IV dengan dosis
rumatan
2.
Jangan memberi minum bayi selama 12 jam
pertama
3.
Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk
pemeriksaan darah rutin (termasuk rasio batang:
segemen), gula darah, elektrolit serta kultur dan
sensitivitas.
( bila fasilitas tersedia)
4.
Bila bayi kejang, opistotonus, atau ubun-ubun besar
membonjol :
4.1 Lakukan pungsi limbal segera sesudah
pengambilan darah
( bila fasilitas tersedia) untuk
mengetahui
jumlah sel, pengecatan Gram, kultur dan
sensivititas.
4.2
Mulai manajemen untuk meningitis.
5.
Bila kadar haemoglobin kurang 12 g/dl (hematokrit
kurang dari 36%), beri transfusi darah.
6.
Bila bayi tidak menderita meningitis, beri antibiotic
lini 1, sesuai dengan pedoman yang ada. Tunggu
hasil laboratorium seperti darah lengkap dan nilai
kondisi bayi secara ketat tiap hari untuk melihat
perkembangannya.
7. menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen
untuk mencegah hipoksia
8. beri nutrisi secara bertahap bila keadaan umum bayi
mulai stabil
9. Setelah selesai pengobatan antibiotika, amati bayi
selama 24 jam berikutnya:
9.1
Bila bayi tetap baik selama pengamatan 24 jam
dan minum dengan baik serta tidak dijumpai
masalah lain yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, maka bayi dapat dipulangkan. Bila
dijumpai lagi tanda infeksi, maka ulangi lagi
manajemen infeksi/sepsis
1.
UNIT TERKAIT
1.
Ruang Perinatologi

Anda mungkin juga menyukai