Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


NAMA : Eni Latifah
NIM : 2221072020
SEMESTER : I (Satu)
PROGRAM STUDI : Alih Jenjang S1 Kebidanan

1) Uraikan penanganan psikologi yang tepat menurut anda pada :


a) Pasien ibu hamil yang mengalami kecemasan mau melahirkan
b) Ibu yang mengalami perubahan emosi setelah persalinan dan nifas
2) Menurut anda bagaimana peran bidan dalam mempromosikan kesehatan mental yang baik pada ibu
hamil,uraikan ;
3) Uraikan pendapat anda sebagai tenaga kebidanan tentang :
a) Perkembangan biopsikologi periode bayi
b) Perkembangan biopsikologi masa anak anak
4) Uarikan pendapat anda sebagai tenaga kebidanan, tentang adaptasi menjadi orang tua
5) Sebut dan uraikan faktor-faktor apa saja yang mempengarui perubahan emosi selama masa
kehamilan

Jawaban :

1) A : Berikut adalah beberapa cara untuk mempersiapkan tantangan mental dari psikologi
menjelang persalinan dengan dibantu partner yang hebat dan berusaha untuk tetap positif,
yaitu:
 Cari Partner. Partner yang bisa membantu bisa jadi adalah pasangan, orang penting
lainnya, teman, atau doula. Bukan siapa yang dimiliki ibu, tetapi selama mereka dapat
membantu mendukung dan memberikan dorongan yang dibutuhkan ketika merasa
paling lemah, maka merekalah partner terbaik.
 Jauhi Cerita Kelahiran yang Negatif.Wajar jika ingin tahu tentang hal-hal yang bisa salah
dengan persalinan. Namun, menonton program televisi tentang pengalaman mimpi
buruk melahirkan atau mendengarkan teman dan anggota keluarga memberi tahu
tentang mimpi buruk persalinan mereka tidak akan membantu mengatasi tantangan
mental psikolog menjelang persalinan. Cobalah untuk fokus pada aspek positif. Melihat
para bayi dan mengingat tidak ada dua kelahiran yang sama, sehingga tidak ada jaminan
bahwa kelahiran akan menjadi sesuatu yang kurang dari indah.
 Tentukan Strategi Manajemen Nyeri. Sebagai bagian dari rencana kelahiran, ibu dan
pasangan harus memiliki strategi manajemen nyeri yang ingin digunakan selama
persalinan dan melahirkan. Pastikan partner yang dipilih mendukung keputusan ibu.
Bicarakan dengan obgyn tentang keinginan untuk menghindari penggunaan obat-obatan
selama persalinan atau kapan ibu akan menyetujui epidural atau obat nyeri lainnya
digunakan. Penting untuk mengevaluasi aspek positif dan negatif dari semua strategi
manajemen nyeri sebelum memutuskan yang tepat untuk persalinan.Mengontrol rasa
sakit dapat menjadi bagian besar dalam mengatasi tantangan mental psikologi
menjelang persalinan. Itu tidak berarti juga harus menggunakan epidural atau narkotika
lainnya. Pilih kelas atau pendekatan bersalin untuk membantu mengatasi rasa sakit atau
ambil saja epidural.
 Tetap Aktif dan Sehat. Terus makan makanan sehat, olahraga, dan terhidrasi sampai
persalinan dimulai. Persalinan akan lebih mudah baik secara mental maupun fisik, jika
terus membuat pilihan yang sehat dan sesehat mungkin saat tiba waktunya untuk
melahirkan.
 Hindari 'Bagaimana Jika'. Memikirkan semua hal yang mungkin salah sebelum hari besar
tiba tidak akan membantu mengatasi tantangan mental psikologi menjelang persalinan.
Jika pikiran mulai berkeliaran memikirkan hal negatif tentang persalinan, lihat
bagaimana diri sendiri dapat mengubah pikiran itu menjadi sesuatu yang positif. Ya, kita
semua telah melakukannya, tetapi cobalah untuk menjaga semuanya tetap terang dan
solutif.
 Latih strategi mengatasi. Persiapkan persalinan dengan mempraktikkan
strategi pengurangan kecemasan. Misalnya melatih pernapasan hingga prenatal yoga.
Bayangkan bahwa persalinan dapat dilakukan dengan baik dan bayangkan kelahiran bayi
sebagai pengalaman positif untuk membantu mempersiapkan mental dihari besar
tersebut.
 Ikuti kelas persiapan kelahiran. Kelas persiapan kelahiran seperti teknik Lamaze atau
metode Bradley membantu mempersiapkan ibu menjelang persalinan. Di kelas-kelas ini,
ibu akan mempelajari tanda-tanda persalinan, latihan pernapasan untuk membantu
mengatasi kontraksi yang menyakitkan, dan apa yang diharapkan selama persalinan dan
melahirkan. Selain itu, kelas persiapan kelahiran memberi ibu dan pasangan sebuah
kesempatan untuk menjalin ikatan dan berlatih untuk hari besar tersebut. Kelas-kelas ini
mendorong ibu untuk mempelajari apa yang diharapkan dengan tantangan mental
psikologi menjelang persalinan dan melahirkan, serta memberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan ibu hamil lainnya dan pasangan kelahiran mereka.

B. Yang dapat Ibu lakukan adalah :


 Makan makanan bergizi. Kebutuhan nutrisi anda meningkat karena Ibu sedang menyusui.
Hindari makanan berpengawet, perbanyak makan sayur dan buah.
 Istirahat yang cukup. Walaupun sulit, cobalah tidur ketika si kecil tidur. Minta Ayah bergantian
menjaga si kecil.
 Bergaul, jangan mengisolasi diri. Bercakap-cakaplah dengan Ayah, orangtua dan teman-teman
Ibu. Ceritakan perasaan kepada mereka.
 Minta bantuan dari orang lain. Menjadi orang tua akan membuat tanggung jawab Ibu berlipat
ganda. Ibu tidak perlu menanggung semua hal sendirian. Jangan tunggu sampai Ibu kewalahan
baru anda minta bantuan dari orang lain.
 Berolahraga. Lakukan olahraga sesuai dengan kondisi tubuh Ibu, misalnya berjalan, lari, yoga,
aerobik, dan lain-lain. Usahakan rutin melakukannya.
 Bermainlah dengan si kecil. Buat kontak mata, bicaralah padanya, nyanyikan lagu dan tertawa
bersama. Si kecil memang belum mengerti, tetapi ia dapat melihat, mendengar dan merasakan
cinta Ibu.
 Berlatihlah mengendalikan diri. Ketika si kecil mulai menangis tak henti dan Ibu kelelahan, tarik
napas dalam dan tenangkan diri. Bayi dapat merasakan kegelisahan Ibu dan itu dapat menular
padanya. Oleh karena itu, kendalikan diri Ibu.
 Me-Time. Alokasikan waktu untuk melakukan hal-hal yang Ibu sukai. Ibu bisa berjalan-jalan
sendiri, merawat diri, menonton film, membaca, meditasi, bermain musik, atau melakukan hal-
hal lain yang tidak berhubungan dengan si kecil.
2) Bidan berperan dalam mendampingi perempuan sejak masa pra kehamilan hingga paska persalinan,
antara lain memantau kesehatan fisik dan psikologis ibu selama masa kehamilan, membantu
merencanakan proses kelahiran, mendampingi persalinan normal, memberikan edukasi perawatan
bayi, dan banyak lainnya.
3) Peran Bidan priode bayi
 Periode percepatan tumbuh kembang anak (gold period) yang dimulai sejak dalam kandungan
selama 280 hari kehamilan sampai masa balita selama 720 hari atau sekitar 2 tahun. Masa ini
merupakan masa emas tumbuh kembang anak, oleh karena itu optimalnya tumbuh kembang
anak pada masa ini akan sangat menentukan masa depannya.
Jika pada 1000 HPK ini tidak terkawal dengan baik, maka anak dapat menjadi stunting (kerdil/
gagal tumbuh kembang) yang nantinya akan menjadi lost generation (generasi otak kosong).
Itulah sebabbya, program ini menjadi prioritas pemerintah di bidang kesehatan, karena masa
depan suatu negara akan ditentukan oleh generasinya di masa mendatang.
Bidan sebagai sahabat perempuan dan provider (pemberi layanan) juga bertugas memberikan
asuhan  secara promotif (promosi kesehatan) dan preventif (pencegahan).
Peran Bidan periode anak-anak
 Dalam melaksanakan peranannya bidan bertanggung jawab tidak hanya deteksi dini secara
langsung namun dituntut lebih mengoptimalkan kesadaran orangtua dalam pemantauan dan
pemberian stimulasi tumbuh kembang sesuai usia sehingga
keterlambatan dalam pencapaian tumbuh kembang bisa diminimalkan
4) Masa nifas menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada organ reproduksi.
Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan ibu juga mengalami perubahan. Dari yang semula
belum memiliki anak,kemudian lahirlah bayi mungil nan lucu yang kini mendampingi ibu.
Menjadi orang tua merupakan krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa
persalinan. Secara psikologi seorang ibu akan mengalami gejala-gejala tertentu yang timbul
setelah melahirkan. Kapan waktu yang signifikan setelah masa kedatangan bayi baru
merupakan suatu proses yang berlangsung selama bertahun-tahun. Bidan memilikim peran
penting dalam membantu orang tua dan keluarga selama periode perubahan dan adaptasi
ini,yang meliputi mengidentifikasi kapan orang tua dan keluarga tidak mampu melakukan
penyesuaian dengan baik.
5) Apa saja perubahan emosi yang dapat dialami seorang wanita hamil? Berikut adalah lima di
antaranya:
 Perubahan Suasana Hati .Kehamilan dapat membuat suasana hati seorang wanita naik turun,
bak roller coaster. Secara umum, perubahan emosi saat hamil ini dapat terjadi di tahap awal dan
akhir kehamilan. Tidak ada alasan yang jelas bagaimana mekanisme seorang ibu hamil
mengalami fluktuasi suasana hati. Kemungkinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu hamil
berpengaruh terhadap psikologi. 
 Takut . Rasa takut adalah salah satu emosi yang paling sering dialami ibu hamil. Di trimester
pertama, ibu merasa takut akan mengalami keguguran, perdarahan, atau khawatir melakukan
sesuatu yang menghambat perkembangan janin. Di trimester kedua dan ketiga, khususnya saat
menjelang kelahiran, ibu akan merasa takut akan rasa sakit saat proses persalinan. Ibu juga
mungkin merasa takut tidak dapat mengasihi dan merawat bayi sebagaimana mestinya. Rasa
takut ini sebenarnya wajar dan merupakan bagian dari psikologi ibu hamil, tetapi penting untuk
menyampaikannya kepada pasangan atau dokter yang merawat. Dengan begitu, Anda dapat
mencegah masalah kesehatan mental lebih lanjut karena rasa takut ini. 
 Kecemasan. Rasa cemas dan takut kerap berjalan beriringan. Takut akan berbagai hal yang tidak
pasti selama kehamilan dapat menyebabkan kecemasan. Emosi saat hamil ini memang normal.
Akan tetapi, jangan biarkan perasaan itu muncul terus-menerus dan mengganggu aktivitas Anda
sehari-hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang lahir dari ibu dengan tingkat kecemasan tinggi
selama hamil dapat memiliki kekebalan tubuh yang relatif lemah. 
 Mudah Lupa. Beberapa penelitian tentang memori dan perubahan kognitif pada kehamilan dan
setelah persalinan menunjukkan hasil yang beragam. Fungsi kognitif dan memori ibu yang
melemah mungkin pengaruh dari fluktuasi hormonal. Selain itu, faktor fisik seperti kurang
istirahat juga dapat menyebabkan seorang ibu mudah lupa. 
 Mudah Menangis .Wanita hamil mungkin mendapati diri mereka menangis saat menyaksikan
tayangan di televisi, menangis setelah muntah di trimester pertama, dan sebagainya. Hal ini bisa
jadi pelepasan dari perubahan emosi selama kehamilan itu sendiri. Akan tetapi, bisa juga
merupakan manifestasi dari rasa takut, cemas, dan emosi negatif lainnya. 

Anda mungkin juga menyukai