1. Abandonment
Perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat
setelah persalinan, sebagai pusat perhatian semua
orang menanyakan keadaan dan kesehatannya.
Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di
sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu”
kepada bayi.
Saat pulang ke rumah, ayah akan merasakan hal
yang sama dengan ibu, karena istri akan lebih
fokus pada bayi.
Perawat harus membicarakan hal ini pada ayah dan
ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga peran
orang tua adalah sama dalam perawatan bayi.
Melakukan perawatan bayi secara bersamaan akan
membantu orang tua memiliki peran yang sama
dalam perawatan bayi.
Perasaan kecewa terhadap kondisi bayi
karena tidak sesuai yang diharapkan saat
hamil. Orang tua yang menginginkan bayi
yang putih, berambut keriting, dan selalu
tersenyum akan merasa kecewa ketika
mendapati bayinya berkulit gelap,
berambut tipis dan menangis terus.
Bidan harus membantu orang tua untuk
dapat
menerima bayinya, dengan menunjukkan
kelebihan-kelebihan bayi, seperti, sehat,
mata yang bersinar dan kondisi yang
lengkap tanpa cacat.
lainnya
Psikosis Postpartum: bentuk paling parah,
memerlukan perawatan kejiwaan agresif karena
sudah timbul halusinasi dan gejala psikosis
Penyebab Blues Postpartum (“baby blues”)
yang menonjol adalah :
Kekecewaan emosional yaitu ketakutan yang
dialami kebanyakan wanita selama kehamilan
dan persalinan.
Rasa sakit pada masa nifas.
Kelelahan karena kurang tidur selama
persalinan.
Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi
setelah pulang dari rumah sakit.
Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami.
PERINGATAN:
Pikiran atau upaya untuk bunuh diri (niat atau usaha untuk
membunuh diri sendiri) dan pikiran atau upaya membunuh
(niat atau mencoba untuk membunuh orang lain)
merupakan risiko yang sangat serius dan nyata dari
depresi postpartum.
Gejala-gejala ini bukan mitos atau khayalan semata, dan
beberapa kasus telah dipublikasikan dengan baik secara
medis. Cari perawatan medis segera jika ibu memiliki
pikiran untuk bunuh diri atau membunuh.
Bagaimana mencegah depresi postpartum?
Karena depresi postpartum (PPD) mungkin terkait
dengan fluktuasi hormon setelah melahirkan,
pencegahan tidak mungkin dilakukan.
Namun, beberapa pendekatan dapat membantu
menjaga terhadap kondisi tersebut. Salah satu hal
terbaik untuk dilakukan adalah belajar sebanyak
mungkin tentang apa yang diharapkan secara
fisik dan psikologis selama kehamilan, persalinan,
dana pengasuhan anak.
Ini dapat membantu Anda mengembangkan
harapan yang realistis untuk diri sendiri dan bayi
Anda.
Ambil kelas ibu hamil dan bersosialisasi dengan
wanita hamil lainnya dan ibu baru tentang
pengalaman mereka.
Kesedihan adalah
respon psikologi yg
merugikan. Kehamilan diharapkan pd akhirnya
akan mendatangkan kebahagiaan. Tetapi yang
terjadi harus melewati segala macam perubahan,
rasa tidak nyaman dan rasa nyeri untuk mencapai
akhir dan ketika segala penderitaan ini berakhir,
mengharapkan membawa pulang seorang bayi
yang sehat dan cantik. Namun yg terjadi tidak
selalu demikian.
Jika kehilangan bayi karena keguguran,
meninggal, atau meninggal setelah lahir, akan
masuk kesaat-saat tersulit dalam hidupnya.
Ada 2 hal yang perlu diketahui mengenai
kesedihan
1. Individual, ibu dan ayah dan setiap teman
atau anggota keluarga sedih karena kejadian
yg dialami ibu, akan berduka cita dengan cara
mereka sendiri.
2. Tidak dapat diramalkan.
Tingkat kesedihan ada 3 yaitu :
1. Shock
2. Penderitaan
3. Keputusan
Ada dua macam perawatan depresi
1. Terapi bicara : sesi bicara dengan terapis, psikolog
atau pekerja sosial untuk mengubah apa yg difikir,
rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita
depresi.
2. Obat medis: obat anti depresan yg diresepkan oleh
dokter. Sebelum mengkonsumsi obat anti depresi,
sebaiknya didiskusikan benar obat mana yg tepat
dan aman bagi bayi untuk dikomsumsi oleh ibu
hamil atau ibu menyusui
1. Touch (raba )
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau
pengasuh sebagai cara untuk mengenal
dengan bayi sebagai anggota baru
- jari- jari merupakan alat raba yang
sensitif
2. Eye to eye contack
Membantu perkembangan
awalmembentuk saling percaya
3. Suara( Voice)
Orang tua – bayi saling mengenal melalui
suara
4. Bau ( odor )
Ibu berkomentar terhadap bau bayinya
yang unik . Bayi belajar mengenal bau ibu
terutama terhadap bau asi.
KONTAK AWAL: