A. TUJUAN PENULISAN
Agar mahasiswa lebih memahami apa itu kesedihan dan duka cita serta mengetahui cara mengatasi
kesedihan dan dukacita pada masa nifas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
2. Mengetahui cara mengatasi kesedihan dan duka cita pada masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN
Kesedihan dan Duka Cita
2.1 ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU NIFAS
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau
keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan
secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas
diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangatpenting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat
sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan juga sangat penting dalam
hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada
ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis.
1. KESEDIHAN
Kesedihan adalah reaksi emosi, mental dan fisik dan sosial yang normal dari kehilangan sesuatu yang
dicintai dan diharapkan. Berduka sangat bervariasi tergantung pada apa yang hilang dan respon terhadap
kehilangan akan berbeda setiap individunya.
2. Anger (kemarahan)
Marah pada apa yang sedang terjadi, emosi tidak stabil dan mungkin menyalahkan semua pihak yang terlibat di
dalamnya (seperti tenaga kesehatan yang menolong ataupun dari pihak keluarganya sendiri.
4. Depression (depresi)
Fase ini merupakan fase yang berlangsung cukup lama, bisa berlangsung dalam beberapa bulan atau mungkin
beberapa tahun. Gejala yang tampak; perasaan depresi, bersalah, kehilangan, kesepian, panic dan menangis tanpa
sebab yang jelas.
5. Acceptance (menerima)
Kematian merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan atau dihindari, kesedihan akibat kematian akan mulai
berkurang seiring dengan berjalannya waktu, ibu dan keluarga mulai menerima kenyataan.
Tanda gejala berduka:
1. Efek fisik, ibu akan merasa kelelahan, sulit tidur, nafsu makan menghilang, gelisah dan lemah.
2. Efek emosional, ibu merasa bersalah terhadap apa yang terjadi, marah, sedih, dan benci pada dirinya sendiri.
3. Efek sosial, ibu cenderung untuk menarik diri.
2. DUKA CITA
Duka cita adalah suatu respon fisiologis terhadap kehilangan.
Ada beberapa tahapan proses duka cita.
1. Tahap shock, merupakan respon awal individu terhadap kehilangan :
a. Manifestasi perilaku dan perasaan
Penolakan ketidak percayaan, keputusasaan, marah, takut, merasa bersalah, kekosongan, kesendirian,
kesedihan, kesepian, isolasi, kekakuan, menangis, kebencian/kepahitan, keterasingan, kehilangan inisiatif, merasa
dihianati, frustasi, memberontak dan kehilangan konsentrasi.
b. Manifestasi fisik
Keluhan kehilangan berat, anoreksia, tidur gelisah, keletihan, kurang istirahat, kurus, sesak nafas, mengomel
sakit dada, kelemahan internal, kelemahan umum dan kelemahan kaki.