1. Fase laten : pada fase ini ibu biasanya lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapatmenyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut. 2. Fase aktif : saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum merasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan frekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapatmengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya. 3. Fase akhir : menjelang kala II pasien sudah dapat mengatasi kembali rasa sakit akibat his dan kepercayaan dirinya mulai tumbuh. Pada fase ini ia akan kembali bersemangat untuk menghadapi persalinannya. Ia akan focus dengan intruksi yang diberikan oleh bidan. Pada fase ini ia sangat membutuhkan dukungan mental untuk tahap persalinan selanjutnya dan apresiasi terhadap keberhasilannya dalam melewati tahap-tahap sebelumnya. Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan. Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud adalah: 1. Perasaan tidak enak. 2. Takut dan raguu-ragu akan persalinan yang di hadapi. 3. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah poersalinan berjalan normal. 4. Menganggap persalinan sebagai cobaan. 5. Apakah penolong persalinan dapatsabar dan bijaksana dalam menolongnya. 6. Apakah bayi normal apa tidak. 7. Apakah ia sanggup merawat bayinya. 8. Ibu cemas.
B. Perubahan Psikologis Persalinan Kala II
1. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin sering,berkeringat dan mulas ini juga menyebabkan ketidaknyamanan. 2. Badan selalu kegerahan, karena saat ini metabolism ibu meningkat denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di lahirkan karena tenaga habis dipakai untuk meneran. 3. Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya. 4. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalinan dengan antisipasinya dan tujuannya sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu mengeluh bahwa bila mampu mengejan terasa lega. Tetapi ibu lain sangat berat karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu merasa lelah karena tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin. Tiga, panik ibu akan panik jika janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama. 5. Emosional distress 6. Nyeri menurunkan kemampuan mengendalikan emosi ( cepat marah ) 7. Lemah 8. Takut 9. Kultur ( respons terhadap nyeri, posisi, pilihan kerabat yang mendampingi, perbedaan kultur harus diperhatikan.)
C. Perubahan Psikologis Persalinan Kala III
Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang di terima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan tempat wanita tersebut berada dan apakah bayi yang di kandungnya merupakan bayi yang di inginkan atau tidak. Dukungan yang di terima atau tidak di terimaoleh seorang wanita di lingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyerinya timbul secara berkelanjutan.
D. Perubahan Psikologis Persalinan Kala IV
1. Phase honeymoon Phase honeymoom ialah phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak yang lama antara ibu, ayah, anak. Hal ini dapat di katakana sebagai psikis honeymoon yang tidak memerlukan hal-hak yang romantic. Masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru. 2. Ikatan kasih ( Bonding dan Attachment ) Terjadi pada kala IV,dimana diadakan kontak antara ibu, ayah, anak dan tetap dalam ikatan kasih, penting bagi perawat untuk memikirjan bagaimana agar hal teesbut dapat terlaksana. Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih tersebut. 3. Phasepada masa nifas a. Phase Taking In Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung berlandsung satu sampai dua hari. Ibu tidak mengingginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan berarti tidak memperhatikannya. Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi. b. Phase Taking Hold Fase kedua masa nifas adalah fase taking hold ibu berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya misalnya kelancaran BAB hormone dan peran transisi. Dengan menangis sering dapat menurunkan tekanan. Bila orang tua kurang mengerti hal ini maka akan timbul rasa bersalah yang dapat mengakibatkan depresi. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan sebelumnya, untuk mengetahui bahawa itu adalah normal.
E. Perubahan Psikologis Persalinan Menurut Varney ( 2006 )
1. Pengalaman sebelumnya Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi pengalaman yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab ,yang baru atau tambahan yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu. 2. Kesiapan emosi Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di akibatkan oleh perubahan perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta pengaruh dari orang orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesama ibu ibu hamil lainnya untuk saling tukar pengalaman dan pendapat. 3. Persiapan menghadapi persalinan ( fisik, mental,materi dsb) Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru dengan adnya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan risiko keselamtan ibu itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya. 4. Support system Peran serta orang orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan kasih saying yang lebih dari seseorang yang di cintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA
Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyati Nining. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yoryakarta : Fitramaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.