Berpikir kritis (critical thinking) merupakan sebuah
konsep yang menerapkan dan mengevaluasi suatu informasi dari hasil pengumpulan dari pengamatan atau penalaran sebagai komunikasi petunjuk yang dapat dipercaya dalam bertindak. Berapa cara yang dapat untuk meningkatkan sebuah kemampuan berpikir kritis, yaitu: 1.Meningkatkan kemampuan membaca secara kritis 2.Meningkatkan kemampuan mendengar secara kritis 3.Meningkatkan kemampuan mengamati secara kritis 4.Meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis Bepikir kritis dalam clinical practise merupakan suatu proses intelektual dari penerapan proses penalaran yang mahir, sebagai petunjuk ‘untuk dipercaya’ atau bertindak. Dengan maksud tertentu, proses berpikir dalam usaha untuk memecahkan masalah. Berpikir kritis adalah kemampuan yang utama dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang professional. Beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir kritis dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1)sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan; (3) enggan untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan menilai efektivitas dari pengobatan. CLINICAL REASONING
(Clinical reasoning) adalah suatu proses
dimana seorang dokter memusatkan pikiran mereka ke arah diagnosa yang memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran deduktif hipotetik. Proses penalaran tergantung kepada pengetahuan medis di suatu wilayah seperti prevalensi penyakit dan mekanisme patofisologi. Aspek dari penalaran klinis dalam klinis, terdiri dari: 1. Penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah 2. Penalaran naratif 3. Penalaran pragmatik 4. Penalaran etis Informed Consent Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan,seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan. Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien sehingga klien dapat membuat pilihan. Consent hakikatnya adalah hukum perikatan, ketentuan perdata akan berlaku dan ini sangatberhubungan dengan tanggung jawab profesional menyangkut perjanjian perawatan dan perjanjian terapeutik. Fungsi Informed Consent • Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia • Penghormatan terhadap hak otonomi perorangan yaitu hak untuk menentukannasibnya sendiri • Proteksi terhadap pasien sebagai subjek penerima pelayanan kesehatan • Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien • Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter Tujuan Informed Consent :
• Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan
dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya. • Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiaptindakan medik ada melekat suatu resiko THANK YOU
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu