Anda di halaman 1dari 9

Perubahan psikologis pada ibu nifas

Kelompok 3 kelas 2B :
Anissa Qunita (1910630100013)
Marwah Supriatna (1910630100050)
Novi Septiyani (1910630100055)
Siti Herlindawati (1910630100068)
Yolanda Harumniti Susanto (1910630100085)
Menurut teori Reva Rubin (1977) ada beberapa fase yang akan dilalui oleh ibu nifas, di
antaranya adalah:

1.Fase Taking In
Merupakan periode ketergantungan. Beberapa rasa yang tidak nyaman seperti lelah,
nyeri jahitan, membuat ibu nifas sangat bergantung dan membutuhkan perlindungan dan
perawatan dari orang lain. Seorang Ibu nifas pada fase ini akan terfokus pada dirinya sendiri,
lebih tertarik untuk menceritakan pengalaman yang telah dilalui yaitu hamil dan melahirkan
sehingga cenderung pasif terhadap lingkungan sekitar. Pada fase ini pula, seorang ibu nifas
biasanya akan mengalami kekecewaan atau fase denial, entah itu dari dalam dirinya, bayi
yang dilahirkan, suami atau keluarga. Perasaan bersalah juga sering muncul pada fase ini.
Biasanya berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan.

2.Fase Taking Hold

Fase selanjutnya adalah fase di mana psikologis


ibu sudah mulai bisa menerima keadaan. Seorang ibu
nifas pada fase ini akan mulai belajar untuk
melakukan perawatan bayinya. Tugas pendamping
dan keluarga adalah memberikan dukungan dan
komunikasi yang baik agar ibu merasa mampu
melewati fase ini. Periode ini biasanya berlangsung
selama 3-10 hari.
3.Fase Letting Go

Fase Letting Go adalah fase di mana seorang ibu nifas sudah


menerima tanggung jawab dan peran barunya sebagai seorang ibu.
Seorang ibu nifas pada masa ini sudah mampu melakukan perawatan
diri sendiri dan bayinya secara mandiri dan sudah mampu
menyesuaikan diri.
Gangguan psikologis pada masa nifas
1.Baby Blues Syndrome
Gangguan psikologis ini sudah umum diketahui oleh masyarakat. Baby blues syndrome merupakan gangguan
psikologis berupa sedih, cemas, dan juga emosi. Kondisi ini dialami hampir 50-80% wanita di kehamilan pertama.
Baby blues syndrome erat kaitanya dengan kurangnya social support, sehingga si ibu merasa sendirian, takut,
cemas, marah, sekaligus merasa bersalah karena memiliki perasaan tersebut. Umumnya hal ini terjadi pada 2
minggu setelah melahirkan.

2.Depresi Postpartum
Kondisi ini sering disebut juga dengan depresi klinis yang terjadi pasca melahirkan.
Depresi ini mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayinya. Tidak sebesar BBS,
depresi postpartum terjadi sekitar 10-20% pada ibu pasca melahirkan.
Adapun gejala yang bisa dilihat di antaranya:
-Merasa tertekan dan sering menangis
-Penurunan minat seks
-Sulit tidur
-Tidak nafsu makan
-Merasa tidak mampu menjadi orang tua
-gangguan konsentrasi
-Sering sakit kepala, denyut jantung cepat, mati rasa dll
-Kehilangan energi
-Beberapa orang memikirkan untuk bunuh diri.
3.Psikosis Pasca Melahirkan
Gangguan jenis ini merupakan yang paling serius. Biasanya penderitanya
akan mengalami delusi, halusinasi dengan mendengar hal-hal yang tidak
ada. Terkait dengan gangguan mood seperti depresi dan bipolar. Meski
tidak banyak terjadi kasus seperti ini, tetapi hal ini harus disadari oleh
setiap orang sebagai bentuk antisipasi.
Kondisi ini biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu setelah melahirkan.
Gejalanya berupa gangguan tidur dan perubahan suasana hati. Ibu dengan
gangguan psikologis ini biasanya berpikiran untuk menyakiti bayinya.
Gangguan psikologis ini harus segera ditangani, jika tidak kemungkinan
untuk kambuh kembali sangat tinggi bahkan di kelahiran anak-anak
berikutnya.
Respon orang tua terhadap bayi baru lahir
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai