Anda di halaman 1dari 5

PERUBAHAN PSIKOLOGI WANITA SEBAGAI IBU

MAKALAH

“Diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikologi Kebidanan”

Dosen : Astri Nurdiana, M.Keb

Oleh :

Anissa Qunita (1910630100013)


Marwah Supriatna (1910630100050)
Novi Septiyani (1910630100055)
Siti Herlindawati (1910630100068)
Yolanda Harumniti Susanto (1910630100085)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

KARAWANG

2021
BAB II

PEMBAHASAN
I. Definisi Psikologis Pada Ibu
Pengertian wanita, Berasal dari kata vani atau vanita (sanskerta) berarti keinginan.
Wanita adalah perempuan dewesa yang menitik beratkan kepada sifat keibuan secara
fungsional dalam tanggungjawab.
Pengertian ibu, Ibu berasal dari kata empu ( sanskerta) yang berarti mulia,
dihormati, membimbing dan mengasuh. Ibu adalah orangtua perempuan seorang anak,
baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Pengertian wanita sebagai ibu, Perempuan dewasa yang lebih menonjol pada
sifatnya sebagai yang mulia, dihormati, membimbing, mengasuh atau dapat dikatakan
sebagai guru, penuntun yang penuh kasih dan perawat walaupun tidak semata-mata
dibatasi oleh hubungan biologis.
Menurut Mochtar (dalam Prawirohardjo, 2007) menyebutkan ada empat faktor
utama yang berpengaruh terhadap proses persalinan pada wanita, yaitu faktor jalan lahir
(passage), faktor janin (passanger), faktor tenaga atau kekuatan (power), dan faktor
psikologis.

II. Tahapan Psikososial dalam pencapaian Peran Ibu


Untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui
serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan dan dalam peran ini diharapkan seorang
wanita mampu mengidentifikasi peran sebagai seorang ibu.
Tahapan Psikososial
 Anticipatori stage : ibu melakukan latihan peran, dan memerlukan interaksi dengan
anak yang lain
 Honeymoon stage : ibu mulai memahami peran dasarnya, dan memerlukan bantuan
anggota keluarga lain
 Plateu stage : ibu mencoba peran sepenuhnya, membutuhkan waktu
 Disengagement : tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan
III. Fungsi Keibuan
Keibuan bersangkutan dengan relasi ibu dan anak, sebagai kesatuan fisiologis,
psikis, dan sosial. Relasi ini dimulai sejak terdapat janin di dalam rahim ibu dan
dilanjutkan dengan proses fisiologis pada saat hamil, kelahiran, menyusui dan merawat
serta mendidik anak sampai anak dewasa nantinya. Pengalaman-pengalaman emosional
sebagai seorang ibu menumbuhkan tugas-tugas dan kewajiban serta reaksi-reaksi
emosional yang khas. Misalnya ketakutan dan kecemasan menghadapi persalinan,
kebahagian yang tidak terduga bila anak yang dilahirkan selamat dan sehat secara
jasmani dan rohani. Fungsi keibuan yaitu : Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis,
Peran dalam merawat dan mengurus keluarga, Peran ibu sebagai pendidik, Peran ibu
sebagai contoh dan teladan, Peran ibu sebagai manager, Ibu memberi rangsangan dan
pelajaran, Peran ibu sebagai istri
IV. Relasi Ibu dan Anak
Masa paling penting dan diangap paling berat oleh seorang ibu adalah menciptakan
rutinitas atau kesatuan yang harmonis antara dirinya dan juga dengan anaknya. Dengan
kata lain ibu harus bisa menyelaraskan diri dengan ibunya. Hal ini juga bisa dibuktikan
bahwa pada saat ibu sedang hamil atau mengandung dan pada saat itu ibu lagi ada
masalah dengan keluarga atau dengan suami maka hal ini akan mempengaruhi psikologis
anak di dalam kandungan, misalnya terjadi kontraksi pada awal, dll.
Interaksi dan waktu merupakan dua komponen mendasar bagi relasi hubungan ibu-anak,
yang mengandung beberapa prinsip pokok (Rahmat,2007), yaitu:
a. Interaksi antara orang tua dan anak yang menciptakan suatu hubungan yang
membentuk kenangan di masa lalu dan antisipasi interaksi dikemudian hari.
b. Kontribusi mutual antar orang tua dan anak yang punya sumbangan dan peran
dalam interaksi.
c. Keunikan hubungan orangtua-anak yang melibatkan dua pihak.
d. Pengharapan masa lalu berdasarkan pengalaman dan pengamatan, sehingga orang
tua akan memahami bagaimana anak akan bertindak pada situasi tertentu.
e. Antisipasi masa depan karena hubungan orangtua-anak bersifat kekal, sehingga
masing-masing membangun pengharapan.
V. Masalah yang sering terjadi pada Ibu
i) Ibu Tiri
 Ibu dari anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibunya atau ibunya meninggal dunia.
Kemudian, kedudukan ibu yang melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita
lain seiring pernikahan ayahnya.
 Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan
kewajiban sebagaimana ibu kandung
Sehubungan hal tersebut sikap ibu sejati dipengaruhi oleh :
 Lingkungan
 Orang yang ada disekitar
 Fantasi-fantasi tentang ibu tiri pada usia muda
Kepribadian wanita menentukan sifat keibu-tirian-nya
Nasib anak-anak tiri dan fungsi ibu tiri itu sendiri sebagian besar di-determinir
oleh mutu cinta wanita tadi kepada suaminya, dan oleh kepribadiannya. Jika
wanita yang bersangkutan sifatnya sungguh-sungguh halus-mesra dan sangat
feminim, iya pasti rela berkorban diri demi kebahagiaan suami dan anak-anak
tirinya agar bisa berfungsi sebagai ibu yang baik
ii) Ibu angkat
seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih dikenal
atau tidak orangtua anak tersebut karena didasari oleh keinginan memiliki anak.
secara umum keinginan untuk menjadi ibu tidak terkabul karena mandul dan tidak
bisa melahirkan seorang bayi.
Terdapat 2 faktor pada wanita untuk memehami ibu angkat :
 Kapasitas-kapasitas keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan
anak angkatnya
 Motivasi-motivasi tertentu yang mendorong wanita tersebut mengangkat seorang
bayi atau anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak
iii) Ibu sebagai Orang tua Tunggal

Sebagai single parent, ibu akan bisa mengalami gangguan mental. Apalagi bila
tidak mendapat dukungan dari orang terdekat. Studi terkini yang dilakukan
di McMaster University bahkan menyebut bahwa ibu tunggal berisiko tiga kali lipat
lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan Psikologis yang
mengintai wanita single parent juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti:
 Masalah Finansial
 Keterbatasan Energi
 Tidak Ada Bahu Untuk Bersandar
 Stigma Negatif Dari Masyarakat
 Kurangnya Me Time
iv) Ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Kesedihan yang dirasakan oleh orang tua khususnya Ibu yang melahirkan, saat
mendengar diagnose bahwa terdapan kelainan pada anaknya. Harapan semula akan
berbalik ketika mendengar diagnose bahwa anaknnya mengalami berkebutuhan
khusus. Berbagai masalah psikologis juga dialami orang tua karena mengetahui
keadaan anak tidak sesuai dengan harapannya. Beberapa fase juga dialami ibu dengan
anak berkebutuhan khusus, mulai awal mendengar diagnose hingga dapat menerima
keadaan dirinya. Fase tersebut diantaranya:
 Shock
 Menyangkal
 Perasaan duka dan Depresi
 Perasaan bersalah
 Perasaan Marah
 Tawar-menawar
 Adaptasi dan Reorganisasi
 Menerima dan Memahami

REFRENSI
https://sites.google.com/site/danipunyablog/1-teori-reva-rubin
http://lib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Psikologi-Perempuan.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/234030611.pdf
http://fik.umpo.ac.id/content/uploads/2020/10/11.-MODUL-PSIKOLOGI.pdf
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5584/3/BB2.pdf
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3637076/single-mom-rentan-mengalami-gangguan-
kesehatan-mental-ini
http://etheses.uin-malang.ac.id/3136/1/11410106.pdf

Anda mungkin juga menyukai