Anda di halaman 1dari 9

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS

DI SUSUN OLEH :
ANISSA QUNITA (1910630100013)
JESISKA SIHOTANG (1910630100041)
SUSI SULISTYAWATI (1910630100071)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas “ aspek sosial budaya dalam masa nifas” pada mata
kuliah Sosial Budaya dan Antropologi Kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

WassalamuAlaikum Wr.Wb

Karawang, 6 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................2
A. Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas........................................................................................2
B. Definisi Masa Nifas.....................................................................................................................2
C. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas di masyarakat.........................................2
BAB III.....................................................................................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Ilmu Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yangm
empersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan peng
aturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi repr
oduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluargadan komuni
tasnya. Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting dalam suatu tahapan pada keh
idupan seorang perempuan. Namun, dewasa ini banyak aspek-aspek sosial budayayang me
mpengaruhi

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan masa nifas?
b. Apa yang yang menjadi aspek sosial budaya dalam masa nifas serta nilai negatif 
dan positifnya?

C. Tujuan
a. Menjelaskan apa yang di maksud dengan masa nifas
b. Menjelaskan yang menjadi aspek sosial budaya dalam masa nifas serta nilai
negatif dan positif nya

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas

Aspek merupakan suatu hal yang mendasar. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan
disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas
yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti
teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Jadi, sosial mengandung makna
bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama sedangkan masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya
pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai
tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.

B. Definisi Masa Nifas


Nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil 6-8 minggu (Rustam, 1998).
Masa nifas mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu
(Saifuddin, 2004).
Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan bayi
sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak,
Lowdermilk& Jensen, 2005).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu  (Abdul Bari. 2002 : N-27).

C. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas di masyarakat


1. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim. Alasannya karena Akan
menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni
mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Tetapi , secara fisik aman
untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk mulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya,yang mempunyai
tradisi ,menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40
hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
2. Harus memakai Stagen/ udet/ centing. Alasannya agar mengecilkan perut ibu. Tetapi,
Pada umumnya dari sudut kedokteran tidak dianggap perlu memakai gurita, tetapi
2
karena banyak penderita merasa lebih enak memakainya, maka kita tidak melaranynya.
Gurita hanya perlu pada penderita yang perutnya longgar, pada penderita yang tekanan
intraabdominalnya sangat menurun setelah persalinan, misalnya pada hidramnion dan
kehamilan kembar, dan untuk penderita dengan vitium cordis. Dalam hal ini pemakaian
gurita untuk mencegah shock. Penggunaan gurita tidak perlu terlalu lama, kira-kira
seminggu sudah cukup. Pertimbangannya, penggunaan stagen yang diikat terlalu kuat
hanya akan membuat tekanan intraabdomen di dalam rongga perut terlalu tinggi.
Akibatnya, organ-organ yang berada di rongga perut tertekan sedemikian rupa.
Termasuk rahim yang lambat laun akan turun hingga terjadilah prolapsus uteri. Belum
lagi keluhan sesak napas yang dirasa menyiksa. Begitu juga kulit perut yang jadi lembab
karena keringat yang tertahan “mengundang” infeksi. penggunaan gurita seolah sudah
jadi keharusan. Hingga si ibu memang sulit menolak bila anjuran datang dari segala
penjuru.
3. Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan
asam. Alasannya agar produksi ASI lebih banyak. Tetapi, Abu, garam dan asam tidak
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi
ASI nya.
4. Setelah melahirkan, Ibu tidak boleh makan tempe. Alasannya karena akan membuat
vagina ibu menjadi gatal. Tetapi, Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup,
maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi
bila daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan
untuk pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe
dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau
alergi telur sejak sebelum  hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi
tersebut dihindari. Bila memang alergi jenis protein tertentu  misal ikan laut, Ibu nifas
boleh mencari ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein
nabati seperti kacang kacangan.
5. Ibu setelah melahirkan, ketika tidur ataupun sedang duduk kaki tidak boleh ditekuk.
Alasannya karena dapat menyebabkan varises pada kaki ibu. Tetapi, Baik saat berjalan
maupun berbaring, kaki harus lurus. Dalam arti, kaki kanan dan kiri tidak boleh saling
tumpang tindih ataupun ditekuk. Selain agar jahitan akibat robekan di vagina tak
melebar ke mana-mana, juga dimaksudkan supaya aliran darah tetap lancar alias tak
terhambat. Secara medis, posisi kaki yang lurus memang lebih menguntungkan karena
membuat aliran darah jadi lancar. Sedangkan mobilisasi secara umum, pada dasarnya
boleh dan malah harus dilakukan. Makin cepat dilakukan kian menguntungkan pula.
Dengan catatan, kondisi si ibu dalam keadaan baik, semisal tak mengalami perdarahan
atau kelainan apa pun saat melahirkan. Selain patokan bahwa dalam 8 jam pertama
setelah melahirkan ia sudah bisa BAK dan BAB serta selera makannya bagus. Begitu
juga tensi, denyut nadi, dan suhu tubuhnya dalam batas normal. Karena, jika tak bisa
BAK dan BAB berarti ada sesuatu yang salah yang akan berpengaruh pada kontraksi
dan proses involusi (pengecilan kembali) rahim.
6. Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya: ikan asin, telur asin
karena bisa membuat ASI jadi asin. Alasannya karena bayinya akan diare bila ibu
makan makanan yang pedas, dan muntah karena mual bila diberi makanan yang amis.
Tetapi, Nutrisi penting seperti omega-3 diketahui sangat membantu perkembangan saraf
otak bayi. Omega-3 banyak terkandung dalam ikan. Sebuah penelitian menemukan
bahwa ibu yang banyak makan ikan memiliki ASI dengan kandungan omega-3 yang

3
tinggi. Selain itu, kadar DHA dalam ASI juga tidak menurun setelah 2 tahun melahirkan.
Periode ini merupakan periode di mana otak bayi paling optimal mengalami
pertumbuhan dan menyerap DHA.
7. Setelah melahirkan, ibu melakukan upacara mendhem ari-ari atau plasenta disebut
juga dengan aruman atau embing-embing atau mbingmbing. Alasannya karena ari-ari
merupakan saudara bayi tersebut oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik
mungkin, misalnya di tempat penanaman ari-ari tersebut diletakkan lampu sebagai
penerangan. Tetapi, Sekadar memendam (mengubur) plasenta di dalam tanah, tanpa
niat apapun kecuali untuk kebersihan atau kesehatan lingkungan tentu boleh dan baik.
Sebab, plasenta akan segera membusuk jika tidak segera dipendam. Sehingga, jalan
terbaik memang dipendam saja agar tidak merusak lingkungan. Sebaiknya, pendam
saja ari-ari dan selesai tanpa diiringi ritual tertentu tanpa merusak akidah agama dan
hubungan kita sebagai manusia dengan Sang Khalik.
8. Tidak boleh makan kecambah. Alasannya Makan kecambah dapat menyebabkan
pusar bayi tidak kering. Tetapi, Sayuran kecambah memiliki manfaat untuk
meningkatkan kesuburan dimana vitamin E alfa yang terkandung dalam kecambah
dapat melindungi perusakan sel telur dari serangan radikal bebas.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek merupakan suatu hal yang mendasar. Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Nifas adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil 6-8 minggu. Masa nifas mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-
kira 6 minggu. Dan ada macam-macam aspek sosial budaya di berbagai daerah.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37405375/ASPEK_SOSIAL_BUDAYA_DALAM_MASA_NIFAS

http://dheeachtkeyz.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-dalam-masa-nifas.html?m=1

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40259688/
Aspek_Sosial_Budaya_Masa_Ibu_Nifas_yang_Ada_Masyarakat_okoke.docx?response-
content-disposition=attachment%3B%20filename
%3DAspek_Sosial_Budaya_Masa_Ibu_Nifas_yang.docx&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20191104%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20191104T062125Z&X-Amz-Expires=3600&X-
Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=8ae0b25e0ef9aab100bcf706acb71e0a89c67f0a8085ae113d06a4d42baded7f

Anda mungkin juga menyukai