Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PSIKOLOGI

Tentang

WANITA SEBAGI IBU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. FEBRIZA DINIATY PUTRI


2. GINA DESIA DERA
3. MEGGI KRISNI HARTONO PUTRI
4. RETNO TRY ANDINI
5. YOSSI SILVANA PUTRI

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini membahas tentang “Wanita Sebagai Ibu”.
Makalah ini kami buat melalui berbagai Sumber. Kami sepenuhnya menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini kami menemukan beberapa rintangan,baik itu datang dari
dalam maupun dari luar. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pembimbing kami
Dra.Hj.Marwisni, M.Psi.,Kons sebagai Dosen mata kuliah Psikologi yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca,meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyusunannya,sehingga
kami memerlukan pendapat atau kritikian yang membangun dari pembaca mengenai makalah
ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang,19 April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wanita sebagai Ibu ............................................................................................. 5

2.2 Fungsi keibuan...................................................................................................................... 5

2.3 Sifat Keibuan ........................................................................................................................ 5

2.4 Relasi Ibu dan Anak ............................................................................................................. 5

2.5 Ibu tiri dan Ibu angkat .......................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Penutup ................................................................................................................................. 8

3.2 Pendapat Kelompok.............................................................................................................. 8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita, dari remaja sampai wanita usia sekitar 40-an, menggunakan masa hamil 9 bulan
untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses social dan
kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari (Rubin, 1967a;
Affonso dan Sheptak, 1989). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi
dari kebiasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan.Sebaliknya,
seorang dewasa harus mengubah “kehidupan rutin yang dirasa mentap menjadi suatu
kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (Mercer,
1981).Nulipara, atau wanita tanpa anak, dan multipara, wanita yang memiliki anak, menjadi
wanita yang memiliki anak-anak (Lederman, 1984).
Sifat keibuan merupakan sifat yang lazim dimiliki seorang wanit, sifat tersebut
mendorong seorang wanita untuk bersikap lemah lembut, penuh kasih saying dan ketulusan,
tapi dari kesemuanya itu tidak menutup kemungkinan seorang wanita/ibu tidak memiliki sifat
keibuan. Walaupun berpredikat sebagai ibu, mereka tak memahami arti penting dan
indahnya sifat- sifat keibuan, seperti sabar, melindungi, kasih sayang, ketulusan dalam
memberi, kesetiaan total, tetapi tanpa pernah merasa kehilangan dirinya saat mencintai orang
lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah wanita dalam menjalankan Fungsi keibuannya?
2. Apa saja yang termasuk sifat keibuan yang ada dalam diri wanita?
3. Bagaimana Relasi antara Ibu dan anak?
4. Jelaskanlah tentang Ibu tiri dan Ibu angkat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana wanita menjalankan fungsi keibuannya.
2. Untuk memahami apa saja yang termasuk sifat keibuan seorang wanita.
3. Menjelaskan tentang Relasi antar Ibu dan anak.
4. Menjelaskan tentang Ibu tiri dan Ibu angkat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita seabagai Ibu
Perempuan dewasa yang lebih menonjol pada sifatnya sebagai yang mulia, dihormati,
membimbing, mengasuh atau dapat dikatakan sebagai guru, penuntun yang penuh kasih dan
perawat walaupun tidak semata-mata dibatasi oleh hubungan biologis.

2.2 Fungsi Keibuan


 Memenuhi kebutuhan fisiologi dan psikis
 Peran dalam merawat dan mengurus keluarga
 Peran ibu sebagai pendidik
 Peran ibu sebagai contoh dan teladan
 Peran ibu sebagai manager
 Ibu memberi rangsangan dan pelajaran
 Peran ibu sebagai istri

2.3 Sifat Keibuan


Merupakan sifat yang lazim dimiliki wanita, sifat tersebut mendorong seorang wanita
untuk bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang dan ketulusan, tetapi dari kesemuanya itu
tidak menutup kemungkinan seorang wanita atau ibu tidak memiliki sifat keibuan.
Sifat-sifat keibuan secara garis besar digolongkan dalam 2 ide:
 Kualitas tertentu dari karakter dan kepribadian wanita yang bersangkutan
 Gejala emosional pada wanita tersebut, yang bersumber pada ketidakberdayaan bayi
dan anak, sebab bayi atau anak selalu bergantung dan membutuhkan pertolongan serta
pemeliharaan, terutama dari ibunya.

2.4 Relasi Ibu dan Anak


Sifat keibuan bersangkutan dengan relasi ibu dengan anak sebagai kesatuan fisiologi,
psikis dan sosial.
Relasi dimulai sejak kehamilan sampai proses perawatan dan proses membesarkan anak
relasi bisa terjalin dengan baik apabila adanya pengertian dan pemahaman ibu terhadap sikap
yang dimiliki anaknya serta terjalin komunikasi antara ibu dan anak.
3 fase perkembangan relasi ibu dan anak selama hamil
Fase 1
 Menerima fakta kehamilan
 Berkata “ saya hamil”
Fase 2
 Menerima janin tumbuh sebagai sesuatu yang terpisah dan perlu dirawat
 “ saya akan memiliki bayi”
Fase 3
 Mempersiapkan diri untuk melahirkan dan mengasuh anaknya
 “Saya Akan Menjadi Ibu”

Respon dan kemampuan yang dipakai untuk memeperkuat ikatan ibu dan anak
 Sentuhan
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
 Entraiment
 Bioritme

2.5 Ibu Tiri dan Ibu Angkat


A. Ibu tiri
 Anak-anak yang ditinggal pergi oleh ibunya atau ibunya meninggal dunia. Kemudian,
kedudukan ibu yang melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita lain seiring
pernikahan ayahnya.
 Wanita pengganti memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua hak dan
kewajiban sebagaimana ibu kandung
Sehubungan hal tersebut sikap ibu sejati dipengaruhi oleh :
 Lingkungan
 Orang yang ada disekitar
 Fantasi-fantasi tentang ibu tiri pada usia muda
Kepribadian wanita menentukan sifat keibu-tirian-nya
Nasib anak-anak tiri dan fungsi ibu tiri itu sendiri sebagian besar di-determinir oleh mutu
cinta wanita tadi kepada suaminya, dan oleh kepribadiannya. Jika wanita yang bersangkutan
sifatnya sungguh-sungguh halus-mesra dan sangat feminim, iya pasti rela berkorban diri demi
kebahagiaan suami dan anak-anak tirinya agar bisa berfungsi sebagai ibu yang baik.

B. Ibu Angkat
seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik satu atau lebih dikenal
atau tidak orangtua anak tersebut karena didasari oleh keinginan memiliki anak. secara umum
keinginan untuk menjadi ibu tidak terkabul karena mandul dan tidak bisa melahirkan seorang
bayi.
Terdapat 2 faktor pada wanita untuk memehami ibu angkat :
1. Kapasitas-kapasitas keibuan atau maternal wanita ini dalam relasinya dengan anak
angkatnya
2. Motivasi-motivasi tertentu yang mendorong wanita tersebut mengangkat seorang bayi
atau anak seorang wanita lain baik sebelumnya dikenal atau tidak

Adopsi dapat merangsang kelahiran anak sendiri


Kondisi tidak punya anak adalah motif paling kuat dan paling banyak untuk usaha
adopsi. Kehadiran anak angkat bisa merangsang konstitusi fisik dan psikis seorang ibu untuk
melahirkan anaknya sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita adalah seorang perempuan dewasa yang juga sifat keibuan. Bagi orang yang
memiliki anak sifat-sifat keibuaan itu akan semakin jelas dalam perannya sebagai ibu dari
anak-anak dan pendidik. Fungsi sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anaknya bisa dipenuhi
dengan baik, bila ibu tersebut mampu menciptakan iklim psikis yang gembira-bahagia dan
bebas; sehingga suasana rumah tangga menjadi semarak, dan bisa memberikan rasa aman,
bebas, hangat, menyenangkan, serta penuh kasih-sayang.
Bahwasanya ada banyak wanita yang sangat menderita dan tidak bahagia dalam
perkawinan, sebenarnya bukan disebabkan oleh status perkawinan itu, akan tetapi disebabkan
oleh: tidak siap dan kurangnya kemampuan wanita tersebut memainkan beberapa peranan
ganda yang berbeda-beda dalam status perkawinan. Kemampuan tersebut tidak hanya
diperlukan dalam kondisi perkawinan saja, akan tetapi juga berlaku pada setiap kondisi
kehidupan manusia.
Pada dasarnya tugas seorang ibu mencakup memelihara anak, mendidik serta mengasuh
anak yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang ibu.Dalam
mesyarakat juga dikenal adanya ibu tiri, di mana sudah menjadi imej bahwa seorang ibu tiri
itu merupakan sosok yang kejam, jahat dan bersikap tidak adil sehingga kebanyakan orang
khususnya anak-anak tidak menginginkan adanya ibu tiri.Selain dari ibu tiri ada juga yang
disebut dengan ibu angkat, yaitu seorang wanita yang tidak bisa melahirkan seorang anak
sehingga dia berkeinginan untuk mengangkat seorang anak dengan mengadopsi.Hal ini
dilakukan untuk menghadirkan seorang anak yang dapat memberikan keceriaan dalam
keluarga.

3.2 Pendapat kelompok


Menurut pendapat kami,Sebagai seorang wanita hendaknya kita mengetahui peran orang
tua sejak dini dengan mengikuti penyuluhan tentang persiapan menjadi orangtua, sehingga
kita tidak salah dalam memberikan asuhan terhadap anak kita kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://uyettqhu.blogspot.co.id/2012/10/wanita-sebagai-ibu_1564.html
http://midwiferykubar.blogspot.co.id/2014/05/psikologi-wanita-sebagai-ibu.html

Anda mungkin juga menyukai