Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun
kematian terjadi saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah
untuk membantu mereka melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.
Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari
tahap atau fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan
oleh Lidermann, menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam
menentukan hubunga baru yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan
tugas berduka penting agar berduka tetap normal. Kegagalan untuk melakukan
tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk menghindari nyeri yang
sangat berat dan stres serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali menyebabkan
reaksi berduka abnormal atau patologis.
Tahap-tahap berduka :
1. Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi
perilaku dan perasaan meliputi : penyangkalan, ketidakpercayaan, putus
asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian,
isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional,
bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif,
tindakan mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak
dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinis :
a. Gel distress somatik yang berlangsung selama 20-60 menit
b. Menghela nafas panjang
c. Penurunan berat badan
d. Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan dan gelisah
e. Penampilan kurus dan tampak lesu
f. Rasa penuh ditenggorokan, tersedak, napas pendek, nyeri dada,
gemetaran internal
g. Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai
2. Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan
upaya terhadap realitas yang harus i lakukan terjadi selama periode ini.
Contohnya orang yang berduka menyesuaikan diri dengan lingkungan
tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan
penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan
karena adanya deformitas.
Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang
memanjang dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang
mengingatkan. Ekspresi emosi yang penuh penting untuk resolusi yang
sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang umum. Selain
masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat individu
terus, melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangan secara bertahap
menjadi ansietas terhadap masa depan.
3. Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini
seseorang yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet
dan individu kembali pada fungsinya secara penuh. Kemajuan ini berasal
dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang
bermakna.
Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi :
a. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal.
b. Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit
menular atau terakhir yang diderita orang yang meninggal
c. Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
d. Mengalami kehilangan pola interaksi sosial
RASA KEHILANGAN