Anda di halaman 1dari 13

YOUTH ON DISCUSSION

Edisi Juli 2020: “Peluang dan Tantangan Karir Kaum Millennials


di Tengah Masa Krisis”

Hari dan tanggal : Sabtu, 18 Juli 2020


Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WIB
Tempat : Daring melalui aplikasi Google Meet
Perihal : Youth on Discussion Juli 2020
Dihadiri oleh : 65 orang

Susunan acara:
1. Pembukaan room Google Meet pada pukul 09.30
2. Peserta memasuki room Google Meet pada pukul 09.40 – 09.55
3. Pembukaan acara pada pukul 10.00 – 10.05 oleh Master of Ceremony,
Putri Armaini
4. Sambutan oleh Perwakilan Panitia, Irnawati Bonen pukul 10.05 – 10.10
5. Penjelasan tentang narasumber oleh Moderator, Ahmad Husin pada
pukul 10.13 – 10.15
6. Pemaparan materi diskusi oleh Bapak Suryandaru, S.T., M.T pada
pukul 10.15 – 11.00
7. Pembukaan sesi tanya jawab pada pukul 11.00 – 11.45
8. Pengakhiran presentasi dan kesimpulan oleh Bapak Suryandaru S.T.,
M.T pada pukul 11.45 – 11.55
9. Pembacaan poin-poin penting, pemberian piagam dan foto bersama
oleh Moderator (Ahmad Husin) dan Operator (Reka Sapitri) pada pukul
11.55 – 12.00
10. Penutupan Youth on Discussion oleh Master of Ceremony, Putri
Armaini
Pokok:
1. Pemaparan Slide Peluang dan Tantangan Karir Kaum Millennials di
Tengah Masa Krisis
2. Pendiskusian masalah-masalah seputar karir yang dialami
3. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh peserta dan penanggapan oleh
Pemateri

Isi:
1. Sekarang ini, Perpindahan Besar di sisi konsumen (Consumer
Megashift) ada 4 macam, yaitu: Emphatic Society (banyaknya korban
nyawa akibat Covid-19 melahirkan masyarakat baru yang penuh
empati, welas asih dan sarat solidaritas sosial), Stay at Home Life Style
(gaya hidup baru tinggal di rumah dengan aktivitas working-living-
playing karena adanya aktivitas social distancing), Go Virtual (dengan
adanya Covid-19, konsumen menghindari kontak fisik dan beralih ke
media virtual atau digital) dan Bottom of the Pyramid (mengacu ke
Piramida Maslow di mana konsumen kini bergeser kebutuhannya dari
“puncak piramida” yaitu aktualisasi diri dan esteem ke “dasar
piramida” yaitu makan, kesehatan dan keamanan jiwa raga).

2. Jika menganalisis dampak industri selama masa pandemi, ada


beberapa sektor yang berpotensi menang dan berpotensi kalah dalam
jangka pendek, beberapa di antaranya yaitu:
- Perlengkapan dan layanan medis, pengolahan makanan, e-commerce,
perawatan pribadi dan kesehatan berpotensi menang.
- Otomotif, pendidikan, sektor migas termasuk yang berpotensi kalah.
Di antara semua itu, sektor migas yang paling parah karena saat ini
sektor migas sudah jenuh. Kita tidak tahu kapan migas akan habis
sehingga kita tidak bisa menggantungkan diri sepenuhnya pada
sektor ini. Harus berinovasi.
3. Beranilah berinovasi. Sebagai contoh, Nano Center Indonesia
senantiasa berinovasi dalam hal riset dan pengembangan produk yang
didukung oleh para ahli sehingga bisa mengkomersialisasikan
produknya hingga ke kancah global melalui Nanotech Global. Nano
Center Indonesia juga berinovasi dalam bidang teknologi salah satunya
dengan teknologi nano bubble yang berhasil diaplikasikan pada serum
kecantikan, obat herbal, suplemen, bahkan tambak udang.

4. Di masa pandemi ini pemuda-pemudi harus jeli melihat peluang tanpa


harus mengorbankan visi, misi serta pandangan pribadi. Misalnya
Nano Center Indonesia. Karena visi Nano Center Indonesia berpusat
pada kesejahteraan masyarakat tidak pada keuntungan semata-mata,
di masa pandemi ini Nano Center Indonesia jeli melihat peluang yang
menguntungkan tidak hanya perusahaan tapi juga masyarakat dengan
memasarkan produk-produk yang relevan dan memang dibutuhkan
seperti masker, hand sanitizer, dan lain sebagainya. Jangan lihat
peluang hanya dari satu sisi. Pemuda-pemudi tidak harus melirik
peluang berbasis teknologi. Bisa juga melihat dari celah lain yang
disukai atau dikuasai misalnya frozen food. Jika ingin bekerja sama,
Nano Center Indonesia bisa membantu menyediakan pasokan daging
segar untuk diolah (selama berada dalam wilayah yang didukung).

5. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh millennials saat ini


adalah kemampuan membuat proposal. Jika tidak suka dengan format
yang kaku, bisa buat dalam bentuk yang lebih baru seperti presentasi
melalui video. Yang penting adalah bagaimana maksud kita bisa
tersampaikan dengan baik.
6. Untuk sukses, tidak ada yang bisa berdiri sendiri. Seperti Nano Center
Indonesia yang harus menjalin banyak sekali kerja sama baik di tingkat
lokal maupun global untuk sukses, demikian pula dengan millennials.
Carilah teman-teman yang satu visi ke depan.

7. Dalam berbisnis atau berwirausaha, sudah pasti akan ada kegagalan.


Tapi pernah jangan takut mencoba. Ingatlah, walau ada kemungkinan
gagal ada juga kemungkinan berhasil. Dan jika berhasil, kita bisa
mendapat keuntungan berkali-kali lipat.

8. Jangan terlalu terpaku pada teori. Mulailah dengan langkah yang real
dan konkrit. Jangan malas dan hanya berdiam diri. Pergi ke luar, lihat
peluang yang ada. Jangan menjadi seseorang yang mati sebelum
dikuburkan. Maksudnya, sudah menyerah sebelum mencoba berjuang.
Jika kita jeli melihat, di sekitar kita sudah ada penyedia dana, pasar,
bahkan ilmuwan. Tinggal bagaimana kita bergerak dan membuat
proposal. Harus berani memulai. Karena dengan berani memulai kita
akan bertemu dengan kesempatan, orang, dan peluang yang tepat.

9. Cari tahu keahlian sendiri. Ikuti passion. Jangan terlalu memikirkan


ingin berprofesi seperti apa ke depan sebab hal itu hanya merupakan
bonus dari perjalanan kehidupan. Belajarlah untuk lebih banyak
mengendalikan dari pada dikendalikan.

10. Jangan buang waktu lagi. Masa muda adalah masa keemasan dan
puncak kejayaan. Gali potensi dan semangat untuk berkarya. Pakai
kemampuanmu untuk berinovasi. Beranilah bermimpi. Belajarlah dari
semua hal yang kamu lihat. Tempuhlah pendidikan bahkan hingga ke
luar negeri.
Sesi Diskusi:
1. Pertanyaan dari Irnawati Bonen (Youth Saldado):
Apa tips jitu untuk bisa mengaudiensi pemerintah wilayah setempat,
karena pernah mencoba namun gagal. Sedangkan di masa pandemi ini,
kita harus bisa berkolaborasi baik dengan berbagai pihak salah
satunya pemerintah setempat?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Tinggal di Indonesia berarti harus memiliki koneksi agar mendapat
lebih banyak peluang. Maka dari itu, komunikasi internal harus
diasah. Komunikasi dan diskusi informal sangat diperlukan. Carilah
relasi dan teman baru di berbagai tempat bahkan di warung kopi.
Jadilah pribadi yang tidak hanya cerdas namun juga cerdik. Pintarlah
membaca situasi dan jadilah orang yang pandai bergaul. Dengan
menambah relasi, kita akan terkoneksi ke lebih banyak kesempatan.

2. Pertanyaan dari Aisyah Juliatri (IELTS Online Course):


Langkah real pertama apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan
gagasan program rural development di daerah penanya, khususnya
program peningkatan produksi pertanian daerah.

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Semua gagasan ada di dalam diri kita. Kita harus mampu merumuskan
gagasan yang akan mengemas daerah rural menjadi lebih menarik,
inovatif, dengan anggaran realistis. Buatlah proposal untuk program
pengabdian masyarakat. Lihat sisi yang bisa kita angkat. Kemas
sesuatu yang benar terjadi di sekitar dengan copy writing menarik,
tidak harus hal glamour. Orientasikan juga tujuan untuk membantu
masyarakat yang kurang beruntung. Kalau lebih suka tampil, kita bisa
membuat proposal dengan video bukan dalam bentuk dokumen. Ingat,
gagasan harus dimanifestasikan ke dalam bentuk yang bisa dilihat.
Kalau gagasan cuma ada di pikiran, maka tujuan tidak akan terwujud.
Jika gagasan tidak tersampaikan maka percuma saja.

3. Pertanyaan dari Reka Tiyasayu Sapitri (UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta):
Sebagai remaja menuju dewasa muda (usia 20 tahun), masih banyak
tantangan terutama dari dalam diri sendiri seperti disiplin waktu dan
keraguan untuk mulai mengambil peran di masyarakat karena takut
akan penolakan. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Sendiri itu memang menakutkan jadi ajaklah teman-teman agar kita
menjadi berani. Hal besar tidak bisa dimulai sendirian. Harus bersama-
sama. Soal disiplin, itu adalah sesuatu yang harus dibentuk secara
paksa. Padukan perasaan negatif seperti rasa takut dan malu agar kita
menjadi disiplin. Bangunlah lingkungan yang disiplin tanpa takut,
tanpa ragu. Jika sudah berani maju, ambillah peran penting. Jika
mendapat tanggungjawab, kita akan dipaksa untuk disiplin. Pelajarilah
berbagai skill seperti skill komunikasi untuk semakin menambah
kepercayaan diri.

4. Pertanyaan dari Akhyar Azhari (MA Amanatul Ummah):


Sembari menunggu perkuliahan dimulai, apakah ada saran kerja
sampingan yang bisa dilakukan? Di bidang teknologi, usaha seperti apa
yang sedang menjadi tren selama masa pandemi?
Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:
Usaha sampingan sekarang sangat mudah untuk dilakukan.
Bermodalkan ponsel pintar dan internet saja kita sudah bisa memulai
usaha. Salah satu usaha yang bisa dilakukan bermodalkan ponsel saja
yaitu usaha dropship. Keuntungan usaha jenis ini selain praktis,
dropshipper tidak perlu melakukan segala kerumitan dalam berjualan
seperti packing dan lain-lain. Selain itu usaha dropship bisa dimulai
tanpa perlu mengeluarkan banyak modal.

5. Pertanyaan dari Rama Mahadi (UIN Sunan Gunung Djati Bandung):


Sebagai remaja menuju usia dewasa muda (20 tahun), ada banyak
tantangan yang muncul dari dalam diri sendiri. Salah satunya terkait
manajemen waktu serta keberanian untuk mengambil keputusan.
Terkadang juga timbul rasa malas. Bagaimana cara mengatasinya?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Agar berani, ajaklah teman-teman karena sendiri itu memang
menakutkan. Lalu untuk mengatasi rasa malas, sibukkanlah diri
dengan berbagai aktivitas produktif.

6. Pertanyaan dari Intan Annisa Putri (Universitas Sebelas Maret):


Ada keinginan membentuk sebuah NGO setelah menyelesaikan
pendidikan. Soft skill seperti apa yang sekiranya dibutuhkan?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Salah satu skill esensial adalah bagaimana kita bisa memengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Istilahnya, “mencuci otak” dalam artian positif.
Karena membentuk NGO tidak bisa dilakukan sendirian, kita
harus mampu meyakinkan banyak orang. Tentu saja orang-orang
tersebut harus memiliki visi dan misi sama.

7. Pertanyaan dari Fauzan SE_MBI Amanatul Ummah):


Di tengah pandemi, anjuran untuk berada di rumah saja sangat ketat
diterapkan oleh orang tua. Apa yang harus dilakukan?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Sebenarnya ada aturan boleh keluar rumah namun dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan. Namun jika terkendala larangan
orang tua, tidak apa-apa. Berkaryalah dari rumah saja. Keterbatasan
bukan halangan untuk berkarya.

8. Pertanyaan dari Rama Mahadi (UIN Sunan Gunung Djati Bandung):


Bagaimana cara meningkatkan ketahanan pangan dalam kondisi krisis
ekonomi global akibat pandemi Covid-19? Dan adakah peluang untuk
yang menekuni bidang keahlian jurusan Bahasa dan Sastra Arab?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Walaupun sepi, new normal adalah saat di mana ekonomi mulai
bergerak kembali. Dalam hal ketahanan pangan, jika pasokan pangan
dari Indonesia berlimpah, bisa dilakukan ekspor ke Arab Saudi atau
negara berbahasa Arab lainnya. Seseorang yang menguasai Bahasa
Arab atau menekuni jurusan Bahasa dan Sastra Arab pastilah
berpeluang besar untuk bekerja di bidang ini kelak.
9. Pertanyaan dari Ririn Wijayanti:
Salah satu masalah saat ini adalah seputar impor garam, padahal
Indonesia adalah wilayah dengan lautan luas. Mungkin karena kualitas
garam impor lebih tinggi dan diproses dengan teknologi mumpuni
sedangkan garam di Indonesia sendiri masih diproses manual.
Bagaimana solusinya?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Benar. Indonesia memiliki lautan luas tapi terkendala teknologi. Garam
biasa diimpor dari Australia yang teknologinya lebih mumpuni sehingga
meningkatkan efisiensi. Ini membuat garam impor bisa dijual dengan
harga murah. Namun, garam lokal juga memiliki segmentasi pasar
sendiri. Terapkan strategi menjual dengan harga tidak terlalu tinggi
(bersaing dengan garam impor). Walau margin keuntungan kecil, jika
stok banyak terjual, keuntungan juga akan signifikan.

10. Pertanyaan dari Zahra Amira Mawaddah (Youth Saldado):


Di masa pandemi, kesulitan pekerjaan makin menjadi-jadi. Bahkan
banyak lowongan kerja palsu sekarang ini. Meski sudah berkegiatan di
rumah, namun tidak tenang rasanya jika belum memiliki pekerjaan
“real” seperti orang kebanyakan. Bagaimana solusinya?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Info lowongan kerja yang lebih sedikit memang wajar karena di masa
pandemi seperti sekarang ini perusahaan menahan lonjakan jumlah
pekerja. Solusi dari hal ini adalah jangan bergantung pada orang tua
atau pihak lain (perusahaan). Jadilah mandiri. Coba gali potensi diri.
Tampilkan potensi itu, presentasikan di sosial media kita. Bangunlah
brand kita di sosial media, blog, dan lain-lain. Memang tidak mudah.
Tapi setelah melewati masa sulit, barulah kita akan sukses.
11. Pertanyaan dari Yusril Hardiansyah (Universitas Hasanuddin
Makassar):
Seberapa penting keberadaan Nano Technology dalam bidang pertanian
dan pangan saat ini, mengingat sektor pertanian dan pangan menjadi
sektor paling krusial di masa pandemi?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Sudah banyak sekali kontribusi Nano Technology. Di bidang pertanian
dan pangan, salah satu Nano Technology yang digunakan adalah Nano
Bubble yang bisa mengolah hasil pertanian menjadi produk dengan
value tinggi. Nano Bubble dijuluki start up tambak udang karena
berhasil meningkatkan produksi tambak, meningkatkan kualitas udang
sekaligus meningkatkan kesejahteraan penambak. Sementara itu di
bidang lain, teknologi ini juga bisa diterapkan pada sektor kecantikan.

12. Pertanyaan dari Jauza Munirah (MRI Lhokseumawe):


Bagaimana cara mengantisipasi kegagalan atau bangkit lagi setelah
mengalami kegagalan? Seperti apa langkah konkritnya?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Cara mengantisipasi kegagalan adalah dengan perencanaan. Belajar
dari kesalahan yang membuat kita gagal. Jangan ulangi kesalahan
sehingga menjatuhkan diri di lubang yang sama. Misal kita gagal
karena ketidakdisiplinan atau sifat malas, ubahlah sifat tersebut.
Pikiran juga harus diubah, jangan takut untuk gagal lagi. Rancang diri
dengan baik agar kegagalan minim. Yang penting adalah bagaimana
kita mengkonversikan kegagalan menjadi energi. Yakinlah bahwa
kegagalan seperti vitamin. Kita bisa menjadi lebih kuat setelah gagal.
13. Pertanyaan dari Ahmad Husin (Youth Saldado):
Kebanyakan millennials tidak bisa bertahan karena sifat tidak sabaran
serta ingin mendapatkan hasil instan tanpa menjalani proses yang
runut dan rumit. Seperti apa tips agar para millennials bisa bertahan
menjalani proses hingga menjadi sukses?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Ikutilah gelombang orang lain. Saya juga menerapkan ini, salah
satunya dengan mengikuti gelombang seorang teman baik, Profesor
bernama Bapak Nurul. Jika berada di dekat orang sukses, kita juga
akan ikut menjadi sukses. Dengan berada di dekat orang-orang hebat
seperti itu, pasti akan muncul lebih banyak peluang. Lalu
akumulasikanlah berbagai pelajaran yang didapatkan dari orang-orang
hebat yang kita temui di kehidupan.

14. Pertanyaan dari Aisyah Juliantri (IELTS Online Course):


Bagaimana awal bertemu orang hebat seperti Profesor Nurul dan
membangun komunikasi dengan beliau sehingga bisa mengembangkan
nano teknologi sampai maju seperti sekarang?

Jawaban dari Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Pertemuan awal dengan Profesor Nurul terjadi karena kesempatan
menghadiri sebuah seminar. Selanjutnya, menjalin komunikasi baik
dan ditawari magang di LIPI. Kebetulan, Profesor Nurul adalah pengajar
di LIPI. Lalu saya mulai mengikuti pola yang dikerjakan oleh Profesor
Nurul. Mengamati bagaimana beliau memulai dari awal, hingga ada
sesuatu yang dihasilkan. Setelah magang, ada tawaran bekerja sama
dengan Profesor Nurul menyusul kesempatan bekerja di sektor migas.
Meski sektor migas lebih menjanjikan pada saat itu, namun saya lebih
memilih mengikuti passion. Walaupun sulit dan tidak memiliki banyak
benefit. Tapi yakinlah dari sesuatu yang sulit perjuangannya akan lebih
worth it. Hidup itu penuh pilihan. Critical Mind kita diuji. Jangan ragu
memilih pilihan yang unik dan sesuai passion kita.

Kesimpulan Youth of Discussion oleh Bapak Suryandaru S.T., M.T:


Usia muda adalah usia paling bermakna. Pengaruh usia ini paling kuat
dibandingkan usia lain dalam kehidupan. Karena itu, jangan buang waktu.
Kalau tidak bisa memaksimalkan kekuatan pada era ini, lalu kapan lagi?
Tidak ada waktu lain selain sekarang. Posisikan diri sebagai seseorang yang
harus berjuang. Walaupun gagal, terus coba lagi. Apa yang kita perjuangkan
hari ini akan menjadi masa depan di kemudian hari.

Poin-Poin Penting Youth on Discussion oleh Ahmad Husin:


1. Jangan mati sebelum dikuburkan;
2. Carilah passion dalam kehidupan;
3. Isi masa muda dengan hal-hal produktif dan bermanfaat;
4. Tidak penting kelak menjadi apa, yang penting adalah apa yang bisa
diberikan untuk nusa, bangsa dan agama;
5. Jadilah seseorang yang kukuh dan memiliki akar kuat.

Anda mungkin juga menyukai