Positivisme
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
filsafat umum
Irfansyah 223111035
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Positivsme” ini dengan sebaik-baiknya.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak munarif selaku dosen
hukum perwakafan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik.
Kami menyadari dalam membuat karya ilmiah ini, tak lepas dari kesalahan.
Maka dari itu kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Penyusun
HALAMAN JUDUL .............................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
FILSAFAT UMUM
A. Pengertian Positivisme..........................................................
B. Ciri-ciri Positivisme...............................................
C. Kelebihan dan Kekurangan Positivisme...............................................
D. Tujuan Positivisme......................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Positivisme
Dalam ilmu pengetahuan, positivisme merupakan bentuk pemikiran yang
menekankan pada aspek faktual pengetahuan, khususnya pengetahuan ilmiah.
Umumnya positivisme menjabarkan pernyataan faktual pada suatu landasan
pencerapan (sensasi). Dengan kata lain, positivisme merupakan aliran pemikiran
yang menyatakan bahwa ilmu-ilmu alam (empiris) sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar dan menolak nilai kognitif dari studi filosofis atau
metafisik. Dapat pula dikatakan positivisme ialah “aliran yang bependirian
bahwa filsafat itu hendaknya semata-mata mengenai dan berpangkal pada
peristiwa-peristiwa positi. Jadi, dapat dikatakan titik tolak pemikirannya, apa
yang telah diketahui adalah yang faktual dan positif, sehingga metafisika
ditolaknya, karena positif adalah dalam artian segala gejala dan segala yang
tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif bukannya
metafisika. Dalam buku August comte yang berjudul Cours De Philosophie
Positive. Comte menjelaskan bahwa kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin
yaitu “socius” yang berarti "kawan atau teman", dan “logos” yakni "ilmu
pengetahuan". Dengan demikian, sosiologi merupakan satu cabang ilmu yang
mempelajari masyarakat, termasuk perilaku masyarakat, dan perilaku sosial
manusia dengan jalan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai
organisasi politik, ekonomi, sosial. Melalui buku itu pula, Comte mengenalkan
tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan
dari tahap sebelumya. Tiga tahapan itu meliputi:
a) Tahap Teologis, yakni tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di
dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di
atas manusia;
b) Tahap Metafisis, yang pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam
setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya
akan dapat diungkapkan; serta
c) Tahap Positif, yaitu tahap di mana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
Tiga tahap perkembangan intelektual yang terakhir, atau Tahap Positif, pada
akhirnya membawa manusia mengenal pemikirannya yang mahsyur: Positivisme
Tesis positivism adalah: bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang
valid, dan faktafakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan.
Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek
di belakang fakta, menolak segala penggunaan metode diluar yang digunakan
untuk menelaah fakta.
B. Ciri-ciri Positivisme
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh positivisme. Karakteristik inilah
yang mempermudah kita untuk mengklasifikasikan berbagai hal yang erat kaitanya
dengan positivisme.
Berikut merupakan ciri ciri atau karakteristik dari positivisme.
Menolak keras gagasan atau pemikiran yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan
yang sebelumnya tidak dilakukan eksperimen atau penelitian sama sekali.
Tidak mempercayai berbagai hal yang erat kaitannya dengan tahayul dan mitos mitos
yang sudah lama berkembang.
Menggunakan berbagai metode ilmiah yang diperuntukkan untuk mengumpulkan dan
membuktikan suatu data yang diperlukan.
Menempatkan metode ilmiah sebagai syarat mutlak untuk menentukan kebenaran
suatu hal.
Dalam prosesnya lebih menitik beratkan pada penggunaan logika dan pemikiran
dasar lainnya.
Indera merupakan salah satu sarana yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan
data dalam hal ini.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, sains
dan budaya dibedakan menjadi dua hal yang tidak berhubungan satu sama lain.
b.) Kekurangan
Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai
sebagai akar terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai
kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian
fisik-biologik;
Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia
tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada
Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid.
D. Tujuan Positivisme
Positivisme bertujuan agar ilmu pengetahuan bebas nilai atau netral. Tujuan
akhirnya adalah menghasilkan pengetahuan tanpa memperhatikan pengaruh
pandangan politik, moral, atau nilai-nilai yang dipegang oleh yang terlibat dalam
penelitian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan melihat pemikiran positivisme Aguste Comte bahwasanya ada dampak
yang begitu besar ketika ummat manusia menggunakan pemikiran Aguste Comte
tersebut terutama di kalangan ummat muslim. Namun ada tahapan-tahapan yang
harus dilalui oleh masyarakat pada umumnya tahapan itu antara lain; tahap
teologi, tahap metafisis dan tahap positif. Adapun dalam ajaran positivism
memiliki ciri-ciri dan beberapa karakteristik. Karakteristik inilah yang
mempermudah kita untuk mengklasifikasikan berbagai hal yang erat kaitanya
dengan positivisme.