Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH FILSAFAT DASAR DAN SEJARAH

PEMIKIRAN MODERN

FILSAFAT POSITIVISME

Dosen : Dr. M. Bagus Sekar Alam, S.S.,M.Si.

Disusun oleh :

SHEVINA FITRI LUTHFIANY

(C0721095) SYAHRUL AMANU

(C0721096)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI

VISUAL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat
Dasar dan Sejarah Pemikiran Modern, dengan judul “Filsafat Positivisme”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian positivisme...................................................................................................3
B. Sejarah munculnya positivisme.....................................................................................5
C. Sejarah singkat Auguste Comte...................................................................................6
D. Teori tiga tahap perkembangan pemikiran manusia menurut Auguste Comte............7

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA…........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat atau falsafah merupakan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan
menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Filsafat
membantu untuk pencapaian kesimpulan terbaik yang didukung oleh pemikiran dan
argumen yang jelas. Dalam hal ini terdapat macam-macam aliran filsafat,
salahsatunya adalah filsafat positivisme. Positivis adalah istilah umum untuk posisi
filosofis yang menekankan aspek faktual pengetahuan, khususnya pengetahuan
ilmiah.

Menurut aliran ini, satu-satunya pengetahuan adalah ilmu, dan yang dapat dijadika
objek pengetahuan adalah fakta. Positivisme mendapatkan persetujuan untuk
berupaya dalam membuat aturan bagi manusia dan alam. Dalam filsafat, arus
pemikiran yang mendalilkan kebenaran atau pengetahuan tentang kebenaran hanya
dapat dicapai melalui metode imiah. Diformulasikan pada abad ke-19 dan dibawah
tangan Auguste Comte, meskipun dengan pengaruh pemikir besar lainnya pada abad
itu atau sebelumnya. Mereka menolak semua bentuk spekulasi atau takhayul. Mereka
lebih menghargai eksperimen sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan
kebenaran.

Berbeda dengan apa yang umumnya diyakini orang, aliran positivisme tidak ada
hubungannya dengan asosiasi yang dibuat oleh orang awam. Ketika seseoranng
mengatakan positivisme, mereka berpikir optimisme, berpikir positif dan hal-hal
serupa lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian positivisme
2. Bagaimana sejarah munculnya positivisme
3. Bagaimana sejarah singkat tentang Bapak Positivisme, Auguste Comte
4. Apa saja teori tiga tahap perkembangan pemikiran manusia menurut
Auguste Comte

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat positivisme
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya positivisme
3. Untuk mengetahui sejarah singkat tentang Auguste Comte
4. Untuk mengetahui teori tiga tahap perkembangan pemikiran manusia
menurut Auguste Comte

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian positivisme
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisik. Positivisme diturunkan dari kata “positif, yang mana istilah ini
diartikan sebagai “teori yang bertujuan untuk menyusun fakta-fakta yang teramati”.
Dengan kata lain “positif” sama dengan “faktual”, atau apa yang berdasarkan fakta-
fakta. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk
memperoleh pengetahuan.

Secara umum, menurut ilmu filsafat positivism merupakan suatu kebenaran yang
dapat dipercaya dengan dasar berbagai data atau informasi yang telah didapatkan saat
melakukan eksperimen atau bahkan penelitan. Jadi, suatu kebenaran dapat dipastikan
benar-benar akurat dan dapat dipercaya adanya apabila semua data atau ilmu
pengetahuan yang menyertainya benar-benar valid. Dalam kata lain, sebagian orang
yang menganut paham ini hanya percaya akan kebenaran yang diperboleh dari
keseluruhan metode ilmiah yang telah dilakukan sebelumnya. Mereka tidak akan
mempercayai hal-hal yang erat kaitannya dengan mitos atau tahayul yang telah
berkembang di antara masyarakat. Paham positivism dalam ilmu filsafat ini tentunya
sangat berbeda dengan pemahaman positivism menurut kebanyakan orang.

Kelahiran positivism merupakan upaya membatasi diri dengan filsafat yang masih
bercampur dengan pengetahuan non-inderawi (metafisik, ideologi, dan agama).
Dengan hadirnya positivisme, ilmu pengetahuan mulai tersusun dari paling abstrak ke
paling kongkrit. Auguste Comte merupakan perintis “positivisme”, sehingga ia
dijuluki sebagai “Bapak Positivisme”. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari
positivisme, yaitu :
 Terkait erat dengan empirisme, yang dapat dilihat sebagai leluhur, ia menolak
gagasan atau pengetahuan apapun yang diceraikan dari eksperimen

3
 Gunakan observasi sebagai metode pengumpulan data. Ini berfungsi untuk
menangkap fakta alam dan sosial yang menarik bagi peneliti
 Dia menempatkan metode ilmiah sebagai instrument akses ke kebenaran di
latar depan
 Ini mendalilkan bahwa logika yang memandu proses investigasi harus
universal untuk semua ilmu pengetahuan
 Dalam hal ini, sains adalah sesuatu yang berorientasi untuk menggambarkan
dan memprediksi penampakan fenomena
 Indera adalah sara yang melaluinya kita dapat mengakses hasil yang diperoleh
dalam penelitian. Yang lain bisa dibuang
 Pengetahuan memisahkan antara sains dan budaya. Hal ini dilakukan untuk
membebaskan sains dari klaim politik, agama atau dogmatis apapun yang
membatasi pencarian pengetahuan

Adapun beberapa jenis dari positivisme yang telah diklasifikasikan berdasarkan


dengan cara pemahamannya. Berikut merupakan jenis-jenis positivisme :

1) Positivisme Logis
Dalam hal ini pemahaman dari positivisme lebih ditekankan pada berbagai
penjelasan yang sifatnya ilmiah dan lebih dapat dijelaskan secara logika. Oleh
karenanya, dalam hal ini lebih dihindari menjawab pertanyaan dengan
menggunakan interpretasi
2) Positivisme Hukum
Dalam hal ini, positivisme yang dipercaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu,
antara moral dan juga huku. Nyatanya, ketika seorang individu sedang
didalam kondisi yang emosional ia akan dapat mengaburkan berbagai
penilaian yang ada. Sedangkan norma atau hukum merupakan suatu hal yang
harus dihormati dan sifatnya sendiri sangat mengikat semua pribadi.
3) Positivisme Sosial
Suatu paham positivisme yang pola pemikirannya berkembang seiring dengan
perkembangan dari pemikiran manusia, entah diperoleh secara instan atau
diperoleh secara bertahap.

4
B. Sejarah munculnya positivisme
Filsafat positivisme muncul pada abad ke-19 di Eropa. Titik pemikirannya apa yang
telah diketahui adalah yang faktual dan positif, sehingga metafisika ditolak. Pada
dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang menyakini bahwa satu-satunya
pengetahuan yang benar adalah didasarkan pada pengalaman aktualfisikal.
Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui
metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari.

Terminologi positivisme dicetuskan pada pertengahan abad ke-19 oleh salah satu
pendiri ilmu sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte percaya bahwa dalam alam
pikiran manusia melewati tiga tahapan historis yaitu teologi, metafisik, dan ilmiah.
Dalam tahap teologi, fenomena alam dan sosial dapat dijelaskan berdasarkan
kekuatan spiritual. Pada tahap metafisik manusia akan mencari penyebab akhir
(ultimate causes) dari setiap fenomena yang terjadi. Dalam tahap ilmiah usaha untuk
menjelaskan fenomena akan ditinggalkan dan ilmuan hanya akan mencari korelasi
antarfenomena. Pengembangan penting dalam paham positivisme klasik dilakukan
oleh ahli ilmu alam Ernst Mach yang mengusulkan pendekatan teori secara fiksi.
Teori ilmiah bermanfaat sebagai alat untuk menghafal, tetapi perkembangan ilmu
hanya terjadi bila fiksi yang bermanfaat digantikan dengan pernyataan yang
mengandung hal yang dapat diobservasi. Meskipun Comte dan Mach mempunyai
pengaruh yang besar dalam penulisan ilmu ekonomi. Pengaruh paling utama adalah
ide dalam pembentukan filosofi ilmiah pada abad 20 yang disebut logika positivisme
(logical positivism).

Berikut merupakan tokoh filsafat positivisme adalah sebagai berikut :


 Auguste Comte
 John Stuart Mill
 Henri de Saint-Simon
 Mario Bunge

5
C. Sejarah singkat Auguste Comte
Auguste Comte lahir di kota Montpellier, Perancis, pada 17 Januari 1798. Memiliki
nama asli Isidore Marie Auguste Comte, ia berasal dari keluarga bangsawan Katolik.
Ia menempuh pendidikan di Ecole Polytechnique dan mengambil jurusan kedokteran
di Montpellier. Comte juga berpengalaman memberi les matematika dan menjadi
murid sekaligus sekretaris Saint Simon. Comte memiliki kisah cinta platonic dan
tragis, menikah dengan Caroline Massin, seorang pekerja seks, ia bercerai pada 1842.
Setelah itu, ia menikah dengan Clotide de Valux namun pernikahan tersebut tidak
berumur lama. Clotide de Valux meninggal dunia karena sakit tuberculosis.
Kehidupan pribadi Comte sebagai pemikir besar juga dilingkupi kemingsinan. Ia
dikenal sebagai sosok emosional dalam persahabatan. Comte kerap terlibat konflik
dalam persoalan cinta. Percobaan bunuh diri pun pernah dilakukan oleh tokoh kunci
sosiologi ini. Comte meninggal pada usia 59 tahun pada 5 September 1857. Selama
karir intelektualnya, Comte menghasilkan banyak karya, diantaranya adalah :
 System of Positive politics
 The Scientific Labors Necessary for Reorganization of Society (1882)
 The Positive Philosopht (6 jilid 1830-1840)
 Subjective Synthesis (1820-1903)

Pada tahun 1826, Comte mengolah satu skema yang akan digunakannya untuk
menyampaikan serangkaian 72 kuliah umum tentang filsafatnya. Kuliah yang
diberikan Comte menarik banyak audien akan tetapi dihentikan pada perkuliahan
ketiga dikarenakan Comte mengalami masalah mental. Bahkan pernah mencoba
bunuh diri. Meskipun Comte tidak memperoleh posisi regular di Ecole Polytechnique,
Comte mendapatkan posisi minor sebagai asisten pengajar pada tahun 1832. Pada
tahun 1837, Comte mendapatkan posisi tambahan sebagai penguji ujian masuk, dan
untuk pertama kalinya, ini memberikan pendapatan yang memadai karena selama ini
ia sering kali bergantung secara ekonomis terhadap keluarganya. Selama kurun waktu
tersebut, Comte mengajarkan enam jilid karya yang melambungkan namanya, Cours
de Philosophie Positive, yang secara keseluruhan terbit pada tahun 1842, dimana jilid
pertama terbit pada tahun 1830. Dalam karya ini Comte memaparkan pandangannya
bahwa sosiologi adalah ilmu tertinggi. Ia juga menyerang Ecole Polytechnique, dan
hasilnya pada tahun 1844 pekerjaannya sebagai asisten tidak diperpanjang. Pada
tahun 1851, ia menyelesaikan 4 jilid buku Systeme de Politique Positive, yang lebih

6
bertujuan praktis dan menawarkan rencana reorganisasi masyarakat. Auguste Comte
wafat pada 5 September 1857.

D. Teori tiga tahap perkembangan pemikiran manusia menurut Auguste Comte


Dalam bukunya yang berjudul Cours de Philosophie Positive, Comte menjelaskan
bahwa munculnya ilmu-ilmu alam tidak terlepas dari sejarah perkembangan
pengetahuan umat manusia dari abad kea bad. Dimana perkembangan pemikiran
manusia berlangsung dalam tiga tahap yaitu; tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap
positivisme.

Tahap pertama; tahap teologis ini mencirikan dunia sebelum tahun 1300. Disini umat
manusia mencari sebab terakhir dibelakang peristiwa-peristiwa alam dan
menemukannya dalam kekuatan adimanusiawi. Zaman ini dibagi menjadi tiga bagian
yaitu; tahap animisme, tahap menganggap objek-objek fisik itu berjiwa, berkehendak,
dan berhasrat. Pada tahap berikutnya, politeisme, kekuatan alam diproyeksikan dalam
dewa-dewa. Terakhir, pada tahap monoteisme, dewa-dewa dipadukan menjadi satu
kekuatan adimanusiawi yang disebut dengan Tuhan.

Kedua, tahap metafisis yang kira-kira berlangsung antara tahun 1300-1800. Era ini
dicirikan oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti “alam” dan bukannya
Tuhan yang dipersonalisasikan dan diyakini dapat menjelaskan segalanya. Pada
zaman ini kekuatan adikodrati atau dewa-dewa digantikan dengan kekuatan abstrak,
dengan pengertian-pengertian, atau dengan meng-ada lahiriyah, yang kemudian
dipersatukan dalam suatu yang bersifat umum yang disebut alam, dan dipandang
sebagai asal segala penampakan atau gejala yang khusus.

Ketiga, pada thun 1800 hingga sekarang dunia memasuki tahap positivis yang
dicirikan oleh kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan. Kini orang cenderung berhenti
melakukan pencarian terhadap sebab mutlak (Tuhan atau alam) dan lebih
berkonsentrasi pada penyelidikan terhadap dunia sosial dan fisik dalam upayanya
menemukan hukum yang mengaturnya. Dizaman ini, pikiran hanya memusatkan diri
pada faktual yang sebenarnya bekerja menurut hukum umum, misalnya hukum

7
gravitasi. Baru pada tahap inilah ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat melukiskan
pengetahuan kongkret, tetapi juga bersifat pasti dan berguna.

Jadi, segala pengetahuan yang semula dikuasai oleh pengertian teologis, sesudah itu
dikeruhkan oleh pemikiran metafisis, dan akhirya tiba dizaman hukum positif yang
cerah. Menurut Comte, ilmu pengetahuan harus memusatkan diri pada kenyataan
faktual yang objektif dan bebas nilai, dank arena kenyataan faktual itu berbeda-beda,
harus ada perbedaan sudut pandang dari ilmu-ilmu. Ia menyebutkan ada enam ilmu
fundamental, yakni: matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, dan sosiologi
(fisika sosial). Keenam ilmu dasar itu diurutkan sedemikian rupa sehingga mulai dari
yang paling abstrak yang paling kongkret, yang kemudian tergantung pada yang
terdahulu.

8
BAB 3
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Positivisme merupakan aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang
dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara
istilah-istilah. Aliran ini tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada
data empiris. Auguste Comte (1798-1857) ia memiliki peranan yang sangat penting
dalam aliran ini. Istilah “postitivisme” ia populerkan. Ia menjelaskan perkembangan
pemikiran masusia dalam kerngka tiga tahap. Pertama, tahap teologis dimana
peristiwa dalam alam dijelaskan dengan istilah-istilah kehendak atau tingkah dewa-
dewi. Kedua, tahap metafisik dimana peristiwa tersebut dijelaskan melalui hukum-
hukum umum tentang alam. Dan ketiga, tahap positif dimana peristiwa tersebut
dijelaskan secara ilmiah.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan sebagai “hakikat” benda-benda atau “penyebab
yang sebenarnya”, termasuk juga filssafat, hanya fakta-fakta dan hubungan yang
terdapat antara fakta-fakta yang ada adalah kumpulan fakta-fakta ilmu pengetahuan
yang beragam coraknya. Maksud positivisme berkaitan erat dengan apa yang dicita-
citakan oleh empirisme positivisme pun mengutamakan pengalaman. Jadi pada
dasarnya positivisme adalah satu aliran yang khas berdiri sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Zaenuddin. “Pengertian Filsafat: Apa itu Desfinisi Filsafat?”. Diakses pada Sabtu 21
Mei 2022. https://artikelsiana.com/pengertian-filsafat-apa-itu-definisi/

Sholeh, Mochamad. Positivisme Auguste Comte. Diakses pada Sabtu 21 Mei


2022. https://grahafilsafat.wordpress.com/2017/12/04/positivisme-auguste-comte/

Kelvin Nando, Raymond. Positivisme: Pengertian, Aliran, dan Filsuf


Positivisme. Diakses pada Sabtu 21 Mei 2022.
https://feelsafat.com/2020/12/positivisme- pengertian-aliran-dan-filsuf-
positivisme.html

A, Susanto. Aliran Positivisme dalam Filsafat. Diakses pada Sabtu 21 Mei


2022. https://rizqiamaliahidayah.blogspot.com/2016/09/aliran-positivisme-
dalam- filsafat.html

Anwar, Syamsul. Filsafat Positivisme dan Materialisme. Diakses pada Sabtu 21 Mei
2022. https://bengkelimprovisasi.wordpress.com/2011/06/24/filsafat-positivisme-dan-
materialisme/

Yanuarti, Eva. Positivisme: Pengertian-Ciri dan Contohnya. Diakses pada Sabtu 21


Mei 2022. https://haloedukasi.com/positivisme

Pratiwi, Naisya. Positivisme: Pengertian, ciri, contoh, jenis, prinsip. Diakses pada
Sabtu 21 Mei 2022. https://apayangdimaksud.com/positivisme/

Asmoro, Acmadi. Sejarah Filsafat Positivisme. Diakses pada Sabtu 21 Mei


2022. https://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/sejarah-filsafat-
positivisme.html

Anda mungkin juga menyukai