Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

ULTRASOUND THERAPY (US) DENGAN METODE


PONOPHORESIS
“AKUT SPRAIN ANKLE”

OLEH

ADINDANISSA AZZAHRA
II A/D.IV FISIOTERAPI
PO714241181001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PROGRAM STUDI D.IV JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTIKUM ULTRASOUND THERAPY (US)
DENGAN METODE PONOPHORESIS

A. Patologi Kasus
1. Definisi
Sprain ankle adalah kondisi terjadinya penguluran dan kerobekan pada ligamentum
lateral compleks. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya inversi dan plantar fleksi yang tiba-tiba
saat kaki tidak menumpu sempurna pada lantai/ tanah, dimana umumnya terjad pada
permukaan lantai/ tanah yang tidak rata.

2. Etiologi
Penyebab sprain meliputi :
Tekanan ekternal berlebih : pemuntiran mendadak dengan tenaga yang lebih kuat
daripada kekuatan ligamen dengan menimbulkan gerakan sendi di luar kisaran gerak (RPS)
normal seperti terglincir saat berlari atau melompat sehingga terjadi sprain.

FAKTOR RESIKO
Kelemahan otot, terutama otot-otot di sekitar sendi pergelangan kaki(muscle
weakness), lemah atau longgarnya ligamen-ligamen yang berada pada sendi ankle, sering
diakibatkan karena cedera ankle yang berulang,Fleksibilitas yang buruk, Kurang melakukan
pemanasan dan peregangan saat sebelum berolahraga,Keseimbangan yang buruk, Permukaan
lapangan olahraga yang tidak rata Sepatu atau alas kaki yang tidak tepat.

3. Patogenesis
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut
dengan sprain yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan
serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan
ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat
pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema; sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi
terasa sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam
setelah cedera akibat membengkaan dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah
yang disebut dengan sprain.

4. Tanda dan Gejala


o Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)
o Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
o Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa jam setelah cedera)
o Perubahan warna kulit akibat masuknya darah ke dalam jaringan sekitarnya.
B. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat) :
a. Hubungkan power cord unit ke adaptor lalu hubungkan ,kemudian hubungkan power
adaptor keunit.
b. Lalu tekan tombol on yang ada di belakang alat.
c. Kemudian menjalankan unit dengan menekan on/off yang ada dipanel depan layar (selama
3 detik)
d. Selanjutnya tekan tombol unit manual yang ada di depan unit us dan aturlah pada US.

2. Persiapan Pasien :
a. Posisikan pasien pada posisi tengkurap dan usahakan dalam keadaan senyaman dan
serileks mungkin.
b. Kemudian ambil obat salep pijat dan gel lalu oleskan pada sekitar ligamentum lateral
complex lebih tepatnya (pada lig. Calcaneofibularis, lig. Talofibularis Anterior, dan lig.
Talofibularis Posterior) dan letakkan alat US di atas campuran obat salep dan gel tersebut
tanpa bergerak.
c. Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek
yang dapat ditimbulkan dari US.

3. Teknik Pelaksanaan :
Kasus : Akut Sprain Ankle.
Nilai VAS : 8,6

1. Posisi transducer : Ligamentum Lateral


Complex (lig. Calcaneofibularis, lig.
Talofibularis Anterior, dan lig.
Talofibularis Posterior)

2. Metode pengobatan : Direct method


(metode langsung)

3. Pemilihan dosis :

a. ERA Transducer US : 2 cm2


b. Bentuk US : 12,5 %

c. Frekuensi US : 3 MHz (Superficial)

d. Intensitas US : 0,3 W/cm2

e. Waktu : 1 menit x 2 x (1+8) = 18


menit

C. Evaluasi
Modalitas fisioterapi berupa Ultra Sound (US) dengan metode Ponophoresis
memberikan efek dominan terhadap penurunan nyeri yang dimana pada awal pasien mersakan
sangat nyeri pada waktu 2 minggu lalu, sehingga setelah menggunakan US nilai VAS pada
pasien mulai turun sedikit demi sedikit.
KASUS-KASUS FISIOTERAPI :

1. Akut Sprain Ankle (VAS 8,6)


2. Kronik Sprain Ankle (VAS 5,3)
3. Akut Sprain Ligamen Collateral Medial Knee (VAS 9,3)
4. Kronik Sprain Ligamen Collateral Medial Knee (VAS 6,2)
5. Akut Strain Tendon Achilles (VAS 7,6)
6. Kronik tendinitis caput gastrocnemius (VAS 5,2)
7. Akut Strain Hamstrings (VAS 7,4)
8. Kronik tendinitis hamstrings (VAS 6,2)
9. Kronik cervical headache (VAS 5,8)
10. Akut Sprain Ligamen Cruciatum Anterior Knee (VAS 8,6)
11. Kronik Sprain Ligamen Cruciatum Anterior Knee (VAS 5,6)
12. Kronik Osteoarthritis Knee Joint (VAS 6,7)
13. Kronik Piriformis Syndrome (VAS 6,3)
14. Kronik Muscle soreness gastrocnemius (VAS 5,6)
15. Kronik Syndrome Tractus Iliotibial band (VAS 5,4)
16. Kronik Syndrome Pes Anserine Knee (VAS 6,2)
17. Kronik Tennis Elbow tipe 2 (VAS 6,3)
18. Kronik Tennis Elbow tipe 3 (VAS 7,6)
19. Kronik Tendinitis Infraspinatus (VAS 6,4)
20. Kronik Tendinitis Bicipitalis (VAS 5,7)
21. Akut Tendinitis Bicipitalis (VAS 7,4)
22. Kronik Tight Upper Trapezius (VAS 6,7)
23. Kronik Spondylosis Lumbal (VAS 6,4)
24. Kronik de Quervain’s Syndrome (VAS 6,2)
25. Kronik tendomyosis quadratus lumborum (VAS 7,2)
26. Akut sprain wrist (VAS 8,5)
27. Kronik sprain wrist (VAS 6,4)
28. Subakut cidera meniskus medial knee (VAS 7,4)
29. Kronik Frozen Shoulder (VAS 5,8)
30. Kronik Sacroiliaca joint dysfunction (VAS 6,5)
31. Kronik Tendinitis Supraspinatus (VAS 5,6)
32. Akut Tendinitis Supraspinatus (VAS 8,4)
33. Subakut Sprain Ligamen Collateral Lateral Knee (VAS 7,6)
34. Kronik cidera meniskus lateral knee (VAS 6,2)
35. Kronik tendinopathy patella (VAS 6,3)
36. Kronik fasciitis plantaris (VAS 6,1)
37. Kronik tendinitis ekstensor carpi ulnaris (VAS 5,8)

Catatan :
Pilih dua kasus di atas, kemudian kasus yang dipilih dikerjakan sesuai format laporan di atas.

Anda mungkin juga menyukai