1. Parhat ( 23 31 22 003 )
2. Aisyah Tufaillah ( 23 31 22 005 )
3. Anisa M Sakaria ( 23 31 22 024 )
4. Musdalifah ( 23 31 22 009 )
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Filsafat Pragmatisme ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita yang
mengikutinya hinggah akhir zaman.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah filsafat umum.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah filsafat pragmatisme. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah filsafat pragmatisme ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
i
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENNGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Pragmatisme........................................................... 3
B. Pragmatisme Menurut John Dewey......................................... 6
A. Kesimpulan................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awal kelahiran filsafat apa yang disebut filsafat itu sesungguhnya
mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Kemudian, filsafat itu berkembang sedemikian
rupa menjadi semakin rasional dan sistematis.Seiring dengan perkembangan itu,
wilayah pengetahuan manusia semakinluas dan bertambah banyak, tetapi juga
semakin mengkhusus. Lalu lahirlah berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang satu per
satu memisahkan diri dari filsafat.
Salah satu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan
adalah epistimologi. Istilah epistimologi berasal dari bahasaYunani, yang terdiri dari
dua kata, yaitu episme (pengetahuan) dan logos(kata, pemikiran, percakapan, atau
ilmu). Jadi epistemology berarti kata, pikiran,percakapan tentang pengetahuan atau
ilmu pengetahuan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pragmatisme?
2. Bagaimana pragmatisme menurut John Dewey?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari pragmatism.
2. Mengetahui pragmatisme menurut Jhon Dewey.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pragmatisme
3
serta kenyataan dalam hidup di lapangan daripada prinsip muluk-muluk
yangmelayang di udara. Oleh karena itu, prinsip untuk menilai pemikiran,gagasan,
teori, kebijakan, pernyataan tidak cukup hanya berdasarkanlogisnya dan bagusnya
rumusan-rumusan, tetapi berdasarkan dapattidaknya dibuktikan, dilaksanakan dan
mendatangkan hasil. Dengandemikian, menurut kaum pragmatis, otak berfungsi
sebagai pembimbing perilaku manusia. Pemikiran, gagasan, teori merupakan alat dan
perencanaan untuk bertindak. Kebenaran segala sesuatu diuji lewat dapat-tidaknya
dilaksanakan dan direalisasikan untuk membawa dampak positif,kemajuan dan
manfaat.
4
dunia.Kaum pragmatis dicap dangkal, tak mau berpikir mendalam, anti
kegiatanspekulatif dan intelektual oleh kaum teoritikus dan kaum intelektual. Namun
pada tingkatnya, pragmatisme baik secara umum maupun secarakhusus di bidang etis
menyumbang sesuatu. Pragmatisme menekankankesederhanaan, kemudahan,
kepraktisan, dampak positif langsung danmanfaat. Hal-hal yang ditekankan dalam
faham pragmatisme itumerupakan unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
mengurus hal-halsederhana dan dalam situasi hidup dimana dicari langkah-langkah
kerjayang tidak rumit dan kecepatan pengurusan serta selesainya perkara lebih
diinginkan.
5
Pragmatisme dalam perkembangannya mengalami perbedaankesimpulan
walaupun barangkat dari gagasan yang sama. Kendatidemikian, ada tiga patokan
yang disetujui aliran pragmatisme yaitu:
2. Absolutisme,
6
John Dewey mengartikan pengalaman sebagai dinamika hidup;menurutnya
hidup adalah perjuangan, tindakan, dan perbuatan. Akibatnya,Pragmatisme dalam hal
ini juga memandang bahwa hakikat pengalamanadalah perjuangan pula. Ide-ide,
teori-teori, atau cita-cita, tidaklah cukuphanya diakui sebagai hal-hal yang ada.
Adanya teori atau cita-cita iniharuslah dicari artinya bagi suatu kemajuan atau
maksud-maksud baik yanglain. Manusia harus dapat mengfungsikan jiwanya untuk
membina hidupyang mempunyai banyak persoalan yang silih berganti.
Pragmatismedengan ini memandang hidup dan kehidupan sebagai suatu
perjuanganyang berlangsung terus menerus. Setiap konsep atau teori harus
dapatditentukan oleh konsekuensi-konsekuensi praktisnya. Pragmatisme
(JohnDewey) memandang bahwa manusia berada dalam keadaan perjuanganyang
berlangsung terus menerus terhadap alam sekitar. Keadaan inimendorong manusia
untuk mengembangkan pelbagai perabotan kehidupanyang dimilikinya seperti
kecerdasan, dinamika, kreativitas, intelektual, jiwa, serta ketrampilan. Semua inilah
yang memberinya bantuan dalamrangka perjuangan hidup tersebut.
7
Walaupun Dewey seorang pragmatis, namun ia lebih sukamenyebut sistemnya
dengan istilah instrumentalisme.
8
mengalaminya sebagai suatu halyang penting atau yang berarti. Apabila terdapat
pemisahan antara subjekdan objek, maka hal itu bukanlah pengalaman, melainkan
pemikirankembali atas pengalaman. Pemikiran itulah yang menyusun sasaran
pengetahuan.
Dalam pandangan ini, maka yang benar ialah apa yang padaakhirnya disetujui
oleh semua orang yang menyelidikinya. Kebenaranditegaskan dalam istilah-istilah
penyelidikan. Kebenaran sama sekali bukanyang sekali ditentukan kemudian tidak
boleh diganggu gugat, sebab dalam praktiknya kebenaran itu memiliki nilai
fungsional tetap. Segala pernyataanyang kita anggap benar pada dasarnya dapat
berubah.
Menurut Dewey, kita ini hidup dalam dunia yang belum selesai
penciptaannya. Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknyadengan meneliti
tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme. Pertama, kata “temporalisme”
yang berarti bahwa ada gerak dan kemajuannyata dalam waktu. Kedua, kata
“futurisme”, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
Ketiga, “milionarisme”, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga
kita. Pandanganini dianut oleh William James.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
10
DAFTAR PUSTAKA
11