Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAHN UJIAN FINAL

PENGHANTAR ILMU HUKUM (PIH)

“ALIRAN REALIS”

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. Marwan Mas, S.H., M.H.

ANGGOTA KELOMPOK 6:

Abigael Paembonan Lee Sui Fung 4521060069


Jason A Mongan 4521060064
Aldianus Mantung 4521060084
Sabila Sahwa Natasya 4521060067

KELAS 1C

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

FAKULTAS HUKUM
KATA PENGHANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Aliran Realis ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Prof. Dr
Marwan Mas, S.H., M.H. selaku Dosen mata kuliah Penghantar Ilmu Hukum
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Aliran Realis dan Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


Membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar 26 Desember 2021


LATAR BELAKANG

Sebagai dasar pemikiran mengenai pemahaman seseorang tentang segala


sesuatu pasti ada perbedaan, memahaman seseorang tentang kebaikan,
kebenaran dan kenyataan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Apa yang
disebut baik, benar dan nyata dibahas secara mendasar dan meluas di dalam
filsafat. Filsafat memiliki cabang-cabang yang mengkaji secara khusus.
Masalah kebaikan, dibahas cabang filsafat, yakni axiology. Masalah
kebenaran, dibahas cabang filsafat, yakni epistemology. Masalah kenyataan,
dibahas oleh cabang filsafat yakni ontology.

Bagaimana dengan filsafat pendididkan? Filsafat pendidikan adalah aplikasi


dari filsafat umum dalam pendidikan. Berbeda dengan Filsafat Umum yang
objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu. Filsafat Khusus/
terapan mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia
yang dalam hal ini adalah pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan,
latar belakang cara dan hasilnya serta hakikat ilmu pendidikan yang
bersangkutan paut terhadap struktur kegunaannya.

Seperti halnya filsafat yang lain, filsafat pendidikan pun bersifat spekulatif,
preskriptif dan analitik. Spekulatif artinya filsafat pendidikan membangun
teori-teori tentang hakikat pendidikan manusia, hakikat masyarakat dan
hakikat dunia. Preskriptif artinya filsafat pendidikan menentukan tujuan
pendidikan yang harus diikuti dan dicapai. Analitik artinya filsafat pendidikan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang spekulatif dan perspektif.

Filsafat ilmu pendidikan dapat dibataskan sebagai salah satu bentuk teori
pendidikan yang dihasilkan melalui riset baik kualitatif maupun kuantitatif.

Filsafat pendidikan ini perlu dipedomani para perencana pendidikan tentang


tujuan, isi, kurikulum yang merumuskan tujuan-tujuan pengubahan perilaku
yang bersifat personal, social dan ekonomi. Karena filsafat pendidikan
merupakan terapan dari filsafat umum maka filsafat pendidikan pun terdiri
beberapa aliran seperti filsafat pendidikan idealism, realisme, esensialisme
dan pragmatism.
RUMUSAN MASALAH

Permasalah berdasarkan latar belakang di atas dan luasnya cakupan filsafat


ilmu, maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian Realisme?


2. Bagaimana Realisme sebagai filsafat?
3. Bagaimana Implikasi realisme terhadap pendidikan?

TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mendeskripsikan pengertian realisme


2. Mendeskripsikan realisme sebagai sistematika filsafat
3. Mendeskripsikan implikasi realisme terhadap pendidikan
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Realisme
Istilah realisme berasal dari Bahasa Latin “realis” yang berarti
“sungguh-sungguh, nyata benar “. Realisme adalah filsafat yang
mengangap bahwa terdapat satu dunia eksternal nyata yang dapat
dikenali. Karena itu, realisme berpandangan bahwa objek persepsi
indrawi dan pengertian sungguh-sungguh ada, terlepas dari indra dan
budi yang menangkapnya karena objek itu memang dapat diselidiki,
dianalisis, dipelajari lewat ilmu, dan ditemukan hakikatnya lewat ilmu
filsafat.
Para penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat
pada benda-benda atau dia melihat terpengaruh oleh keadaan
sekelilingnya. Namun, mereka paham ada benda yang dianggap
mempunyai wujud tersendiri, ada benda yang tetap kendati diamati.
Sebagai aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang
ditangkap pancaindra dan yang konsepnya ada dalam budi itu
memang nyata ada.
Contohnya:
 Batu yang tersandung di jalan yang baru dialami memang ada
 Ayam berkembang biak dengan cara bertelur. Oleh karena itu,
terbukti adanya telur ayam.

B. Realisme sebagai Sistematik Filsafat


Secara umum aliran filsafat realisme adalah salah satu aliran filsafat
dan kedudukan filsafat realisme merupakan terapan dari filsafat
umum, maka kedudukan filsafat realisme dalam sistematika filsafat
merupakan cabang dari sistematika filsafat itu sendiri.
Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu
adalah gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat
menurut aliran realisme adalah: (1) Matafisika-realisme ; Kenyataan
yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme); kenyataan
material dan immaterial(dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari
berbagai kenyataan (plusralisme); (2) Humanologi-realisme; Hakekat
manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan
sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berfikir:
(3) Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak
bergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan
dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan
memeriksa kesesuaiannya dengan fakta. (4) Aksiologi-realisme;
Tingkah laku manusia diatur oleh hokum-hukum alam yang diperoleh
melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-
kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu subjek yang
menyadari dan mengetahui di satu pihak dan yang kedua adanya
realita di luar manusia yang dapat dijadikan objek pengetahuan
manusia.
Para realis menganggap dunia sebagaimana adanya, dan tugas
sekolah adalah mengajar tentang keadaan dunia. Kebaikan akan
ditemukan dalam hokum alam dan aturan dunia fisik. Karena filsafat
pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum maka filsafat
pendidikan pun terdiri beberapa aliran seperti filsafat pendidikan
idealism, realisme, esensialisme dan pragmatisme.

C. Implikasi Realisme Terhadap Pendidikan


Aliran realisme adalah aliran filsafat yang memandang realitas sebagai
dualitas. Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat
realitas yang terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal ini berbeda
dengan filsafat aliran idealism yang bersifat monistis yang memandang
hakikat dunia pada dunia spiritual semata. Dan juga berbeda dari
aliran materialism yang memandang hakikat kenyataan adalah
kenyataan yang bersifat fisik semata.
Aliran realisme mempunyai berbagai macam bentuk yaitu realisme
rasional, realisme naturalis dan realisme kritis. Realisme rasional juga
masih terbagi dua yakni realisme klasik dan realisme religious.
Realisme klasik pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles.
Berikut ini kita bahas pendidikan menurut aliran realisme.

1. Konsep Pendidikan
Berikut ini kita akan membahas konsep pendidikan mengenai
pengertian pendidikan dan gambaran pendidikan menurut masing-
masing bentuk aliran realisme.
1) Realisme Rasional
Realisme klasik berpandangan bahwa manusia sebenarnya
memiliki ciri rasional. Dengan demikian manusia dapat
menjangkau kebenaran umum. Eksistensi Tuhan merupakan
penyebab pertama dan utama realistas alam semesta.
Memperhatikan intelektual adalah penting bukan saja sebagai
tujuan melainkan sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Menurut realisme klasik pengamalan manusia penting bagi
pendidikan. Menurut Aristoteles, terdapat aturan moral universal
yang diperoleh dengan akal dan mengikat manusia sebagai
mahluk social. Manusia sempurna menurutnya adalah manusia
sempurna yang mengambil jalan tengah. Konsep pendidikan
pada anak bahwa anak harus diajarkan ukuran moral yang
absolut dan universal karena baik dan benar adalah untuk
seluruh umat manusia. Kebiasaan baik harus dipelajari karena
kebaikan tidak datang dengan sendirinya.
Sedangkan menurut realisme religious bahwa kenyataan itu
dipandang berbentuk natural dan supernatural. Pndangan
filsafat ini menitik beratkan pada hakikat kebenaran dan
kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk
meningkatkan diri guna mencapai kebenaran abadi. Kebenaran
bukan dibuat melainkan sudah ditentukan dan belajar harus
mencerminkan kebenaran itu. Menurut Cornerius pendidikan
harus universal, seragam dan merupakan suatu kewajiban
dimulai dengan pendidikan yang lebih rendah.
2) Realisme Natural
Menurut realisme natural pengetahuan yang diakui adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman empiris
dengan jalan observasi atau pengamatan indera. Para pengikut
realisme natural mengikuti teori pengetahuan empirisme yang
mengatakan pengalaman merupakan factor fundamental dalam
pengetahuan dan merupakan sumber pengetahuan manusia.
Pendidikan berkaitan dengan dunia di sini dan sekarang. Dunia
diatur oleh hokum alam. Pendidikan menurut aliran realisme
natural haruslah ilmiah dan yang menjadi objeknya adalah
kenyataan dalam alam.
3) Realisme Kritis
Menurut pandangan Breed filsafat pendidikan hendaknya
harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pendidikan sebagai
pertumbuhan harus diartikan sebagai pengarah terhadap
tuntunan social dan individual. Menurut Imanuel Kant,
pengetahuan mulai dari pengalaman namun tidak semuanya
dari pengalaman. Pikiran tanpa isi adalah kosong dan
tanggapan tanpa konsepsi adalah buta.
Menurut Henderson ke semua bentuk aliran realisme
pendidikan menyetujui bahwa:
a. Proses pendidikan berpusat pada tugas mengembangkan
laki-laki dan wanita menjadi hebat.
b. Tugas manusia di dunia adalah memajukan keadilan dan
kesejahteraan umum.
c. Tujuan akhir pendidikan adalah memecahkan masalah-
masalah pendidikan.
2. Kedudukan guru dan siswa
1) Guru adalah pengelola KBM di dalam kelas (classroom is
teachercentered), guru penentu materi pelajaran, guru harus
menggunakan minat siswa yang berhubungan dengan mata
pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai sesuatu yang
kongkret untuk dialami siswa.
2) Siswa berperan untuk menguasai pengetahuan yang
diandalkan, siswa harus taat pada aturan dan disiplin, sebab
aturan yang baik sangat diperlukan untuk belajar, dan
memperoleh disiplin melalui ganjaran dan prestasi.
3. Tujuan Pendidikan
1) Tujuan pendidikan realisme adalah untuk “penyesuaian diri
dalam kehidupan dan mampu melaksanakan tanggung jawab
social.
2) Pendidikan bertujuan agar siswa dapat bertahan hidup di dunia
yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan dan hidup
bahagia, dengan jalan memberikan pengetahuan esensial
kepada siswa.
3) Pengetahuan tersebut akan memberikan keterampilan-
keterampilan yang penting untuk memperoleh keamanan dan
hidup bahagia.
4. Metode Pendidikan
1) Pembiasaan merupakan metode utama bagi fisuf penganut
behaviorisme.
2) Metode mengajar yang disarankan bersifat otoriter. Guru
mewajibkan siswa untuk dapat menghafal, menjelaskan, dan
membandingkan fakta-fakta, menginterprestasi hubungan-
hubungan, dan mengambil kesimpulan makna-makna baru.
5. Evaluasi
1) Guru harus menggunakan metode-metode objektif dengan
mengevaluasi dan memberikan jenis tes yang memungkinkan
untuk dapat mengukur secara tepat pemahaman siswa tentang
materi-materi esensial.
2) Untuk tujuan motivasi guru memberikan ganjaran terhadap
siswa yang mencapai sukses.
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat umum
dalam pendidikan
 Aliran filsafat realisme adalah salah satu aliran filsafat
dan kedudukan filsafat realisme merupakan terapan dari
filsafat umum, maka kedudukan filsafat realisme dalam
sistematika filsafat merupakan cabang dari sistematika
filsafat itu sendiri.
 Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan
manusia itu adalah gambaran yang baik dan tepat dari
kebenaran.
 Konsep filsafat menurut aliran realisme adalah:
(1) Metafisika-realisme
(2) Humanologi-realisme
(3) Epistemologi-realisme
(4) Aksiologi-realisme

Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat


realitas yang terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal
ini berbeda dengan filsafat aliran idealism yang bersifat
monistis yang memandang hakikat dunia pada dunia
spiritual semata. Dan juga berbeda dari aliran
matealisme yang memandang hakikat kenyataan dan
bersifat fisik semata.

Bentuk-bentuk aliran realisme dalam perspektif


pendidikan yakni:

1) Realisme Rasional
2) Realisme Natural
3) Realisme Kritis
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Marwan Mas, S.H., M.H. Buku Penghantar


Ilmu Hukum. Makassar, Juni 2021

Jalaludin dan Abdullah Idi.1997. Filsafat Pendidikan.


Jakarta: Gaya Media Pertama.

Aulia Fani. 2011. Filsafat Pendidikan Realisme .


Tersedia di http://
sanakfanjudep.blogspot.com/2011/07filsafat-
pendidikan-realisme.html.

Anda mungkin juga menyukai