Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT REALISME
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah filsafat pendidikan
Dosen Pengampu : H. Khairul Umam M.Pd

Disusun Oleh:

Azza Naqdan Mufti 212101060026

Tri Ulfiatun 212101060020

Roisa Ikhfi Khorina 212101060052

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
Jl. Mataram No. 1 Mangli Jember, Kode Pos 68136 Telp.(0331) 487550.
Fax. (0331) 427005
20210/20221

KATA PENGANTAR

Tiada lantunan kata yang terindah melainkan ucapan puja dan puji syukur kepada
Allah SWT, yang mana karena-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas filsafat pendidikan
yaitu menyusun makalah tentang “Filsafat Realisme”, dan tak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa menuntun
umatnyakita dari zaman orang-orang kafirjahiliyyah menuju zaman islamiyyasuci islamh,
karena sesungguhnya agama yang benar disisi Allah adalah islam.

Filsafat adalah mata kuliah yang menuntut mahasiswanya agar terus mengasah
pikirannya, dan sering sekali kita di hadapkan dengan materi materi yang mana sebuah
permasalahan harus di selesaikan dengan terperincin dengan pemikiran kritis, demi mencari
sebuah kebenaran yang sebenar benarnya.

Untuk itulah kami menyusun makalah Filsafat Realisme yang mana adalah salah satu
aliran dalam filsafat, segala saran dan pendapat kami ucapkan terima kasih, dan kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam kepenulisan maupun
kekurangan dalam penyampaian kami, dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menguatkan makalah kami..

jember, 25 Maret 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat umum, namun filsafat ini
mendalami dan menyelidiki hakikat pendidikan serta kaitannya dengan latar belakang,
tujuan, cara dan hasil yang bersangkutan dengan struktur fungsi, filsafat pendidikan
termasuk slah satu teori pendidikan yang kebenarannya dihasilkan dan dibuktikan
dengan penelitian baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan perlu dimengerti serta
dijadikan sebagai pedoman oleh para pelajar pendidikan, salah satu aliran filsafat
pendidikan adalah filsafat pendidikan realisme.
Realisme adalah pendapat atau pandangan bahwa semua benda yang tampak
itu adalah nyata, bukan hanya bayangan, realisme bersifat objektif, terdiri atas materi
dan terpengaruhi oleh hukum alam, seseorang percaya atau tidak tentang keberadaan
suatu benda tidak akan mengubah sifat dan wujud dari benda tersebut, orang yang
paham akan realisme berpendapat bahwa otak manusia itu ibarat bermula dari
lembaran-lembaran kosong yang akan diwarnai dan diisi tulisan-tulisan agar kertas itu
dapat penuh.
Realisme dalam pengertian filsafat beranggapan bahwa semua benda dan
semua objek yang terekam oleh panca indra kita adalah nyata, terlepas dari kenyataan
benda itu kita ketahui, aliran pendidikan realisme mendefinisikannya dengan 3
kategori basis dasar metafisika, epistimologi, dan aksiologi,

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari filsafat pendidikan realisme ?
b. Siapakah tokoh-tokoh filsafat pendidikan realisme ?

3. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat pendidikan realisme
b. Untuk mengetahui para tokoh filsafat pendidikan realisme

iii
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme


Filsafat pendidikan merupakan salah satu mata pelajaran yang merupakan
salah satu bidang filsafat. Ada banyak aliran dalam filsafat pendidikan, salah satunya
adalah filsafat pendidikan realis. Realisme berarti realisme atau realisme, dan
realisme berarti bukan hanya fantasi atau pikiran, tetapi pada kenyataannya, ketaatan
pada apa yang sebenarnya terjadi. Filsafat realis digunakan dalam pengertian yang
lebih teknis. Aliran realisme menyatakan bahwa hakikat realitas adalah jasmani dan
rohani, yang memiliki dua ciri yaitu masalah fisik dan mental. Pendidikan memiliki
mata pelajaran yang akrab dengan manusia dan alam. Sebuah studi rinci tentang
realisme ini lebih bersifat politis, tetapi beberapa tema bersifat mendidik. Realisme
pendidikan dipelopori oleh beberapa orang filsuf di antaranya David Hume, John
Stuart Mill, yang mana mereka mengartikan Realisme sebagai prinsip filsafat yang
memadukan aliran materialisme dan idealisme.
Dalam arti filsafat yang lebih sempit, realisme mempunyai arti anggapan
bahwa objek indra kita adalah nyata, benda- benda yang ada, dan terlepas dari
kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan ada hubungannya
dengan pikiran kita. Metafisika dan epistimologi para tokoh realisme percaya akan
dunia yang materialistis yaitu bergantung dari luar dan dari kaum yang memiliki
pemikiran yang luas, semua objek terdiri dari banyak sekali unsur atau materi,
selanjutnya, zat tersebut disesuaikan dengan struktur atau objek- objek tertentu, maka
dari itu manusia mengetahui objek melalui indra dan alasannya, pertama orang yang
mengetahui suatu objek akan mencatat sesuai apa yang dia ketahui seperti warna,
massa, bau, ukuran, atau bau.
Otak manusia akan menguraikan data tersebut dengan apa yang ia tangkap
dari panca indranya, yaitu dengan mendeskripsikan sikap- sikap yang dapat
digambarkan dari apa yang ia amati. Aksiologi dari seorang realisme, lahirkan
konsep pengetahuan, peraturan terhadap tingkah laku yang cerdas, contohnya adalah
seorang manusia hendaknya bersikap rasional atau berpikir secara logika ketika
menghadapi sebuah objek yang berfungsi sebagai kenyataan Terlebih detailnya
mengenai pengertian realisme maka kita juga perlu mengetahui bentuk- bentuk
realisme tersebut seperti realisme ekstrem atau primitif yang berpendapat bahwa

4
abstraksi itu ada sebagai entitas riil dalam dimensi lain realitas dan bahwa konkret
yang kita persepsi hanyalah merupakan cerminan yang tidak sempurna, namun
konkret tersebut menyebabkan timbulnya abstraksi dalam pikiran kita, realisme
ekstrem, pada hakikatnya, berusaha untuk memelihara keunggulan eksistensi dengan
melepaskan kesadaran yaitu dengan memasukkan konsep ke dalam sesuatu yang ada
dan mengurangi kesadaran pada tingkat persepsi, Kelemahan realisme ekstrem adalah
ada pengalaman universal kekeliruan menilai persepsi, tidak ada penjelasan mengenai
objek khayalan/ halusinasi; semua persepsi tergantung konteks visual.
Masih dalam bentuk realisme, bentuk kedua memiliki realisme akal sehat.
Hal ini seolah-olah meringankan masalah realisme ekstrim pada awalnya, namun
menghindari kebohongan yang langsung disadari oleh adanya dualisme dan idealisme.
Realisme akal sehat konsisten dengan realisme ekstrem atau primitif di mana objek
fisik tidak tergantung pada atau di luar pikiran, tetapi mereka secara langsung dan
langsung dapat diamati oleh pikiran. Dapat dimengerti untuk memisahkan dua
perspektif ini

2. Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Realisme


a. John Locke
Dia lahir pada 29 Agustus 1632. Ia dibesarkan dalam keluarga terpelajar.
Ayah Locke bekerja sebagai pengacara dan bertanggung jawab atas administrasi
di pemerintah daerah. Dia hidup dalam situasi politik Inggris yang tidak
menguntungkan. Kondisi ini memungkinkan Locke memahami realitas politik dan
kemudian terlibat dalam aktivitas politik di kampus. Sebagai mahasiswa, ia
membangun sosialitas dan kreativitas mahasiswa dalam politik dengan
menjalankan macam-macam gerakan politis di kampus yang mana sebagai proses
dari pembelajaran menuju kedewasaan.
John Locke adalah salah satu tokoh filsafat modern yang ide-idenya sangat
terkenal. Realisme sendiri sangat memperhatikan pendidikan, karena ia adalah
salah satu tokoh filosofis realisme dan tujuan dari realisme adalah pengembangan
kemampuan intelektual. Locke mengatakan bahwa akal pikiran itu kosong atau
polos dan terisi. Dengan kata lain demi menciptakan rasa untuk merangsang
pemikiran maka membutuhkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

5
Pengalaman mempengaruhi pikiran yang berpikir dan mengenali objek khusus.
Locke percaya bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman pribadi.
b. Galileo Galilei
Galileo lahir pada 15 Februari 1564 di Pisa, Tuscany, dan meninggal pada
usia 77 tahun. Keluarganya adalah penggemar sains. Ayahnya adalah seorang
matematikawan dan musisi dari Florence. Ia terkenal tidak hanya sebagai filsuf,
tetapi juga sebagai astronom, matematikawan, dan fisikawan. Sebagai seorang
anak, Galileo belajar ilmu dasar di sebuah biara dekat Florence. Dia kemudian
belajar kedokteran di Universitas Pisa. Galileo masih mahasiswa kedokteran,
tetapi dia juga belajar matematika dan astronomi.
Galileo adalah tokoh sekolah realis. Ia berpendapat bahwa kebenaran dapat
dibuktikan melalui pengalaman yang ditemui atau eksperimentasi langsung.
Galileo suka mencoba hasil yang akurat, daripada mendiskusikan atau
memikirkan ide-ide yang tidak selalu realistis.

c. David Hume
David Hume lahir pada 26 April 1711 di Edinburgh, Skotlandia. Ayahnya
adalah seorang pengacara dan pemilik tanah bernama Yusuf Schrinside, dan nama
ibunya adalah Khaterine Falcorner. Ayahnya meninggal sebagai seorang anak dan
dia dibesarkan oleh ibunya. David Hume belajar sastra, hukum dan filsafat di
Universitas Edinburgh. Ia dikenal sebagai seorang filosof, sejarawan dan ekonom.
David Hume sebagai seorang diplomat di Inggris, Prancis, Austria dan Italia. Ia
merupakan salah satu tokoh yang paling penting dalam filosofi barat dan
pencerahan Scotlandia. Hume sangat dipengaruhi oleh empiria John Locke dan
George Berkeley. David hume juga merupakan tokoh filsafat empirisme yang
terkemuka. Pemikirannya juga disebut sebagai puncak empirisme modern.
Dia mengklaim bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman. Dia
menekankan aspek pengalaman daripada rasionalitas. Di sana, pengalaman lebih
menarik daripada deduksi logis. Observasi hanya menimbulkan kesan atau
persepsi sebagai suatu gagasan. Dia menganggap pengetahuan yang diperoleh
melalui akal sebagai kebohongan. Dia juga dengan tegas menolak cara lain untuk
memperoleh pengetahuan selain indera. Hume juga berpendapat bahwa manusia
adalah sumber dari segala pengetahuan.

6
d. John Stuart Mill
John Stuart Mill lahir pada 20 Mei 1806 di Pentonville, London, dan
meninggal di Avignon, Paris, pada usia 66 tahun. Ayahnya, James Mill, adalah
seorang filsuf dan ekonom terkenal. Sejak kecil, John telah didorong oleh ayahnya
untuk memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata. Karena ambisi ayahnya,
ia juga belajar bahasa Yunani pada usia tiga tahun. Pada usia 14 tahun, ia juga
mempelajari dasar-dasar ekonomi dan sejarah dunia. John dikenal sebagai filosof,
ekonom, MP, dan pegawai negeri. Dia juga orang yang realistis. Ide John yang
paling berpengaruh adalah gratis. Dia berpendapat bahwa kebenaran harus bebas
dan diperlukan secara intelektual. John juga mengungkapkan bahwa ada batasan
kebebasan yang harus dipatuhi.

e. Aristoteles (384 SM-322-SM)


Salah satu tokoh filsafat dengan aliran realisme adalah Aristoteles. Dia adalah
seorang cendekiawan terkemuka, intelektual, dan dikenang sepanjang masa. Ide-
ide Aristoteles telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi manusia dengan
mengembangkan ilmu-ilmu filosofis seperti logika, metafisika, ilmu politik, etika
atau moral, biologi, dan psikologi. Aristoteles melihat realitas sebagai bentuk
alam yang dapat menghilangkannya dari alam.
Gagasan utama Aristoteles dalam bidang pemikiran adalah pengumpulan dan
studi fakta-fakta pembelajaran induktif, pencarian kebenaran objektif sebagai
dasar dari semua ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, Aristoteles mendukung
gagasan Plato bahwa putra dan putri nasional harus dididik sesuai dengan
kemampuan kognitif mereka. Kebutuhan dasar seperti moral dan etika sangat
penting untuk mencerdaskan bangsa agar tidak mudah terpengaruh oleh masalah
yang bersifat sementara.

f. Johan Amos Comenius


Ia adalah seorang filosof pendidikan yang bisa disebut dalam realisme agama.
Menurutnya, setiap orang harus bekerja keras. Pertama, kebahagiaan abadi dan
keselamatan hidup. Kedua, hidup di dunia yang kaya dan damai. Johann

7
menjelaskan bahwa pendidikan harus bersifat universal dan konsisten. Dimulai
dengan pendidikan dasar, yang juga wajib.
Dalam bukunya "Didacita Magna" (pelajaran hebat) dan "Orbis Sensualium
Pictus" (dunia sensualitas dengan foto), Comenius adalah pendiri fondasi
pelajaran modern. Mengubah pola pikir anak yang deduktif dan spekulatif dengan
penalaran induktif (berpikir ilmiah). Dalam pandangannya, demonstrasi sangat
penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran, oleh karena itu ia disebut
sebagai bapak demonstrasi dalam pendidikan dan pembelajaran.

g. William Mc Gucken
`William adalah pengikut Aristoteles dan Aquinas berdasarkan epistemologi
dan metafisika. Tanpa Tuhan, hidup tidak ada artinya, menurut peep. Dan jika
hidup tidak ada artinya, pendidikan tidak ada artinya. Dimana tujuan hidup yang
dimaksud adalah untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dan
langgeng. Pandangannya tentang moralitas, Gacken, setuju bahwa kita dapat
memahami hukum moral dengan menerapkan akal, tetapi kita sangat yakin bahwa
hukum moral ini diciptakan oleh Tuhan.

h. Francis Bacon (1561 M-1626 M)


Francis Bacon (22 Januari 1561), tpatnya di kota London. Ia merupakan
seorang pengacara, negarawan, filsuf sealigus kritikus yang hebat terhadap
kekeliruan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Bacon berpendapat bahwa para ahli
ilmu pada dasarnya salah karena mengabadikan kebenaran umum dan percobaan
yang merupakan semua metode yang berlaku di setia penelitian gejala alam.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari berbagai segi pengertian tentang realisme yang ada di dalam
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa realisme adalah salah satu dari aliran
filsafat, yang memiliki arti pemahaman secara perseptif terhadap sesuatu yang bersifat
objektif atau nyata, terlepas dari kenyataan bahwa objek itu dari apa yang kita
ketahui.
Dan begitu pula dengan berbagai tokoh-tokoh yang tertera dia pembahasan,
merekalah orang-orang yang berpengaruh dalam berkembangnya ilmu filsafat di
dunia terlebih pada realisme ini, sehingga realisme dapat diaplikasikan dalam sebuah
pendidikan, pengertian dan penerapan dan pendapat dari berbagai tokoh, yang mana
pada dasarnya memiliki arti yang sama namun dalam penyampaian yang berbeda,
akan tetapi dari situlah berbagai pendapat dapat dikumpulkan untuk mengetahui
hakikat sebuah realisme ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa-Najmy, 9 Maret 2020, makalah Aliran Filsafat Pendidikan realisme, Sidoarjo.

Dahlan-Ahmad, Aliran Filsafat Pendidikan : realisme https://eurekapendidikan.com/aliran-


filsafat-pendidikan-realisme. Diakses pada 22 Maret 2022

10

Anda mungkin juga menyukai