Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT REALISME DALAM PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Ni Made Dwi Novi Puspita
(220401140187)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNyalah, sehingga
Tugas ini dapat diselesaikan. Adapun tema dari penyusunan makalah ini ialah “Aliran Realisme
Dalam Filsafat Pendidikan” Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai ujian tengah semester mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang telah memberikan tugas terhadap kami untuk menempuh jenjang pedidikan yang
baik dengan bersungguh sungguh sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan,
apabila terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
agar selanjutnya dapat lebih baik. Dan kami berharap semoga makalah tentang Aliran
Realisme Dalam Filsafat Pendidikan memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca . Atas segala
perhatian, doa dan dukungan semua rekan, saya mengucapkan terima kasih.

Jembrana, 10 Januari 2023


Penyusun

Ni Made Dwi Novi Puspita

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3


2.1 Pengertian Aliran Realisme ........................................................................................ 3
2.2 Tokoh Aliran Realisme ............................................................................................... 3
2.3 Ciri – Ciri Aliran Realisme Dalam Filsafat Pendidikan ............................................. 5
2.4 Konsep Penerapan Aliran Realisme Dalam Pendidikan ............................................. 5
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Realisme Dalam Pendidikan ............................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 8


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari filsafat umum. Filsafat ini


mendalami dan menyelidiki hakikat pendidikan serta kaitannya dengan latar belakang,
tujuan, cara dan hasil yang bersangkut paut dengan struktur kegunannya. Filsafat
pendidikan termasuk salah satu teori pendidikan yang kebenarannya dihasilkan dan
dibuktikan memalui penelitian baik secara kualitataif maupun kuantitatif dan perlu
dimengerti serta dijadikan sebagai pedoman oleh para pengajar pendidikan. Salah satu aliran
filsafat pendidikan adalah aliran pendidikan realisme. Realisme adalah reaksi terhadap
keabstrakan dan ”kedunia-lainan” dari filsafat idealisme. Titik tolak utama realisme adalah
bahwa objek-objek dari indera muncul dalam bentuk apa adanya.

Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas yang meliputi materialisme disatu sisi
dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme objektif di pihak lain. Realisme adalah pandangan
bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan
lain atau kesadaran akal. Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak akan
mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda-benda ada dan kita mungkin
sadar dan kemudian tidak sadar akan adanya benda-benda tersebut, tetapi hal itu tidak
mengubah watak benda-benda tersebut. Benda-benda atau bojek memang mungkin memiliki
hubungan dengan kesadaran, namun benda-benda atau objek tersebut tidak diciptakan atau
diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui oleh subjek.

Aliran Realisme dalam filsafat bersanding dekat dengan aliran Idealisme meski
dalam posisi yang dikotomik. Dalam pengertian filsafat, realisme berarti anggapan bahwa
objek indera kita adalah real, benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda
itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannnya dengan pikiran kita. Realisme
menegaskan bahwa sikap common sense yang diterima orang secara luas adalah benar, artinya
bahwa bidang alam atau objek fisik itu ada, tak bersandar kepada kita, dan bahwa pengalaman
kita tidak mengubah fakta benda yang kita rasakan. Aliran pendidikan realisme
mendefinisikan dirinya dengan 3 kategori basis dasar metafisika, epistemology dan
aksiologi. Berikut ini kami akan membahas tentang pengertian realisme, konsep-konsep
kuncinya, pertanyaan-pertanyaan dasar dan implikasi-implikasi dari aliran pendidikan
realisme.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan aliran realisme dalam filsafat pendidikan?
2. Siapa saja tokoh dalam aliran realisme?
3. Sebutkan ciri-ciri aliran realisme dalam filsafat pendidikan?
4. Bagaimana konsep penerapan aliran realisme dalam pendidikan?
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian aliran realisme dalam filsafat pendidikan
2. Untuk mengetahui tokoh dalam aliran realisme
3. Agar dapat memahami ciri-ciri aliran realisme dalam filsafat pendidikan
4. Agar dapat memahami konsep penerapan aliran realisme dalam pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Realisme Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan realisme merupakan aliran dalam ilmu pengetahuan
yangmempersoalkan objek pengetahuan manusia. Aliran ini memandang bahawa
objekpengetahuan manusia berada diluar diri manusia. Realisme sanagat bertolak belakang
denganidealisme karena realisme memandang suatu bukti yang riil secara nyata sedangkan
idealismehanya dalam akal pikiran manusia.

Berdasarkan bentuk kata (etimologi) Realisme berasal dari Bahasa Latin ”realis”
yangberarti ”sungguh-sungguh atau nyata dan benar”. Realisme adalah filsafat yang
menganggapbahwa terdapat satu dunia eksternal nyata yang dapat dikenali. Karena
itu, realismeberpandangan bahwa objek persepsi indrawi dan pengertian sungguh-sungguh
ada, terlepasdari indra dan budi yang menangkapnya karena objek itu memang dapat
diselidiki, dianalisis,dipelajari lewat ilmu, dan ditemukan hakikatnya lewat ilmu filsafat .

Para penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat pada benda-
bendaatau dia melihat terpengeruh oleh keadaan sekelilingnnya. Namun, mereka paham ada
bendayang dianggap mempunyai wujud tersendiri, ada benda yang tetap kendati diamati.
Sebagaialiran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang ditangkap pancaindra dan
yangkonsepnya ada dalam budi itu memang nyata ada. Contoh: ketika anak kecil setiap hari
diajakorang tuanya melatih tari, dan anak tersebut melihat apa yang dilakuakan orang tuanya,
laluia mengikuti apa yang orang tuanya lakukan, maka lama kelamaan ia akan bisa menari
tanpaia belajar, karena ia sudah berpengalaman dari melihat apa yang orang tuanya lakukan.

Jadi hubungannya aliran filsafat realime dengan pendidikan yaitu


mengajarkansiswanya untuh dilatih kemampuannya melalui pengalaman yang telah
dialami beruapapengamatan secara langsung di lapangan terhadap lingkungan sekitar
maupun objek fisik dan hal fisik.

2.2 Tokoh – Tokoh Aliran Realisme


1. Aristoteles
Aristoteles lahir di stageira pada Semenanjung Kalkidike di Trasia (Balkan). Pada
tahun 384 SM meninggal di kalkis pada tahun 322 SM pada usia 63 tahun. Bapaknya
yang bernama Machaon adalah seorang dokter istana pada Raja Macedonia Amyntas II.
Sejak kecil mendapat asuhan dari bapaknya sendiri, ia mendapat pelajaran teknik
membedah, karena itu perhatiannya banyak tertumpu pada ilmu alam, terutama ilmu
biologi. Setelah bapaknya meninggal ia pergi ke Athena belajar pada Plato di Akademia.
Selama 20 tahun menjadi murid Plato, pertama kali ia menyusun buku Bibliotik yang
pertama terdapat di Athena. Aliran realisme rasional yang berasal dari Aristoteles dibagai
menjadi dua yaitu:
3
a. Realisme klasik
Realisme klasik berasal dari pandangan Aristoteles. Menganggap bahwa segala
sesuatuyang ada berdasarkan hal yang nyata. Aristoteles menganggap bahwa setiap
benda adatanpa adanya roh.
b. Realisme religius
Aliran ini menganggap bahwa jiwa itu penting walaupun tidak nyata
seperti badan.Sehingga aliran ini mempercayai bahwa jiwa dan badan diciptakan
oleh Tuhan YangMaha Esa. Pengetahuan didapat dari wahyu, berpikir dan
pengalaman. Aturan-aturan keharmonisan alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan
yang harus dipelajari.

2. Johan Amos Comenius


Johan Amos Comenius mengemukakan bahwa seorang manusia wajib berusaha
untuk mewujudkan apa yang meniadi tujuan dan keinginannya. Dan ia juga
mengungkapkan bahwa sifat yang harus ada dalam dunia pendidikan adalah universal,
teratur dan juga seragam.

3. William MC Gucken
William MC Gucken mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan itu
sama saja dengan tujuan hidup. Jadi pendidikan itu bertujuan mempersiapkan bekal
didunia untuk menuju alam keabadian yaitu kahirat kelak.

4. Francis Bacon
Francis Bacon mengemukakan bahwa pengetahuan yang sebenarnya merupakan
pengetahuan yang di dapat dari panca indra manusia hasil dari akumulasi akal, pikiran
yang sesuai dengan kenyataan.

5. John Locke
John Locke mengemukakan bahwa pemgetahuan itu berasal dari sebuah
pengalaman yang telah dialami manusia. Manusia yang ketika lahir seperti kertas putih
kosong tanpa tulisan kemudian diisi dengan tulisan berupa pengalaman yang
telah dialaminya.

6. Galileo
Galileo mengemukakan bahwa sebuah ucapan atau argumentasi itu harus
bisa dipertanggungjawabkan dan ada buktinya, bukan hanya argumen atau omongan saja.

7. David Hume
David Hume mengemukakan bahwa pengetahuan itu asalnya dari pengalaman.
Pengalaman itu seuatu yang benar adanya tanpa rekayasa. Maka dari itu
pengalaman itu harus di dasari dengan dasar yang logis sebagai ilmu yang memiliki
dasaryang kokoh.

4
8. Jonh Stuart Mill
Jonh Stuart Mill mengemukakan bahwa seseorang itu memiliki pemikiran yang
berbeda-beda, maka dari itu seseorang boleh atau bebas mengemukakan pendapatnya.

2.3 Ciri-ciri aliran realisme dalam filsafat pendidikan


 Aliran realisme bersifat nyata, maksudnya peristiwa yang terjadi itu pasti ada atau
fakta.
 Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan
mengapa sesuatu bisa terjadi.
 Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat), dan tidak
menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan yang dilakukan
masyarakat.
 Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh, termasuk konsep-
konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan kehidupan manusia.
 Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguh-sungguh
untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia. Penilaian itu
bisa bersifat pemastian kebenaran, kelayakan dan kebaikan.

2.4 Konsep penerapan aliran Realisme dalam pendidikan


Berdasarkan aliran realisme, maka tujuan pendidikan itu berada pada ”hal”
atau ”benda”. Jadi, bukan sesuatu yang terlepas atau dilepaskan dari pemiliknya. Oleh karena
itu, wajar bila yang menjadi perhatian pertama dalam pendidikan adalah apa yang ada
padapeserta didik .

1. Tujuan Pendidikan
Tujuan-tujuan pendidikan dalam aliran realisme adalah dapat menyesuaikan
dirisecara tepat dalam hidup dan dapat melaksanakan tanggung jawab social. Pada
dasarnya tujuan pendidikan pada filsafat realisme ini yaitu melatih kemampuan
dalam mencari kebenaran melalui pengamatan maupun observasi secara langsung
agar siswa bisa menghadapi situasi terkini dengan bimbingan guru untuk mengatasi
masalah yang sedang dihadapi.

2. Prinsip-Prinsip Pendidikan Realisme


Belajar pada dasarnya mengutamakan perhatian pada peserta didik seperti apa
adanya. Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak. Inti
dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek mater yang telah ditentukan.
Kurikulum diorganisasikan dan direncanakan dengan pasti oleh guru. Secara
luas lingkungan materiil dan sosial, manusia yang menentukan bagaimana
seharusnya ia hidup.

3. Isi Pendidikan atau Kurikulum


 Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna
bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial.

5
 Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan liberal/pendidikan umum untuk
mengembangkan kemampuan berfikir dan pendidikan praktis untuk
kepentingan bekerja.
 Semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun
tidak langsung.
 Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap atau berurutan.
 Pembiasaan merupakan sebuah metode pokok yang dipergunakan baik oleh kalangan
penganut realisme maupun behaviorisme.

4. Peranan Peserta Didik dan Pendidik


Dalam hubungannya dengan pengajaran, peranan peserta didik adalah penguasaan
pengetahuan yang dapat berubah-ubah. Dalam hubungannya dengan disiplin, tata
carayang baik sangat penting dalam belajar. Peserta didik perlu mempunyai disiplin
mental dan moral untuk setiap tingkat kebijakan. Peranan pendidik adalah
menguasai pengetahuan, keterampilan teknik-teknik pendidikan dengan
kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan padanya.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Realisme Dalam Pendidikan


1. Kelebihan
 Program pendidikan terfokus sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri
secara tepatdalam hidup, dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam
hidup bermasyarakat.
 Peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga
mampu mengikuti perkembangan Iptek.
 Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang baik sangat penting dalam
belajar.Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada suatu pedoman.
Karena peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap
tingkat kebaikkan.
 Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam
penyesuaian dari dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-
unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
 Metodenya logis dan psikologis, semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman
baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar bersifat logis, bertahap
dan berurutan.

2. Kekurangan
 Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis
pendidikan yangsama. Menurutnya pembawaan dan sifat manusia sama pada
semua orang. Oleh karena itulah,metode, isi, dan proses pendidikan harus
seragam. Namun, tidak semua manusia itu sama dalammenangkap pelajaran
karena kemampuan tiap orang berbeda-beda sehingga harus disesuaikandalam
proses pendidikan.

6
 Kekeliruan menilai persepsi, tidak ada penjelasan mengenai objek
khayalan/halusinasi, semua persepsi tergantung konteks visual.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Aliran filsafat realisme memperlihatkan bahwa suatu yang riil atau sesuatu
yang benar ada. Maksudnya sesuatu yang merupakan gambaran nyata atau
salinan sebenarnya dalam duniarealitas.
 Pendidikan menurut aliran filsafat pndidikan menekankan pada pembentukan peserta
didik agar mampu melaksanakan tanggung jawab sosial dalam menjalanin
kehidupan bermasyarakat. Untuk mncapainya diperlukan pendidikan yang ketat
atau sisetmatis dengan dukungan kurikulumyang komprehensif dan kegiatan belajar
yang teratur dibawah arahan oleh tenaga pendidik.

3.2 Saran
 Filsafat berdasarkan rasio, jadi sebaiknya memilih filsafat yang berdasarkan
kemampuan kita. Namun jangan pernah takut untuk berfilsafat.
 Filsafat sebaiknya diiringi oleh agama, yang merupakan kebenaran tertinggi agar
tidak terjerumus kedalam hal-hal yang sesat.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. https://eurekapendidikan.com
2. https://www.kompasiana.com/filsafat-pendidikan-realisme-dan-tokoh-aliran-realisme
3. Sutono, Agus. "Aliran Realisme Dalam Filsafat Pendidikan." CIVIS 1.1 (2011).
4. http://eprints.umsida.ac.id/7491/1/Makalah-Filsafat-A1-Realisme.pdf
5. Saragih, H., Hutagalung, S., Mawati, A. T., Chamidah, D., Khalik, M. F., Sahri, S., ... &
Kato, I. (2021). Filsafat Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
6. Purba, Edward dan Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press
7. Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta
8. Gandhi, Teguh Wangsa. 2017. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
9. Irawan, E.N. 2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi dari Klasik sampai
Modern. Yogyakarta: IRCiSoD

Anda mungkin juga menyukai