Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ALIRAN REALISME

DISUSUN OLEH :

FIRA FAHRITA (210409119)


DARWANI (210409113)
FAJAR IMAM SABARUDIN (210409117)
GREGORIUS DESMENREX E.P (210409120)
P. RIKO A. (210409128)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KOMPUTER
STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
Jl. Pertamina KM4 Sengkuang, Sintang, Kalimantan Barat

2021/2022
Kata Pengantar

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah sederhana ini dibuat
sebagai tugas untuk mata kuliah “Filsafat Pendidikan”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Saya  akui Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Sintang, 24 Oktober 2022

Penulis

2
Daftar Isi

Daftar Isi...............................................................................................................................3

Kata pengantar.....................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan

1) Latar Belakang...............................................................................................................4
2) Rumusan Masalah.........................................................................................................4

Bab II Pembahasan

1) Aliran-aliran Realisme..................................................................................................5
2) Jenis-jenis Realisme.......................................................................................................7
3) Implikasi Realisme........................................................................................................8

BAB III PENUTUP

1) Simpulan........................................................................................................................10
2) Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1)Latar Belakang
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila yang dimaksudadalah
Pancasila yang rumusannya termaktub dalam “Pembukaan” Undang-UndangDasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah
dasar Negara Indonesia, implikasinyamaka Pancasila juga adalah dasar pendidikan
nasional.Sejalan dengan ini Pasal 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang“Sistem
Pendidikan Nasional” Landasan Filosofis Pendidikan Tatang Sy File 2010 85menyataka bahwa:
“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkanPancasila dan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.Sehubungan dengan hal di atas, bangsa Indonesia
memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam sistem pendidikan nasionalnya, yaitu
Pancasila. Kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan maupun studi pendidikan lebih lanjut. Barangkali Anda bertanya:
“jikademikian halnya, untuk apa kita mempelajari landasan filosofis pendidikan dari berbagai
aliran (Idealisme, Konstruktivisme, Pragmatisme, Realisme dsb.)sebagaimana telah dipelajari
melalui BBM sebelumnya?”.Berbagai landasan filosofis pendidikan tersebut tetap perlu kita kaji
dengantujuan untuk memahaminya, memilah dan memilih gagasan-gagasannya yang positif
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila untuk diambil hikmahnya demi
pengembangan dan memperkaya kebudayaan (pendidikan) kita.

2)Rumusan Masalah
a.Aliran-aliran realisme?
b.Jenis-jenis realisme?
c.Bagimanakah implikasi realisme?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1) Aliran Realisme
Seorang filsuf asal Yunani Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan muridPlato
mengembangkan aliran realisme yang menekankan pada pengetahuan dan nilai.Ilmuwan
membawa paham realisme pada abad 21, ilmuwan realisme beranggapan bahwa realitas yang
ada tidak bergantung pada apa yang kita ketahui dan metodeilmiah adalah cara yang terbaik
untuk mendapatkan deskripsi yang akurat dari apa itudunia dan bagaimana kerjanya. Untuk
menjelaskan dan untuk menggunakan penemuan ilmiah, kita harus menyusun suatu teori. Untuk
meningkatkan penelitianilmiah, kita dapat meninjau kembali dan menyaring teori-teori kita
sehingga lebihakurat terhadap realitas.

Realisme merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan. Aliran realismemempersoalkan


obyek pengetahuan manusia. Aliran realisme memandang bahwaobyek pengetahuan manusia
terletak di luar diri manusia. Contohnya bagaimana kursiitu ada karena ada yang membuatnya,
begitu juga dengan adanya alam yang berartiada yang membuat. Tetapi kaum realis tidak
mempercayai adanya ruh karena yangada hanyalah jiwa. Kaum realis berpendapat bahwa tidak
ada kehidupan sesudah kematian.

a.Epistemologi Realisme

Dalam perspektif epistemologi aliran realisme menyatakan bahwa hubungan antara subjek
dan objek diterangkan sebagaihubungan dimana subjek mendapatkan pengetahuan tentang
objek murni karena pengaruh objek itu sendiri dan tidak tergantung oleh sisubjek.
Pemahaman subjek dengan demikian ditentukan ataudipengaruhi oleh objek ( Joad,
1936:366 ).Realis mempercayai pengetahuan yang didapatkan berasala darihal-hal nyata
yang ada di sekitar manusia, bukan berasal dari pemikiran manusia. Dan pengetahuan
manusia yang dipengaruhi olehalam bukan alam yang dipengaruhi oleh alam..Manusia dapat
mengetahui suatu objek melalui indra dan akalfikiran mereka. Proses mengetahui terdiri dari
dua tahap yaitu perasaandan gambaran. Pertama, orang yang mengetahui melihat objek dan
panca indra merekam data di dalam pikiran seperti warna, ukuran,

5
berat atau bunyi. Pikiran memilah data ke dalam suatu sifat yangselalu muncul dalam
objek. Dengan mengidentifikasi sifat-sifat yangdibutuhkan manusia membentuk konsep dari
benda dan mengenalinyake dalam kelas-kelas tertentu. Klasifikasi ini akan membuat
manusiamemahami bahwa objek atau benda membagi sifat tertentu dengananggota lain
dalam satu kelompok tetapi tidak dengan objek darikelompok yang berbeda.

B. Ontologi Realisme

Menurut Smith , bagi kaum realis, realitas berhubungan denganapa yang disebut filsuf
sebagai ‘alam’ atau pola invarian dalam realitasyang memberikan berbagai macam contoh
yang tidak terbatas dari berbagai macam hal. Seperti menjelaskan berbagai macam
partikelmenggunakan satu atau beberapa bentuk sumum, membuat ilmumenjadi mungkin.
Loux menyatakan bahwa realis berpendapat hanya sebutan dariilmu fisika dan bentuk-
bentuk abstrak yang terhubung dengan gayaacuan.

Pada akhirnya realis menerima pendapat yang kuat dariilmuwan realisme yang
menganggap IPA, termasuk fisika memberikankriteria utama. Berdasarkan filsuf-filsuf
tersebut, pertanyaan “ Semestaseperti apa yang ada disana?” adalah pertanyaan empiris yang
harusdijawab oleh fisikawan : semesta tersebut dibutuhkan untuk memformulasikan teori
fisika terbaik yang ada.Realisme secara ontologi diartikan bahwa semua benda di alamini
tidak ada yang mempunyai roh.

c.Aksiologi Realisme

Aspek aksiologis banyak berkaitan dengan bidang nilai. Dalam pendidikan tidak hanya
berbicara mengenai proses transfer pengetahuan, melainkan juga menyangkut penanaman
nilai. Dalamkaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat
absolut, abadi namun tetap mengikuti hukum alam yang berlaku.

6
Melalui konsep nilainya tersebut kelompok realis juga menyatakan bahwa mata pelajaran
yang dilaksanakan disekolah pada intinya adalah untuk menerangkan realitas objektif dunia,
sehingga studi-studi disekolah lebih banyak didasarkan pada kajian-kajian ilmu kealaman
atau sains.

Hal ini banyak dimaklumi mengingat bahwa melalui sains lah realitas itu tergelar secara
objektif dan menantangmanusia untuk memahaminya ( Orsnstein , 2008:168).

2) Jenis-Jenis Realisme

Aliran realisme dibagi menjadi dua yaitu realisme rasional dan realisme alam(Musdiani,
2011). Aliran realisme rasional yang berasal dari Aristoteles dibagaimenjadi dua yaitu :

a) Realisme klasik
Realisme klasik berasal dari pandangan Aristoteles. Menganggap bahwa segala sesuatu
yang ada berdasarkan hal yang nyata. Aristotelesmenganggap bahwa setiap benda ada
tanpa adanya roh.

b) Realisme religius

Realisme ini berasal dari pandangan Thomas Aquina, yaitu filsafatagama Kristen yang
lebih dikenal dengan aliran Thomisme. Aliran inimenganggap bahwa jiwa itu penting
walaupun tidak nyata seperti badan.Sehingga aliran ini mempercayai bahwa jiwa dan
badan diciptakan olehTuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan didapat dari wahyu, berpikir
dan pengalaman. Aturan-aturan keharmonisan alam semesta ini merupakanciptaan Tuhan
yang harus dipelajari.Aliran realisme alam atau realisme ilmiah mengembangkan ilmu
pengetahuan alam.

Aliran realisme ini bersifat skeptis dan eksperimental.Aliran ini menganggap bahwa alam
semesta itu nyata dan yangmempelajarinya adalah ilmu pengetahuan bukan ilmu filsafat.
Tugas ilmu pengetahuan adalah menyelidiki semua isi alam sedangkan tugas ilmufilsafat
adalah mengkoordinasi konsep-konsep dan penemuan-penemuandari ilmu pengetahuan
yang bermacam-macam.

7
Menurut aliran ini alam bersifat tetap. Meskipun ada perubahan di alam namun
perubahan tersebutsesuai dengan hukum-hukum alam yang sudah berlaku sehingga
alamsemesta terus berlangsung dengan teratur.

3) Implikasi Realisme

► Realis menyatakan bahwa :

► Terdapat dunia nyata dari objek yang tidak dibuat oleh manusia

► Pikiran manusia dapat mengetahui tentang dunia yang nyata

Pengetahuan adalah petunjuk yang paling reliabel dengan individu dankebiasaan


sosial.Berdasarkan prinsip-prinsip ini kita dapat menentukan implikasi realismedalam
pendidikan. Pendekatan mengajar dalam aliran realisme mengarah pada tujuan, dalam
evaluasi tes yang digunakan lebih cenderung pada tes objektif dari padates subjektif. Tes
dilakukan untuk mengukur kualitas belajar, menyajikan fakta secara jelas dan masuk akal
agar dipahami oleh siswa.

Paham realisme mengedepankan pengorganisasian yang baik dalam hal perencanaan


pembelajaran seperti penggunaankirikukulum, silabus dan RPP (Adisasmita,
1989:60)Dalam kelas realis tanggung jawab utama guru adalah untuk membawa ide-
idesiswa tentang dunia ke dalam kesesuaian dengan realitas dengan kemampuan seperti
membaca,menulis, atau menghitung pada subjek seperti sejarah matematika atau sains yang
didasarkan pada kewenangan dan keahlian pengetahuan .

Meskipun mereka mengapresiasi murid-murid secara emosional dengan baik sebagai


manusia yang rasional, realis menekankan pada pembelajaran kognitif dan penguasaan
subjek meteri. Guru-guru realis menentang kegiatan non akademik ke dalam sekolah yang
bertentangan dengan tujuan utama sebagai pusat disiplin penyelidikan akademik.Realis
percaya bahwa mempelajari kurikulum yang tersusun adalah cara paling efektif mempelajari
realitas. Penyusunan subjek materi seperti yang dilakukan ilmuwan dan pelajar adalah

8
metode yang sesuai untuk mengelompokkan objek sebagai contoh pengalaman manusia
dapat disusun menjadi sejarah.

Seorang siswafisika mempelajari besaran berdasarkan pengelompokannya yaitu besaran


pokok dan besaran turunan. Realis memperoleh pengetahuan tentang realitas melalui
sisteminkuiri ke dalam subjek-subjek tertentuDalam mata pelajaran fisika , paham realisme
lebih banyak menggunakanmetode-metode yang memungkinkan siswa melakukan
percobaan-percobaan sehingga pada akhirnya siswa akan memperoleh pengetahuan .
Demonstrasi-demonstrasi dilaboratorium juga sering menjadi metode pembelajaran yang
dianggap sangat efektif dalam memberikan pengetahuan kepada siswa. Peran guru adalah
sebagai fasilitator,memberikan serangkaian ide dasar, dan kemudian memberikan
kesempatan kepadasiswa untuk mempraktekkan subjek atau bahan ajar yang sedang di
laksanakan.

Aktifitas diskusi juga sangat penting dalam kegiatan kelas bagi penganut aliranRealisme.
( Ornstein, 2008:168).Sebagai contoh bagaimana guru fisika yang berorientasi filsafat
realismenjelaskan hukum Issac Newton dalam gerak. Pertama, guru akan membantu
siswamenempatkan Newton dalam konteks sejarah sains dan mendiskusikan
kontribusiilmunya. Kedua, guru mungkin mengilustrasi hukum gerak di
demostrasilaboratorium. Ketiga, murid-murid mediskusikan demonstrasi dan kerangka
berfikir ilmiah secara umum dari hal yang diilustrasikan. Akhirnya murid-murid diberi
tesuntuk menunjukkan pemahaman mereka tentang hukum gerak newton.

9
BAB III

PENUTUP

1) Kesimpulan

Hakikat realitas bersifat fisik/material dan objektif. Keberadaan dan perkembangan


realitas diatur dan diorganisasikan oleh hukum alam. Manusia adalah bagian dan dihasilkan
dari alam itu sendiri. Hakikat pribadi tertentukan dari apa yangdapat dikerjakannya.
Manusia mampu berpikir tetapi ia dapat bebas atau tidak bebas.Pengetahuan diperoleh
manusia melalui pengalaman. Kebenaran pengetahuan diujimelalui korespondensinya
dengan fakta.

Nilai hakikatnya diturunkan dari hukum alamdan konvensi/kebiasaan serta, adat istiadat
masyarakat. Implikasinya, pendidikan bertujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, dan mampumelaksanakan tanggungjawab sosial.Kurikulum
pendidikan berpusat kepada isi mata pelajaran; adapun mata pelajarannya terdiri atas sains/
IPA, matematika, ilmu kemanusiaan dan IPS, serta nilai-nilai.

Kurikulum tersebut harus memuat pengetahuan dan nilai-nilai esensial kebudayaanyang


diberlakukan sama untuk semua siswa. Kurikulum direncanakan dan ditentukanoleh guru.
Kurikulum Realisme bersifat subject matter centered. Metode mengajar yangutama adalah
pembiasaan; para siswa hendaknya belajar melalui pengalaman langsungataupun
pengalaman tidak langsung.

Peranan guru cenderung bersifat otoriter; guru harus menguasai pengetahuandan


keterampilan teknik-teknik mengajar; Guru memiliki kewenangan dalammembentuk
prestasi siswa. Adapun siswa berperan untuk menguasai pengetahuan, harustaat pada aturan
dan disiplin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Yusuf. 1989. Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam
Masyarakat. Jakarta: Departmenen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
JenderalPendidikan Tinggi

Merrill, Gary H. 2010. Ontological realism : Methodology or misdirection?. North


CarolinaState University and Ontolytics : IOS Press Ornstein, Allan C, & Levine, Daniel
U. 2008. Foundation of Education. Boston: Houghton Mifflin Company

Musdiani. 2011. Aliran-Aliran dalam Filsafat. Journal Visipena, (Online), Volume II.
Nomor 2. Juli – Desember 2011, (http://ejournal.stkipgetsempena.ac.id), diakses 25
September 2015

11

Anda mungkin juga menyukai