Makalah
Disusun Oleh:
AZIS MAULANA
Nim : 180301018
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2021M/1442H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebenaran merupakan suatu hal yang cukup penting, karena kebenaran adalah
suatu yang bernilai kehidupan bersama. Untuk menemukan kebenaran salah satu
upaya yang dilakukan dengan cara berpikir benar guna menemukan pengetahuan.
Sebab apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Oleh
karena itu kegiatan berpikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang
benar dengan sejumlah kriteria kebenaran. Pada setiap jenis pengetahuan kriteria
ukuran kebenarannya tidaklah sama karena sifat dan watak pengetahuan itu berbeda.
Kriteria kebenaran pengetahuan alam fisik tidak sama dengan kriteria kebenaran
pengetahuan metafisik.1
Dalam membicarakan aliran filsafat tidak akan lepas dari sejarah lahirnya,
para pendirinya dan juga permasalahannya yang dihadapi pada masa itu. Begitu juga
dengan filsafat pragmatisme, maka mau tidak mau untuk memahami aliran ini.
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang berarti tindakan, perbuatan. Kata ini
sering sekali di ucapkan orang yang biasanya di pahami dengan pengertian praktis.
Adapun pragmatisme adalah suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-
akibat praktis dari fikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai
dan kebenaran. Pada awal perkembangannya, pragmatisme lebih merupakan suatu
usaha untuk menyatukan ilmu pengeetahuan dan filsafat, agar filsafat menjadi ilmiah
dan berguna bagi kehidupan praktis manusia. Dalam usahanya memecahkan masalah-
masalah metafisika yang selalu menjadi pergunjingan berbagai filosof. Sebenarnya
filsafat pragmatisme adalah suatu filsafat yang ingin memberikan suatu metode
praktis tentang bagaimana mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan
tertentu karena itu filsafat pragmatisme adalah filsafat tindakan.3
Jika dilihat lebih lanjut pragmatisme aliran yang mengajarkan bahwa yang
benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-
akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatisme adalah logika
pengamatan. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat
praktis. Demikianlah pandangan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis.4
2
Ibid,
3
Imam ahmadi, “pragmatisme William Jmes Dan Implikasinya Terhadap perilaku
Keagamaan”, (skripsi Aqidah Filsafat, UIN Sunan Kalijaga, yogyakarta, 2005), hlm 2
4
Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat II, (yogyakarta: Kanisius, 1980), hlm 130.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran pragmatisme ?
2. Bagaimana sejarah munculnya aliran pragmatisme ?
3. Bagaimana pemikiran para tokoh-tokoh di dalam aliran pragmatisme ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari aliran pragmatisme.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya filsafat pragmatisme.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh di dalam aliran pragmatisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Makna pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat
yang bermanfaat secara praktis. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan
bermanfaat bagi kehidupan. Aliran ini menekankan pada praktik dalam mengadakan
pembuktian pembenaran dari sesuatu hal yang dapat dilihat dari tindakannya yang
5
Fauziah Nurdin, Kebenaran Menurut Pragmatisme Dan Tanggapannya Terhadap Islam,
dalam Jurnal Islam Futura Nomor 2, volume 13, 2014, hlm 186.
6
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), hlm 130
praktis atau dari segi kegunaan. Pragmatisme merupakan suatu ajaran yang
menyatakan bahwa arti suatu proporsi tergantung pada akibat-akibat praktisnya.
Menurut pragmatisme, berpikir itu mengabdi pada tindakan, dan tugas pikir itu untuk
bertindak. Hal ini mengakibatkan tindakan tindakan itu menjadi kriteria berpikir dan
kegunaan. Pragmatisme juga dapat dikatakan sebagai hasil dari tindakan itu menjadi
suatu kebenaran.7 Sebagai aliran filsafat, pragmatisme berpendapat bahwa
pengetahuan mencari, bukan sekedar untuk tahu demi tahu, melainkan untuk
mengerti masyarakat dan dunia. Pengetahuan bukan sekedar objek pengertian,
perenungan, tetapi untuk berbuat sesuatu bagi kebaikan, peningkatan serta kemajuan
masyarakat dunia. Pragmatisme lebih memprioritaskan tindakan daripada
pengetahuan dan ajaran, selain itu pragmatisme juga mementingkan kenyataan
pengalaman hidup di lapangan daripada prinsip yang berlebihan di dunia. Prinsip
untuk menilai pemikiran, gagasan, teori, kebijakan, pernyataan tidak hanya cukup
berdasarkan logisnya dan bagusnya rumusan-rumusan tetapi berdasarkan dapat
tidaknya dibuktikan, dilaksanakan dan mendatangkan hasil.8
10
Joko Fitra, op.cit. hlm 9
untuk menengahi antara tradisi yang dikembangkan oleh kaum empirisis dengan
tradisi yang dikembangkan oleh kaum idealis.11
11
Fauziah Nurdin, op.cit, hlm 188
12
Kochar, Pembelajaran sejarah (Teaching of History), (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm 4
13
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2000), hlm 56.
suatu filsafat tentang kehidupan manusia maka setiap bidang kehidupan manusia
menjadi bidang penerapan dan filsafat yang satu ini.14
2. William James
William James lahir di New York City pada tahun 1842 M, menurut James,
dunia tidak dapat diterangkan dengan berpangkal pada satu asas saja. Dunia terdiri
dari banyak hal yang saling bertentangan. Tentang kepercayaan agama dikatakan,
sepanjang kepercayaan itu memberikan kepadanya suatu hiburan rohani, penguatan
keberanian hidup, perasaan damai, keamanan dan sebagainya. Segala macam
pengalaman keagamaan mempunyai nilai yang sama, jika akibatnya sama-sama
memberikan kepuasan kepada kebutuhan keagamaan.18
3. John Dewey
17
Fauziah Nurdin, op.cit. hlm 192
18
Smith & Samuel, Gagasan-gagasan besar totoh-tokoh dalam bidang pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1986), hlm 46
19
Harun Hadiwijono, op.cit, hlm 132
John Dewey dilahirkan di Burlinton pada tahun 1859. Dia tamatan dari
Universty of Vermont. Dewey pernah mengajar sastra klasik, matematika dan sains
pada sekolah menengah atas. Titel Doktornya diperoleh di John Hopking University.
Dewey pernah mengajar di University of Michingan, University of Chicago, dan
University of Columbia, Dewey menjadi guru besar di Universitas tersebut. Dia
pernah memberi ceramah di Cina, Jepang, Turki, Mexico dan Rusia. Dewey adalah
penulis produktif. Diantara tulisannya yang populer adalah Democracy and
Education, Reconstruction in Philosophy. Experience in Nature. Art as Experience.
dan Freedom and Culture.20
20
Ibid,
21
Teguh wangsa gandhi, Filsafat Pendidikan (Mazhab-mazhab filsafat pendidikan),
(yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm 25
22
Neni Meiyani, Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme Dalam Orientasi dan Mobiltas Anak
Tunanetra, (dalam Jurnal Janji Anakku Nomor. 2, volume 12, 2013), hlm 212
Dari Ketiga tokoh-tokoh tersebut (Charles S. Peirce, William James dan John
Dewey) adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap rumusan dari filsafat
pragmatisme.Dalam dunia faktual terutama di era informasi dan teknologi
pragmatisme. Ketika orang mengatakan pragmatis adalah mereka melihat dari segi
sejauh mana manfaat yang diambil oleh masyarakat itu sendiri,. Kecenderungan
berfikir pragmatis adalah cara berfikir secara tepat guna, siap saji dan mudah untuk di
mengerti. Pragmatisme sering diidentikan dengan dunia kemudahan. Mudah dalam
akses informasi, mudah dalam komunikasi, mudah dalam transfortasi dan segala
kemudahan yang lain. Wajar jika kemudian orang menyebut bahwa dunia di era ini
merupakan dunia pragmatis bukan dunia filosofis atau lebih kepada generasi
pragmatis.