Anda di halaman 1dari 14

IDEALISME

FILSAFAT PENDIDIKAN

DosenPengampu:
Cela Petty Susanti, M.Pd.

DisusunOleh:

AdhismaJannata
402019118102
AdilahAzmi 402019118103
NurulBaiti 402019118132
JihanSafitriIndraswari
402019118117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR KAMPUS MANTINGAN

TAHUN 2020/1442
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami segala kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada insan termulia sepanjang masa yakni baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang. Yang selalu kita nanti-nantikan waktu untuk bertemunya dan mengharap
syafa’atnya di akhirat nanti.

Tidak lupa, kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah dengan judul “Idealisme”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya, sekian terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I.PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II. PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Idealisme 2
B. Cabang Idealisme 2
C. Pandangan Filosofis Idealisme 4
D. Hubungan Filsafat Idealisme dalam Pendidikan 7
BAB III. PENUTUP 10
DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti apa yang kita ketahui terdapat beberapa aliran filsafat yang mempengaruhi
pemikiran manusia diantara lain esensialisme, perenialisme, realisme, dan idealisme.
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin memberikan pemahaman yang mendalam
tentang “idealisme” dan beberapa ruang lingkup idealisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Idealisme?
2. Sebutkan macam-macam Idealisme!
3. Bagaimana pandangan filosofis idealisme?
4. Apa hubungan filsafat idealisme dalam pendidikan?

C. Tujuan
1. Sebagai pendalaman materi tentang idealisme
2. Sebagai pemahaman perbedaan antar cabang idealisme
3. Sebagai penjelasan beberapa sudut pandang dalam makna idealisme
4. Sebagai sumber pemahaman “mengapa” dipelajarinya filsafat idealisme dalam
pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDEALISME
Idealisme merupakan cabang dari aliran filsafat yang memiliki arti “ idea” yang
berarti pikiran atau mind Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir
dalam jiwa dan isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin
yang mengajarkan bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh).Keyakinan ini ada pada Plato.Pada
filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George Berkeley (1685-1753)
yang menyatakan bahwa hakekat objek-objek fisik adalah idea-idea.Sebelum menjadi
sebuah aliran filsafat yang berkembang di abad ke- 19 M. sebenarnya gagasan-gagasan
idealisme telah diperkenalkan oleh Plato jauh sebelum itu.Secara historis, idealisme telah
diformulasi dengan jelas dan diintrodusir oleh Plato pada abad ke-4 sebelum Masehi
(S.M).Dengan gagasan-gagasan dan pemikiran filosofis tersebut, akhirnya Plato dijuluki
dengan bapak idealisme. Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau
lebih dulu ada bagi materi dan bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang
nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal pikir1
B. CABANG IDEALISME
1. Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif menyatakan pemikiran yang mengatakan bahwasanya akal
dan berbagai persepsinya merupakan segala hal yang ada. Barkeley memberi
nama pada pandangannya tersebut sebagai immaterialisme
2. Idealisme Objektif
Filsuf idealis yang pertama kali dikenal adalah Plato.Ia membagi dunia dalam dua
bagian. Pertama, dunia persepsi, dunia penglihatan, suara dan benda-benda
individual.Dunia yang konkret ini adalah temporal dan rusak dan bukan dunia
sesungguhnya, melainkan sebagai bayangan atau penampakan saja.Kedua,

1
Rusdi “FiLSAFAT IDEALSME” Vol. 13. No. 2, Dinamika Ilmu:2013 hal.236

2
terdapat alam di atas alam benda, yaitu alam konsep, idea, universal atau esensi
yang abadi.
3. Idealisme Personal
Personalisme muncul sebagai proses terhadap materialism mekanik dan idealism
monistik.Bagi seorang personalis,realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang
abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang,suatu jiwa atau
seorang pemikir.
4. Idealisme Rasional
Menurut idealisme rasional, hakikat manusia adalah kesanggupan untuk
berpikir.Aristoteles (380-322 SM) menggolongkan jiwa vegatatif, animal, dan
human ke dalam jiwa manusia.Jiwa manusia menunjukkan cirri-ciri yang
khas.Kesanggupan manusia untuk berpikir disebut nous (budi).
5. Idealisme Etis
Menurut idealism etis, hakikat manusia adalah kemauannya.Manusia primer
dipandang sebagai mahkhluk social. Kant (1724-1804) pernah mengatakan bahwa
segala sesuatu di alam semesta ini dapat diperalat,kecuali manusia sebagai
makhluk berbudi merupakan tujuan terhadap dirinya sendiri. Dengan perkataan
lain, manusia bukandiperalat, melainkan memperalat. Menurut Kant, hukum
kesusilaan tidak datang dari luar diri manusia, tetapi datang dari budinya sendiri.
6. Idealisme Estetis
Memandang perasaan sebagai hakikat manusia.menurut Goethe (1749- 1832),
kenyatan merupakan karya kesenian, demikian pula kehidupan
manusia.Berdasarkan pembawaannya yang wajar, manusia harus menjadi
keperibadian yang selaras dengan seluruh kosmos.
7. Idealisme Religious
Idealisme religious memandang kepercayaan sebagai hakikat manusia.Memurut
Plato (427-347 SM), manusia dengan erosnya, senantiasa menuju pada idea-idea
bersifat rohani.Sebenarnya, kehidupan di dunia adalah maya.Kehidupan yang
sejati hanya ditemukan di dalam idea, yaitu Tuhan merupan idea
tertinggi.Agustinus (354-430) memandang Tuhan sebagai ruh yang menciptakan
idea-idea itu.

3
C. PANDANGAN FIOSOFIS IDEALISME
Pandangan filosofis idealisme dapat dilihat pada cabang-cabang filsafat yaitu
ontologi, epistemologi dari aksiologi.

1. Realitas Akal Pikiran (Kajian Ontologi)


George Knight mengemukakan bahwa realitas bagi idealism adalah dunia
penampakan yang ditangkap dengan panca indera dandunia realitas yang ditangkap
melalui kecerdasan akal pikiran (mind).Dunia akal pikir terfokus pada ide gagasan
yang lebih dulu ada dan lebihpenting daripada dunia empiris indrawi. Lebih lanjut ia
mengemukakanbahwa ide gagasan yang lebih dulu ada dibandingkan objek-
objekmaterial, dapat diilustrasikan dengan kontruksi sebuah kursi. Parapenganut
idealisme berpandangan bahwa seseorang haruslah telahmempunyai ide tentang kursi
dalam akal pikirannya sebelum ia dapatmembuat kursi untuk diduduki. Metafisika
idealisme nampaknya dapatdirumuskan sebagai sebuah dunia akal pikir kejiwaan.

Uraian di atas dapat dipahami bahwa meskipun idealism berpandangan yang


terfokus pada dunia ide yang bersifat abstrak, namundemikian ia tidak menafikan
unsur materi yang bersifat empiris indrawi.Pandangan idealisme tidak memisahkan
antara sesuatu yang bersifatabstrak yang ada dalam tataran ide dengan dunia materi.
Namunmenurutnya, yang ditekankan adalah bahwa yang utama adalah dunia
ide,karena dunia materi tidak akan pernah ada tanpa terlebih dulu ada dalamtataran
ide.

2. Kebenaran sebagai Ide dan Gagasan (Kajian Epistemologi)


Kunci untuk mengetahui epistemologi idealisme terletak padametafisika
mereka. Ketika idealisme menekankan realitas dunia ide danakal pikiran dan jiwa,
maka dapat diketahui bahwa teori mengetahui(epistemologi)nya pada dasarnya adalah
suatu penjelajahan secara mentalmencerap ide-ide, gagasan dan konsep-konsep.
Dalam pandangannya,mengetahui realitas tidaklah melalui sebuah pengalaman
melihat,mendengar atau meraba, tetapi lebih sebagai tindakan menguasai idesesuatu
dan memeliharanya dalam akal pikiran.

4
Berdasarkan itu, maka dapat dipahami bahwa pengetahuan itutidak didasarkan
pada sesuatu yang datang dari luar, tetapi pada sesuatuyang telah diolah dalam ide
dan pikiran. Berkaitan dengan ini GeraldGutek mengatakan ;

In idealism, the process of knowmg is that of recognition or remmisence of


latentideas that are preformed and already present in the mind. By reminiscence,
thehuman mind may discover the ideas of the Macrocosmic Mind in one's
ownthoughts ..... Thus, knowing is essentially a process of recognition, a recall
andrethinking of ideas that are latently present in the mind. What is to be knownis
already present in the mind.

Dari kutipan di atas, diketahui bahwa menurut idealisme, prosesuntuk


mengetahui dapat dilakukan dengan mengenal atau mengenangkembali ide-ide
tersembunyi yang telah terbentuk dan telah ada dalampikiran.Dengan mengenang
kembali, pikiran manusia dapat menemukanide-ide tentang pikiran makrokosmik
dalam pikiran yang dimilikiséseorang.

Jadi, pada dasarnya mengetahui itu melalui proses mengenalatau mengingat,


memanggil dan memikirkan kembali ide-ide yangtersembunyi atau tersimpan yang
sebetulnya telah ada dalam pikiran. Apayang akan diketahui sudah ada dalam
pikiran.Kebenaran itu berada pada dunia ide dan gagasan. Beberapapenganut
idealisme mempostulasikan adanya Akal Absolut atau DiriAbsolut yang secara terus
menerus memikirkan ide-ide itu.Berkeley menyamakan konsep Diri Absolut dengan
Tuhan. Dengan demikian,banyak pemikir keagamaan mempunyai corak pemikiran
demikian.Kata kunci dalam epistemologi idealisme adalah konsistensi dankoherensi.
Para penganut idealisme memberikan perhatian besar padaupaya pengembangan
suatu sistem kebenaran yang mempunyaikonsistensi logis. Sesuatu benar ketika ia
selaras dengan keharmonisanhakikat alam semesta. Segala sesuatu yang inkonsisten
dengan strukturideal alam semesta harus ditolak karena sebagai sesuatu yang salah.

Dalam idealisme, kebenaran adalah sesuatu yang inheren dalamhakikat alam


semesta, dan karena itu, Ia telah dulu ada dan terlepas daripengalaman. Dengan
demikian, cara yang digunakan untuk meraihkebenaran tidaklah bersifat empirik.
Penganut idealisme mempercayaiintuisi, wahyu dan rasio dalam fungsinya meraih

5
dan mengembangkanpengetahuan. Metode-metode inilah yang paling tepat
dalammenggumuli kebenaran sebagai ide gagasan, dimana ia merupakanpendidikan
epistemologi dasar dari idealisme.

3. Nilai-nilai dari Dunia Ide (Kajian Aksiologi)


Aksiologi idealisme berakar kuat pada cara metafisisnya. MenurutGeorge
Knight, jagat raya ini dapat dipikirkan dan direnungkan dalamkerangka makrokosmos
(jagat besar) dan mikrokosmos (jagat kecil). Darisudut pandang ini, makrokosmos
dipandang sebagai dunia Akar PikirAbsolut, sementara bumi dan pengalaman-
pengalaman sensori dapatdipandang sebagai bayangan dari apa yang sejatinya ada.
Dalam konsepsidemikian, tentu akan terbukti bahwa baik kriteria etik maupun
estetikdari kebaikan dan kemudahan itu berada di luar diri manusia, beradapada
hakikat realitas kebenaran itu sendiri dan berdasarkan pada prinsipprinsipyang abadi
dan baku.

Dalam pandangan idealisme, kehidupan etik dapat direnungkansebagi suatu


kehidupan yang dijalani dalam keharmonisan dengan alarm(universe). Jika Diri
Absolut dilihat dalam kacamata makrokosmos, makadiri individu manusia dapat
diidentifikasi sebagai suatu dirimikrokosmos. Dalam kerangka itu, peran dari
individual akan bisamenjadi maksimal mungkin mirip dengan Diri Absolut. Jika
YangAbsolut dipandang sebagai hal yang paling akhir dan paling etis darisegala
sesuatu, atau sebagai Tuhan yang dirumuskan sebagai yangsempurna sehingga
sempurna pula dalam moral, maka lambang perilakuetis penganut idealisme terletak
pada "peniruan" Diri Absolut. Manusiaadalah bermoral jika ia selaras dengan Hukum
Moral Universal yangmerupakan suatu ekspresi sifat dari Zat Absolut.

Uraian di atas memberikan pengertian bahwa nilai kebaikandipandang dan


sudut Diri Absolut. Ketika manusia dapat menyeleraskandiri dan mampu
mengejewantahkan diri dengan Yang Absolut sebagaisumber moral etik, maka
kehidupan etik telah diperolehnya.Berkaitan dengan hal tersebut, Gutek
mengemukakan bahwapengalaman yang punya nilai didasarkan pada kemampuan
untuk meniruTuhan sebagai sesuatu yang Absolut, sehingga nilai etik itu
sendirimerupakan sesuatu yang muttlak, abadi, tidak berubah dan bersifatuniversal.

6
Estetika idealisme juga diihat dalam kerangka makrokosmos
danmikrokosmos.Penganut idealisme berpandangan bahwa keindahan ituada ketika
direfleksikan sesuatu yang ideal.Seni yang berupayaMengekspresikan Yang Absolut,
maka dikategorikan sesuatu yangmemuaskan secara estetik.2

D. Hubungan filsafat idealisme dalam pendidikan


Hubungan filsafat idealisme dalam bidang pendidikan, dapat ditinjau dari modus
hubungan antara filsafat dan pendidikan.Imam Barnadib mengemukakan bahwa pada
hakikatnya, hubungan antara filsafat dan pendidikan merupakan hubungan keharmonisan,
bukan hanya hubungan insidental semata.Menurutnya, pendekatan itu dapat dilihat
melalui beberapa sudut pandang.

Salah satu sudut pandang tersebut adalah bahwa filsafat pendidikan dapat tersusun
karena adanya hubungan linier antara filsafat dan pendidikan.Sebagai contoh, sejumlah
aliran filsafat dapat dihubungkan sedemikian rupa menjadi filsafat pendidikan.Realisme
dan pendidikan menjadi filsafat pendidikan realisme.Pragmatisme dan pendidikan
menjadi filsafat pendidikan pragmatisme.Idealisme dan pendidikan menjadi filsafat
pendidikan idealisme.Dalam konteks inilah, idealisme yang menjadi kajian artikel ini
menjadi relevan ketika dihubungkan dengan masalah pendidikan.

Dengan ini untuk melihat hubungan idealisme lebih lanjut, maka berikut ini akan
ditelaah aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi peserta didik,
pendidik, kurikulum, metode pendidikan, tujuan pendidikan dan pandangannya terhadap
sekolah.

1. Peserta didik atau anak didik


Bagi idealisme, peserta didik dipandang sebagai suatu diri mikrokosmis jagat
kecil yang berada dalam proses "becoming" menjadi lebih mirip dengan Diri
Absolut. Adapun aspek yang paling penting dari peserta didik adalah inteleknya yang
merupakan akal pikir mikrokosmik.Pada dataran akal pikirlah, usaha serius
2
Rusdi, 2013Filsafat Idealisme (Implikasinya Dalam Pendidikan), Dinamika Ilmu Vol. 13. No. 2, hal 239-243

7
pendidikan harus diarahkan, karena pengetahuan yang benar dapat dicapai hanya
melalui akal pikir.Oleh karena itu, pendidikan berfungsi untuk rnengembangkannya
kearah kepribadian yang sempurna.

2. Pendidik atau guru


Guru menempati posisi yang sangat krusial, sebab gurulah yang melayani
murid sebagai contoh hidup dari apa yang kelak bisa dicapainya. Dengan ini guru
sangat menanamkan peran penting dalam pendidikan dan pengajaran.Dalam
mendidik, guru berperan sebagai tokoh sentral dan model di mana keberadaannya
menjadi panutan bagi anak didiknya.Dengannya, anak didik menjadi punya
pegangan.

Sebagai model bagi anak didiknya, guru harus menghargai anak didiknya dan
membantunya untuk menyadari kepribadian yang mereka miliki.Dengan demikian
idealisme rupanya menempatkan sosok guru menjadi posisi sentral yang selalu
mengarahkan anak didiknya.

3. Kurikulum
kurikulum merupakan organ materi intelektual atau disiplin keilmuan yang
bersifat ideal dan konseptual. Sistem konseptual yang bervariasi tersebut
menjelaskan dan didasarkan pada manifestasi khusus dari yang Absolut.

4. Metode pendidikan
metode pengajaran dalam pandangan idealisme salah satunya adalah
penyampaian melalui uraian kata-kata, sehingga materi yang diberikan ke anak didik
terkesan verbal dan abstrak. Atas dasar itu, maka idealisme rupanya kurang punya
gairah untuk melakukan kajian-kajian yang langsung bersentuhan dengan objek fisik,
karena dalam pandangannya kegiatan-kegiatan tersebut berkaitan dengan bayang-
bayang inderawi daripada realitas puncak.

5. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan menurut idealisme adalah mendorong anak didik untuk
mencari kebenaran.Mencari kebenaran dan hidup dalam kebenaran tersebut berarti
bahwa individu-individu pertama kali harus mengetahui kebenaran

8
tersebut.Pendidikan idealisme mempunyai tujuan yaitu merubah pribadi untuk
menuju Tuhan, bersikap benar dan baik.3

3
Ali mutttaqin, 2016 implikasi aliran filsafat pendidikan dalam pengembangan kurikulim pendidikan islam,
dinamika vol. 1, no. 1, hal 68-91

9
BAB III
PENUTUP

Idealisme merupakan cabang dari aliran filsafat yang memiliki arti “ idea” yang berarti
pikiran atau mind Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa dan
isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan
bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind)
dan spirit (roh).
Cabang idealism dibagi menjadi beberapa bagian yaitu idealisme subjektif, idealisme
objektif, idealisme personal, idealism rasional, idealism etis, idealisme estetis, idealisme
religious.
Pandangan filosofis idealisme dapat dilihat pada cabang-cabang filsafat yaitu ontologi,
epistemologi dari aksiologi.Penganut idealisme berpandangan bahwa keindahan itu ada ketika
direfleksikan sesuatu yang ideal.Seni yang berupaya Mengekspresikan Yang Absolut, maka
dikategorikan sesuatu yangmemuaskan secara estetik.Pandangan idealisme tidak memisahkan
antara sesuatu yang bersifat abstrak yang ada dalam tataran ide dengan dunia materi. Namun
menurutnya, yang ditekankan adalah bahwa yang utama adalah dunia ide, karena dunia materi
tidak akan pernah ada tanpa terlebih dulu ada dalam tataran ide.
Dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya, hubungan antara filsafat dan pendidikan
merupakan hubungan keharmonisan, bukan hanya hubungan insidental semata.filsafat
pendidikan dapat tersusun karena adanya hubungan linier antara filsafat dan pendidikan. Sebagai
contoh, sejumlah aliran filsafat dapat dihubungkan sedemikian rupa menjadi filsafat pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Chafid Alwi, S.Pd Arwini Hasyim, S.Pd “LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
(Pandangan Para Tokoh Pendidikan Indonesia)” PASCA SARJANA UNIVERSITAS
NEGERI MALANG:2015
Ali mutttaqin, 2016 implikasi aliran filsafat pendidikan dalam pengembangan kurikulim
pendidikan islam, dinamika vol. 1, no. 1,
Dr. Ali Muttaqin, M.Pd.I “IMPLIKASI ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM” Dinamika Vol. 1, No. 1,
Desember 2016
Indah Wahyuni, Titsa Raky Andjani, Annisa Setyawati “ONTOLOGI PENDIDIKAN
MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME,
PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME” diakses pada hari selasa 16 februari 2021 pada
tautan Microsoft Word - ontologi pendidikan (umsida.ac.id)
Rusdi “FiLSAFAT IDEALSME” Vol. 13. No. 2, Dinamika Ilmu:2013

11

Anda mungkin juga menyukai