Anda di halaman 1dari 12

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu-satunya makhluk yang
dibekali akal fikiran oleh Allah SWT dan akal itulah yang membuat manusia mempunyai
rasa ingin tahu terhadap suatu hal yang belum ia ketahui. Dan rasa ingin tahu inilah yang
membuat manusia terdorong untuk mengenal, memahami, menjelaskan dan berusaha
untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya munculah apa yang
disebut dengan ilmu pengetahuan.
Maka dari itu disini kami akan menjelaskan tentang perkembangan pola pikir
manusia dan apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah mengelaborasi perkembangan pola pikir manusia?
2. Bagaimanakah cara menganalisa timbulnya mitos?
3. Apakah langkah-langkah operasional metode ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui perkembangan pola pikir manusia
2. Mampu menganalisa timbulnya mitos
3. Mengetahui dan mampu menjelaskan langkah-langkah operasional metode ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Lahirnya Pemikiran Manusia
Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam.
Persentuhan dengan alam ini menimbulkan suatu pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan
alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan
pengalaman.Pengalaman itu waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki: apa, bagaimana, dan
mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang
telah mengadakan kontak dengan dirinya.Perkembangan pola pikir manusia ini
dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya:
2. Rasa Ingin Tahu
Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu yang ada pada diri
manusia. Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu,
yang merupakan ciri khas dari manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun bendabenda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk
hidup lainnya. Rasa ingin tahu itupula yang mendorong manusia untuk
melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas pikirannya. Upaya yang
dilakukan manusia adakalanya berhasil namun juga bisa gagal. Akan tetapi
kegagalan yang ada pada umumnya justru semakin memicu untuk melakukan
usaha lebih keras lagi sampai berhasil.1
Kita mengetahui bahwa manusia mempunyai otak, sama halnya dengan
bintang, namun inilah yang menjadi perbedaan manusia dengan binatang.
Mungkin memang benar bintatang juga mempunyai kehendak misalnya
burung burung mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat lain didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah

1 MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Quran 2011. Surabaya: IAIN SA Press

sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang?. Setelah mengadakan


eksplorasi. tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi.
Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.
Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga memiliki insting
seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia memiliki kelebihan yaitu
adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak idle.2Tidak
tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang,
atau kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu
bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu
akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia ini menyebabkan
pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal ini tidak saja meliputi
kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok
tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga
berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu
pada hewan hanya terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Yang tidak
berubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari satu tempat ke tempat
lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang bersangkutan erat dengan
nalurinya saja. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu
tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia
merupakan mahluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang
tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk lainnya.
3. Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan
dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain
disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi
antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Mitos ini juga merupakan tahap perkembangan yang kedua. Karena
manusia berusaha memenuhi kebutuhan non fisik atau alam pikirannya, jadi
2 Curisity : Keingin tahuan akan sesuatu Idle: Bermalas-malasan. An English-Indonesian Dictionary.
Gramedia Jakarta 1975

tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu


manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu. Sebagai contoh, mengapa gunung meletus?, karena
tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban si
penunggu gunung itu sedang marah. Di sinilah muncul pengetahuan baru
yang disebut si penunggu. Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama,
muncullah anggapan adanya si penunggu. Cerita yang berdasarkan atas
mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan
alat indera manusia, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera
pencium, indera pengecap, dan indera perasa.
Puncak hasil pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia kira-kira 700
600 SM. Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta antara lain bahwa
alam semesta sebagai ruang bola dengan bumi yang datar sebagai lantai dan
langit dengan bintang-bintang sebagai atap. Yang menakjubkan mereka telah
mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan
perhitungan 1 tahun (1 kali peredaran matahari) = 365,25 hari. Selain itu juga
muncul pengetahuan tntang rasi-rasi bintang seperti rasi scorpio, virgo, pisces,
leo, dan lain-lain. Pengetahuan dan ajaran orang Babylonia terdiri dari
dugaan, imajinasi, kepercayaan/mitos yang melahirkan pengetahuan dengan
nama Pseudo Science /sains palsu (Maskoeri Jasin, 1999 : 4).
4. Penalaran
Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan
perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang
semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan
orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan menggunakan akal
sehat (rasio).
Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola
berpikir masa itu antara lain adalah:
a. Anaximander ( 610 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan
Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat berbentuk seperti
bola dan bumi sebagai pusatnya. Selain itu dia juga mengajarkan

pembuatan jam matahari dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi


yang horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi petunjuk
waktu dan juga titik balik matahari.
b. Anaximenes (560 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang
transmutasi unsur-unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar
pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang akan menjadi api
atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
c. Herakleitos (560 470 SM), Dia berpendapat bahwa apilah yang
menyebabkan transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti
adanya.
d. Pythagoras ( 500 SM)
-

Unsur dasar semua benda sebenarnya ada 4: tanah, api, udara, dan air.

Bumi bulat dan berputar, karena itu seolah-olah benda-benda alam


lainnya termasuk matahari mengelilingi bumi.

Melahirkan dalil Pythagoras dalam ilmu matematika: kuadrat sisi


miring suatu segitiga siku-siku samadengan jumlah kuadrat kedua
siku-sikunya

( c2= a2 + b2 ).

Pernyataan bahwa jumlah sudut suatu segitiga adalah 180

e. Demokritos (460 370 SM)


Bagian terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi
disebut atomos atau atom.

f. Empedokles (480 430 SM)

Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dan


memperkenalkan tenaga penyekat/daya tarik-menarik dan daya tolakmenolak yang dapat mempersatukan atau memishkan unsur-unsur itu.
g. Plato (427-345 SM)
Mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang
sebelumnya yang materialistik. Menurut Plato, keanekaragaman yang
nampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal
dan immaterial.
h. Aristoteles ( 348 322 SM)
-

Berhasil membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan

Adanya zat tunggal yang disebutnya hule bentuknya tergantung dari


kondisinya, bisa berbentuk tanah, air, udara atau api. Transmutasi
disebabkan oleh keadaan dingin, lembab, panas dan kering.

Tidak ada ruang yang hampa, bila suatu ruang tidak terisi oleh benda
akan diisi oleh sesuatu yang immaterial yaitu ether.

Ajaran yang terpenting adalah suatu pola berpikir dalam memperoleh


kebenaran berdasarkan logika.

i. Ptolomeus (127 151 M)


Teori geosentris menyatakan bahwa bumi sebagai pusat dari
tatasurya, berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j. Ilmuwan dalam dunia Islam yakni:
-

Avicenna (Ibn-Shina abad 11) seoranng ahli di bidang kedokteran dan


filosof.

Al-Biruni, Al-Gazali, Ibn-Rush, dan Omar Khayam pada abad 11.

Al-Khawarizzini, Al-Farghani, dan Al-Batani pada abad 9.

Al-Kindi dan Al-Farabi pada abad 10.


Pada abad 9 11 semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani

diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Setelah itu secara


bertahap diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan sedikit dalam bahasa
Ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan Arab
merupakan kebudayaan internasional yang tersebar jauh ke Barat yaitu
Maroko dan Spanyol, yang terkenal dengan pusat perpustakaan dan
Masjid Al-Hambra, Cordova (Spanyol).
k. Nikolas Kopernicus (1473 1543 M)
Melahirkan teori heliosentris yang menyatakan bahwa:
-

Matahari sebagai pusat dari tata surya dan bumi adalah salah satu dari
planet.

Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi


matahari.

Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan


adanya siang dan malam.

l. Johannes Kepler (571-1630 M)


Orbit dari semua planet berbentuk elips.
-

Bila ditarik garis imaginasi dari planet ke matahari, dan sementara itu
ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh
pada jangka waktu yang sama adalah sama.

Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi


matahari secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak
rata-rata planet itu terhadap matahari.

m. Galileo (1564 1642 M)

10

Membenarkan teori heliosentris walaupun bertentangan dengan


pandangan penguasa.

Menemukan ada empat buah bulan mengelilingi Jupiter dan cincin


Saturnus.

Terdapat gunung-gunung di bulan dan suatu bintik hitam di matahari


yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.

Menemukan kelompok taburan bintang yang disebut Milky Way atau


Bima Sakti.
Masa dari Nikolas Copernikus sampai Galileo dapat kita anggap

sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menetapkan


kebenaran berdasarkan eksperimen.3
5. Metode Ilmiah
A. Lahirnya Ilmu Alamiah
Manusia sebagai makhluk hidup memberikan tanggapan terhadap
semua rangsangan, termasuk gejala alam. Tanggapan terhadap gejalagejala alam atau peristiwa alam merupakan suatu pengalaman.
Pengalaman dari zaman ke zaman akan terakumulasi karena manusia
mempunyai rasa ingin tahu terhadap semua gejala alam. Pengalaman
merupakan salah satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan
fakta-fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus menerus selama
manusia ada di muka bumi dan mewariskan pengetahuan itu ke generasi
berikutnya.

Pertambahan pengetahuan itu di dorong oleh:

3 Mawardi, 2007 : 15 20 ;Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 : 5-9

11

1. Dorongan untuk memuaskan diri, bersifat non praktis atau teoritis


guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam
semesta dan isinya, yang melahirkan ilmu pengetahuan murni.
2. Dorongan praktis, memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan
taraf hidup yang lebih tinggi, yang melahirkan ilmu terapan.
Kedua dorongan itu menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan,
dorongan pertama menuju ilmu pengetahuan murni (pure science)
sedangkan dorongan kedua ke ilmu pengetahuan terapan(Applied science).
Ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis artinya kegiatan manusia tiada henti, dari hasil percobaan
menghasilkan konsep selanjutnya dari konsep mendorong melakukan
percobaan berikutnya dan seterusnya. (Sumber: Drs. Maskoeri Jasin,
1986)
B. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta
dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat
antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk konstelasi
permasalahan.
Disusun secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang
teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris
yang relefan dengan permasalahannya.
3. Perumusan hipotesis

12

Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan


yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau
diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup
yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan
sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang
yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu
ke waktu, yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir
memiliki rasa ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu

13

itu selalu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya,
kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau
kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan
hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia merekareka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu, dan ketiga penalaran, setelah kemampuan
berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna
misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda
makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan
menggunakan akal sehat (rasio).
Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan
tersebut memenuhi empat syarat yakni objektif, metodik, sistematik dan bersifat
universal. Adapun prosedur atau metode untuk mendapatkan pengetahuan yang ilmiah
adalah dengan metode ilmiah dengan melalui empat langkah yakni:
1. Perumusan masalah yang berisi pertanyaan atas permasalahan.
2. Penyusunan hipotesis sebagai jawaban sementara atas perumusan masalah.
3. Pengujian hipotesis yang dapat dilakukan melalui pangamatan langsung atau
eksperimen.
4. Penarikan kesimpulan.
Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia
satu-satunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola
pikir manusia akan terus berkembang setiap zaman.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Mawardi, 2007 : 15 20 ,Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999
2. MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Quran 2011. Surabaya: IAIN SA Press

14

3. Curisity : Keingin tahuan akan sesuatu Idle: Bermalas-malasan. An English-Indonesian


Dictionary. Gramedia Jakarta 1975

Anda mungkin juga menyukai