Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat yang selalu ia berikan kepada kita yang mana
rahmat,taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Biografi dan
Pemikiran parmenides dan zeno “dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.

Dan tidak lupakami juga berterimakasih terhadap dosen pengampu, selaku dosen mata kuliah
Filsafat Barat Klasik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,kamiyakin
masih banyak kekurangan kami dalam makalah ini.Karena itu kami mengharapkan saran
serta kritik yang membangun supaya bisa menjadikan makalah ini semakin lebih sempurna.

Surabaya, 10 Maret 2020

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................1

Daftar Isi.............................................................................................................................2

BAB I (pendahuluan)

A. Latar Belakang.............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah........................................................................................................3

C. Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II (pembahasan)

A. Pengertian...................................................................................................................4

B. Parmenides...............................................................................................................4-9

C. Zeno Dari Elea.......................................................................................................9-11

BAB III (penutup)

A. Kesimpulan.............................................................................................................12

B. Daftar Pustaka........................................................................................................13

2
BAB I

(PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang

Bertens mengelompokkan Parmenides, Zenon, dari Elea, 1 dan Melissos sebagai filsuf
dari Eleates (Kaum Eleatik), sekalipun Melissos tidak berasal dari Eleates (selatan Italia,
selatan Napoli).

Kebudayaaan Yunani kuno waktu itu. tampaknya, ia melakukan pengelompokan


tersebut berdasarkan kemiripan metode pemikiran mereka yang monistik.2 Composta juga
memfokuskan daripada kesejajaran pandangan ketiganya tentang paradoks. Semetara itu
Long malahan membahas Zenon secara tersendiri, terpisah dari Parminides dan Melissos,
meskipun ia mengamati adanya kemiripan antara pikiran Melissos dengan Zenon
pendahulunya.

Kaum Eleatik mengedepankan dua pertanyaan besar. Yang pertama adalah pertanyaan
gnoseologis, yaitu yang menyoal pengetahuan itu sebagai pilihan antara aletheia(kebenaran)
atau doxa(pandangan; sedangkan gnosis, artinya adalah pengetahuan). Sementara yang kedua
adalah pertanyaan ontologis, yaitu yang menyoal apakah ada3.

Orang yang selalu mengatakan apa yang (sebenarnya) sedang ia nalari, sedangkan
sebaliknya orang menalari apa yang ada4.

B. RumusanMasalah
1. BagaimanabiografiParminides?
2. PemikiranfilsafatParminides?
3. Bagaimanabiografi Zeno?
4. Pemikiranfilsafat Zeno?
C. TujuanMasalah

1
Zenon dari Elea jangan disamakan dengan Zenon dari Citium (disebut juga Kition, 336-264 SM)
2
Pandangan bahwa semesta itu merupakan satu tunggal, kamus KBBI V
3
Dario Composta, op. Cit., hlm. 67.
4
Ibid, hlm.66.

3
1. MengetahuibiografiParminides
2. MengetahuipemikiranfilsafatParminides
3. Mengetahuibiografi Zeno
4. MengetahuiPemikiran Zeno

BAB II

(PEMBAHASAN)

A. Pengertian

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea 56. Arti nama Paermenides adalah
“Terus Stabil”. Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal 7.
Pemikiran filsaftnya bertentangan dengan Heraklitos sebab ia berpendapat bahwa segala
sesuatu “yang ada” tidak berubah8.

B. Parmenides

Parmenides ho Elates adalah anak dari Pyres dan lahir di Elea, selatan Napoli, Italia 9.
Parmenides lahir pada tahun 540 SM10. Dia lahir satu generasi setelah Heraklitos dan juga
bertolak pikiran belakang dengannya. Dia dikabarkan sempat berjumpa dengan Xenophanes
dan Kaum Pytagorean. Dia dikenal juga sebagai dokter. Ia juga ahli dalam bidang politik dan
jua pernah memangku jabatan pemerintah11.

Dalam usaha memahami realitas, Parmenides mewariskan naskah On Nature yang


terdiri dari 800 syair. Banyak bagian buku dari itu hilang, sementara bagian-bagian yang
selamat diperoleh dari kutipan-kutipan Platon dan Sextus Empiricus. Buku itu ditulis sebagai
imajinasi bertemu dengan seorang dewi. Para ahli cenderung menafsirkan bahwa Parmenides
menganggap alam pengalaman manusia itu sebagai non-existent dan kepercayaan normal kita
adanya perubahan, kejamakan, dan bahkan diri kita sendiri sebenarnya itu menyesatkan12.

5
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanasinus. Hal 25-27
6
K. Betrens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 46-50.
7
(Inggris) Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New York: Oxford
Univesity Press. P.645-646.
8
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanasinus. Hal 25-27
9
http://en.wikipedia.org/wiki/Parmenides. tanggal kelahiran Parmenides masih diperdebatkan, antara lain:540,
530 dan 510 SM.
10
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1986), h. 21.
11
Ibid
12
John Palmer, Parmenides, dalam http://plato.stanford.edu/entries/parmenides/,<jpalmer@phil.ufl.edu>,

4
Naskah Parmenides terdiri dari tiga bagian yaitu:

1) pertama adalah proem (prooimion), yang merupakan pengantar dari keseluruhan naskah
tersebut

2) bagian kedua disebut athletia, yang dikenal The Way of Truth dan merupakan wacana
filosofis

3) bagian ketiga adalah doxa, yang dikenal sebagai The Way of Appearance/Opinion, yang
merupakan pengungkapan gejala alam13

Karya Parmenides termasuk karya yang tidak biasa sehingga terdapat berbagai macam
interpretasi terhadapnya. John Palmer mengelompokkan tiga aliran interpretasi terhadap
Parmenide, sebagai berikut:14

1) Interpretasi Monis yang ketat (Strict Monist Interpretation), yang memandang bahwa
Parmenides hanya melihat adanya satu eksisten yang tidak berubah dan tidak berbeda beda
(undifferentiated).

2) Interpretasi logis-dialektis (Logical-Dialectical Interpretation), yang memahami bahwa


argumen-argumen Parmenides itu didorong oleh pertimbangan-pertimbangan yang ketat logis
ketimbang dilatarbelakangi oleh agenda kritik terhadap para pendahulunya, yakni Kaum
Lonian dan Phytagorean.

3) Interpretasi Meta-Prinsip ( Meta-Principle Interpretation), yang menyatakan bahwa


Parmenides bukanlah seorang Monis sejati, melainkan pendukung dari apa yang
(Predicational monist), yakni aliran yang meyakini bahwa setiap yang ada hanya bisa
merupakan satu ada, dan hanya bisa mempunyai satu predikat yang menyatakan ada itu
adalah apa, dan harus menyatakan dengan tegas. Menurut Curd, Parmenides terlibat dalam
refleksi kritis terhadap prinsip-prinsip fisika dan para pendahulunya15.

13
Dario Composta, op.cit., hlm. 53; http://en.wikipedia.org/wiki/Parmenides.
14
John Palmer, Parmenides, loc. Cit.
15
Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik Relevansi untuk Abad XXI, (Yogyakarta: JALASUTRA
Anggota IKAPI 2012), h. 74.

5
Bagaimanapun juga, para penafsir sepakat bahwa Parmenides adalah filsuf pertama
yang tegas membedakan antara apa what must be (), what must not be(), what is but need not
be()16.

Kebalikan pemikiran Parmenides dari Heraklitos dapat diamati terutama dalam jalan
kebenaran. Jika Heraklitos meyakini bahwa tidak ada yang tetap melainkan segalanya
berubah, maka “what is, is” “that [it] is not not to be”17.

Rumus pemikiran Parmenides yang melibatkan penjelasan logis dan ontologis in i


memang tidak mudah dipahami, namun menjadi dasar baginya untuk menjelaskan (what is).
Hanya yang ada yang dinalar, hanya yang ada yang tidak menjadi objek nalar. Nalar itu tidak
identik18.

Pemikiran Parmenides bersifat monistik karena ia beranggapan bahwa realitas itu


hanya satu adanya, yaitu sebagai beingatau19 itu bersifat abadi, tidak berubah, dan
lengkap20.Meskipun yang harus ada, pada saat bersamaan menampik bahwa ada banyak
kesatuan yang meski demikian, tidaklah harus ada sebagaimana mereka adanya 21. Dario
Composta melaporkan to be, atau being22. Predikatif dimana subjek dihubungkan dengan
yang bukan subjek (yang bisa merupakan sebuah objek atau yang juga menjelaskan sifat atau
keadaan dari subjek)

Bagi Parmenides, being bukanlah prinsip pertama, dan karena itu berada hanya
setelah ada gramatika. Namun, being bersifat niscaya, mutlak, sempurna, dan lengkap
sehingga sejalan dengan apa yang kemudian menjadi prinsip non-kontradiksi dari Aristoteles:
23
yang ada adalah niscaya , yang ada itu harus tidak diciptakan diciptakan dan tidak bisa
musnah24.

Logika Parmenides sebenarnya sejalan dengan pandangan Heraklitos yang lebih dulu
menyatakan bahwa yang ada itu telah selalu ada. Intinya tidak ada perkara yang berasal dari

16
John Palmer, Parmenides, ibid., h. 15.
17
Sebagaimana dikutip oleh Palmer, Parmenides, ibid.; dirujuk juga oleh Sedley/Long, h. 114. Betrens
menyebutnya einai (Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, op. Cit., h. 49. Dalam bahasa Yunani cukup
diungkap dengan kata kerja esti: that [it] is.
18
Parmenides, dalam http://www.gottwein.de/graeca/lex/p_philo2.php
19
Daniel W. Graham, Heraclitus, dalam http://plato.stanford.edu/entries/heraclitus,h. 165.
20
Ibid, h. 168.
21
John Palmer, Parmenides, loc. Cit. H. 168.
22
Dario Composta, op. Cit. Hlm 53.
23
Ibid
24
John Palmer, Parmenides, loc. Cit.

6
yang tidak ada dan sudah tidak bisa meniada. Konsep ini menjadi doktrin dalam fisika
modern yang mengatakan bahwa materia (matter) itu tidak bisa musnah. Yang ada tidak
dapat berada dari yang ada. Realitas (alam semesta) tidak mempunyai awal ataupun akhir.
Pandangan Parmenodes tentang being terdapat dua hukum yang utama diajarkan yaitu:

1. tidak ada separuh kebenaran. Tidak ada pernyataan yang benar sekaligus salah.
Tidak ada pernyataan yang secara koheren bisa dijawab ya dan tidak dalam waktu
sekaligus25. Jadi, tidak ada barang yang benar dalam sekaligus begitu juga dengan salah.
Tidak ada pertanyaan yang bisa dijawab afirmatif dan negatif sekaligus. Tak ada perkara
yang ada sekaligus tiada.

2. tidak ada pernyataan yang benar, pernah benar, atau akan benar, jika kalimat itu
menyatakan benar26.

Hukum ini sekalaigus menjelaskan dalam logika (dan ontologi) dikenal sebagai
prinsip identitas ( A adalah A tidak mugkin secara bersamaan adalah bukan). Bertens dan
Daniel Graham yang memandang Parminedes sebagai pelopor dari metafisika . 27 being dapat
diterang dengan melalui prinsip being yaitu:

1. prinsip ketidakberubahan

2. prinsip tudak mungkin hancur.

3.prinsip pengesampingan ketiga, dengan konsekuensi: tidak ada kompromi antara


ada dan tiada.

4. prinsip identitas, ‘dengan sendiri senantiasa setara dengan dirinya sendiri, tidak
mungkin lebih atau kurang darinya.

Jalan kebenaran sendiri dapat melalui dua proses: melalui pengetahuan inderawi
sehingga bersifat empiris atau tergantung dari pengalaman serta melalui pengetahuan logis
dalam arti yang rasional. Parmendes mandahulukan persoalan rasional jika pengetahuan
tersebut bertentangan dengan pengetahuan inderawi yang ditolaknya karena dianggap
menyesatkan28. Dengan begitu, ia sebenarnya tidak mengatasi masalah karena bisa jadi terjadi

25
A. A. Long, op. Cit.
26
Sedley/ Long, loc. Cit.
27
Daniel W. Graham, Heraclitus, loc. Cit., hlm. 168.
28
John Palmer, Parmenides, ibid, hlm. 8; Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, op, cit., hlm. 49.

7
bahwa ada data inderawi yang benrentangan dengan pemahaman benar sementara, secara
sinkron, faktanya bisa tidak benar29.

Sebagai pokok pendiriannya disebutkan bahwa ada kebenaran. Kebenaran yang bulat,
kebenaran yang sepenuh-penuhnya. Bulat adalah tanda yang sempurna bagi Parminedes.
Yang ada itu bulat mengisi lapang. Pada yang bulat tiap-tiap tepi selesai, tidak ada yang
berupa putus. Tiap jarak dari tepi ke tengah semuanya sama. Tidak ada yang besar dan
kecil30. Bertentangan dengan itu terdapat pendapat manusia, yang tiada menyimpan
kebenaran di dalamnya. Pendapat manusia itu hanya persangkaan saja. Persangkaan itulah
yang mengatakan, ada yang banyak. Pada hal “yang banyak” itu tidak ada31.

Sebab, kalauyang banyak itu, ada pula “menjadi” dan “hilang”. Oleh karena yang ada
itu hanya satu, kekal dan tidak berubah-ubah, maka “jadi” dan “hilang” itu tidak benar
adanya. Hanyalah timbul dari persangkaan saja. Sebab itu harus dinyatakan pertentangan
antara kebenaran yang dapat dipahampkan dengan pikiran, dengan persangkaan yang bisa
khilaf. Pertentangan itu adalah pertentangan yang tau dan menyangka32.

Dengan mengemukakan soal ini, Parminedes menjadi pembangun logika yang


pertama. Heraklitos membukakan pintu dunia pikiran; ia memulai menyusunnya. Keterangan,
katanya, tidak dapat dengan melihat, melainkan denga pengertian, dengan jalan berpikir
semata-mata33.

Paradoks yang dilukiskan dengan tepat oleh reklame Honda. Di atas kertas, gambar
stereoskopis itu memperlihatkan air yang mengalir tanpa putus. Dalam kenyatannya, gambar
itu merupakan sesuatu yang tak mungkin. Proses dialektik ini bisa disebut sebagai proses
conjecture and refutations(pendugaan dan penyanggahan). Dampaknya dalam filsafat Barat,
tidak bisa menghindari diri dari pemahaman bahwa “filsafat itu adalah wacana tentang
kepastian34.

Dengan ini dapat dipahami jika filsafat (Barat) itu dipandang seluruhnya sebagai
wacana mengenai pemikiran dan pencarian kepastian mengenai kebenaran. Dalam filsafat

29
Ibid.
30
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1986), h. 23.
31
Ibid, h. 22.
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Dario Composta, op. Cit.

8
Tiongkok, khusnya Daoisme, pencarian kepastian mengenai kebenaran itu bukanlah sebuah
obsesi. Bagi pengetahuan indrawi dan pengetahuan rasional. Menurut Parmenides, perubahan
dan pluralitas adalah hal yang bisa ada dan bisa diterima dalam Jalan Pendapat yang berlaku
bagi indra. Sebaliknya, perubahan dan pluralitas tersebut tidak ada pada jalan Kebenaran
yang berlaku bagi rasio karena rasio itu tidak berubah. Rasional akan terus berlaku seperti
itu35.

David Sedley mengamati bahwa sikap Parmenides menunjukkan kosmologi yang


dualistik dimana ia bergerak dari satu entitas dalam kerangka Jalan Kebenaran menuju dua
entitas36. Jalan pendapat itu bertalian dengan persepsi manusia seperti gejala-gejala, seperti
pergantian siang dan malam, konstelasi benda-benda langit, dst37.

Ajaran Parmenides, yang berpokok kepada yang satu dan tetap , bertentangan dengan
ajaran Heraklitos. Pertentangan itu tampak pula pada paham keduniaan mereka. Bangun
dunia Heraklitos dinamis, Dunia Parmenides statis. Ajaran Parmenides benyak yang tidak
memuaskan bagi orang yang semasa dengan dia. Banyak keterangannya yang bertentangan
tampaknya dengan yang lahir. Sebab itu banyak orang yang membantah.

Untuk penangkis serangan-serangan lawannya itu muncul ke murid-muridnya,


sebagai Zeno dan Melissos38.

C. Zenondari Elea

Zeno lahir di eleates (Zenon ho Eleates) pada tahun 490 SM. Nama “Zenon” dilatinisasimenjadi “Zeno”.Dan
ditulisbegitu juga dalam literature inggris.Sebagaidampaknya, nama ”Zeno” lah yang
digunakandalambanyakbahasa, termasukliteraturbahasa Indonesia. Zenon adalah murid langsungdanloyal
dari Parmenides. Zenon
menjadimasyhurkarenaparadoksyangdiajarkannyasertadapatdipandangsebagaiintereprestasilebihjauhdaripand
angan Parmenides, gurunya.Paradoks
Zenonsepertimengkokohkanadanyapeluangdiskrepansiantarateoridanempiri.
Diamemangmenulisbahwaargumennyaditujukanuntukmendukungargumen Parmenides.

35
Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik Relevansi untuk Abad XXI, (Yogyakarta: JALASUTRA
Anggota IKAPI 2012), h. 80-81.
36
Sedley/ Long, loc. Cit.
37
Dario Composta, ibid., h. 59.
38
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1986), h. 23-24. .

9
Zenon sendiritidakluputdarikritik, bahkandari Aristoteles yangmenuf\duhnyahanyaakal-
akalan.Namuntampaknyaargumentasi Zenon memmberiinspirasikepada Aristoteles
untukmembangunteorinyamengenaikeberlanjutan (continuum), yang menjadipangkalpentingdalamdialektik
Aristoteles.

Jika Parmenides mengembangkanmythos tenteng yang ada (the being), makaZenon


mengembangkanmythostentang yang tunggal(theone39) . Zenon terutamakesohorankarenaparadoksnya yang
miripdenganparadoksParmenidian: yang teoretis (bisa) benarnamunfaktistidakbenar, karenamenurutnya,
sebenarnyatidakadaruangkosong, tidakadapluralitas, dantidakadagerak. Karenatakadaruangkosong, makaada
(satu) ruangdalamrealitas.Karenacumaada (satu) ruang,makacumaada (satu) ada.Karenacimaada (satu) ada,
makatakadagerak.Teori Zenon bertumpupadatigapilarberikut.

Pertama, tidakadaruang . Thesis inisebenarnyamerupakankonsekuensidari thesis Parmenides yang


menyatakanbahwasuatuadatidaklahberadadalamada yang lain.Jikamengikutigagasanini,
makatidakadaruangkosong yang menempatiruangkosong yang lain, yang
padagilirannyamenempatiruangalainlagi, dab seterusnya.Argumennyaadalahbegini: jikaadabanyakhal,
makamerekaitumencakuphal-halbesarmaupunkecil. Hal yang besarbegitubesarnyahingagtakterhingga,
sehinggasepertitidakada.Jadikesimpulannya yang
adaituharusmempunyaibesaran(magnitude).Jikatidakdemikian, makaiamemerlukanruangkarenatidakada.

Kedua, tidakadapluralitas.Ataurealitasitutunggaladanya.Gagasaninilah yang disebutsebagai antinomy


terbatas-takterbatas.Thesis iniditerangkandengankarakterdarisuatugaris.Ketikamulaibelajargeometri
,kitadiberitahubahwasebuahgarisituterdiridatititik-titik yang berderet di antaraduaujung (karenaitunisalurus,
bisajuagatidaklurus). Sejalandengan Zenon,
kitabisamengatakanbahwagarisitubisaterdiridariduatitiksehinggagarisitutakterhinggapendeknyaataunyaris nol.
Suatugaris juga bisa juga terdiridaridarintitik yang berjumlahatautakmempunyaiduaujung, misalnyalingkaran
(tidakadagaris yanghanyamempunyaisatuujung).Dalamkenyataan, terdapatbanyakgaris yang masing-
masingterdiridariduaujung yang mempunyaijarakdiantaranya, juga
bilagarisiyupendeksekaliataupanjangnyanyaristakterhingga.

Ketiga, tidakadagerak.Teoriinidikenalsebagaiteorikelanjutan (continuum).Menurutteoriini,


suatugerakselalumeniscayakanpemendekanjaraktempuhnya yang
terusmenerus,sehinggaakanselaluadajarakantarasubjekdenganapa yang ditujunya, betapa pun
pendeknyajarakitu. Paradoksinilah yang paling tersohordari Zenon.Demikianlah juga,
terkenalahpenjelasaannya yang menggunakanperumpamaanpelari yang takpernahmencapai finish di stadion,
39
Dario Composta, op. cit., hlm. 62.

10
atauArchillesmemenangkanperlombaandenganseekorkura-kura yang lamban, sertaanakpanahyang
takpernahmencapaisasarannya.

Ada beberapafaham yang disebutkandiatasdalambukuAlamPikiranYunanioleh Muhammad Hatta,


yaitupaham Zeno yang bertentangandenganpahambahwa yang bergerakituada, Zeno
mengemukakanempatfasal:

1. Suatugerakantidakbisabermula, sebabtiap-
tiapbadantidakbisasampaikepadasuattutempatdengantiadaberadalebihdulusampaipadasuatutempatde
ngantiadaberadalebihdulupadaberjenistempatatautitik yang dilaluinya.
2. Archilleus yang cepatsepertikilattidakbisamengejarpenyu yang begitulambatjalannya. Sebab
,apabilaiatiba di tempatpenyutadi, diainisudahmajulagisedikitkemuka.
3. Anakpanah yang dipanahkandaribusurnyatidakbergerak, tetapiberhenti.
Sebabiaberadapadasatutempat. Ada padasatutempatsamaartinyadenganberhenti.
4. Setengahwaktusamadengansepenuhwaktu. Sebabsuatubarang yang bergerakterhadapsuatubadan,
melaluipanjangbadanitudalamsetengahwaktuatausepenuhwaktu. Dalamsepenuhwaktu,
apabilabadanitutidakbergerak. Dalamsetengahwaktu, apakahiabergerakdeengansamacepatnyakearah
yang bertentangan.40

Filosofi Elea inimempengaruhialiranpikirandalam masa sesudahnya, terutamakarenatajamnyasikupengertian


yang dikemukakannya.Sepintaslaluurainnyaituberupapersilatan kata saja.Iniistimewapada
Zeno.Tetapijikadiperhatikanlogika yang bersangkut didalamnya,
terbayangkeluardasardiealektikDialektikyaitucaramemikirkanhalselanjut-lanjutnyasampaikepada yang
sebaliknya. Tiappengertianmengandungpertentangan.Adapunteoridari Zenon,

BAB III

(PENUTUP)
40
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1986), h. 25

11
Elea adalahsuatukotaperantauan orang Grikdisebelahselatansemenanjung Italia. Aliranfilosofi yang
timbuldisanaberpengaruhdaritahun 540-460 sebelumMasehi.Yang bermulamengajarkannyaialah
Xenophanes, berasaldarikolophon di Asia Minor.Selaindari Xenophanes yang membangunkannya,
adatigaoraglahiyangkesohorsebagaipemangkufilosofi Elea itu, yaituPArminides, Zeno danMelossos.

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Arti nama Paermenides adalah
“Terus Stabil”. Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal.
Pemikiran filsaftnya bertentangan dengan Heraklitos sebab ia berpendapat bahwa segala
sesuatu “yang ada” tidak berubah. Pemikiran Parmenides bersifat monistik karena ia
beranggapan bahwa realitas itu hanya satu adanya, yaitu sebagai beingatau itu tidak bersifat
abadi, tidak berubah, dan lengkap. Meskipun yang harus ada, pada saat bersamaan menampik
bahwa ada banyak kesatuan yang meski demikian, tidaklah harus ada sebagaimana mereka
adanya

Zeno lahir di eleates (Zenon ho Eleates) pada tahun 490 SM. Nama “Zenon” dilatinisasimenjadi “Zeno”.Dan
ditulisbegitu juga dalam literature inggris.Sebagaidampaknya, nama ”Zeno” lah yang
digunakandalambanyakbahasa, termasukliteraturbahasa Indonesia. Zenon adalah murid langsungdanloyal
dari Parmenides. Zenon
menjadimasyhurkarenaparadoksyangdiajarkannyasertadapatdipandangsebagaiintereprestasilebihjauhdaripand
angan Parmenides, gurunya.Teori Zenon bertumpupadatigapilarberikut.

a.Pertama, tidakadaruang

b. Kedua, tidakadapluralitas

c.Ketiga, tidakadagerak

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Hatta, AlamPikiranYunani, (Jakarta: Universitas Indonesia UI Press, 1986).

12
BudionoKusumohamidjojo, FilsafatYunaniKlasikRelevansiuntuk Abad XXI.

K. Betrens. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. 1990.

13

Anda mungkin juga menyukai