Anda di halaman 1dari 26

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta
pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang
mengangkat tema tentang Upaya Menghadapi Problema dalam Pengelolaan
Kelas ini sekiranya dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun karya tulis ilmiah
ini membahas bagaimana pendidik mengatasi masalah-masalah dalam kelas
dengan mengunakan tindakan yang efektif dan efisien serta menggunakan
pendekatan-pendekatan untuk mencapai tujuan suatu kegiatan belajar mengajar.
Shalawat serta salam tentunya kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyaan ke zaman modernisasi
seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung karya tulis ini dapat
terselesaikan.
Dengan tugas ini saya lebih mengerti dan paham bagaimana tata cara
dalam membuat karya tulis dengan tema yang di bahas dalam karya tulis ini.
Mudah-mudahan karya tulis yang saya buat dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi para pendidik dan saya sendiri. Akhir kata
Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis

ii

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas.......................................................................3
2. Urgensi Pengelolaan Kelas...........................................................................3
3. Tujuan Pengelolaan Kelas.............................................................................4
B. Masalah-masalah Yang Timbul Dalam Kelas
1. Masalah Individual.......................................................................................5
2. Masalah Kelompok.......................................................................................6
C. Pendekatan-pendekatan Pengelolaan Kelas
1. Macam-macam Pendekatan Pengelolaan Kelas...........................................7
2. Tujuan Pendekatan Pengelolaan Kelas.......................................................14
D. Tindakan Efektif dan Efisien dalam Mengelola Kelas..................................15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................22
Saran...................................................................................................................24
Daftar Pustaka......................................................................................................25
iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas adalah merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar
bisa berjalan dengan optimal jika guru dapat mengelola kelasnya dengan
baik, agar suatu tujuan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting
khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu
karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok,
yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Dalam hal ini seorang guru harus
memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan
yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam hal ini,
guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan
yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus pengelolaan kelas
yang tepat dengan masalah yang dihadapinya. Guru mempunyai peranan
yang besar dalam menentukan keberhasilan pengelolaan kelas maupun
pengelolaan

pembelajaran.

Penciptaan

sistem

lingkungan

yang

merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan


situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.dapat berlangsung secara
efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan
efektif apabila, pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat
menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajarmengajar, kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan
biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar-mengajar, ketiga,

dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui


pula kapan dan untuk masalah mana pendekatan digunakan.
Pendidik mendapati kegagalan jika dalam mencapai tujuan
pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam
mengelola kelas. Bentuk dari kegagalan itu seperti prestasi peserta didik
rendah, tidak sesuai dengan standar kelulusan yang telah ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat
penting.
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari
berbagai pendekatan pengelolaan kelas diharapkan setiap guru akan dapat
mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan dalam kelas merupakan syarat utama terjadinya kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengelolaan kelas?
2. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi para guru dalam pengelolaan
kelas?
3. Bagaimana tindakan efisien dan efektif dalam mengelola kelas?
4. Apa saja pendekatan-pendekatan yang digunakan pada pengelolaan
kelas?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep pengelolaan kelas
2. Memahami masalah-masalah yang akan timbul dalam kelas
3. Mengenali tindakan efisien dan efektif dalam mengelola kelas
4. Memahami pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam kelas

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengelolaan Kelas


1.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Menurut Suharsimi Arikunto pengertian pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar siswa dapat
berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk
berlangsungnya kegiatan belajar siswa.1
Pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
kondisi belajar (pembinaan raport, penghentia tingkah laku peserta didik
yang menyelewengkan perhatian kelas, memberi ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif,
dan sebagainya).2
2.

Urgensi Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas ini sangat penting bagi guru dan peserta didik
untuk mencapai tujuan belajar mengajar, karena untuk mencapai tujuan
belajar mengajar yang optimal dibutuhkan pengelolaan kelas yang baik
dan terkontrol. Jika guru mampu mengelola kelas dengan baik, maka guru
akan mudah menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik.
Dan peserta didik pun akan merasa nyaman dan mudah menerima ilmu
yang disampaikan oleh guru.
Jika seorang guru tidak dapat mengelola dengan baik maka tujuan
dari kegiatan belajar mengajar akan sulit dan mungkin tidak akan tercapai,
dan guru pun akan mendapat kesulitan pula dalam proses kegiatan belajar

http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pengelolaankelas.html, diakses pada 15 Desember 2014


2
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
hlm. 123

mengajar karena kurang terkontrolnya kegiatan/aktivitas para peserta


didiknya di dalam kelas. Jadi seorang itu mutlak memiliki kemampuan
dalam hal pengelolaan kelas.
3.

Tujuan Pengelolaan Kelas


Menurut Suharsimi Arikunto, (2004), berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Berikut uraian secara rinci tujuan pengelolaan kelas3:
a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan siaoal, emosional dan intelek siswa dalam belajar.
d) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.

B. Masalah-masalah Yang Timbul Dalam Kelas


Dalam proses kegiatan nelajar mengajar baya hal yang harus
diperhatikan agar suatu tujuan pembelajaran bisa tercapai secara optimal.
Pada saat mengajar guru akan menghadapi beberapa masalah dalam kelasnya.

http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemenkelas.html , diakses pada 15 Desember 2014

Masalah yang ada dalam kelas ini dibedakan menjadi dua kategori, yakni
masalah individual dan masalah kelompok.
1. Masalah Individual
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok
masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa
semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan
pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk
mencapai harga diri.4 Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat
dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah dan dapat diterima masyarakat
kelas, maka individu yang bersangkutan tersebut akan berusaha mencari
cara lain untuk mencapainya. Dengan perkataan lain individu berbuat
tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara
yang asosial inilah oleh pasangan penulis diatas digolongkansebagai
berikut5:
a) Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain
(attention getting behaviors). Misalnya, membadut di dalam kelas
(aktif), atau berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat
pertolongan ekstra (pasif)
b) Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking
behaviors). Misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali
emosional marah-marah, menangis (aktif), atau selalu lupa
pada aturan-aturan penting ada dalam kelas (pasif)
c) Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking
behaviors). Misalnya, menyakiti orang lain seperti mengata-ngatai,
memukul, menggigit, dan sebagainya (kelompok ini tampaknya
kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif)
d) Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali
menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa
hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
2. Masalah Kelompok
4
5

Ahmad Rohani, Op.cit., hlm 125


Ibid, hlm 125

Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan 6 kategori


masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah-masalah yang
dimaksud adalah sebagai berikut6:
a) Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan
tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya.
b) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
Misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni
suara menyanyi dengan suara sumbang.
c) Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma
kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
d) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas
yang tengah digarap.
e) Semangat kerja rendah. Misalnya semacam aksi protes kepada guru
karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
Misalnya gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti
sementara oleh guru lain, dan sebagainya.
Setiap macam penanganan masalah individual dan kelompok
memerlukan penanganan yang berbeda. Sasaran penanganan masalah
individual adalah individu pelaku pelanggaran. Sebaliknya di dalam
masalah kelompok maka tindakan korektif harus ditujukan kepada
kelompok diagnosis yang keliru pula.
C. Pendekatan-pendekatan Pengelolaan Kelas
Pendekatan pengelolaan kelas adalah upaya dalam penyederhanaan
masalah dalam memelihara kondisi belajar di dalam kelas. Dan bisa diartikan
pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus
dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perncanaan pembelajaran.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka
acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus
6

Ibid, hlm. 126

terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk


menangani suatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik
sesuai dengan hakikatnya masalahnya. Artinya seorang guru terlebih dahulu
harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok
dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi. Ini tentu tidak dimaksudkan
untuk mengatakan bahwa seorang guru berhasil baik setiap kali ia menangani
kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya, keprofesionalan cara kerja seorang guru
adalah demikian sehingga apabila alternatif tindakannya yang pertama tidak
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka ia masih mampu
melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk kemudian yang kedua, dan
seterusnya.7
1. Macam-macam pendekatan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi
terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor
utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan
kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan siswa, tingginya kerja sama
diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang
optimal bergantung dari pendekatan yang di lakukan oleh guru dalam
rangka pengelolaan kelas.
Pendekatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior modification
approach)
Dalam pendekatan ini peran guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik , dan mencegah tingkah laku yang
kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavioral yang
mengemukakan asumsi bahwa : semua tingkah laku, yang baik
merupakan hasil proses belajar, dan ada proses kecil proses psikologi
yang fundamental yang dapat di gunakan untuk menjelaskan

Ibid, hlm. 148

terjadinya proses belajar yang di maksud. Adapun proses psikologi


yang di maksud adalah penguatan positif, dan penguatan negatif.
Untuk membina tingkah laku yang di kehendaki guru harus
memberi penguatan seperti :
Penguatan positif merupakan

penguatan

yang

berupa

pemberian hadiah, ganjaran, pujian dan lain sebagainya.


Penguatan negatif merupakan penguatan yang berupa
hukuman, pengurangan hak.8

b. Pendekatan

Sosio

Emosional

(Socio-

Emotinal-

Climate-

Approach)
Pendekatan pengelolaan kelas ini mengasumsikan bahwa,
proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan iklim sosio
emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang
baik antara guru dan peserta didik, peserta dididk dengan peserta didik
dan guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio
emosional yang baik. Untuk itu ada dua asumsi pokok yang di
pergunakan dalam pengelolaan kelas :
Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti
terdapat hubungan interpersonal yang haromonis antara guru
dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa
merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya

belajar yang efektif.


Iklim sosial dan emosional yang baik tergantung pada guru
dalam usahanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
di sadari dengan hubungan manusiawi yang efektif .
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal

apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.


Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta
hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru
8

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,


1993), hlm. 157

mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan


hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru
dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau
sikap melindungi.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya
sikap tulus dari guru, menerima dan menghargai peserta didik sebagai
manusia, dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri.
Sedangkan Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam
memecahkan masalah, guru berusaha untuk membicarakan situasi,
bukan pribadi pelaku pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia
lihat dan rasakan; serta mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan
sebagai alternatif penyelesaian.
Hal senada dikemukakan William Glasser bahwa guru
seyogyanya

membantu

mengarahkan

peserta

didik

untuk

mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan menilai


masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta
didik agar committed terhadap rencana yang telah dibuat; memupuk
keberanian menanggung akibat "kurang menyenangkan; serta
membantu peserta didik membuat rencana penyelesaian baru yang
lebih baik.
Sementara itu, Rudolf Draikurs mengemukakan pentingnya
proses suasana di dalam kelas yang demokratis, dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memikul tanggung
jawab; memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang dapat
secara bijak mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya; dan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati tata
aturan masyarakat.
c. Pendekatan proses kelompok ( Group Process Approach )
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong
perkembangan dan kerja sama kelompok. Proses kelompok adalah
usaha mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok
dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang

10

bergairah dalam belajar. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok


memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi
yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif,
dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap
baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat
mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan
mengurangi masalah-masalah pengelolaan. Dasar dari pendekatan
poses kelompok ini adalah psikologi sosial dan dinamis kelompok
yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikiut :
a) Pengalaman belajar di sekolah bagi siswa yang berlangsung
dalam konteks kelompok sosial
b) Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar
akan menjadi kelompok yang efektif dan dinamis.
Menurut Ricard A. Schmuck dan patricia A. Smuck unsurunsur pengelolaan kelas dalam rangka pendekata n Group process
adalah:
Harapan timbal balik antara guru dan pesrta didik dan antar

peserta didik sendiri


Kepemimpinan baik dari guru maupun maupundari pesrta
didik yang mengarahkan kegiatan kelompok ke arah

pencapaian-pencapaian tujuan yang telah di tetapkan


Pola persahabatan antara anggota kelas
Norma
Terjadinya komunikasi yang efektif
Perasaan keterikatan masing-masing anggota terhadap
kelompok.

d. Pendekatan Elektis ( Electic Approach ) atau pluralistik


Akhirnya, apabila di simak secara seksama maka ketiga
pendekatan yang telah di uraikan adalah ibarat sudut pandang yang
berbeda-beda terhadap objek yang sama. Oleh karena itu maka
seorang guru harus menggunakan pendekatan elektik, untuk maksud
itu guru harus menguasai pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas
yang potensial, dalam hal ini perubahan tingkah laku; dan dapat

11

memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang baik


dalam masalah pengelolaan kelas.
Pendekatan perubahan tingkah laku di pilih bila tujuan
tindakan pengelolaan yang akan dilkukan adalah menguatkan tingkah
laku peserta didik yang baik dan atau menghilangkan tingkah laku
peserta didik yang kurang baik; pendekatan sosio emosional di
pergunakan untuk apabila sasaran tindakan pengelolaan adalah
hubungan antar pribadi guru pesrta didik dan antar peserta didik ,
sedangkan pendekatan proses kelompok dianut bila seorang guru
ingin kelompknya melakukan kegiatan secara produktif.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada
potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang
dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin
dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan
elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas
yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang
memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu
kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan
efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan
tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set
(rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar
berjalan secara efektif dan efisien.9
Selain keempat pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat
lain ada yang mengatakan adanya pendekatan resep, pendekatan kebebasan,
pendekatan kekuasaan, pendekatan pengajaran. Berikut ini adalah penjelasan
dari lima pendekatan :
9

Ahmad Rohani, Op.cit., hlm 149-154

12

a.

Pendekatan Resep
Pendekatan resep ( cook book ) ini di lakukan dengan
memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus
dan apa yang tidak boleh di kerjakan oleh guru dalam mereaksi
semua masalah atau si tuasi yang terjadi di dalam kelas.

b.

Pendekatan kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu
anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan
saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan
semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

c.

Pendekatan kekuasaan
Pendekatan kekuasaan ini sebagai sutu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik peran guru disisni adalah
menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin di dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk
mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang
mengikat untuk ditaati anggota kelas.

d.

Pendekatan pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas
suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya
akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan
memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.

Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas


guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru
dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi
kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara
profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif
mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses
pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui,

13

memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif


menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses
pembelajaran yang optimal. 10
2.

Tujuan Pendekatan pengelolaan Kelas


Berikut ini adalah tujuan pendekatan pengelolaan kelas :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. 11
Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas

guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas


pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru
dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi
kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara
profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif
mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses
pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui,
memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses
pembelajaran yang optimal.
D. Tindakan Efisien Dan Efektif Dalam Mengelola Kelas
10

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), hlm. 201-202
11
http://www.slideshare.net/ChionkPemimpin/pengelolaan-kelas-12521707,
diakses pada 16 Desember 2014

14

1. Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya


Mengatur lingkungan fisik bagi pengajaran merupakan titik mula yang
logis untuk pengelolaan ruang kelas karena hal ini merupakan sebuah
tugas yang dihadapi semua guru sebelum sekolah mulai. Banyak guru
merasa lebih mudah merencanakan aspek pengelolaan ruang kelas lainnya
begitu mereka mengetahui bagaimana unsur-unsur fisik dari ruang keals
bisa diatur.
Empat Kunci Bagi Pengaturan Ruang Yang Baik
Ruang kelas merupakan lingkungan pembelajaran bagi para guru
dan siswanya. Ruang kelas bukan merupakan sebuah wilayah sangat luas
bagi (hingga) tiga puluh orang yang berinteraksi selama periode waktu
yang lamaselama tujuh jam sehari.
a. Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan.
Wilayah-wilayah di mana banyak siswa berkumpul dan wilayah
yang selalu digunakan dapat menjadi tempat bagi distraksi dan
kekacauan. Wilayah dengan lalu lintas tinggi meliputi wilayah
kerja kelompok, penajam pensil, tempat sampah, keran air minum,
beberapa rak buku tertentu dan wilayah penyimpanan, stasiun
komputer, meja tulis siswa, dan meja tulis guru. Wilayah ini
sebaiknya dipisahkan dalam jarak yang luassatu sama lain,
memiliki ruang yang luas, dan mudah dicapai. Jika para siswa akan
bekerja denga komputer atau di berbagai bagian di ruangan selama
satu mata pelajaran, pastikan bahwa mereka bisa berpindah dengan
mudah dari satu tempat ke tempat lainnya.
b. Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh
guru. Pemantauan terhadap para siswa yang cermat merupakan
salah satu tugas pengaturan utama. Keberhasilan guru dalam
memantau akan bergantung pada kemampuan guru melihat seluruh
siswa sepanjang waktu. Oleh karena itu, pastikan terdapat jarak

15

pandang yang jelas diantara wilayah-wilayah pembelajaran, meja


tulis guru, meja tulis siswa, dan seluruh wilayah kerja siswa.
Perhatikanlah terutama penempatan lemari buku, lemari arsip, dan
barang-barang perabotan dan perlengkapan lainnya yang dapat
menghalangi pandangan guru. Berdirilah (guru) di berbagai tempat
yang berbeda di ruangan dan periksalah adanya titik-tik
terhalangnya pandangan.
c. Jaga

material

pengajaran

yang

penting

digunakan

dan

perlengkapan para siswa mudah diakses. Menjaga material untuk


mudah diakses tidak hanya mengurangi waktu yang dihabiskan
untuk

mempersiapkannya

membantu

menghindari

dan

membersihkannya,

pelambatan

dan

itu

juga

penundaan

yang

menghambat dalam proses belajar mengajar.


d. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi
dan tampilan seisi kelas. Ketika merencanakan posisi guru dan
para siswa dalam presentasi dan diskusi yang melibatkan seluruh
kelas.

Pastikan

bahwa

pengaturan

tempat

duduk

akan

memungkinkan para siswa melihat layar OHP atau papan tulis


tanpa harus memindah kursi mereka, memutar meja tulis
mereka,atau

memiringkan

leher

mereka.selain

itu,jangan

merencanakan menyelenggarakan kegiatan kelas disebuah sudut


ruang yang jauh dari sejumlah besar siswa.kondisi-kondisi
semacam itu tidak membuat para sisiwa memperhatikan,dan
mereka lebih menyulitkan guru untuk melibatkan seluruh siswa
periksalah seberapa baik para siswa anda(guru)dapat melihat
dengan duduk sebentar dimeja tulis diberbagai tempat yang
berbeda diruang.12

12

Carolyn, Edmund, Manajemen Kellas untuk Guru SD, (Jakarta: Kencana


Prenada Group, 1993), hlm. 4-5

16

Menerapkan tiap-tiap dari empat kunci tersebut akan membantu


guru merancang pengaturan ruangan yang bisa dilaksanakan.
2. Membuat Peraturan Dan Prosedur Dalam Kelas
Banyak peraturan yang berbeda yang dimungkinkan, tetapi
sekumpulan yang terdiri dari empat hingga peraturan seharusnya memadai
untuk mencakup wilayah-wilayah peraturan yang paling penting. Berikut
ini merupakan empat peraturan umum yang meliputi banyak perilaku
diruang kelas:
Peraturan 1. Hormati bersikap sopanlah kepada semua orang. Peraturan ini
bersifat umum, pastikan untuk memberikan teladan dan penjelasan yang
memadai sehingga baik guru maupun siswanya memahami dengan jelas
maksudnya.
Peraturan 2. Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini mengikuti
panduan yang menekan pentingnya tugas-tugas disekolah.
Peraturan 3. Simaklah dengan saksama sementara siswa lainnya sedang
bicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan mata
pelajaran lainnya.
Peraturan 4. Patuhi seluruh peraturan sekolah. Menyertakan peraturan ini
memberikan Anda kesempatan untuk membahas peraturan sekolah
manapun yang berkaitan dengan pengawasan anda terhadap para siswa di
luar ruang kelas anda.
Peraturan-peraturan tersebut atau yang serupa sering kali
ditemukan di ruang kelas yang dikelola dengan baik, meskipun peraturan
tersebut sebaiknya tidak dianggap mutlak.13
3. Memulai Permulaan Yang Baik

13

Ibid, hlm.31-32

17

Permulaan yang

bai dimulau dari bagaimana para guru

menciptakan iklim positif di dalam kelas. Dasar dari sebuah iklim positif
adalah interaksi yang positif mendorong para siswa menjadi begitu
semangat

mengenai

pengalaman

sekolah

mereka

dan

mengenai

pembelajarannya.
Anak-anak memiliki kebutuhan yang besar agar bisa diterima
dalam sebuah kelompok. Guru bisa meningkatkan perasaan memiliki
dengan sejumlah cara: (Erwin, 2003; Evertson, 2007).
a. Bicaralah

dengan

sopan

dan

tenang.

Para

siswa

harus

mendengarkan para guru berkata tolong, terima kasih, dan


permisi. Kesopanan ini begitu diharapkan dan dicotoh oleh para
siswa. Sebuah suara yang tenang mengindikasikan penerimaan dan
pengendalian diri. Jika anak-anak merasa terancam atau frustasi,
maka mengetahui bahwa sang guru tidak marah akan memeberikan
perasaan tenang.
b. Berbagi informasi. Ingatlah nama setiap siswa secepat mungkin
dan terlibatlah dalam kegiatan yang membantu para siswa
mempelajari lebih banyak satu sama lain. Perkenalkan diri anda
dan berbagilah tentang minat anda.berbicaralah secara personal
dengan para siswa anda untuk mengetahui mereka secara
individual.
c. Gunakan pernyataan positif sesring mungkin. Seringkali perilaku
negatif lebih diperhatikan ketimbang yang positif; oleh karena itu ,
kita cenderung lebih sering berkomentar tentang perilaku negatif.
Mungkin kita juga merasa terdorong untuk menyebutkan perilaku
negatif karena kita meyakini bahwa tindakan tersebut akan
memperbaiki perilaku para siswa. Kenyatanya, yang terjadi adalah
kebalikannya. Pernyataan negatif tidak hanya menjadikan siswa

18

tersebut merasa negatif tapi juga cenderung menciptakan


lingkungan negatif yang memengaruhi semua orang.
d. Menciptakan suatu perasaan komunitas. Ajarkan para siswa untuk
bekerja secara kooperatif dan berikan mereka banyak kesempatan
untuk belajar secara kooperatif yang terstruktur. Laksanakan
pertemuan kelas secara teratur untuk pembangunan kelas,
penyelesaian masalah, dan diskusiyang terkait dengan konten.
Salah satu dari pertemuan pertama anda dapat berupa penciptaan
aturan dan prosedur dalam kelas.
Sementara membangun sebuah hubungan positif dengan para siswa
individu dianggap sebagai salah satu prediktor paling penting bagi
keberhasilan siswa, memahami konsep kewenangan juga sama
pentingnya bagi kesehatan komunitas.14
4. Merencanakan Dan Melaksanakan Pembelajaran
Menetapkan sebuah jadwal harian dengan waktu yang spesifik
untuk berbagai mata pelajaran akan membantu guru tetap sadar akan
waktu sehingga guru tidak meremehkan mata pelajaran yang diajarkan
belakangan di hari tersebut. Lebih jauh lagi, para siswa akan lebih bisa
menakar pekerjaan mereka sendiri jika mereka mengetahui jadwal. Ketika
guru merencanakan jadwalnya, cobalah mengatur kegiatan jeda untuk
mengikuti periode usaha yang berkelanjutan aau konsentrasi mendalam.
Sebagai misal, anda mungkin mengatur kegiatan memebaca atau seni
bahasa sehingga dua kegiatan tersebut bisa terlebih dahulu dilakukan
sebelum istirahat atau pendidikan jasmani. Jika anda tidak bisa leluasa
menjadwalkan kegiata tersebut, setidaknya berlah masa istirahat singkat
dan bimbing mereka dalam olah tubuh atau menyanyi atau keduanya, atau
beri waktu kepada mereka untuk berdiri dan merenggangkan badan jika
mereka tidak mendapatan kesempatan untuk berjalan berkeliling.15
14
15

Ibid, hlm, 81-82


Ibid, hlm. 121

19

5. Mengelola Perilaku Yang Bermasalah


Menurut sumber, ada beberapa strategi dalam mengelola perilaku
siswa yang bermasalah, diantaranya:
a. Penggunaan Isyarat non-Verbal
Lakukan kontak mata dengan siswa tersebut dan berikan tanda
seperti jari ke bibir, gelengan kepala, atau isyarat tangan untuk
mengisyaratkan penghentian.
b. Gunakan Kedekatan
Lebih dekatlah dengan para siswa. Gabungkan kedekatan dengan
isyarat non-verbal untuk menghentikan perilaku yang tidak pantas
tanpa mengganggu pelajaran. Pastikan untuk terus mengawasi para
siswa sedikitnya hingga mereka telah memulai kegiatan yang
sesuai.
c. Memberikan Intruksi yang Dibutuhkan
Terutama pada tugas individual atau tugas kelompok, perilaku yang
tidak berkaitan dengan tugas mungkin mencerminkan pemahaman
yang buruk terhadap tugas tersebut. Periksalah pekerjaan atau
ajukan pertanyaan singkat untuk menilai pemahaman; berikan
bantuan yang diperlukan sehingga para siswa dapat bekerja secara
independen. Jika banyak siswa tidak dapat melanjutkan kegiatan,
hentikan kegiatan dan berikan pengajaran untuk seisi kelas. Lain
waktu, pastikan untuk memeriksa pemahaman sebelum memulai
kegiatan tugas independen.
d. Berlakukan Penghentian Sejenak
Beitahukan kepada para siswa untuk menghentikan perilaku yang
tidak diharapkan. Lakukan kontak mata secara langsung dan
bersikap asertif. Pertahankan komentar anda sesingkat mungkin,

20

dan awasi situasi tersebut hingga siswa tersebut mematuhi.


Gabungkan strategi ini dengan pengarahan kembali untuk
mendorong perilaku yang diharapkan.
e. Berikan Sebuah Pilihan Kepada Siswa
Beritahukan kepada seorang siswa bahwa ia memilih sebuah
pilihan: apakah berperilaku secara semestinya atau meneruskan
perilaku bermasalah dan menerima sebuah hukuman. Pastikan
untuk menjelaskan perilaku yang diharapkan. Memberitahukan
kepada seorang siswa untuk berperilaku secara semestinya tidak
mengomunikasikan dengan jelas seperti apa seharusnya perilaku
yang diharapkan.16

16

Ibid, hlm. 233-235

22

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
mengajar siswa dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi
belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.
2. Pengelolaan kelas ini sangat penting bagi guru dan peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar mengajar, karena untuk mencapai tujuan belajar
mengajar yang optimal dibutuhkan pengelolaan kelas yang baik dan
terkontrol.
3. Pengelolaan kelas, bertujuan:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan siaoal, emosional dan intelek siswa dalam belajar.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.

22

23

4. Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas dibedan menjadi dua, yakni
masalah individual dan masalah kelompok
5. Ada berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas
Diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior modification approach)


Pendekatan Sosio Emosional (Socio- Emotinal- Climate- Approach)
Pendekatan proses kelompok ( Group Process Approach )
Pendekatan Elektis ( Electic Approach ) atau pluralistik
Menurut pendapat lain ada yang mengatakan adanya pendekatan

resep, pendekatan kebebasan , pendekatan kekuasaan, pendekatan


pengajaran.
6. Tujuan Pendekatan pengelolaan Kelas
Berikut ini adalah tujuan pendekatan pengelolaan kelas :
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat

menghalangi

terwujudnya interaksi belajar mengajar.


3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
7. Tindakan Efisien Dan Efektif Dalam Mengelola Kelas
a. Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya.
b. Membuat Peraturan Dan Prosedur Dalam Kelas
c. Memulai Permulaan Yang Baik
d. Merencanakan Dan Melaksanakan Pembelajaran

24

e. Mengelola Perilaku Yang Bermasalah


Saran
Bagi pendidik dan calon pendidik harus bisa memahami apa yang harus
dikuasai dalam mengelola kelas, karena keberhasilan siswa anda bergantung
bagaimana anda mengelola kelas. Dengan mempelajari berbagai pendekatan dan
tindakan efektif dan efisien dalam pengelolaan kelas diharapkan setiap guru akan
dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan dalam kelas merupakan syarat utama terjadinya kegiatan belajar
mengajar yang efektif.

25

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada)
Aunurrahman, 2010, Belajar dan Pembelajaram, (Bandung:Alfabeta)
Evertson, Carolyn M., Edmund T. Emmer, 2011, Manajemen Kelas Untuk Guru
Sekolah Dasar, (Jakarta:Kencana)
Munadi, Yudhi,

2012,

Media

Pembelajaran

Sebuah

Pendekatan

Baru,

(Jakarta:Gaung Persada Press)


Silberman, Mel, 2009, Active Learning, (Yogyakarta:Pustaka Insan Madani)
Suharsimi, Arikunto, 1993, Manajemen Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta)
Suharsimi, Arikunto, 1996, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada)
Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta)
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pengelolaan-kelas.html,
diakses pada 15 Desember 2014
http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemenkelas.html , diakses pada 15 Desember 2014
http://www.slideshare.net/ChionkPemimpin/pengelolaan-kelas-12521707, diakses
pada 16 Desember 2014

25

Anda mungkin juga menyukai