Anda di halaman 1dari 9

A.

PENGERTIAN IPTEKS
1. PENGERTIAN ILMU

Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu.

2. PENGERTIAN PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya

3. PENGERTIAN SENI

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia.
Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung
unsur keindahan.

B. SUMBER IPTEKS

1. SUMBER ILMU

Al-Qur’an dan Sunnah:

Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan Sunnah
sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah
langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari
kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari
Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu
dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan
ayat-ayat-Nya (QS 12/1-3) dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala
hal (QS 33/21).

Alam semesta:

Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-
192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah
dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti[1] :

Diri manusia:
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya,
baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-
10).

Sejarah:

Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui


lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan
akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir’aun,
dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga
saat ini.

2. SUMBER PENGETAHUAN

a. Alam materi yang hanya dapat dipersepsi oleh indra merupakan salah satu sumber
pengetahuan. Dengan indra ini, manusia dapat mengetahui pohon, hewan, dan benda-
benda lain dengan berbagai bentuk, warna dan sifatnya yang kongkrit. Aristoteles pernah
mengatakan, siapa yang kehilangan satu indra maka ia kehilangan satu ilmu.
b. segala yang dipersepsi oleh indra. Namun bedanya, jika di alam materi segala entitas
menempati bentuk, volume, massa, ruang dan waktu maka pada sumber ini hanya berupa
bentuk dan tak menempati ruang, apalagi volume atau massa. Oleh sebab itu, efek yang
ditimbulkan berbeda. Sumber ini disebut imajinasi atau dalam bahasa umum disebut
khayal. Dalam lingkup ini, manusia mampu merancang bentuk rumah dalam benaknya
sebelum dibangun di alam materi yang menempati ruang dan volume atau massa tertentu.
Perubahan bentuk di benak bisa berlangsung seketika tanpa harus melewati proses dan
memerlukan waktu sebagaimana merubah bentuk bangunan rumah di alam materi.
c. Sumber ketiga ialah wahm. Sumber pengetahuan ini sama sekali tidak memiliki unsur
material baik berupa bentuk apalagi volume yang menempati ruang dan waktu. Dari
wahm manusia mampu memahami sesuatu  yang abstrak seperti keindahan, cinta,
keadilan, kebaikan dll. Abstrak dalam arti jati dirinya tidak kongkret sebagaimana entitas
material yang mudah ditunjuk.
d. Adapun sumber terakhir, bahwa sumber pengetahuan dari dalam benak manusia yang
berupa akibat dari perbandingan pengetahuan indra, imaji dan wahm(pengalaman).
Akibat dari perbandingan ini ialah adanya hubungan. Inilah kerja akal. Hasil dari
kesimpulan akal dari “menghubungkan” ini bisa dipredikatkan di luar dirinya termasuk
alam materi. Contoh: ketika indra menangkap api membakar kertas, maka akal
menangkap hubungan “sebab-akibat” atau kausalitas dari api dan kertas yang dilihat.

3. Sumber seni

Alam semula jadi merangkumi segala jirim hidup dan jirim bukan hidup yang berada
secara semula jadi di bumi. Dalam pengertian yang paling tulen, ia adalah persekitaran
yang tanpa kegiatan manusia. Lawannya perkataan "alam semulajadi" ialah "persekitaran
terbina".
Bagi sebahagian orang, terdapat kesulitan terhadap istilah "alam semulajadi" kerana
kebanyakan persekitaran semula jadi mempunyai pengaruh manusia pada satu masa atau
lain, baik secara langsung atau tidak. Bagi mengatasi masalah ini, sedikit sebanyak
pengaruh manusia diizin tanpa menyebabkan sesuatu landskap dikecualikan daripada
status "semula jadi". Biasanyan, maksud istilah ini tergantung kepada konteksnya lebih
daripada definisi yang ditentukan. Banyak persekitaran alam semula adalah hasil
daripada interaksi di antara alam semula jadi dan manusia. Oleh sebab alasan ini, istilah
"ekosistem" telah digunakan untuk menggambarkan persekitaran yang mengandungi
alam semula jadi, termasuknya manusia. Berdasar ini, masalah persekitaran adalah
masalah manusia atau sosial.

C. Objek IPTEKS

1. Objek ilmu

Objek material filsafat ilmu adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau
objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalahpengetahuan itu sendiri,
yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematisdengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
di pertanggung jawabkan kebenarannyasecara umum.

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objekmaterialnya. Objek formal
filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinyafilsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan,seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiahdan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan
dalam landasanpengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis
danaksiologis.

Objek material ilmu-ilmu humaniora adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudutpandangan
yang berbeda-beda, sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajarimanusia di antaranya psikologi,
antropologi, sosiologi dan lain sebagainya. Wilayahkajian ilmu-ilmu humaniora bukan objek empirik,
melainkan wilayah abstrak yangmeliputi perasan, kesan, pandangan hidup, cita-cita dan sebagainya.

2. Objek pengetahuan
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand),
sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup
hal konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-
ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau
yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu,
tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek
material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang
berbeda-beda (Mudhofir, 2005).  

3. Objek seni
1. Kunci setiap amal
Kesesuaian perbuatan dengan aturan syariat Islam menjadi salah satu syarat diterimanya
amal perbuatan. Demikian komentar Fudhail bin ‘Iyadh ketika beliau ditanya tentang ayat
“ayyukum ahsanu ‘amala”. Beliau mengatakan bahwa amal yang paling baik adalah amal
yang paling ikhlas karena Allah dan amal yang dilakukan paling sesuai dengan tatacara
syariat Islam. Untuk sesuai dengan syariat Islam, maka seorang muslim harus memahami
ajaran Islam. Semakin luas dan dalam pemahamannya terhadap ajaran Islam, semakin baik
nilai perbuatannya.
Ilmu tentang ajaran agama juga menjadi modal bagi seseorang untuk mendapatkan tujuan
hidupnya. Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:
“Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah dia memiliki ilmunya. Barang
siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dia memiliki ilmunya. Dan barang siapa
yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dia memiliki ilmu”
Ilmu sebelum beramal sangat penting. Kita harus mengetahui apa yang akan kita kerjakan.
Kalau tidak, kita akan terjerumus kepada bid’ah ataupun kesyirikan. Bid’ah lebih disenangi
syaitan ketimbang maksiat, karena orang yang berbuat maksiat merasa dirinya berbuat
maksiat dan ada harapan untuk bertobat, sedangkan pelaku bid’ah merasa bahwa dirinya
sedang beribadah kepada Allah. Harapan untuk bertobat dari bid’ahnya sangat kecil sebab ia
tidak merasa berbuat salah.

2. Memberikan bobot pekerjaan


Nilai perbuatan seseorang ditentukan dengan ilmu, sehingga antara perbuatan orang yang
berilmu dengan perbuatan orang yang tidak berilmu akan berbeda nilainya di sisi Allah. Allah
berfirman:
Katakanlah (hai Muhammad), “Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang
tidak mengetahui…”. (Az-Zumar: 9)
Tentunya muslim yang tahu tatacara ibadah shalat akan mendapatkan pahala yang berbeda
dengan muslim yang shalatnya hanya ikut-ikutan saja atau hanya mengikuti gerakan imam,
sedangkan dia sendiri tidak arti bacaannya dan tatacara shalat yang dituntun Islam.

3. Ilmu dan hikmah adalah suatu kebaikan yang Allah berikan kepada hamba-Nya
Setiap kita pasti ingin mendapat kebaikan dari Allah. Karena itu segala sarana yang dapat
kita lakukan untuk mendapatkannya, pasti akan kita lakukan. Allah berfirman:
“Hikmah itu akan diberikan kepada orang yang dikehendaki Allah. Barang siapa yang telah
diberikan hikmah, sesungguhnya dia telah diberikan kebaikan yang banyak.” (Al-Baqarah:
269)
Hikmah atau ilmu didapatkan dengan belajar, baik belajar mandiri atau menerima pelajaran
dari muwajjih atau ustadz atau guru atau dari mana saja. Semakin banyak ilmu atau hikmah
yang didapat, sesungguhnya semakin banyak juga kebaikan yang ia dapatkan. Rasulullah saw
bersabda:
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan memberikan
pemahaman yang dalam terhadap agamanya”. (Bukhari-Muslim)
4. Beda ilmu dengan rezki
Allah telah memerintahkan manusia untuk terus belajar. Di antara ayat yang
memerintahkan belajar adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Rasulullah saw. juga mendorong
umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan kalau mesti sampai ke negeri Cina. Di antara hadits
yang memerintahkan umat Islam untuk belajar dan menuntut ilmu adalah:
“Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban atas tiap muslim dan muslimah.” (H.R. Bukhari dan
Ibnu Majah)
Dalam doa, Rasulullah saw. mengajarkan umatnya untuk meminta ditambahkan ilmu
pengetahuan. Artinya bahwa manusia dapat menjadi lebih baik dan mendapatkan kebaikan
yang banyak jika senantiasa menambah ilmu dan wawasan keislamannya. Kebaikan untuk
dunia dan kebaikan untuk akhirat dapat diraihnya dengan luas dan dalam ilmunya. Semakin
luas wawasan dan tsaqafahnya, semakin baik kehidupannya.
Lain halnya dengan rezki, Rasulullah saw. mengajarkan untuk berdoa agar rezki yang
umatnya dapatkan diberikan keberkahan dari Allah. Hakikat rezki adalah pemberian jatah
dari Allah yang sudah ditetapkan Allah sejak zaman azali. Manusia tidak diperintahkan
memohon agar rezkinya ditambah, karena tiap manusia sudah dijatah bagiannya, tidak
kurang dan tidak lebih.

5. Keutamaan menuntut dan memiliki ilmu


Keutamaan menuntut ilmu sangat banyak sekali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab “Buah
Ilmu” menerangkannya hingga 129 poin keutamaan ilmu. Berikut adalah di antara
keutamaan menuntut ilmu.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam
majelis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila
dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
“Barang siapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan
mudahkan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi
penuntut ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat. (H.R. Muslim)
“Barang siapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada di jalan
Allah hingga kembali.” (H.R. Tirmidzi)
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia dalam
masalah agama.” (H.R. Bukhari)
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal rahimahullah mengatakan:
“Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada kebutuhannya kepada makanan dan minuman,
karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dalam sehari satu atau dua kali, sedang
ilmu dibutuhkan setiap saat.”
Imam Bukhari, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim rahimahullah dalam kitab “Al-Jami’ush
Shahih” atau terkenal dengan nama kitab “Shahihul Bukhari” menulis, “Bab Ilmu sebelum
ucapan dan perbuatan.” Dalilnya adalah firman Allah dalam surat Muhammad ayat 19:

2. URGENSI PENGETAHUAN

Seseorang tidak dapat memahami Islam tanpa memiliki ilmu pengetahuan, kerana Islam tidak
diperolehi kerena faktor keturunan, tetapi Islam diperoleh kerana ilmu pengetahuan. Kalau orang yang
bersangkutan tidak mengetahui apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, bagaimana ia bisa
menyatakan keimanannya kepada ajaran tersebut dan mempraktikkannya? Dan apabila ia menyatakan
keimanannya tanpa kesedaran dan tanpa pengertian mengenai ajaran tersebut, bagaimana ia dapat
menjadi seorang Muslim? Adalah tidak mungkin untuk menjadi seorang Muslim dan hidup sebagai
seorang Muslim tanpa mengetahui apa-apa. Seseorang yang dilahirkan di tengah-tengah keluarga
Muslim, mempunyai nama seperti seorang Muslim, berpakaian seperti seorang Muslim, dan
menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, sebenarnya
dia belum sempurna keislamannya. Kerena, seorang Muslim yang sebenarnya hanyalah seorang yang
tahu, apa makna Islam yang sebenarnya dan menyatakan keimanannya kepada Islam dengan penuh
kesadaran.

Bahaya terbesar bagi seorang Muslim adalah ketidaktahuannya sendiri akan ajaran Islam, dan
ketidaktahuannya akan apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Kerana tidak mempunyai ilmu pengetahuan, ia pasti akan meraba-raba sepanjang jalan, dan akan
disesatkan oleh dajjal. Tetapi bila ia mempunyai obor pengetahuan, maka ia akan mampu melihat jalan
Islam yang lurus pada setiap langkah dalam hidupnya, melihat dan menghindari jalan-jalan kufr, syirik,
bid'ah dan tidak bermoral yang menghalangi jalannya, dan bila seorang penyesat ditemuiya di tengah
jalan, maka setelah bertukar kata sejenak dengannya, ia pasti akan segera sedar, bahawa orang yang
ditemuinya itu adalah seorang yang jahat dan tidak boleh diikuti.

3.URGENSI SENI

• Pengertian Urgensi Seni terhadap Lingkungan Hidup Bagi Manusia

Di dunia ini semua makhluk pasti akan bertahan hidup sesuai kesedian lingkungannya.
Jika lingkungannya itu baik maka makhluk yang berada didalamnya akan baik juga, sebaliknya
jika lingkumgannya itu rusak ataupun tidak layak dihuni maka tidaklah terdapat kehidupan yang
nyaman. Misalnya keadaan lingkungan di planet Mars itu suhunya dapat melelehkan kulit jika
berada lebih dari 3 jam, maka tidaklah ada kehidupan disana.
Maka urgensi seni lingkungan hidup bagi manusia adalah suatu sikap yang
mementingkan terwujudnya suatu keadaan lingkungan hidup yang nyaman bagi manusia.
Dalam artian tersebut bermaksud bahwa dalam mewujudkan lingkungan yang nyaman, tentram
dan sejahtera yang disertai dengan keindahan yang menarik juga mempesona bagi kehidupan
manusia.

  • Contoh sikap Urgensi seni terhadap lingkungan hidup bagi manusia.


  Menciptakan lingkungan yang bersih merupakan ciri dari lingkunagan yanag mempunyai nilai
kebersihan.
  Menambahkan variasi dalam lingkunganya seperti pembuatan gapura, taman kota ataupun
kampoeng batik yang setiap tembok pinggir jalan dibatik sesuai dengan ciri khasnya yang berda
di Kota Pekalongan.
  Mengadakan festival “ Indah Kampoengku “ yang melibatkan Se-kecamatan berlomba untuk
memper indah desanya. 

• Manfaat sikap Urgensi seni terhadap lingkungan hidup bagi manusia.


  Menjadikan lingkungan yang indah, sehingga yang berada didalamnya merasa nyaman.
  Menambah kecintaan akan tempat tinggalnya sendiri karena disertai dengan berbagai macam
kesenian .
  Menumbuhkan sifat ingin berkarya akan seni karena kehidupannya tak lepas dari kesenian.

B. Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal


Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terhadap hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem
yang disebut Dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah,
syari’ah dan akhlak. Dengan kata lain iman, ilmu dan amal salih. Islam merupakan
ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan
inti ajarannya. Ada tiga inti ajaran Islam yaitu iman, Islam dan Ikhsan. Ketiga inti
ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran yang disebut Dinul Islam.
Dinyatakan dalam QS. 14 (Ibrahim) : 24-25.

Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman, Ilmu dan Amal atau
Aqidah, Syari’ah dan Akhlak dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam
bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya menghunjam ke bumi, batangnya
menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya amat
lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan satu
kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan
dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu
bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi
dan seni. Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal salih, bukan kerusakan alam.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem
yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah,
syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana
digambarkan dalam Al-Quran yang artinya : 

“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg baik(Dinul


Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke bumi) dan
cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar
manusia selalu ingat" ( QS : 14 ;24-25).

Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar,Ilmu adalah pohon yg


mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.Sedangkan Amal ibarat
buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Ipteks dikembangkan diatas
nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.

Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna.
Keparipurnaannya terletak pada tiga aspek yaitu : aspek Aqidah, aspek ibadah dan
aspek akhlak. Meskipun diakui aspek pertama sangat menentukan,tanpaintegritas
kedua aspek berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas
kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan diduga keras akan mengakibatkan
degradasi keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang
muslim adalah perlambang batinnya.

Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan
Islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya
pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran

Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk
mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu
dan teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar. Sebaliknya,
tampa dasar keimanan ilmu dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga
mengakibatkan kehancuran orang lain dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai