PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
Sapiens (bahasa latin untuk manusia) sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Manusia juga sebagai makhluk individu memiliki
pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia
ambil. Dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan
lingkungan dan tempat tinggalnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Manusia Dan Lingkungan.
2. Bagaimana Korelasi antara Manusia dan lingkungan.
3. Apa saja Faktor yang mempengaruhi Antara Manusia dan Lingkungan.
4. Bagaimana Perubahan Manusia dan Lingkungan.
5. Bagaimana Hubungan Manusia dan Lingkungan.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Manusia Sebagai Objek Dan Subjek Lingkungan
2. Untuk Mengetahui Manusia, Lingkungan Dan Lingkungan Sosial Budaya
3. Untuk Mengetahui Faktor yang mempengaruhi Antara Manusia dan Lingkungan
4. Untuk Mengetahui Perubahan Manusia dan Lingkungan
5. Untuk Mengetahui Hubungan Manusia dan Lingkungan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang
ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak
dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan
lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
b) Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
2
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara
timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan nyata. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan
memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kehidupan manusia tidak bisa
dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita
bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan,
semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain dari lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada
di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,
dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah
serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja
kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. 1
1
Ilmawati, Ikke Yuliani, HUBUNGAN INTERELASI MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA, (Jawa Timur,
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan: International English Institute of Indonesia, 2018), h. 1-51
3
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.”
(AQ.S.17.Al-Isra: 70)
Secara sosial manusia selain disebut homo socius, juga disebut sebagai homo ecologus,
artinya manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu ekosistem, sehingga manusia
memiliki kecenderungan untuk selalu memahami akan lingkungannya. Oleh karenanya,
hubungan manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Meski manusia memiliki
potensi untuk peduli pada lingkungannya, tetapi pada sisi aktualisasi kepedulian terhadap
ekologis itu, berbenturan dengan akalnya. Pada akhirnya lahirlah pola sikap dan pikir yang
berbeda-beda sesuai dengan kecenderungan hawa nafsunya. Maka muncullah sikap pro
ekologis dan kontra ekologis. Saat ini orang yang pro ekologis sangatlah sedikit, kalaupun ada
mereka baru sadar di saat alam telah menunjukan fenomena-fenomannya yang merugikan
kehidupan manusia.
Menurut Mujoyono Abdilah, variasi perilaku manusia ini disebabkan oleh tiga faktor.
Pertama, faktor supra stuktur yang meliputi nilai dan simbol (biasanya didapatkan dari sebuah
masyarakat baik yang bersumber dari sistem nilai, ideologi, agama dan lain-lain). Kedua, faktor
struktur (berupa pranata dan perilaku sosial). Ketiga, faktor infra stuktur.3
Artinya, jika manusia hidup di tengah lingkungan semesta alam dengan segala
kekuatan dan kekayaannya maka sebagai manusia seharusnya bisa menempatkan diri dalam
hubungan mengambil manfaat, mengambil pelajaran dan melestarikan alam. Al-Qur’an banyak
sekali menunjukkan maksud ini, misalnya, apa yang ada di sekitarmu itu merupakan mata’an
lakum wa li’an’amikum, “yang berarti suatu kenikmatan, kesenangan fasilitas bagimu” (Lih,
AQ.S.An-Nazi’at (79). A-33 & S.’Abbasa (80). A-32).
4
Tiga macam hubungan manusia dengan lingkungan ini oleh Prof. Dr. Quraish Shihab
disebut konsep taskhir atau penundukan. Artinya : Tuhan memberi konsesi kepada manusia
bahwa semua kekayaan alam dan sekitarnya dapat ditundukkan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
Sebagaimana Firman Allah yang berbunyi, sakhara lakum selalu diartikan (Tuhan
menundukkan kekuatan alam ini untuk kepentinganmu). (Lih, AQ.S.Al-Haj (22). A-65 ;
S.Luqman (31), A-20 ; S.Al-Jatsiyah (45), A-12). Kemampuan untuk menundukkan
(menguasai, mengatur, memanfaatkan dan mengembangkan) tentu tidak serta merta dapat
dilakukan manusia secara mandiri tetapi, ia membutuhkan lingkungan sebagai wahana
pemrosesan diri menuju kedewasaan. Itulah lembaga pendidikan.
Memasuki abad ke-21 manusia mengalami perubahan dengan cepat, mobolitas barang
dan jasa sangat tinggi, komunikasi cepat, lancar dan akurat. Mobilitas yang tinggi di era
sekarang ini juga mempercepat pertemuan antar suku dan antar bangsa, membuka daerah-
daerah yang terisolasi, dan meningkatkan pemerataan pembangunan. Kondisi ini berakibat
terjadinya pembauran budaya, tradisi, nilai-nilai, pengetahuan dan lain-lain.
Dari mobilitas dan komunikasi ini berimplikasi pula pada pola dan peran kehidupan
masyarakat sehari-hari. Beberapa perubahan mendasar bagi masyarakat yang terkait dengan
pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi dan pendidikan tersebut yaitu: pola pekerjaan,
peran ibu rumah tangga dan kehidupan rumah tangga. Ketiga perkembangan kehidupan yang
terjadi di masyarakat ini berimplikasi terhadap peran pendidikan formal yang makin berat.
Karena seolah-olah pelaksanaan pendidikan hanya dibebankan pada sekolah sedang waktu
anak di luar sekolah jauh lebih banyak. Untuk itu, alternatif-alternatif pemecahan untuk
menjadikan generasi menjadi warga masyarakat terdidik perlu menjadi pemikiran lebih lanjut
dari para pelaksana pendidikan di sekolah terutama menyangkut kurikulum yang
diterapkannya. 2
1) Lingkungan Sosial
Perhatikanlah lingkungan sekitar. Di rumah, kita akan melihat adik, kakak, dan orang
tua. Di sekolah kita dapat melihat tetangga, pedagang yang lewat, dan lain-lain. Semua itu
adalah lingkungan sosial di sekitar kita. Jadi, lingkungan sosial adalah manusia, baik secara
individu atau perorangan, maupun kelompok yang ada diluar diri kita seperti keluarga, teman,
2
Moh. Yahya Obaid, “RELIGIUSITAS LEMBAGA PENDIDIKAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN”,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 6, No.1, 2013, h. 139-141.
5
para tetangga, penduduk sekampung sampai manusia antarbangsa yang berpengaruh terhadap
perubahan dan perkembangan kehidupan kita.
Lingkungan sosial bukan merupakan suatu gejala yang terjadi secara kebetulan,
melainkan karena adanya hubungan timbal balik antar anggotanya, baik dalam bentuk antar
individu, antarkelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Bentuk kehidupan
bersama yang didalamnya terdapat hubungan antar komponen manusia itulah yang kita kenal
dengan istilah masyarakat.
Dalam lingkungan sosial terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih yang dalam hubungan tersebut perilaku atau tindakan seseorang
akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau tindakan seseorang akan
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau tindakan individu yang lain atau
sebaliknya.
Interaksi sosial merupakan proses sosial yang dapat bersifat mendekatkan maupun
merenggangkan. Tahapan yang mendekatkan diawali dari memulai (initiating), menjajaki
(experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatu padukan (integrating), dan
mempertalikan (bonding). Contoh: saat kita mulai masuk sekolah, kemudian menjajaki
hubungan dengan orang lain, saling berkenalan dan bercerita. Hasil penjajakan dapat menjadi
dasar untuk memutuskan apakah hubungan akan ditingkatkan atau tidak dilanjutkan. Karena
hubungan sudah semakin meningkat, biasanya muncul adanya perasaan yang sama atau
menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan.
6
Imitasi, yaitu meniru perilaku dan tindakan orang lain. Proses imitasi dapat berarti
positif, yaitu untuk mempertahankan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Dapat pula berarti negatif, yaitu meniru perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan
menyimpang dari nilai dan norma.
Sugesti, yaitu suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan
atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu, misalnya:
seorang siswa tidak sekolah, karena diajak temannya bermain. Peniruan dalam sugesti
dilakukan dengan memberikan pandangan atau dari sikap dirinya, kemudian diterima
orang lain atau sebaliknya.
Identifikasi, yaitu mempersamakan dirinya dengan orang lain. Bagi seorang anak laki-
laki akan mengidentifikasi dirinya dengan ayah, begitu juga anak perempuan dengan
ibunya. Anak remaja mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh tertentu sebagai
idolanya. Dengan demikian, identifikasi lebih mendalam dibanding dengan sugesti atau
imitasi.
Simpati, yaitu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain. Simpati timbul tidak
atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan semata-mata.
Misalnya: seorang anak membantu orang tua menyebrang jalan, padahal ia sendiri
sudah terlambat datang ke sekolah
Dalam interaksi sosial terjadi interaksi antar komponen masyarakat. Dalam peristiwa
tersebut tidak selamanya berjalan lancar dan harmonis. Karena itu, perlu aturan-aturan yang
dapat menjaga hubungan tersebut, agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan
masalah sosial. Dalam lingkungan sosial terdapat nilai dan norma yang mengatur hubungan
antar komponen tersebut agar lingkungan sosial dapat terjaga dan terpelihara dari berbagai
masalah dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anggota masyarakatnya.
Nilai merupakan sesuatu yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Dengan nilai, masyarakat memiliki pedoman tentang apa yang dianggap baik atau benar dan
buruk atau salah bagi kehidupan. Misalnya, menolong adalah perbuatan yang baik dan
dianjurkan, sedangkan mencuri adalah perbuatan buruk dan dilarang. Seringkali lingkungan
yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial
7
inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.3
Ada dua jenis proses sosial yang muncul akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses
yang mengarah pada terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses oposisi
yang berarti cara berjuang untuk melawan seseorang atau kelompok untu mencapai tujuan
tertentu (disosiatif). Diantara kedua proses sosial tersebut, asosiatif merupakan bentuk interak si
yang akan mendorong terciptanya pola keteraturan sosial. Bentuk-bentuk asosiatif merupakan
bentuk-bentuk sikap positif anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk
asosiatif adalah sebagai berikut:
1. Kerja sama
Kerja sama atau kooperasi (cooperation) adalah jaringan interaksi antara orang
perorangan atau kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Contoh:
warga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan karena sama-sama menyadari manfaat
lingkungan yang bersih.
2. Akomodasi
3. Asimilasi
Asimilasi (assimilation) berarti proses penyesuaian sifat-sifat asli dimiliki dengan sifat-
sifat lingkungan sekitar.
4. Akulturasi
3
Wahyu Rahardjo, "HUBUNGAN MANUSIA-LINGKUNGAN: SEBUAH REFLEKSI SINGKAT", JURNAL
PENELITIAN PSIKOLOGI, VOL. 11, NO. 2, 2006, h. 157-161
8
kebudayaan Indonesia; musik Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik
keroncong. 4
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-
Budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yang kini
suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik pada umumnya
merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: 5
a. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, dimana tumbuhan
memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, karena ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
b. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernafas,
gas karbon dioksidanya diperlukan tumbuhan untuk memproses fotosintesis.
c. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air,
maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang
besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup didarat.
4
Ilmawati, Ikke Yuliani, HUBUNGAN INTERELASI ...., h. 92
5
Ilmawati, Ikke Yuliani, HUBUNGAN INTERELASI ...., h. 51
9
d. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk
hidup.
e. Suhu atau temperatur, merupakan juga faktor lingkungan yang sering besar
pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup.
f. Tumbuhan dan Hewan, dilingkungan sekitar kita juga terdapat berbagai jenis tumbuhan
dan hewan. Manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya tanpa tumbuhan dan
hewan, tetapi tumbuhan dan hewan dapat melangsungkan kehidupannya tanpa
manusia.
10
sekitarnya. Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan
hidupnya maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan
hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya
masih sedikit dan primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif
ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari
perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
C. SUMBER ALAM
6
Bohar Soeharto, "HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANUSIA DAN ALAM", Jilimbar, Vol, XX No.
1, 2004, h. 32 - 34
7
Ilmawati, Ikke Yuliani, HUBUNGAN INTERELASI ...., h. 92
11
b) Hutan
Kalau kita tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat digolongkan kedalam dua
golongan yang kini : Hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk
melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan
penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang disengaja ditanami jenis-jenis kayu yang dapat
dipungut hasilnya, misalnya hutan pinus, damar dan sebagainya.
c) Air
Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana di bumi, disungai, di
danau, di lautan, di bawah tanah dan udara sebagai uap air yang ke semuanya meliputi 4/5
bagian seluruh permukaan bumi.
d) Bahan Tambang
Bahan tambang adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui maka dari itu
kita harus menemukan cara untuk menggunakannya setepat dan sehemat mungkin.
8
Ilmawati, Ikke Yuliani, HUBUNGAN INTERELASI ...., h. 138-189
12
Kebisingan yang dikeluarkan oleh mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang
jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol sangat berbahaya bagi manusia karena
dapat mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan depresi.
3. Kehutanan
Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah
khatulistiwa, hutan di Indonesia membentang diantara satu pulau kepulauan lainnya.
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk melakukan produksi hutan antara lain
a) Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah ( Dep. Kehutanan )
b) Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan
c) Menebang hutan secara selektif
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1) Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin
menciut (depletion);
2) Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3) Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan
yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4) Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga
menimbulkan longsor;
5) Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan
pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan
hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap
manusia itu sendiri.
Peranan Manusia yang bersifat positif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA
yang tidak dapat diperbaharui;
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keanekaan jenis
flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang
terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
4. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multikultur untuk menjaga
kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah
derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
13
5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan
keanekaan jenis makhluk hidup.
Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang
lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh perhatian yang
sangat besar dalam menangani masalah lingkungan. Pada saat ini sedang terjadi perubahan-
perubahan yang besar terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup yaitu semakin
menipisnya sumber daya alam, menurunnya kualitas ekosistem alam dan terjadinya pemanasan
global yang makin meningkat.
Berkaitan dengan pemanasan global yang terjadi karena meningkatnya jumlah gas-gas
sisa pembakaran dari sektor industri, transportasi dan rumah tangga. Hubungan manusia
dengan lingkungannya adalah hubungan timbal balik, jadi saling terkait dan saling
mempengaruhi. Kadang-kadang kita tidak tahu antara faktor lingkungan dan tingkah laku mana
yang merupakan sebab dan mana yang merupakan akibat. Oleh sebab itu diperlukan
pengetahuan tentang lingkungan agar manusia dapat mengelola lingkungan dengan benar.
Banyak kejadian masa lalu menunjukkan bahwa kurangnya pengertian masyarakat akan
interaksi antara manusia dengan lingkungannya dapat menyebabkan bencana yang menimpa
masyarakat sebagai akibat tindakannya sendiri.
9
M. Ichwan Fauzi, "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PRESTASI
BELAJAR GEOGRAFI DENGAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA SMA NEGERI DI
KABUPATEN KARANGANYAR", Jurnal GeoEco, Vol. 4, No. 1, 2018,h. 88-90
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya. Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat
berhubungan erat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada
lingkungan. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup
sejahtera.
B. SARAN
Manusia perlu mengambil kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia
wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan
kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat
membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16