Anda di halaman 1dari 10

MUKJIZAT AL - QURAN DARI SEGI ILMU PENGETAHUAN

Fakta bahwa segala sesuatu di ciptakan berpasang-pasangan

Lelaki pasangannya wanita, siang pasangannya malam, langit pasangannya bumi, matahari
pasangannya bulan. Segala yang ada di Alam semesta ini diciptakan berpasangan.
Mengenai fakta tersebut , Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan
penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya
dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena
penemuannya itu.
Atom saja terdiri dari muatan positif ( Proton ) dan muatan negatif ( Elektron )

Dan dari tiap-tiap sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan
kebesaran Allah . ( Az-Zaariyaat : 49).

Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan
segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat mata.

Garis Edar Tata Surya


Sesuai dengan Perkembangan Ilmu pengetahuan, kita ketahui bersama , bahwa matahari,
planet , satelit dan benda langit lainnya bergerak didalam garis edarnya masing masing.

Menurut ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720.000
km/jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.Ini berarti
matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Selain matahari, semua planet, satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan
menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam suatu
gerakan serupa.

Mengenai Fenomena tata surya dan garis edar sudah tertulis di dalam Al quran, antara lain
dalam surah Al Anbiya ayat 33 dan surah yasin ayat 38-40;

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al Anbiya:33)

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha


Perkasa lagi Maha Mengetahui.telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk
tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”(QS Yaa Siin:
38-40)
Ledakan Bing bang

Ledakan Big bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam
semesta yang didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan
alam semesta. Berdasarkan permodelan ini, dikatakan bahwa alam semesta, awalnya dalam
keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini.

Diantara teori penciptaan alam semesta yang lain, teori ini telah memberikan penjelasan
paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta
pengamatan. Penjelasan lebih lengkapnya tentang teori ini bisa dilihat di postingan Eksotika
Fisika "Big bang, Awal Kelahiran Alam Semesta"
Hal tersebut yang juga disampaikan al-Qur’an dalam surat Al-Anbiya' ayat 30:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya (Q.S
Al-Anbiya' ayat 30)
Maha besar Allah atas segala Ciptaanya

Gravitasi Bumi

Setiap kita melempar benda keatas , benda otomatis akan turun kebawah , setiap buah yang
jatuh pasti menuju tanah , mengapa hal tersebut dapat terjadi ? "Sesuatu" yang menyebabkan
hal tersebut terjadi adalah gravitasi bumi.

Gravitasi sendiri dapat diartikan sebagai antara partikel yang memiliki massa yang terdapat di
Alam semesta. bumi yang memiliki massa yang sangat besar memiiki gaya gravitasi yang
besar yang menarik benda dan makhuk yang berada dipermukaanya maupun benda
disekitarnya misalnya bulan , meteor, dan sateit buatan.

Fenomena tersebut juga terkandung di dalam Al qur'an ;

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-
gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman :10).
Keistimewaan Al Quran dibanding kitab lain adalah sebagai mukjizat terbesar yang
diberikan oleh Allah Taala kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya mencakup seluruh aspek
agama Islam, mengatur hubungan sesama manusia, sesama makhluk ciptaan-Nya dan juga
antara makhluk dengan Sang Pencipta. Memiliki banyak keajaiban yang terkadang sulit
dicerna oleh akal manusia, sebagai hamba yang lemah. Tidak ada keraguan di dalamnya. Jika
ada sebagian orang yang meragukannya, maka Allah Taala yang akan menunjukkan
kebenaran kitabnya melalui jalan yang tidak disangka-sangka.

Banyak sekali keistimewaan Al Quran dibanding kitab lain di seluruh dunia. Kebenaran isi
dan pelaksanaannya menunjukkan kemukjizatan Al Quran bagi manusia. Diturunkan secara
berangsur-angsur. Melalui kemampuan hafalan Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabatnya, kemudian dibukukan menjadi satu kitab. Kebenarannya menunjukkan
kesempurnaan isinya.

Merupakan sebuah mukjizat tertinggi yang istimewa dan sulit tergantikan. Kitab mulia ini
bahkan tidak akan sanggup ditandingi oleh teknologi apapun di masa yang akan datang.
Tentunya tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak membacanya. Diantara keistimewaan
Al Quran dibanding kitab lain yang diturunkan sebelumnya ialah:

1. Al Quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab
suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang
berupa wasiat. Al Quran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung
dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah Yang
Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir,
keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain.

Allah Taala berfirman, “Kami menurunkan kitab Al Quran kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari
itu, putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah.
Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah
datang padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.”
(Q.S. Al-Maidah:48)

Jelas bahwa Allah swt. sudah menurunkan keistimewaan Al Quran kepada Nabi Muhammad
saw. dengan disertai kebenaran mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya, juga
membenarkan isi kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala sebelum Al Quran sendiri
yakni kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Bahkan
sebagai pemeriksa, peneliti, penyelidik dari semuanya. Oleh sebab itu Al Quran dengan terus
terang dan tanpa ragu-ragu menetapkan mana yang benar, tetapi juga menjelaskan mana yang
merupakan pengubahan, pergantian, penyimpangan dan pertukaran dari yang murni dan asli.

Selanjutnya dalam ayat di atas disebutkan pula bahwa Allah Taala memerintahkan kepada
nabi supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia
ini dengan menggunakan hukum dari Al Quran, baik orang-orang yang beragama Islam atau
pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa
nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa keistimewaan Al Quran dibanding kitab lain, diberikan syariat dan
jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka. 
Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal
dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena
perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam,
sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt.

Allah Taala berfirman, “Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah
diwasiatkan oleh-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa, (yang semua serupa saja) yakni hendaklah kamu semua menegakkan agama yang
benar dan janganlah kamu sekalian berpecah-belah.” (Q.S. Asy-Syura:13)

Kemudian dihapus beberapa hukum yang berhubungan dengan amaliah yang dahulu dan
diganti dengan syariat Islam yang merupakan syariat terakhir yang kekal serta sesuai untuk
diterapkan dalam segala waktu dan tempat. Oleh sebab itu, maka akidah pun menjadi satu
macam, sedangkan syariat berbeda disesuaikan dengan kondisi zaman tiap umat.

2. Keistimewaan Al Quran berupa kalam Allah terakhir untuk memberikan petunjuk dan
bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah Taala
supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah
keistimewaan Al Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori
kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau
pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.
Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Al Quran adalah kitab yang mulia. Tidak akan
dihinggapi oleh kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari belakangnya. Itulah
wahyu yang turun dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.” (Q.S. Fushshilat:41-42)

Allah Taala berfirman pula, “Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Al
Quran) dan sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan).” (Q.S. Al-Hijr:9).
Adapun tujuan menjaga dan melindungi Al Quran dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan
tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia,
sehingga Allah Taala dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

3. Keistimewaan Al Quran yang dikehendaki oleh Allah Taala akan keabadiannya, tidak
mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai
titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Al Quran.
Sebabnya tidak lain karena Al Quran adalah firman Allah Taala, sedang keadaan yang terjadi
di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya Allah Taala.

Dapat dipastikan bahwa keistimewaan Al Quran tidak mungkin bertentangan antara yang satu
dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang
lain. Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang
terkandung dalam Al Quran. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir
kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt.

“Akan Kami perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap
penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Al
Quran adalah benar. Belum cukupkah bahwa Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuatu?”
(Q.S. Fushshilat:53).

4. Senantiasa disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi
suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika
kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena
itu keistimewaan Al Quran sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa
yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar pula
mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.
Allah Taala berfirman, “Sungguh Kami mudahkan pada Al Quran untuk diingat dan
dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar:17). Di antara
bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Al Quran ialah banyak sekali orang-orang
yang hafal di luar kepala, baik dari kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua, orang
kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka mengulang-ulangi bacaannya di rumah
atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara orang-orang yang mencintai Al Quran berkumandang
di seluruh penjuru bumi.

Keistimewaan Al Quran dibanding kitab lain, jelas tidak ada bandingannya dalam hal
pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan cara memberikan petunjuknya, juga
tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal kandungan serta kemuliaan tujuannya. Tidak ada
satu ilmu pun yang terlewatkan di Al Quran, bahkan mampu memaparkan sesuatu yang akan
terjadi di masa depan.
Kemukjizatan Al-Quran dari Aspek Tasyri’ (Hukum)
Tak kalah menakjubkan lagi ketika Al-Qur`an berbicara tentang hukum (tasyri’) baik yang
bersifat individu, sosial (pidana, perdata, ekonomi serta politik) dan ibadah. Sepanjang
sejarah peradaban umat, manusia selalu berusaha membuat hukum-hukum yang mengatur
sekaligus sebagai landasan hidup mereka dalam kehidupan mereka.

Namun demikian hukum-hukum tersebut selalu direkonstruksi diamandement bahkan


dihapuskan sesuai dengan tingkat kemajuan intelekstualitas dan kebutuhan dalam kehidupan
sosial yang semakin kompleks. Perkara ini tak berlaku pada Al-Qur`an. Hukum-hukum Al-
Qur`an selalu kontekstual berlaku sepanjang hayat, dimanapun dan kapanpun karena Al-
Qur`an datang dari Zat yang Maha Adil lagi Bijaksana.

Dalam menetapkan hukum Al-Qur`an menggunakan cara-cara sebgai berikut;


 pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan ibadah yaitu
dengan menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula tentang mu’amalat
badaniyah Al-Qur`an hanya mengungkapkan kaidah-kaidah secara
kuliyah.sedangkang perinciannya diserahkan pada As-Sunah dan ijtihad para
mujtahid. 
 Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya hukum jihad, undang-undang
peranghubungan umat Islam dengan umat lain, hukum tawanan dan rampasan perang.
Seperti QS. At-Taubah 9:41.
 Ketiga, jelas dan terpeinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah hutang-piutang
QS. Al-Baqarah,2:282. Tentang makanan yang halal dan haram, QS. An-Nis` 4:29.
Tentang sumpah, QS. An-Nahl 16:94. Tentang perintah memelihara kehormatan
wanita, diantara QS. Al-Ahzab 33:59. dan perkawinan QS. An-Nisa` 4:22.

Yang menarik diantara hukum-hukum tersebut adalah bagaimana Tuhan memformat setiap
hukum atas dasar keadilan dan keseimbangan baik untuk jasmani dan rohani, individu
maupun sosial sekaligus ketuhanan. Misalnya shalat yang hukumnya wajib bagi setiap
muslim yang sudah aqil-balig dan tidak boleh ditinggalkan atau diganti dengan apapun.

Dari segi gerakan banyak penelitian yang ternyata gerakan shalat sangat mempengaruhi saraf
manusia, yang intinya kalau shalat dilakukan dengan benar dan khusuk (konsentrasi) maka
dapat menetralisir dari segala penyakit yang terkait dengan saraf, kelumpuhan misalnya.
Juga shalat yang kusuk merupakan bentuk meditasi yang luar biasa, sehingga apabila
seseorang melakukan dengan baik maka jiwanya akan selamat dari goncangan-goncangan
yang mengakibatbatkan sters hingga gila. Dalam konteks sosial shalat mampu mencegah
perbuatan keji dan mungkar seperti dalam QS. Al-‘Ankabut 29: 45,
Artinya:
45. Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

yang kedua perbuatan tersebut merupakan biang kerok penyakit sosial. Semua bentuk
kejahatan sosial seperti politik kotor, korupsi, kriminalitas pelecehan seksual yang semua itu
disebabkan oleh nafsu (potensi) syaitoniyah dan shalat adalah obat mujarab untuk itu. Contoh
lain misalnya Al-Qur`an ali imran2;159 yang menanamkan sistem hukum sosial dengan
berdasar pada azaz musyawarah.
Artinya
 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Ayat diatas menganjurkan untuk menyelesaikan semua problem sosial dengan azaz
musyawarah agar dapat memenuhi keadilan bersama dan tidak ada yang dirugikan. Nilai
yang dapat diambil adalah bagaimana manusia harus mampu bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan kelompoknya, karena hasil keputusan dengan musyawarah adalah keputusan
bersama.

Dengan demikian keutuhan masyarakat tetap terjaga. Ayat selanjutnya apabila sudah sepakat
dan saling bertanggung jawab maka bertawakkal kepada Allah. Hal ini mengindikasikan
harus adanya kekuasaan mutlak yang menjadi sentral semua hukum dan sistem tata nilai
manusia.
Demikianlah karakteristik sekaligus rahasia hukum-hukum Tuhan yang selalu menjaga
keadilan dan keseimbangan baik individu, sosial dan ketuhanan yang tak mungkin manusia
mampu menciptakan hukum secara kooperatif dan holistic.

Oleh karena itu tak salah bila seorang Rasyid Rida -sebagaimana dikutip oleh Quraish
Shihab- mengatakan dalam Al-Manarnya bahwa petunujuk Al-Qur`an dalam bidang akidah,
metafisika, ahlak, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan agama, sosial, politik dan
ekonomi merupakan pengetahuan yang sangat tinggi nilainya.

Dan jarang sekali yang dapat mencapai puncak dalam bidang-bidang tersebut kecuali mereka
yang memusatkan diri secara penuh danmempelajarinya bertahun-tahun. Padahal
sebagaimana maklum Muhammd sang pembawa hukum tersebut adalah seorang Ummy dan
hidup pada kondisi dimana ilmu pengetahuan pada masa kegelapan.

Anda mungkin juga menyukai