Anda di halaman 1dari 58

Dalam Ulumul Quran dijelaskan tentang pembahasan ijaz, yaitu

pembahasan bahwa Quran itu sudah melemahkan semua orang untuk


membuat ayat atau kata-kata yang menyerupai Quran. Allah berfirman,

Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain. (QS. Al-Isra: 88)
Ijaz inilah yang salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Quran
merupakan firman Allah yang bisa dijadikan hujjah dalam kehidupan.

Ada berbagai aspek dalam Quran yang menjadikannya bisa mengijaz, dan
salah satunya adalah aspek ilmiah. Maksudnya, apa-apa yang disampaikan
dalam Quran ternyata menunjukkan terhadap berbagai ilmu pengetahuan
atau sains. Banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran secara
ilmiah. Ada ungkapan Semakin maju perkembangan Ilmu Pengetahuan,
maka akan semakin terungkap kebenaran Quran.

Berikut di antara Ayat-ayat yang menjelaskan tentang sains:

Penciptaan alam semesta

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa
mereka tidak beriman? (QS. AL- ANBIYA: 30)

Ayat tersebut berkaitan dengan Big bang theory yaitu teori terbentuknya
alam semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta
merupakan satu kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang
menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas. Teori Big Bang ini adalah teori
penciptaan bumi yang paling diakui di era modern. Sebelumnya muncul teori
bahwa alam ini statis sejak awal terciptanya. Lalu pada tahun 1929, Ahli
astronomi dari Amerika, Edwin Hubble mengemukakan tentang teori Big
Bang. Teori ini berawal dari pengamatan Bubble pada bintang-bintang
dengan menggunakan teleskop raksasa. Ketika itu ia menemukan bahwa
bintang-bintang itu memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya.
Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini bergerak menjauhi kita. Sebab,
menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang
sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu,
sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama
pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna
merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak
menjauhi kita.

Relativitas Waktu

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu (QS. Al-Sajadah: 05)

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari


yang kadarnya limapuluh ribu tahun (QS. Al-Maarij: 04)

Kedua ayat di atas berkaitan dengan temuan bahwa waktu akan berjalan
lebih lambat seiring dengan kecepatan cahaya. Semakin kita bergerak
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka semakin lambat
pergerakan waktu kita. Teori ini dikemukakan oleh Einstein dimana telah
dilakukan penelitian menggunakan dua buah jam atom: jam A dan jam B.
Jam A disimpan di bumi, sedangkan jam B dibawa keliling dunia via pesawat
jet. Hasilnya? Setelah sampai di bumi lagi, Jam B menunjukkan
keterlambatan waktu sepersekian juta detik terhadap jam A.

Lapisan Atsmosfer

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak


melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang? (QS. Al-Mulk: 03)

Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa atmosfer terdiri dari tujuh


lapisan, yaitu: troposfer, stratosfer, ozonesfer, mesosfer, termosfer, ionosfer,
dan eksosfer. Sehingga bahasa tujuh langit tersebut menunjuk pada tujuh
lapisan atmosfer.
Lapisan Bumi


Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi(QS. AlThalaq: 12)

Dalam ayat ini, disamping menjelaskan tentang lapisan langit, Allah juga
menjelaskan tentang jumlah lapisan bumi, yakni 7 lapis sebagaimana jumlah
lapisan langit. Dalam sains modern disebutkan bahwa bumi terdiri dari tujuh

lapis. Teori sebelumnya menyebutkan bahwa bumi terdiri dari tujuh lapis.
Kemudian US Geological Survey mengemukakan bahwa bumi terdiri dari
tujuh lapis. Ketujuh lapis tersebut adalah: 1). Kerak Samudera yang
ketebalan berkisar 5 sampai 15 KM. 2). Kerak Benua yang ketebalan berkisar
antara 30 sampai 35 KM. 3). Selubung atas (upper mantle), ketebalan
lapisannya 34-400 KM. 4). Selubung transisi, yang mempunyai ketabalan
400-700 KM. 5). Selubung bawah (lower mantle) yang memiliki ketabalan
700-2900 KM. 6). Inti luar (outer core), ketebalannya mencapai 2900 sampai
5100 KM. 7). Inti dalam (inner core), ketebalannya adalah antara 5100
sampai 6370 KM.

Proses terjadinya hujan

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian


mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya
dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkanNya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan.(QS. Al-Nur: 43)

Berdasarkan ayat tersebut, ada tiga tahap turunnya hujan, yaitu: adanya
angin yang menggerakkan awan, berkumpulnya awan, terjadinya hujan.
Berdasarkan pengamatan radar, memang ada tiga tahap terjadinya hujan,
dan hal itu sama dengan yang dijelaskan dalam Quran

Islam & Sains Modern


Selasa, 31 Maret 2015
FAKTA ILMIAH KEBENARAN AL-QURAN DALAM BERBAGAI BIDANG
ILMU PENGETAHUAN

Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak


ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada
manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat.
Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai
umat manusia, melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk
meneguhkan kedudukan para Rasulnya dan mempertegas seruan (dakwah)
mereka agar manusia beriman kepada Allah SWT dan tidak
mempersekutukan-Nya (tauhid).

Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan
dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu,
apakah mukjizat Nabi Muhammad SAW?

Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan
kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah
kitab suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran
bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat
Muslim, tapi juga seluruh umat manusia.

Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak


berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan
14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin
oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya
Kami pula yang benar-benar memeliharanya. (QS Al-Hijr: 9)

Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke
dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah
berhenti. Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayatayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah.
Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat
Alquran yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil
membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber,
di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayatayatnya.

A.
1.

KEBUMIAN
Lapisan-Lapisan Atmosfer

Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam AlQuran adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Baqarah:29)

Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka
Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. (QS. Fussilat:11-12)

Kata langit, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Quran,
digunakan untuk mengacu pada langit bumi dan juga keseluruhan alam
semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau
atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisanlapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis
sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran, atmosfer terdiri atas tujuh
lapisan. Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa
lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan
dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut
TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer.
Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER.

LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan


sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER
berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam
termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi
membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan
EKSOSFER.. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General
Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat
ke-12, Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dengan kata
lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap
langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami,

tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap
lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan
terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio
hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah
dinamakan troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada
troposfer. (http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers01.html). Sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin
ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh
Al Quran 1.400 tahun yang lalu.

2.

Fungsi Gunung

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
itu (tidak) goncang bersama mereka... (QS. Al Anbiya:31)

Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gununggunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini
tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Quran diturunkan.
Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi
modern. Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil
pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang
membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan
yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara
yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan
bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang
dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam

jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan
bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut: Pada


bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi
akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science,
Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc.
Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)

Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah
perumpamaan sebagai pasak:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak? (QS. An Naba:6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan


kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada
titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka
memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di
atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya,
kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaranlembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan


istilah isostasi. Isostasi bermakna sebagai berikut: Isostasi: kesetimbangan
dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah
permukaan akibat tekanan gravitasi. (Websters New Twentieth Century
Dictionary, 2. edition Isostasy, New York, s. 975)

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan
penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Quran berabad-abad lampau
sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.

3.

Pergerakan Gunung

Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam


sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah
yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Naml:88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat


mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma
yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam
sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan
bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal
bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga
terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada


tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah
dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915,
sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan
bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini
terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau
benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia,
Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari
Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah
pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan
yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak


pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter
per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas
antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang


dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini
sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km,
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam
lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang
disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada
permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya.
Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun.
Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan
perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya,
Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert
Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton,
Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah
continental drift atau gerakan mengapung dari benua untuk gerakan
ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978,
s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Quran bahwa fakta
ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah
dinyatakan dalam Al Quran.

4.

Dasar Lautan Yang Gelap

Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40


meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga
dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya,
sedangkan pada kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan
teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan
semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat
An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh
Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun. (QS An Nuur: 40).

5.

Sungai di Bawah Laut

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut

Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti


kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri,
sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran.
Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.
(QS Fushshilat : 53)

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini
tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery


pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli
selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini
sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero
dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut
untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba
ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap
rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di
sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi
keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk


mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah

lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan


sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut,
namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang
fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim,


kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat
pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat
19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi
Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa
yabghiyaan.. .Artinya: Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya
ada batas yang tidak boleh ditembus. Kemudian dibacakan surat Al Furqan
ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan
tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana
terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut.
Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman
ayat 22 yang berbunyi Yakhruju minhuma lulu`u wal marjaan ertinya
Keluar dari keduanya mutiara dan marjan. Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Quran itu, melebihi


kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di
lautan yang dalam. Al Quran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang
hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang
canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al
Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang
seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.

6.

Api di Dasar Laut

(1) Demi bukit (Sinai), (2) dan kitab yang ditulis (3) pada lembaran terbuka,
(4) Demi Baitul Mamur (kabah), (5) atap yang ditinggikan (langit), (6) dan
laut yang di dalam dasarnya ada api.(QS. Ath-Thuur [52]: 1-6).

Klausa sajara at-tannur secara bahasa berarti menyalakan api hingga


panas. Sejak diturunkannya Al-Quran hingga berabad-abad setelah itu,
orang-orang arab belum mampu menguak fakta bagaimana di balik dasar
laut terdapat api, sedangkan air dan panas adalah sesuatu yang berlawanan.

Hingga baru-baru ini di temukan bahwa bumi yang kita huni ini memiliki
lapisan batu bagian luar yang terbelah menjadi beberapa lempengan yang
terhampar hingga mencapai ratusan kilometer persegi. Kedalaman berkisar
antara 65 hingga 150 km. yang mengherankan adalah lempenganlempengan ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga
menjadikannya seolah-olah seperti satu lempengan saja. Allah SWT pernah
bersumpah dalam salah satu ayat berikut:
Dan demi bumi yang mempunyai belahan. (QS. Ath-Thoriq [86]: 12).

Ini adalah ungkapan yang menjelaskan bahwa di atas permukaan bumi


terdapat hamparan lempengan-lempengan yang berhubungan satu sama
lain, sehingga menjadikannya seperti satu lempengan.

Dalam ayat ini, jelas sekali kemukjizatan dan keistimewaan Al-Quran, Allah
SWT bersumpah demi belahan (lempengan) yang merupakan kesatuan dari
beberapa lempengan bumi- para ilmuan menyamakannyu seperti daging
yang berbentuk bola tenis.

Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia


menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-luap.
Akan tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang
memiliki suhu panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air
laut. Ini adalah salah satu di antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang
mengejutkan para ilmuan.

Dua orang ilmuawan Rusia, Anatho Sjabaftisy, ahli Geologi, dan Yuri
Bejdenhov, ahli Biologi dan Geologi, bersama dengan seorang ilmuwan
Amerika, Rona Clant, mengadakan penyelaman di dekat salah satu lempeng
terpenting di dunia. Mereka menyelam dengan menggunakan kapal selam
modern Mira hingga sampai pada titik tujuan berjarak 175 km dari pantai
Miami. Mereka menyelam hingga kedalaman 2 mil dari permukaan air laut,
sehingga sampai pada lahar di dalam laut. Tidak ada yang memisahkan
mereka dari lahar tersebut kecuali sebuah lubang dari Akrelik. Saat itu suhu
mencapai 2310C dan mereka berada pada tepi bebatuan jurang, yang
dibawahnya memancar air mata menyala-nyala. Di sana merupakan pangkal
bumi di lembah dalam samudra. Mereka benar-benar menyaksikan bahwa air
dingin yang terdapat di permukaan laut bergerak menuju ke bawah.

Pada kedalaman satu mil di bawah laut, lahar letusan gunung berapi
semakin dekat dan meleleh keluar dan memanas, hingga kemudian
menyemburkan abu-abu vulkanik dan zat-zat tambang yang amat panas.
Para ilmuan telah menegaskan bahwa hal seperti ini trejadi di seluruh lautan
dan samudra. Kadang sering terjadi di satu tempat, tetapi pada tempat yang
lainnya jarang terjadi. Gunung-gunung berapi di dasar samudra jumlahnya
lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung-gunung berapi di
atas daratan. Gunung-gunung berapi tersebut terbentang sepanjang dasar
samudra.

Keajaiban yang terdapat pada frasa al-bahru al-masjur adalah bahwa dengan
tidak adanya oksigen di dasar lautan, tidak memungkinkan bagi lahar
vulkanik menyeruak melewati lempengan di dasar samudra dan mencapai
ketinggian garis lempengan tersebut. Selain itu, lahar vulkanik biasanya
berwarna kehitam-hitaman, sangat panas, dan tidak langsung bergejolak.
Lempengan di dasar lautan menyerupai tempat pembakaran roti. Jika

dipanaskan di bawahnya dengan suatu bahan bakar, maka ia akan memanas


dengan suhu tinggi, sehingga roti bisa matang di atasnya. Inilah yang
dimaksud secara bahasa pada kata masjur. Tidak ada satu katapun yang
tepat untuk menggantikan makna kata tersebut secara tepat, agar kita bisa
merenungi keagungan ciptaan Allah SWT.

7.

Lautan yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain

Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah
berkaitan dengan ayat Al Quran sebagai berikut:

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,


antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masingmasing. (QS. Ar Rahman:19-20)

Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain
ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya
fisika yang dinamakan tegangan permukaan, air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis,
tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain,
seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A.,
Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley
Publishing, s. 92-93.)

Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah
dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui
selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua
tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan
keduanya.

Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak
memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan,
ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Quran.

B.
1.

BIOLOGI
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita

Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya


Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka. (QS. Al Alaq:15-16)

Ungkapan ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka dalam ayat di


atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsifungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para
ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu
60 tahun terakhir, sedangkan Al Quran telah menyebutkannya 1400 tahun
lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala,
akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul
Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir
hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan: Dorongan dan hasrat

untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi


frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback,
Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous
System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s.
410-411)

Buku tersebut juga mengatakan: Berkaitan dengan keterlibatannya dalam


membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat
fungsional bagi perilaku menyerang(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and
Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211)

Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan,


dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas
perkataan benar dan dusta.

Jelas bahwa ungkapan ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka


benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat
diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah
dalam Al Quran sejak dulu.

2.

Sidik Jari

Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu
orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19.
Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa
yang tidak memiliki arti.

Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah


untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal,
bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan
sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4:


Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya?
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna.

3.

Kelahiran Manusia

Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan?


Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu pancarkan?
Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya? (QS.
Al Waqiah:57-59)

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan


dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian
rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk
mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1.
Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
2.

Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

3.

Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

4.

Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Quran diturunkan, pasti


mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani lakilaki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir
sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang
gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi,
sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian
orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu
pengetahuan abad ke-20.

4.

Setetes Mani

Dalam ilmu pengetahuan modern diteliti bahwa selama persetubuhan


seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Spermasperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai
menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai
sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan
membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani
seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam AlQuran :
Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya
setitik mani yang dipancarkan? (QS. Al Qiyamah:36-37)

5.

Campuran Dalam Air Mani

Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru
tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini
mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk
menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim,
dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.

Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Quran, fakta ini, yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani
itu ditetapkan sebagai cairan campuran:

Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insan:2)

6.

Jenis Kelamin Bayi

Penelitian sebelumnya diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh selsel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara
bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi
yang berbeda dalam Al Quran, yang menyatakan bahwa jenis kelamin lakilaki atau perempuan diciptakan dari air mani apabila dipancarkan.

Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air


mani, apabila dipancarkan. (QS. An Najm:45-46)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan


biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi
yang diberikan Al Quran ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan
oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam
proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46
kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai
kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut XY pada pria, dan XX pada
wanita. Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan
silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam
keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang
membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang
berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika
satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang
membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada
sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau Y.

Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu


jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Jenis kelamin bayi
ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel
telur wanita. Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya
ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini
bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa
kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.

Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Quran telah
mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan
menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi
air mani dari pria.

7.

Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim

Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi
yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam
ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga
akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat
oleh manusia dengan bantuan mikroskop.

Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot,
yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari
darah ibu. Zigot terlihat seperti sekerat daging. Namun, zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding
rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui
hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari
tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson,
T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa
A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in the Quran and
Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of the Quran and Sunnah,
s. 36)

Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, ternyata telah


dinyatakan dalam Al Quran 14 abad yang lalu. Di sini, pada bagian ini, satu

keajaiban penting dari Al Quran terungkap. Saat merujuk pada zigot yang
sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata alaq dalam Al
Quran:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. (Al Alaq:1-3)

Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang menempel pada
suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat
digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali
lagi membuktikan bahwa Al Quran merupakan wahyu dari Allah, Tuhan
Semesta Alam.

8.

Pembungkusan Tulang oleh Otot

Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al


Quran adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu.
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulangtulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (QS. Al Muminuun:14)

Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio


dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan
bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan.

Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi
baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Quran adalah benar kata demi
katanya. Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut.

Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel


otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang ini.

Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat


berikut: Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan
tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu
ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan


dalam Al Quran, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al
Quran. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Muminuun,
jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras
dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot.
Allah menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging.

9.

Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim

Dalam Al Quran dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan


dalam rahim ibunya. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang

berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat


dipalingkan? (QS. Az Zumar:6)

Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa


seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang
berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan
embrio pada bayi terjadi dalam tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.
Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai
fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya,
dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam
bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:

Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah


minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari
minggu ke delapan sampai kelahiran. (Williams P., Basic Human
Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan


seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim
adalah sebagaimana berikut:
1.

Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan
terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada
dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel
penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga
lapisan.
2.

Tahap Embrionik

Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini
bayi disebut sebagai embrio. Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi
mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.
3.

Tahap Fetus

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai fetus. Tahap ini
dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa
kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai
manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya
memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini
berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut
hingga minggu kelahiran.

Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru


didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan
peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya,
informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Quran dengan cara
yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat
diberikan dalam Al Quran pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi
di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Quran bukanlah
ucapan manusia tetapi Firman Allah.

10.

Air Susu Ibu

Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak
tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan
sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit.
Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu
menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.

Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu
fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa
menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat
bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant Nutrition, http://
www.icr.org/pubs/imp-259.htm)

Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang
hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya
menyapihnya dalam dua tahun.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (QS. Luqman:14)

C.

FISIKA

1.

Rahasia Besi

Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Quran.
Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti besi, kita diberitahu sebagai berikut:
Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia . (QS. Al Hadid:25)

Kata anzalnaa yang berarti kami turunkan khusus digunakan untuk besi
dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita
mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni secara bendawi
diturunkan dari langit, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki
keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa


logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa
di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam
inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak
memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi
hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih

besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang,
bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak
melalui peristiwa yang disebut nova atau supernova. Akibat dari ledakan
ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru
alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi


melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa
melalui meteor-meteor dan diturunkan ke bumi, persis seperti dinyatakan
dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara
ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Quran diturunkan.

2.

Relativitas Waktu

Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas


waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan
kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat
dalam Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di
antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan
Alquran surat Al Maaarij ayat 4.

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS Al Hajj:
47)

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu. (QS As Sajdah:5)

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari


yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (QS Al Maarij:4)

Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan


waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu
juga sebaliknya.

3.

Penciptaan yang Berpasang-Pasangan

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,


baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui. (QS. Yasin:36)

Meskipun gagasan tentang pasangan umumnya bermakna laki-laki dan


perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini,
cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris,
Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan,
dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini,
yang disebut parit, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan

lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan


dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi
bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan
dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan


dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan
berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap
saat, di setiap tempat.

D.
1.

ASTRONOMI
Pemisahan Langit dan Bumi

Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut :


Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiya : 30)

Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan


penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika
saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi
dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa
yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang",
membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat
raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan

satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai


asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi
ketiadaan, dimana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang
hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan
waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan
kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu. Sensor sangat peka pada
satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992
berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini
merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan
ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.

2.

Mengembangnya Alam Semesta

Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi


masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan
sebagaimana berikut ini:

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)

Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak


tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di
sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain,
dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau

mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan


masa kini.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di


dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan
telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian,
pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern,
mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan,
dan ia terus-menerus "mengembang".

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan
menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada
tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble,
seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi
terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala
sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam
semesta tersebut terus-menerus "mengembang".

Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta


bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam
Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al
Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam
semesta.

3.

Bentuk Bulat Planet Bumi

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam (QS.
Az Zumar:5)

Dalam Al Quran, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam


semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai
menutupkan dalam ayat di atas adalah takwir. Dalam kamus bahasa
Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar,
sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam
yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai
bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini
berarti bahwa dalam Al Quran, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah
diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara
berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua
perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini.
Sebaliknya, ayat-ayat Al Quran berisi informasi yang hanya mampu kita
pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Quran adalah firman Allah,

maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayatayatnya ketika menjelaskan jagat raya.

4.

Garis Edar Tata Surya

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Quran, ditegaskan


bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.(QS. Al
Anbiya:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi
bergerak dalam garis edar tertentu: Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (QS. Yasin:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Quran ini telah ditemukan melalui


pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli
astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai
720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang
disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih
17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan
satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini.
Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan
serupa yang terencana.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar
seperti ini, dinyatakan dalam Al Quran sebagai berikut: Demi langit yang
mempunyai jalan-jalan. (QS. Az Zariyat:7)

Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing


terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini
mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.
Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang
diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing
seolah berenang sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan
keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah
komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan
baginya. Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi
planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka
masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan
yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara
tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh semesta alam.

5.

Kadar Hujan

Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air


yang diturunkan dalam ukuran tertentu. Sebagaimana ayat di bawah ini:

Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu
kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan
dikeluarkan (dari dalam kubur). (QS. Az-Zukhruf, (43):11)

Kadar yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik
hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama.
Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah
ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini
menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah
siklus seimbang menurut ukuran tertentu.

Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan


turunnya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter.
Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan
ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah
dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan
kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun
dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur,
permukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orangorang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan
ekstra.

Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya
terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah
tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada
kecepatan yang mampu merusak apa saja. Namun tidak demikian
terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rataratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini
disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa.

Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer


dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan krtika mencapai
batas kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan
menggunakan teknik ini).

Tak sebatas itu saja pengukuran tentang hujan. Contoh lain misalnya, pada
lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan, temperatur bisa saja turun

hingga 400oC di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak


berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman
mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.)

Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air


yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita
ketahui, bahwa air murni hampir tidak membeku pada temperatur yang
sangat rendah sekalipun.

6.

Angin yang Mengawinkan

Dalam sebuah ayat Al Quran disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan
terbentuknya hujan karenanya.

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan
hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali
bukanlah kamu yang menyimpannya. (Al Quran, 15:22)

Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin
dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan.
Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran
mengawinkan dari angin dalam pembentukan hujan.

Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:


Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung
jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembunggelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus
milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai
aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan
selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa
naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap
air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiranbutiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk
awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin mengawinkan uap air yang melayang di udara


dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu
pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiranbutiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan
hujanpun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting di sini adalah bahwa
peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan
berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Quran, pada saat orang
hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.

Bukti Sains Dalam Al-Quran [1]


Sabtu, 5 September 2015 - 07:01 WIB
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan

ilustrasi Big Bang


Bagi mereka yang menjadi Atheis, atau ada tanda-tanda ke arah sana karena
ragu atas keabsahan sebuah kitab suci, maka coba bacalah Al-Quran.
Berikut adalah sebagian kecil tanda-tanda kebesaran Allah lewat ayat-ayat
Al-Quran yang dapat dibuktikan secara saintifik
Teori Big Bang
Ini adalah salah satu teori mengenai bagaimana alam semesta dibentuk, dan
teori ini adalah yang paling kredibel. Teori tersebut mengatakan bahwa alam
semesta ini awalnya berasal dari satu titik kecil dan karena adanya
kepadatan material dan suhu tinggi, titik tersebut meledak dan berkembang
hingga 13,8 milyar tahun kemudian menjadi alam semesta yang kita tahu
kini.
Bukti Dalam Al-Quran:



Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka juga tiada juga beriman? [QS: Al-Anbiya
(21) ayat 30]
Teori big bang pertama kali dicetuskan oleh seorang matematikawan Rusia
Aleksandr Friedmann dan astronomer Belgia Georges Lemaitre pada 1920-an
dan dikembangkan oleh fisikawan Amerika George Gamow dan kolegakoleganya pada tahun 1940-an. Kita semua tahu bahwa Al-Quran telah ada
jauh sebelum mereka semua dilahirkan.
Dari ayat yang sama, disebutkan bahwa air adalah sumber kehidupan.

Diambil dari situs US Geological Survey, pada beberapa spesies, tubuh


mereka terdiri atas 90% air, sementara pada tubuh manusia dewasa, 60%
terdiri atas air. Otak dan jantung 73% air, paru-paru 83%, kulit 64%, otot dan
ginjal 79%, bahkan tulang kita yang keras ini 31 persennya adalah air.
Pergerakan Bumi
Bumi bergerak dalam dua cara, rotasi dan revolusi. Bumi berputar pada
porosnya dari arah barat ke timur dalam periode 24 jam. Gerakan ini disebut
rotasi bumi, dan menyebabkan terjadinya siang dan malam. Harus dicatat
bahwa bumi tidak berputar dalam keadaan tegak lurus, namun agak sedikit
condong. Bumi berputar mengelilingi matahari dengan kecondongan
berubah-ubah, di satu waktu bagian utara condong ke matahari, di waktu
lainnya bagian selatan condong ke matahari. Revolusi bumi ini berlangsung
selama 365 hari. Pergerakan ini menyebabkan terjadinya pergantian
musim di bumi belahan utara dan selatan.
Bukti dalam Al-Quran:



Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu
yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[QS. Az-Zumar (39) ayat 5]

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya. [QS: AlAnbiya (21) ayat 33]
Kedua ayat di atas, serta masih banyak ayat lainnya, menjelaskan bahwa
malam dan siang telah diatur waktunya dengan pasti, bahwa bumi tidak
diam namun bergerak dalam porosnya, serta menyebutkan bahwa bumi dan
bulan memiliki orbit, menjelaskan teori heliosentris yang dipopulerkan
Copernicus. */Tika Afidah, dari berbagai sumber.
10 ayat Al-Quran yang terbukti secara ilmiah
Thursday, 20 November 2014 11:16

Written by Anisah Haidaratul Hanifah


1 Comment
font size decrease font size increase font size

Bagi umat muslim, al-Quran dianggap sebagai penyempurna bagi kitabkitab sebelumnya. Salah satu keajaiban al-Quran adalah terpeliharanya
keaslian isi. Al-Quran tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan
pada malam 17 Ramadan (14 abad yang lalu) hingga saat ini, dan bahkan
mungkin sampai hari kiamat nanti.
Beberapa ilmuan menemukan fakta mencengangkan yang ternyata telah
termaktub dalam al-Quran yang datang sebelum penelitian diadakan.
Berikut 10 ayat al-Quran yang terbukti secara ilmiah:
1.

Sungai di bawah laut

Definisi sungai sendiri adalah aliran air yang besar, memanjang, kemudian
mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
Namun melihat penelitian yang baru saja dilakukan oleh ilmuan Jacques-Yves
Cousteau, pakar peneliti dunia bawah laut asal Mexico, sepertinya sungai
perlu didefinisikan ulang. Penelitian yang ia tekuni menemukan bahwa
terdapat sungai di dalam lautan. Jadi akan ada bagian dari lautan yang
mempertemukan antara air tawar dan asin. Sungai bawah laut tersebut
terjadi karena terdapat perbedaan tekanan lapisan air. Hal inilah yang telah
disampaikan al-Quran lewat surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat AlFurqan ayat 53 yang artinya: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang

keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak


dilampaui masing-masing. Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit;
dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
2.

Jasad Firaun yang masih utuh

Firaun merupakan gelar yang digunakan untuk para penguasa, pemimpin


keagamaan dan pemimpin politik pada Mesir kuno. Pada tahun 1975
presiden Perancis menawarkan kepada kerajaan Mesir bantuan untuk
meneliti, mempelajari dan menganalisis mumi Firaun, Ramsess II, yang
sangat terkenal. Ramsess II diceritakan mati tenggelam dalam Laut Merah
ketika mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Dipimpin oleh dokter Prof. Dr.
Maurice Bucaille, penelitian ini berhasil menemukan fakta bahwa terdapat
sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumi tersebut sebagai bukti
besar bahwa Firaun mati akibat tenggelam di dalam laut. Selain itu diketahui
juga perihal jasad yang dikeluarkan dari laut, dirawat, dan dijadikan mumi
hingga dapat awet hingga sekarang. Al-Quran yang datang beberapa
dekade sebelum penelitian ini telah menjelaskan dalam surat Yunus ayat 92
yang artinya Maka hari ini, Kami biarkan engkau (hai Firaun) terlepas dari
badanmu (yang tidak bernyawa ditelan laut), untuk menjadi tanda bagi
orang-orang setelahmu (supaya mereka mengambil pelajaran). Dan
(ingatlah) sesungguhnya kebanyakan manusia lengah terhadap tanda-tanda
kekuasaan Kami!"
3.

Sidik jari

Sidik jari adalah adalah hasil reproduksi tapak/bekas pada sesuatu yang
pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Sidik jari manusia
digunakan untuk keperluan identifikasi karena di dunia ini tidak ada manusia
yang memiliki sidik jari yang persis sama. Seiring perkembangan zaman,
sidik jari sudah di kembangkan ke arah security system yang berfungsi
sebagai data keamanan. Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan
bersifat permanen. Itu berarti dari bayi hingga dewasa pola sidik jari tidak
akan berubah sebagaimana garis tangan. Kekhasan sidik jari ini telah
disampaikan al-Quran surat Al Qiyamah ayat 3-4 yang artinya Apakah
manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali)
jari jemarinya dengan sempurna.
4.

Segala sesuatu diciptakan berpasangan

Orang muslim pasti pernah mendengar arti dari surat QS Adz-Zaariyat ayat
49: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah. Menurut ayat ini, Allah telah menciptakan
segala sesuatunya secara berpasangan, termasuk berbagai partikel yang
ada di bumi. Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan
penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan
(terdapat proton dan neutron dalam elektron). Penemuannya dinamakan
Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena
penemuannya itu.
5.

Tumbuhan yang bertasbih

Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies,


mengungkapkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim ilmuwan asal
Amerika Serikat tentang suara ulstrasonik yang berasal dari tumbuhan.
Penelitian yang dipimpin oleh Prof. William Brown ini kemudian merekam dan
menyimpan suara ultrasonik dari tumbuhan dan mengubahnya menjadi
gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor dalam
bentuk rangkaian garis. Yang mengejutkan adalah, garis-garis tersebut
membentuk lafadz Allah yang kemudian diketahui sebagai kalimat tasbih. AlQuran tentu saja telah menjelaskan fenomena ini dalam surat Al-Israa ayat
44 yang artinya Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
6.

Fenomena hujan darah

Pada tahun 2008, hujan berwarna merah yang dipastikan oleh bakteriolog
setempat sebagai darah jatuh pada sebuah komunitas kecil di La Sierra,
Choco, Kolombia. Sebagian sampel diambil dan analisis, dan hasilnya
menunjukkan bahwa air itu darah. Quran surat Al-Araf ayat 133 telah
memperingatkan kejadian ini: Maka Kami kirimkan kepada mereka angin
topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi
mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
7.

Ledakan big bang

Big bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan


alam semesta yang didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal
dan perkembangan alam semesta. Berdasarkan permodelan ledakan ini,
alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat,
mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Diantara teori

penciptaan alam semesta yang lain, teori ini telah memberikan penjelasan
paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta
pengamatan. Begitulah yang juga disampaikan al-Quran dalam surat AlAnbiya' ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
8.

Bahtera kapal Nuh

Cerita tentang kehebatan kapal Nabi Nuh yang terdampat setelah banjir
bandang sudah diwariskan dalam al-Quran Hud ayat 44 yang artinya Hai
bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, dan airpun
disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas
bukit Judi (tempat yang tinggi), dan dikatakan: Binasalah orang-orang yang
zalim. Setelah selang dekade berlalu, sejumlah peneliti menemukan buktibukti valid tentang keberadaan kapal Nuh tersebut. Melalui penelitian
selama beratus-ratus tahun dan mengamati hasil foto satelit, salah satu situs
yang dipercaya sebagai jejak peninggalan kapal tersebut terletak di
pegunungan Ararat, Turki, yang berdekatan dengan perbatasan Iran.
Pemerintah Turki mengklaim 3500 tahun kemudian bangkai kapal tersebut
ditemukan pada 11 Agustus 1979 di wilayahnya.
9.

Segala yang hidup berasal dari air

Air adalah salah satu komponen pembentuk kehidupan, apabila ada


cadangan air disuatu tempat, dipastikan ada kehidupan di dalamnya.
Kemudian ternyata benar bahwa segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan
bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air
adalah satu indikasi adanya kehidupan. Tanpa air, mustahil ada kehidupan.
Surat Al- Anbiya menjelaskannya di ayat 30: dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup
10.

Fakta tentang jenis kelamin bayi

Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin


seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat
kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat
kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung
kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang
bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung
kromosom x atau y. Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm
ayat 45-46, Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita,

dari air mani, apabila dipancarkan. Sebelum penemuan itu diperoleh,


masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal dari wanita,
bukan dari air mani si pria.
Tak Berkategori
Al Quran Dan Sains (Analisis Terhadap Ayat-Ayat Sains)
4 Desember 2014 asrorimukhtarom Tinggalkan komentar
JURNAL
AL QURAN DAN SAINS
(ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT SAINS)
Oleh : Asrori Mukhtarom, S.H., M.A
Abstrak
Al Quran merupakan wahyu Allah yang mutlak kebenarannya, berlaku
sepanjang zaman serta mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Al
Quran sebagai pedoman serta petunjuk manusia bukan hanya saja
berdimensi spiritual, akan tetapi berdimensi intelektual. Bukti konkrit yang
menunjukan bahwa al Quran berdimensi intelektual adalah banyaknya ayatayat al Quran yang memberikan isyarat ilmiah atau petunjuk tentang ilmu
pengetahuan dan sains, misalnya al Quran menerangkan tentang asal usul
penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia yang proses atau
tahapan penciptaannya dijelaskan secara mendetail dan integral dibeberapa
ayat dan surat dalam al Quran. Dengan demikian, bukti-bukti tersebut
nampak jelas mengindikasikan bahwa al Quran merupakan sumber ilmu
pengetahuan dan sains. Dan al Quran mengajak kepada manusia untuk
selalu memahami dan mengkaji al Quran, sebagaimana kata iqra pada
wahyu pertama yang sesungguhnya bukan hanya saja menyuruh kita untuk
membaca, akan tetapi sesungguhnya mengajarkan kepada kita untuk selalu
senantiasa mengadakan pengkajian setiap perilaku atau bentuk perputaran
dan perubahan yang terjadi, baik pada gejala di alam semesta ataupun yang
terjadi di antara sesama manusia. Ilmu pengetahuan dan sains dalam
pandangan Islam setidaknya mempunyai signifikansi vertikal dan horisontal.
Sains dengan metode mengamati alam semesta secara empiris dalam
mengamati ayat-ayat kauniyah Allah setidaknya dapat mengantarkan
manusia untuk lebih mengenal Allah, dengan kata lain bahwa ilmu
pengetahuan dan sains dapat dijadikan sebagai wasilah untuk mengenal
kekuasaan Allah.
I. PENDAHULUAN

Bagi umat Islam, al Quran merupakan sumber pokok ajaran Islam yang
salah satu fungsinya adalah sebagai huda (petunjuk). Lewat petunjuk yang
termaktub di dalam al Quran diharapkan manusia mendapat berbagai
jawaban dan petunjuk untuk semua urusan baik di dunia maupun di akhirat.
Al Quran adalah mukjizat abadi yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan al Quran terdiri dalam dua aspek, yakni
dalam aspek kebahasaan dan dalam aspek kandungan. Dalam aspek
kebahasaan, para ulama sepakat bahwa al Quran memiliki uslub (gaya
bahasa) yang tinggi, fasahah (ungkapan kata yang jelas), dan balagah
(sastra) yang dapat mempengaruhi jiwa pembacanya dan pendengarnya
yang mempunyai cita rasa bahasa Arab yang tinggi. Sedangkan dalam aspek
kandungan, al Quran merupakan isyarat ilmiah yang banyak berisi informasi
ilmu pengetahuan dan sains walaupun hanya dalam isyarat ilmiah, seperti
informasi dalam ilmu pengetahuan alam, diantaranya ilmu biologi, ilmu
fisika, ilmu astrofisika, dan lain sebagainya. Jadi bukan rahasia lagi, bahwa isi
kandungan al Quran memuat begitu banyak pernyataan dan isyarat ilmiah
yang sebenarnya mendorong kita untuk melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga menunjukan secara eksplisit
maupun implisit hukum dan keteraturan alam semesta dan ketentuanketentuan Allah SWT yang bersifat absolut yang perlu dipelajari dan
dibuktikan secara ilmiah.
Untuk itu sebagai umat Islam, wajib bagi kita untuk terus mengkaji al Quran.
Sebagaimana sedari awal Allah sudah memerintahkan iqra kepada kita
semua. Kata iqra dalam ayat pertama atau wahyu pertama sebenarnya
memberikan sinyalemen kepada umat Islam agar mampu untuk memahami
ayat-ayat Allah baik ayat-ayat yang termaktub dalam al Quran (ayat-ayat
Quraniyah) dan ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta ini (ayat-ayat
Kauniyah). Setelah memahami ayat-ayat Allah baik yang berupa ayat-ayat
Quraniyah dan ayat-ayat Kauniyah, diharapkan kita dapat memahami
menyingkap misteri fenomena alam yang belum terungkap, serta
memberikan jawaban terhadap persoalan ilmu pengetahuan dan sains.
Melalui tulisan ini penulis ingin mengindetifikasi hubungan al Quran dan
sains, sekaligus menganalisis ayat-ayat yang berhubungan dengan sains.
Khususnya tentang proses penciptaan manusia dan penciptaan bumi.
II. PEMBAHASAN
A. Kolerasi antara Al Quran dan Sains
Hubungan antara al Quran dan sains ibarat dua sisi mata uang yang tidak
bisa dipisahkan. Al-Quran menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitab kitab suci

yang lain. Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut


tentang ilmu pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok
kandungan kitab suci Al-Quran. Bahkan kata ilm dan turunannya (tidak
termasuk al alam, al alamin, dan alamat yang disebut 76 kali) disebut
sebanyak 778 kali. Selain itu sains juga merupakan salah satu kebutuhan
agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta setiap kali umat Islam
melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang tepat.Contohnya
dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan
waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam
sains.
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan
pandangan para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis.
Mereka menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan
agama. Bahkan para pemikir Barat sekarang ini berada ditengah-tengah
peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin
mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan secara
mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Secara historis, timbulnya
pemikiran tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh sikap antipati gereja
terhadap ilmu pengetahuan pada abad pertengahan.Itulah sebabnya para
ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti Nicholas Copernicus dan Galileo
Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah mereka yang
dianggap bertentangan dengan paham gereja. Menurut Quraish Shihab,
pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di Eropa itu
disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya
mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya dianggap kafir dan
berhak mendapatkan hukuman. Dilain pihak, para ilmuan mengadakan
penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan
kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya,
tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban oleh penindasan dan kekejaman
pihak gereja.
Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama
merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Quran
merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan
sarana untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran
Islam.
Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan
ilmu pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang
membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara

kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari 750 ayat dari 6000-an ayat al-Quran
memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali
maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti; Apakah kamu tidak
memperhatikan?, Apakah kamu tidak berpikir?, Apakah kamu tidak
mendengar?, Apakah kamu tidak melihat?. Sering pula di akhiri dengan
kalimat seperti Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir, Tidak
dipahami kecuali oleh Ulul Albaab. Demikianlah mukjizat terakhir rasul yang
selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir,
merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia
ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat,
memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Jika kita membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan sains. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan ilmu perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang bapak
kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib (yang
diterjemahkan ke Eropa menjadi canon), menjadi rujukan utama dunia
kedoktekan sampai abad ke 19. Dikenal juga saintis Islam yang bernama alKhawarizmi, dia telah mengembangkan metode al-goritma. Kenapa disebut
al-Goritma? al-Goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi.
Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi
Averoes. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada
masa itu seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam
air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan al-Quran, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa al-Quran, meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat
dasar. Akibat tidak paham bahasa al-Quran, membaca al-Quran hanya
sebatas ritualitas saja. Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk
sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak lain
disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa al-Quran.

B. Manusia dalam Perspektif Al Quran dan Sains


Studi tentang manusia sudah sejak lama dilakukan para ahli berdasarkan
bidang studinya masing-masing. Hasil pengkajian yang dilakukan para ahli
dari dulu hingga sekarang belum mencapai kata sepakat tentang
manusia.Hal ini terbukti dari banyaknya penamaan manusia, misalnya homo
sapien (manusia berakal), homo economicus (manusia ekonomi), dan
sebagainya.
Di dalam al-Quran ada empat kata yang biasa diartikan sebagai manusia,
yaitu al Basyar, an Ns, al Ins atau al Insn, dan Bani Adam.
Al Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat,
memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
kehidupannya.Manusia dalam pengertian al Basyar ini salah satunya
terdapat dalam surah al Muminun ayat 33.








Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang
mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami
mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: (Orang) ini tidak lain
hanyalah manusia seperti kamu, Dia Makan dari apa yang kamu makan, dan
meminum dari apa yang kamu minum.
Manusia dalam al Quran juga disebut an Ns, yakni yang menunjukan
makhluk sosial yang saling membutuhkan, yang bersuku-suku, dan
berbangsa-bangsa. Manusia dalam pengertian an Nas ini terdapat dalam
surah al Hujurat ayat 13.







Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Manusia dalam al Quran sering juga disebut al Insn. Dalam al Quran, kata
al Insn mengandung pengertian makhluk mukallaf (ciptaan Allah yang
dibebani tanggung jawab) pengemban amanah Allah SWT dan khalifah Allah
SWT di bumi. Atau dalam pengertian lain, al Insan dapat didefinisikan
makhluk Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah, dengan

mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu


serta mengamati gejala-gejala alam serta berakhlak. Sedangkan manusia
dalam pengertian Bani Adam yakni keturunan anak cucu Adam yang Allah
SWT ciptakan dengan sempurna dan memiliki kelebihan-kelebihan dari
makhluk-makhluk yang lain. Keterangan tentang manusia keturunan anak
Adam dipertegas oleh Allah dalam surat al Isra ayat 70.










Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dari pengertian manusia yang sudah dijelaskan diatas, maka terdapat
perbedaan jelas antara manusia dengan ciptaan Allah SWT yang lain. Hal
tersebut dapat diidentifikasi dari beberapa ciri-ciri yang membedakan antara
manusia dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Diantaranya :
1. Manusia merupakan makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk
yang baik dan ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Hal tersebut
dijelaskan dalam surat at Tin ayat 4.



Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya.
Akan tetapi dibalik kesempurnaannya, manusia juga memiliki kelemahankelemahan, seperti melampui batas (QS.Yunus: 12), zalim (QS.Ibrahim: 34),
ingkar dan tidak berterima kasih (QS. Al Adiyat: 6), dan sebagainya.
2. Manusia merupakan makhluk yang diberikan Allah SWT akal pikiran.
Dengan akal pikiran yang diberikan Allah SWT kepada manusia, maka
manusia mampu mengamati alam semesta, menghasilkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Manusia adalah makhluk yang berakhlak. Artinya, manusia adalah
makhluk yang diberi Allah SWT kemampuan untuk membedakan yang baik
dan yang buruk yang perwujudannya dalam sikap atau perilaku sehari-hari.
Dari ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, nampak jelas bahwa manusia
berbeda dengan ciptaan Allah SWT yang lain, seperti hewan yang tidak
mempunyai akal pikiran. Akan tetapi jika manusia tidak mempergunakan
akal dan berbagai potensi pemberian Allah SWT yang sangat tinggi nilainya
yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga, serta pancaindera secara baik dan

benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan seperti yang


dinyatakan Allah SWT dalam al Quran surat al Araf: 179.













Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Setelah kita memahami pengertian manusia serta perbedaannya menurut al
Quran, kini kita akan memahami manusia dalam konteks asal usul
penciptaannya. Di dalam al Quran, Allah SWT menginformasikan tentang
asal usul atau proses penciptaan manusia. Banyak ayat al Quran yang
mengindikasikan peranan air dan tanah dalam penciptaan makhluk termasuk
manusia di dalamnya. Salah satu diantara ayat-ayat yang mengindikasikan
bahwa manusia tercipta berasal dari air adalah dalam surat al Furqan ayat
54:


Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia
itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Sedangkan salah satu ayat yang mengindikasikan peranan tanah dalam
penciptaan manusia adalah dalam surat al Muminun ayat 12-14.




12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14. kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.
Proses kejadian manusia sebagimana dikemukakan dalam ayat tersebut
telah terbukti sejalan apa yang telah dijelaskan berdasarkan analisis ilmu
pengetahuan dan sains. Dari ayat yang telah disebutkan menjelaskan bahwa
Allah SWT menciptakan manusia berawal dari saripati yang berasal dari
tanah yang kemudian dijadikan nuthfah (air mani) yang kemudian menjadi
zigot sebagai hasil pembuahan. Kemudian berubah lagi menjadi alaqah
yang secara harfiah diartikan sebagai sesuatu yang melekat.Dalam ilmu
embriologi, setelah menempuh masa sekitar dua puluh tiga hari, zigot
kemudian menempel pada dinding rahim dan inilah yang disebut al Quran
sebagai alaqah (segumpal darah). Dari alaqah ini kemudian berubah
menjadi mudhgoh yang secara harfiah berarti segumpal daging, atau dalam
ilmu embriologi disebut sebagai embrio.Kemudian mudhgoh (embrio)
tersebut menjadi tulang yang terbungkus dalam daging (fetus) dan ini terjadi
setelah tiga bulan pembuahan. Itulah yang dimaksud dengan janin yang
kemudian ditiupi ruh dan menjadi makhluk yang bernyawa.
Di tahun 1982 Keith Moore, seorang profesor di Universitas Toronto,
menghasilkan sebuah buku berjudul The Developing Human, edisi ke 3.
Dalam buku ini Moore menyatakan keterkejutannya mengenai bagaimana
perkembangan embrio dikisahkan dalam Al-Quran. Moore dan para kaum
Muslim pendukungnya merujuk kepada ayat berikut ini:Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh; Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah; lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging; dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging; kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang lain. (Surah 23:13-14). Al-Quran mengatakan bahwa
gumpalan darah kemudian menjadi tulang dan kemudian Tuhan
membungkus tulang dengan daging (Surah 23:13-14). Adalah suatu fakta
ilmiah bahwa jaringan terbentuk lebih dulu, dan tulang tumbuh sesaat
kemudian, dan terus bertambah kuat (dengan membangun kalsium)
bertahun-tahun setelah kelahiran.Oleh sebab itu, ini sudah jelas adalah satu
dari banyak ketidakcermatan ilmiah dalam al-Quran.
Fase-fase sebagaimana tersebut di atas, tersebut pula di dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.Abu Abdurahman bin Masud ra
berkata: bahwa Rasulullah telah bersabda: Sesungguhnya setiap kalian
dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa
nuthfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40
hari).Kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu pula.
Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan ruh

kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezkinya, ajalnya,


amalnya, sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia,
sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan
ahli surga sehingga tidak ada di antara dia dan Surga melainkan hanya
tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal
dengan amalan ahli neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah
seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli neraka
sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal
sehasta.Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan
amalan ahli Surga sehingga ia memasukinya. (HR. Bukhari 6/303 -Fathul
Bari dan Muslim 2643, shahih).
Dalam hadist diceritakan bahwa setiap fase mengalami proses selama
masing-masing 40 hari. Setelah terjadinya pembuahan antara sel sperma
dan ovum dalam rahim berproses menjadi nuthfah selama 40 hari, kemudian
menjadi alaqah selama 40 hari dan kemudian menjadi mudhgah selama 40
hari, untuk kemudian ditiupkan oleh-Nya roh serta perlengkapan manusia
lainnya.
Dari uraian singkat mengenai asal usul manusia itu dapatlah diketahui
bahwa manusia terdiri dari dua unsur, yaitu unsur materi dan unsur
immateri.Unsur materi adalah tubuh atau jasad, dan unsur immaterinya
adalah ruh yang tidak dapat direalitaskan. Dan untuk masalah ruh, al Quran
tidak menjelaskan tentang sifat ruh, karena masalah ruh adalah urusan Allah
SWT sebagaimana dijelaskan dalam surat al Isra ayat 85.




Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit.
C. Penciptaan Alam Semesta Dalam Perspektif Al Quran dan Sains
Informasi tentang penciptaan jagat raya banyak ditemukan dalam al Quran,
antara lain dalam QS. Qaf : 38 :





Dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan.
Dalam QS. As Sajdah: 4 :





Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. tidak
ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula)
seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?.
Dalam QS. Hadid: 4 :







Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia
bersemayam di atas arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi
dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada.
dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Dari beberapa ayat di atas dapat dipahami bahwa pencipta langit dan bumi
adalah Allah SWT. Semua diciptakan dalam waktu enam hari yang
kemudian dipahami dengan enam masa atau enam periode. Sebab hari yang
dimaksud bukan dalam pengertian 24 jam. Dalam al Quran dijelaskan dan
diumpamakan secara berbeda-beda, ada yang 1.000 tahun (QS. Al Haj: 47),
bahkan 50.000 tahun (al Maarij: 4).
Enam masa atau enam periode adalah proses penciptaan alam semesta
sejak pertama kali sampai penciptaan manusia sebagai jenis makhluk
terakhir yang diciptakan Allah. Para ahli ilmu pengetahuan kini telah banyak
meneliti, mengetahui, kemudian menerangkan enam masa tahapan
pembentukan alam hingga sempurna seperti sekarang, mulai dari Big Bang
atau dentuman besar dari singularity, sampai terbentuknya tata surya dan
planet-planet. Namun, para ahli berbeda-beda dalam memberi nama
tahapan-tahapan masa atau periode tersebut.
Tentang ini, para ahli ilmu pengetahuan ruang angkasa berusaha
menghubungkan konsep enam masa penciptaan langit dan bumi dengan
informasi dalam Firman Allah :

27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah

membinanya,28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,


29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang. 30. dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. 31. ia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuhtumbuhannya. 32. dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,33.
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Menurut ahli astronomi, ayat di atas member petunjuk tentang kronologis
enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya. Masa
Pertama dipahami dari ayat 27 yang member petunjuk tentang penciptaan
alam semesta dengan perisiwa Big Bang, yaitu ledakan besar sebagai awal
lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi. Masa kedua dipahami dari ayat
28 yang member petunjuk tentang pengembangan alam semesta, sehingga
benda-bena langit makin berjauhan (dalam bahasa awam berarti langit
makin tinggi). lalu menyempurnakannya, member pengertian bahwa
pembentukan benda langit bukanlah proses sekali jadi, tetapi proses evolutif.
Masa ketiga diperoleh petunjuk dari ayat 29 tentang adanya tata surya yang
juga berlaku pada bintang-bintang lain. Masa ini adalah penciptaan matahari
yang bersinar dan bumi (serta planet-planet lainnya) yang berotasi sehingga
ada fenomena malam dan siang.
Masa keempat diperoleh petunjuk dari ayat 30 yang sepertinya menjelaskan
proses evolusi di bumi. Setelah bulan terbentuk dari lontaran sebagian kulit
bumi karena tumbukan benda langit lainnya, dan bumi dihamparkan
mungkin saat lempeng benua besar Pangea mulai terpecah tetapi bisa jadi
lebih tua dari Pangea. Masa kelima dipahami dari ayat 31 yang member
petunjuk tentang awal penciptaan kehidupan di bumi (mungkin juga planet
lain yang disiapkan untuk kehidupan) dengan menyediakan air. Dan masa
keenam diperoleh petunjuk dari ayat 32 dan 33 yang menjelaskan timbulnya
gunung-gunung akibat evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan dan
kemudian manusia.
Asal mula penciptaan alam semesta yang diuraikan di dalam al Quran
bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan pada masa
kini.kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan
alam semesta, beserta dimensi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini
yang dikenal dengan Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa big bang merupakan satu satunya penjelasan masuk akal
dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan

bagaimana alam semesta ini muncul menjadi ada. Kaitannya dengan asal
mula penciptaan alam semesta dijelaskan didalam QS. Al Anbiya: 30 :






Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya.dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Teori Big Bang atau letupan besar yang dikemukakan pada abad 20 menjadi
bukti sekaligus penegas kebenaran ayat al Quran di atas. Ayat tersebut
menjelaskan proses awal penciptaan alam semesta sejak 14 abad lalu, ketika
teknologi belum menunjang penelitian astronomi dan bahwa sang penerima
wahyu, Rasulullah saw, bahkan tak mengenal baca-tulis. Teori tersebut
menjelaskan, semesta bermula dari sebuah benda seukuran bola tenis pada
masa 0 detik atau sebelum semuanya ada. Materi tersebut sangat padat
dengan kepadatan tak terkira dan suhu yang luar biasa.Ia meledak, dan
pada detik pertama menghasilkan partikel dan energi eksotis. Lalu, tiga
menit pertama, tercipta hydrogen (unsur pembentuk air) dan helium. Proses
tersebut berlangsung sampai dengan enam tahap hingga tercipta alam
semesta seperti sekarang.
Teori abad 20 tersebut sekaligus menjelaskan apa yang telah dipaparkan al
Quran dalam surah Yunus ayat 3, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan
III. PENUTUP
Semua yang sudah kita cermati sejauh ini menunjukkan fakta yang jelas
bahwa al Quran adalah wahyu Allah yang seluruh berita di dalamnya terbukti
kebenarannya. Fakta tentang hal-hal ilmiah dan berita tentang masa depan,
fakta-fakta yang tak seorang pun mengetahuinya pada saat itu, telah
dipaparkan dalam al Quran. Adalah mustahil informasi ini diketahui dengan
tingkat pengetahuan dan teknologi saat itu. Sudah jelas bahwa ini menjadi
bukti al Quran bukan perkataan manusia, al Quran adalah Firman Allah, Yang
Mahakuasa, Maha Pemula Segalanya dan Yang Menguasai segalanya dengan
ilmu-Nya. Dengan demikian, sangat jelas bahwa al Quran merupakan
sumber ilmu pengetahuan dan sains yang mutlak kebenarannya.
Yang menjadi kewajiban manusia adalah berpegang teguh pada kitab suci
yang telah diturunkan Allah ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya
penunjuk jalan baginya.

Anda mungkin juga menyukai