Anda di halaman 1dari 5

Pengelolaan kelas

membuat lingkungan kelas menciptakan lingkungan cara penyampaian yang baik


menjadi nyaman positif demi tujuan dalam pembelajaran
pembelajaran

1.Mengajak siswa untuk bekerja


sama

2.Mengembangkan hubungan
1.Kurangilah kepadatan positif dengan siswa
didaerah lalu lintas yang
3.Ajak siswa untuk berbagi dan a. Keterampilan berbicara
terlalu tinggi
bertanggung jawab b. Keterampilan
2. Pastikan bahwa anda dapat mendengarkan
4.Berilah ganjaran perilaku yang
dengan mudah melihat c. Komunikasi nonverbal
tepat
semua siswa
5.Pilihlah penguat yang efektif
3. Buatlah materi pengajaran
yang mudah dipahami siswa 6.Gunakanlah petunjuk dan
pembentukan secara efektif

7. Gunakanlah penghargaan untuk


memberikan informasi mengenai
penguasaan, bukan untuk
mengendalikan perilaku siswa

Ada beberapa gaya dalam Kelompok 8


pengaturan kelas, yaiitu :
1.Sunarti
a. Gaya auditorium (2020203887220035)
b. Gaya tatap muka
2.Almukminul Muhaimin
c. Gaya offset
(2020203887220037)
d. Gaya seminar
e. Gaya klaster
Tujuan pengelolaan kelas secara efektif lebih diutamakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
baik demi memaksimalkan kesempatan belajar anak – anak dan menciptakan ketertiban dan
kenyamanan suasana kelas.

Pengelolaan kelas yang mengorientasikan siswa terhadap kepasifan dan kepatuhan terhadap
aturan kaku dapat merusak keterlibatan anak dalam belajar dan berpikir aktif tingkat tinggi dalam
social terhadap penekanan pengetahuan dalam membimbing disiplin diri siswa.Untuk mendukung
kegiatan murid tersebut, maka ruangan kelas harus ditata dengan sangat baik, agar tercipta suatu
lingkungan yang kondusif agar para murid dapat belajar dengan efektif.Bantulah siswa
menghabiskan banyak waktu untuk belajar dan sedikit waktu pada kegiatan tanpa arahan dan
tujuan, dan untuk mencegah berkembangnya masalah akademik dan emosional siswa demi
membangun manajemen kelas yang efektif demi tujuan membangun strategi manajemen
pengelolaan kelas.Cegah siswa menciptakan lebih banyak masalah dengan memberikan kegiatan
lebih positif kelola instruksi yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa.

Pengelolaan kelas dan Pembelajaran yang efektif berawal dari iklim kelas dengan menciptakan
suasana belajar yang menggairahkan. Untuk itu perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang
kelas dan isinya selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru,dan antar siswa.

Pengelolaan kelas dan Pengaturan ruang kelas hendaknya memudahkan guru bergerak secara
leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang
kelas, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan, dkk. yaitu:

a). Ukuran bentuk kelas


b). Bentuk serta ukuran bangku dan meja
c). Jumlah siswa dalam kelas
d). Jumlah siswa dalam setiap kelompok

e). Jumlah kelompok dalam kelas

f). Komposisi siswa dalam kelompok seperti siswa yang pandai dan kurang

pandai, pria dan wanita.


Ada beberapa model penataan tempat duduk yang biasa digunakan di dalam kelas,
diantaranya seperti:
1) Pola tapal kuda.

Siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan. Posisi guru berada di tengah-tengah siswanya.
Pola semacam ini dapat dipakai jika pelajaran memakai tekhnik diskusi. Pola ini memudahkan siswa
berkonsultasi dan berkomunikasi dengan guru maupun dengan siswa lainnya.
2) Pola pengaturan tempat duduk yang berkelompok.
Tempat duduk siswa diatur secara berkelompok. Siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu
sama lain dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya secara tak terbatas. Pola ini
lebih mudah bagi siswa untuk bekerja sama dan menolong satu sama lain sebagai teman sebaya.

Kepemimpinan dan kerja sama merupakan dua unsur yang penting sebagai akibat dari pola tempat
duduk ini. Bila anak perlu mengerjakan tugas kelompok atau memecahkan masalah secara bersama-
sama, guru dianjurkan memakai pola susunan tempat duduk berkelompok.

Pada pola ini guru sebaiknya membatasi besarnya tiap kelompok agar tidak lebih dari enam anak.
Pembatasan ini dapat mencegah adanya siswa yang bersembunyi di belakang teman-teman lainnya
dan tidak berpartisipasi penuh dalam kegiatan kelompok. Kadang-kadang guru harus memutuskan
sendiri susunan kelompok siapa-siapa yang menjadi anggotanya tetapi pada saat lain siswa juga
perlu diberi kesempatan memutuskan sendiri menjadi anggota kelompok yang sesuai dengan
pilihannya.

3) Pola U.

Pola U disebut juga pola all purpose. Guru dan siswa lebih mudah berkomunikasi. Siswa duduk saling
berhadapan, sehingga memudahkan siswa mencari pasangan dalam kelompok dan pekerjaan
kelompok jadi lebih efektif. Guru bisa mengawasi seluruh siswa dengan berjalan mengelilingi siswa
sambil memberi petunjuk dan menyampaikan materi pelajaran. Siswa juga lebih fokus, karena tidak
mendapat kesempatan untuk kegiatan yang lain selain memperhatikan pelajaran yang sedang
berlangsung.Dalam pengaturan tempat duduk, guru harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Siswa tidak terus-menerus menempati tempat duduk yang sama sepanjang tahun, harus ada
perubahan.
b. Diusahakan tidak ada siswa yang duduk sendirian. Kalau terpaksa sendiri, dia harus duduk di
depan bukan di belakang dan tidak terusmenerus sendiri dalam arti yang sendiri bergantian
c. Siswa yang lebih pendek, punya kekurangan dalam pandangan (berkacamata), kurang
pendengarannya, diutamakan duduk di depan.
d. Siswa yang sering membuat kegaduhan, suka mengganggu temannya dijauhkan dengan anak yang
sejenis itu dan jangan ditempatkan terlalu jauh dari guru.
e. Siswa yang suka merenung, melamun, kurang memperhatikan
penjelasan guru jangan ditempatkan terlalu di belakang.Ada baiknya dalam mengatur tempat duduk,
guru melibatkan siswa. Bila
perlu, guru meminta pendapat atau masukan siswa. Hal itu akan menambah semangat belajar siswa
dan siswa akan semakin tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
2. Bagaimana Menciptakan Lingkungan positif demi tujuan Pembelajaran?
Berasal dari gaya pengasuhan Diana Baumrind ( 1971, 1996 ) seperti orang tua otoritatif, guru
otoritatif pun dapat menghasilkan siswa yang cenderung mandarin menunda kepuasann rukun
dengan teman sebaya mereka, dan menunjukkan harga diri yang tinggi.
Adapula dua strategi efektif untuk siswa.Gaya yang pertama adalah manajemen kelas otoritarian
yang bersifat ketat dan menghukum.Fokusnya terutama pada menjaga ketertiban dikelas daripada
pengajaran dan pembelajaran.Guru otoritarian menempatkan batas dan control tegas pada
siswadan sedikit bercakap dengan mereka.Siswa dikelas ini cenderung menjadi pembelajar pasif,
gagal memulai kegiatan, mengungkapkan kecemasan dengan perbandingan, dan memiliki

keterampilan komunikasi yang buruk. Sedangkan gaya manajemen kelas permisif menawarkan siswa
otonomi yang cukup, tetapi mereka mendapatkan sedikit dukungan dalam mengembangkan
keterampilan belajar atau mengelola prilaku

mereka. Tidak mengherankan bila siswa dikelas permisif cenderung memiliki kemampuan akademik
yang memadai dan control diri yang rendah.Oleh karena itu, setiap instansi pendidikan terkait harus
dapat bekerjasama untuk dapat terwujudnya pendidikan melalui pengelolaan kelas secara efektif,
untuk menciptakan, mengajar, serta mempertahankan ketentuan dan prosedur ada beberapa
langkah yang harus diterapkan yaitu :

 Mengajak siswa untuk bekerja sama


 Mengembangkan hubungan positif dengan siswa
 Ajak siswa untuk berbagi dan bertanggung jawab
 Berilah ganjaran perilaku yang tepat
 Pilihlah penguat yang efektif
 Gunakanlah petunjuk dan pembentukan secara efektif
 Gunakanlah penghargaan untuk memberikan informasi mengenai penguasaan, bukan untuk
mengendalikan perilaku siswa

3. Bagaimana Cara Penyampaian yang baik dalam Pembelajaran?


Beberapa aspek komunikasiyang baik dalam mengelola kelas dan menyelesaikan konflik secara
konstuktif ialah :
a. Keterampilan berbicara

b. Keterampilan mendengarkan
c. Komunikasi nonverbal

 Keterampilan Berbicara

Guru adalah salah satu hal yang paling penting untuk diingat adalah untuk mengkomunikasikan
informasi secara jelas dalam mengungkapkan kepada kelas dan siswa ( Jerman, dkk, 2010; Grice &
Skinner, 2010; Pearson dkk. & 2011 ).Karena kejelasan dalam berbicara sangat penting dalam
pengajaran yang baik. Strategi berbicara menurut Florez, 1999 :

1. Memilih kosakata yang dapat dipahami dan sesuai dengan tingkat siswa
2. Berbicara dengan kecepatan yang tepat, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat
3. Menjadi tempat dalam komunikasi dan menghindari ketidakjelasan
4. Menggunakan perencanaan yang baik dan kemampuan berpikir logis sebagai dasar-dasar
dari berbicara dengan jelas dengan kelas anda
5. Memberikan julukan dan pelabelan, karena ini dapat mengecilkan hati orang lain
6. Menasihati, pada saat berbicara kepada orang lain sambil memberi solusi kepada mereka
7. Memerintahkan, hindari memerintahkan orang lain untuk melakukan hal yang kalian
inginkan karena dapat menyebabkan perlawanan dan itu tidak efetif
8. Berceramah, menceramahi siswa tentang yang seharusnya dengan cara yang
9. mengutuk dapat meningkatkan kecemasan pada diri siswa
 Ketrampilan Mendengarkan

Ketika anda dan siswa anda memiliki keterampilan mendengarkan yang baik maka anda akan lebih
mudah mengelola kelas secara efektif. Karna jika anda seorang pendengar yang baik maka siswa,
orang tua, guru lain, dan administrator akan tertarik kepada anda. Namun jika siswa anda
merupakan pendengar yang baik, mereka dapat lebih menyimakpengarahan anda dan memiliki
hubungan social yang lebih baik.Mendengarkan aktif mengandung arti memberikan perhatian
kepada sang pembicara,focus kepada konten intelektual dan emosional dari pesan. Berikut adalah
beberapa strategi menjadi pendengar yang aktif dan baik :

 Perhatikan dengan seksama orang yang berbicara, termasuk pertahankan kontak mata anda
 Parafrasa
 Menyintesis tema dan pola
 Berikan tanggapan secara kompeten

 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal ketika anda berkomunikasi anda juga melipat tangan,melemparkan mata,
menggerakkan mulut anda menyilangkan kaki anda, dan menyentuh orang lain. Banyak ahli
komunikasi berpendapat bahwa komunikasi yang paling interpersonal adalah tertulis ( Burgoon,
Guerrero, & Floyd, 2010; Stewart, 2009 ). Seorang yang duduk dipojo, diam – diam membaca
mengkomunikasikan sesuatu secara tertulis, mungkin bahwa ia ingin dibiarkan sendiri. Dan saat
anda melihat siswa anda sedang melihat keluar jendela dengan tatapan kosong, kemungkinan
bahwa ia sedang merasa bosan. Sangat sulit untuk menutupi komunikasi secara tertulis. Akui bahwa
hal ini dapat memberi tahu anda tentang cara orang lain benar – benar merasa.Kita dapat lebih
mengeksplorasi komunikasi tertulis dengan memeriksa ekspresi wajah, ruang pribadi, dan
keheningan. Wajah orang – orang mengungkapkan emosi dan menyampaikan hal yang benar –
benar penting bagi mereka (Adams & Galanes, 2009; Kulit & Eaves, 2008; Verderber, & Sellnow,
201 ). Senyum,

Anda mungkin juga menyukai