DISUSUN OLEH:
NENG SRI TIAS HARTATI
857508408
UPBJJ BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
KB.1 KETERAMPILAN BERTANYA
A. RASIONAL
Kegiatan bertanya dapat dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas usia.
Mulai dari anak kecil sampai yang tua dapat bertanya . Masa yang paling bagus untuk
bertanya ialah saat seseorang sudah tahap anak anak karena masa itu adalah masa yang rasa
ingin tahu sangat besar. Pada umummnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh
informasi. Tetapi dalam pembelajaran kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak
hanya bertujuan memperoleh informasi tetapi meningkatkan interaksi antara siswa dan guru
agar pembelajaran dikelas lebih hidup atau aktif.
B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN
Menurut G.A Brown dan R Edmondson (1984) mendefinisakan bahwa pertanyaan
sebagai “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan sebagai berikut.
1. Membangkitkan minat siswa tentang suatu topik
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakkan penerapan belajat aktif.
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstrukturkan tugas-tugas
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7. Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa siswa harus terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya
tentan informasi yang diberikan.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru.
11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni
C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA
· Ketrampilan bertanya dasar terdiri dari komponen komponen berikut yaitu: pengajuan
pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran,
penyebaran, pemberian waktu berfikir, pemberian tuntunan
· Ketrampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen: pengubahan tuntutan kognitif dalam
menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak,
peningkatan terjadinya interaksi
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam menerapkan ketrampilan bertanya dasar dan lanjut, guru perlu memperhatikan prinsip
prinsip berikut :
a) Kehangatan dan keantusiasan
b) Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri , menjawab pertanyaan sendiri ,
mengajukan pertanyaan yang mengandung jawaban serempak , mengulangi jawaban siswa ,
mengajukan pertanyaan ganda , dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan.
c) memberikan waktu berpikir
d) mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
e) menilai pertanyaan yang telah diajukan
MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
KB.2 KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
C. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut
1) Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan bahan yang
dijelaskan.
2) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran tergantung dari munculnya
kebutuhan akan penjelasan.
3) Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran
4) Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu
penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa menajukan usatu pertanyaan yang memerlukan
penjelasan.
MODUL 8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
KB. 1 KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Secara Umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah
keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajara,
sedangkan keterampilan meneutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan
usaha guru dalam mengakhiri pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:
Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus
dikerjakan siswa
Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung
Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang
telah dijalani
Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja
dikuasai
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal kegiatan. Komponen
keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
b. Menimbulkan motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, diantaranya: sikap hangat dan
antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan
memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan
Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut: Mengemukakan tujuan
dan batas-batas tugas, Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, Mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas dan Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha guru untuk mengaitkan
pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai menyajikan bahan apersepsi
yang dilakukan pada awal pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar kegiatan
menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai berikut
a. Meninjau kembali (mereviu)
Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: merangkum inti pelajaran dan membuat
rangkuman
b. Menilai (mengevaluasi)
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut: Tanya jawab secara lisan,
yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan, kelompok, atau klasikal,
Mendemonstrasikan keterampilan, Mengaplikasikan ide baru, Menyatakan pendapat tentang
masalah yang dibahas dan Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis pula
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari,
guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa: Tugas-tugas yang dapat dikerjakan
secara individual, seperti pekerjaan rumah (PR) dan Tugas kelompok untuk merancang
sesuatu atau memcahkan masalah berdasarkan konsep yang baru dipelajari.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna,
artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa
sehingga mampu mencapai tujuan yang diingatkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan
motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan
pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatanyang lepas-lepas dan berdiri sendiri.
A. RASIONAL
Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA
yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan perkataan lain,
dominasi guru didalam kelasharuslah dikurangi sehingga tersedia kesempatan bagi siswa
untuk berpartisipasi secara aktif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok diharapkan
siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta mampu mengungkapakan pikiran dan
perasaannya dengan baik.
B. PENGERTIAN
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat
berikut harus dipenuhi.
Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota
kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta beromunikasi
secara bebas dan langsung.
Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja
sama untuk mencapainya.
Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelopok
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
Kemukakan masalah-masalah khusus
Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
Rangkum hasil pembicaraan diskusi.
2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan
atau contoh-contoh yang sesuai, sehingga kelompok dapat memperoleh
informasi secara lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik. Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan
pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian, kita hendaknya mampu
menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara antara lain sebagai berikut:
Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan peserta didik.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menantang peserta didik untuk
berpikir.
Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
Memberikan waktu untuk berpikir
Memberikan dukungan kepada usulan pendapat peserta didik dengan penuh
perhatian
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Mencoba memancing usulan peserta didik yang enggan berpartisipasi dengan
mengarah langsung secara bijaksana. Mungkin kita sering menjumpai peserta
didik yang sangat pasif, seakan-akan tidak mau terlibat dalam kegiatan
diskusi. Jika demikian, kita perlu melibatkan mereka secara khusus.
Mencegah terjadinya pembicaran serentak dengan memberi giliran kepada
setiap orang, terutama yang pendiam terlebih dahulu
Secara bijaksana usahakan mencegah orang yang suka memonopoli
pembicaraan
Mendorong setiap orang untuk mengomentari usulan temannya sehingga
interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan
6. Menutup diskusi
Dengan bersama-sama, kita membuat rangkuman hasil diskusi
Kita perlu memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi
Kita lakukan evaluasi bersama atas proses maupun hasil diskusi yang telah
dicapai.
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara
efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun
sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan tersebut adalah sebagai berikut:
Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang
kelas siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara
lisan
Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topic / masalah yang
memerlukan informasi / pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau
memecahkanya.
Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk
membimbingnya.
Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan
Sebelum diskusi guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan
Diskusi mempunyai keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelamahan yang dapat
menggagalkan atau tidak tercapainya diskusi
Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut: menyelenggarakan diskusi
dengan topik yang tidak sesuai, mendominasi diskusi dengan berbagai
informasi, membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan, tergesa-gesa
meminta respon siswa, membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi untuk
tetap pasif, dan tidak memperjelas uraian.
A. RASIONAL
Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Guru dapat membantu siswa sesuai dengan
kebutuhan misalnya dengan cara memberi tugas yang sesuai dengan kemampuannya atau
menilai kemampuan siswa dengan cara yang paling tepat. Dari pihak siswa belajar dalam
kelompok kecildan perorangan memungkinkan mereka meningkatkan keterlibatannya dalam
kegiatan pembelajaran.
B. PENGERTIAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal. Dalam
konteks ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok kecil atau perorangan.
Dengan demikian, para siswa akan mengalami kegiatan belajra secara klasikal, kolompok
kecil, dan perorangan sesuai dengan hakikat topik yang sedang dipelajari dan tujuan yang
ingin dicapai. Pengajaran kelompok kecil ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru dan siswa
serta siswa dengan siswa.
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kempuan, dan minatnya sendiri.
Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya.
Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh,
materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping menuntut
perubahan peran guru, juga menuntut adanya perubahan dalam pengelolaan. Pengaturan
kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan dapat dibuat dengan
berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat topik yang dibahas, tujuan yang ingin
dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok kecil atau
perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar. Yang penting guru
harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa pengaruh kepada pengelolaan
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen
pokok yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu komponen yang
berkaitan dengan penanganan orang dan tugas. Keempat kelompok komponen keterampilan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Perlu diketahui bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan
akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Suasana yang demikian itu, dapat
diciptakan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa.
Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa.
Memberikan respons positif terhadap buah pikiran yang dikemukakan siswa.
Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh ucapan
yang tulus.
Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa.
Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman.