Anda di halaman 1dari 16

MODUL 7 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I

KB 1

Kegiatan Belajar 1:
Keterampilan Bertanya

A. Rasional
Kegiatan bertanya dapat dilakukan oleh semua orang tanpamemandang batas usia. Mulai
dari anak kecil sampai yang tuadapat bertanya . Masa yang paling bagus buntuk bertantaialah saat
seseorang sudah tahap anak anak karena masa ituadalah masa yang rasa ingin tahu sangat besar.
Padaumummnya tujuan bertanya adalah untuk memperolehinformasi. Tetapi dalam pembelajaran
kegiatan bertanya yangdilakukan oleh guru tidak hanya bertujuan memperolehinformasi tetapi
meningkatkan interaksi antara siswa dan guruagar pembelajaran dikelas lebih hidup atau aktif.

B. Definisi dan fungsi pertanyaan


Menurut G.A Brown dan R Edmondson (1984) mendefinisakan bahwa pertanyaan
sebagai “segala pernyataanyang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”. Turney (1979)
mengidentifikasi12 fungsi pertanyaan sebagaiberikut :
a. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
b. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
c. Menggalakkan penerapan belajar aktif.
d. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
e. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal.
f. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
g. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif
dalampembelajaran.
h. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yangdiberikan.
i. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan prosesberpikir.
j. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pertanyaan guru.

C. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya


➢ Ketrampilan bertanya dasar terdiri dari komponen komponen :
a) Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b) Pemberian acuan
c) Pemusatan
d) Pemindahan giliran
e) Penyebaran
f) Pemberian waktu berpikir
g) Pemberian tuntunan

➢ Ketrampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen :


a) Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b) Pengaturan urutan pertanyaan
c) Penggunaan pertanyaan pelacak
d) Peningkatan terjadinya interaksi

D. PrinsiP Penggunaan
Dalam menerapkan ketrampilan bertanya dasar dan lanjut, guru perlu memperhatikan
prinsip prinsip berikut :
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri , menjawab pertanyaan sendiri ,
mengajukan pertanyaan yang mengandung jawaban serempak , mengulangi jawaban siswa,
mengajukan pertanyaan ganda , dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan.
3. Wakyu berfikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang
diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
4. Pertanyaan pokok harus disusun terlebih dahulu , kemudian dinilai sesudah selesai
mengajar.
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan. Pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru
setelah pelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran
dapat diketahui dengan jelas.

KB 2
Keterampilan Memberi Penguatan

A. Pengertian dan Tujuan


Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik.
Yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku
yang baik tersebut penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif menumbuhkan rasa percaya diri serta
memelihara suasana kelas yang kondusif. Penguatan dibagi menjadi dua yaitu penguatan verbal
dan non verbal. Penggunaan verbal diberikan dalam bentuk kata kata atau kalimat pujian
sentuhan kegiatan yang menyenangkan ,serta benda atau simbol penguatan dapat juga
diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh jika respon atau perilaku siswa tidak sepenuhnya
memenuhi harapan.
Dalam memberikan penguatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus berfariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
6. Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul
B. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
1. Penguatan Verbal
2. Penguatan Nonverbal
3. Penguatan Tak Penuh

C. Prinsip Penggunaan
1) Kehangatan dan Kuantitas
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan muka berseri disertai
senyuman, suara yang riang penuh perhatian atau sikap yang memberi kesan
bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
2) Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya, siswa
memang merasa terdorong untuk meningkatkan penampilannya.
3) Menghindari Penggunaan Respond Negatif
Respond negatif seperti kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari guru
merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang kondusif
dan kepribadian siswa sendiri.

KB 3
Keterampilan Mengandakan Variasi

Keterampilan dasar mengajar ketiga yang harus dikuasai selain keterampilan bertanya
dan keterampilan memberi penguatan yaitu keterampilan mengadakan variasi. Pada
keterampilan ini dapat dikuasai jika guru telah menguasai keterampilan bertanya dan
keterampilan memberi penguatan. Oleh sebab itulah sebelum mulai mempelajari keterampilan
mengadakan variasi, terlebih dahulu seorang guru mampu menguasai keterampilan bertanya
dan keterampilan member penguatan.

A. Pengertian dan Tujuan


Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton, variasi dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk
memberikan kesan yang unik. Di dalam kehidupan sehari-hari variasi memegang peranan yang
sangat penting. Tanpa variasi hidup ini akan menjadi membosankan namun sebaliknya variasi
membuat hidup menjadi lebih bergairah, dinamis, dan penuh harapan. Sejalan dengan
kehidupan sehari-hari, variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi
sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama. Tidak jarang terjadi adanya
siswa yang selalu hafal dengan “gaya” mengajar gurunya sehingga ia sudah bisa menebak apa
yang akan dikatakan oleh guru. Hal demikian, sering dijadikan bahan permainan yang
disampaikan dengan berbagai kode. Tentu saja keadaan seperti ini, tidak menunjang
keefektifan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan daripada variasi di dalam kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
2. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
3. Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelesaikan hal-hal baru.
4. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan tujuan seperti itu, kiranya dapat dipahami betapa pentingnya keterampilan
mengadakan variasi bagi seorang guru. Dengan variasi yang diadakan guru, bukan saja siswa
yang akan memperoleh kepuasan belajar, tetapi guru pun akan memperoleh kepuasan dalam
mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengadakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran yang dikelolanya.

B. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi


Pada dasarnya, variasi dlam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Variasi dalam gaya belajar
Pada variasi dalam gaya belajar seorang guru sering dikaitkan dengan
kepribadian guru tersebut sehingga sering terdengar di antara para siswa bahwa guru A
duduk ketiak berbicara, guru B sering marah-marah, guru C suka berguarau dan
sebagainya. Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang
dapat divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir sebagai berikut :
a. Variasi Suara
b. Pemusatan Perhatian
c. Kesenyapan
d. Mengadakan Kontak Pandang
e. Gerakan Badan dan Mimik
f. Perubahan Dalam Posisi Guru

2. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan


Pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang paling
didominasi guru sampai yang berpusat pada siswa sendiri. Dilihat dari
pengorganiasasian siswa, pla interaksi dapat dibedakan atas pola interaksi klasikal,
kelompok, dan perorangan.
3. Variasi Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran
Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak untuk menjadi
menarik jika disajikan dengan menggunakan media dan alat yang tepat. Alat
bantu pelajaran data divariasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan
indera para siswa. Variasi ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Variasi Alat Bantu yang Dapat Dilihat
Penggunaan alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat merupakan variasi yang
kaya dan dapat meningkatkan minat dan perhatian para siswa pada kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
b. Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Didengar
Pada umumnya, alat bantu pembelajaran yang dapat didengar dengan
mendominasi kelas. Oleh karena itu, suara guru harus cukup mampu menarik
perhatian siswa. Guru harus mampu mevariasikan suaranya, dari tinggi ke rendah,
sedih ke gembira.
c. Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Diraba dan Dimanipulasi
Penggunaan alat ini secara tepat akan dapat menumbuhkan dan memelihara
minat siswa dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif.
Kesempatan memanipulasi alat bantu pelajaran sangat langka terjadi, padahal
kesempatan tersebut member variasi yang sangat bermakna bagi siswa.

C. Prinsip Penggunaanan
Agar variasi dapat berfingsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip
penggunaan sebagai berikut :
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi
yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu
terjadinya proses belajar.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak merusak
suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan
yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran.
KB 4
Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan dasar mengajar keempat yang harus dikuasai oleh guru adalah
keterampilan menjelaskan. Kegiatan menjelaskan merupakan kegiatan yang paling sering
dilakukan guru dalam pembelajaran. Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami dengan
baik oleh siswa, tentu saja guru harus menguasai teori memberikan pembelajaran.

A. Pengertian dan Penjelasan


Istilah menjelaskan sering dikacaukan dengan menceritakan, misalnya pengalaman
berkelana ke berbagai daerah yang diceritakan kepada orang lain sering dianggap sebagai
kegiatan menjelaskan. Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat
sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian ingormasi
secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang
informasi yang satu dengan yang lain. Sebagai satu keterampilan yang bersifat generic,
keterampilan menjelaskan seyoginya dikuasai oleh semua guru, terlepas dari tingkat/kelas
maupun bidang studi yang diajarkan. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
1) Membantu siswa memahami berbagai konsep, hokum, dalil, dan sebagainya
secaraobjektif dan bernalar.
2) Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
pembelajaran.
3) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui
cara berpikir yang lebih sistematis.
4) Mendapatkan balikan dari siswa tentang tifnkat pemahamannya terhadap konsep
yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses pemeliharaan
dalam penyelesaian ketidakpastian.
Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan memungkinkan guru untuk:
1) Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan
penjelasasn yang bermakna bagi siswa.
2) Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
3) Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
4) Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar
5) Menggunakan waktu secara efektif.

B. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan memberikan penjelasan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar,
yaitu keterampilan merencanakan penjelasan dan keterampilan menyajikan penjelasan.
Keberhasilan suatu penjelasan sangat tergantung dari tingkat penguasaan guru terhadap kedua
jenis komponen keterampilan tersebut. Oleh karena itu, seorang guru ditntut untuk mampu
merencanakan dan menyajikan penjelasan.
1) Keterampilan Merencanakan Penjelasan
Merencanakan penjelasan mencakup 2 subkomponen, yaitu yang berkaitan dengan isi pesan
atau materi pembelajaran yang akan dijelaskan dan yang mberkaitan dengan siswa sebagai
penerima pesan.
a) Merencanakan isi pesan
Merencanakan isi pesan atau materi pembelajaran merupakan tahap awal dalam proses
mejelaskan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perencanaan yang matang tentang materi yang akan
dijelaskan merupakan awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Perencanaan ini mencakup
tiga hal yaitu menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan, menetapkan jenis
hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut dan menelaah hukum, rumus, prinsip atau
generalisassi yang mungkin dapat digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
b) Menganalisis karakteristik penerima pesan
Dalam merencanakan suatu penjelasan karakteristik siswa sebagai penerima pesan perlu
dipertimbangkan dengan cermat. Sasaran utama penjelasan yang diberikan guru adalah
pemahaman siswa. Mampu tidaknya siswa memahami penjelasan guru sangat tergantung dari
kemampuan guru menganalisis karakteristik siswa.

2) Keterampilan Menyajikan Penjelasan.


Keterampilan menyajikan penjelasan memegang peranan penting dalam pelaksanaan
rencana penjelasan yang sudah baik. Keterampilan menyajikan penjelasan terdri dari
komponen-komponen berikut :
a) Kejelasan
Kejelasan dari suatu penjelasan tergantung dari berbagai faktor seperti kelancaran dan
kejelasan ucapan dalam berbicara, susunan kalimat yang baik dan benar, penggunaan istilah-
istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa, serta penggunaan waktu “diam
sejenak” untuk melihat reaksi siswa terhadap penjelasan yang diberikan. Kelancaran dan
kejelasan ucapan dalam berbicara sangat menentukan kualitas suatu penjelasan.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Suatu penjelasan akan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami jika disertai dengan contoh
dan ilustari yang tepat. Konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan pemberian
contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan nyata para siswa. Pola pemberian contoh
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pola induktif dan deduktif.
c) Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, sering terjadi guru berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang
sebenarnya sangat tipis kaitannya dengan masalah pokok yang dijelaskan. Akibatnya, setelah
berakhirnya penjelasan, siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dijelaskan olah guru. Untuk
menghindari hal tersebut ada dua subketerampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
meberikan tekanan, yaitu variasi gaya mengajar dan membuat struktur sajian.
d) Balikan
Tujuan utama guru dalam memberikan penjelasan adalah agar siswa memahami masalah yang
dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu, selam memberikan penjelasan guru hendaknya
meluangkan wkatu untuk memeriksa pemahaman para siswa dengan cara menajukan
pertanyaan atau melihat ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan guru. Dengan
cara seperti ini, guru akan mendapatkan balikan dari penjelasan yang diberikan.

C. Prinsip Penggunaan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut
1) Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan bahan yang
dijelaskan. Ketiga komponen inin harus mempunyai kaitan yang jelas sehingga bahan yang
jelaskan guru sesuai dengan khazanah pengalaman dan latar belakang kehidupan siswa.
2) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran tergantung dari munculnya
kebutuhan akan penjelasan.
3) Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran
4) Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu
penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa menajukan usatu pertanyaan yang memerlukan
penjelasan.
MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

KEGIATAN BELAJAR 1
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN


Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki
inti kegiatan, sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan
atau menindaklanjuti topik yang telah di bahas
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran
adalah:
1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran ;
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran ;
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang batasan-batasan tugas yang harus
dikerjakan siswa;
4. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari ;
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran
adalah :
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung ;
2. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah
dijalani ;
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja
dikuasai.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN


1. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa.
b. Menimbulkan motivasi
c. Memberi acuan.
d. Membuka kaitan agar pembelajaran menjadi bermakna.
2. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali (review).
b. Menilai (mengevaluasi).
c. Memberi tindak lanjut.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
1. Bermakna
Prinsip bermakna disini artinya kegiatan yang dilakuakn dalam membuka dan
menutup pelajaran relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai karakteritistik
siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Berurutan dan Berkesinambungan
Prinsip berurutan dan berkesinambungan disini maksudnya adalah membuka dan
menutup kegiatan pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran,
dan bukanlah kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri sendiri.

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

A. RASIONAL
Sesuai bunyi sila ke 4 pancasila yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Sila ini mengisyaratkan
kepada kita bahwa musyawarah dan mufakat adalah cirri khas kehidupan bangsa
Indonesia yang diterapkan untuk menghasilkan keputusan. Alasan lain pentingnya
diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menuntut
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

B. PENGERTIAN
Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, berikut
syarat yang harus dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar 3-9 orang
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok
berkesempatan saling melihat, mendengar, sea berkomunikasi secara bebas dan
langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kersa sama untuk
mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya
tujuan kelompok.
Jadi, kelompok diskusi kecil harus memenuhi ke empat syarat tersebut.

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK


KECIL
Agar guru dapat membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6 komponen
keterampilan yang perlu dikuasai guru, yaitu :
1. Memusatkan perhatian
2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat
3. Menganalisis pandangan
4. Meningkatkan Urunan
5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
6. Menutup Diskusi

D. PRINSIP PENGGUNAAN
Prinsip-prinsip penggunaan adalah sebagai berikut
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas
yang siswanya sudah mampu ungkapkan fikiran dan perasaan secara lisan
2. Topic atau masalah yang didiskusikan harus masalah yang memerlukan
informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya.
3. Diskusi kelompok siswa SD masih banyak memerlukan bantuan guru. Oleh karena
itu hendaknya guru dapat memodelkan fngsi pimpinan diskusi kelompok sehingga
secara berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi.

KEGIATAN BELAJAR 3
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. RASIONAL
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang
mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Guru memegang peranan
penting di dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif. Oleh karena itu, merupakan
tuntutan yang wajar jika guru harus mampu mengatur barang dan orang hingga tercipta
iklim kondusif.

B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari
pendekatan yang dianut.
1. Pendekatan otoriter, mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat
kegiatan yang dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan di dalam
kelas.
2. Pendekatan permisif, sebagai lawan dari pendekatan otoriter, mendefinisikan
pengelolaan kelas sebagai usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan ini mendefinisikan pengelolaan
kelas sebagai serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku
yang baik, dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
4. Penciptaan iklim sosioemosional, proses belajar yang dapat dimaksimalkan dalam
iklim kelas yang positif.
5. Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya
pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL


Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang diarahkan untuk membantu siswa
menguasai kemampuan yang diharapkan, seperti memberikan penjelasan, mendiagnosis
kesulitan belajar, membimbing diskusi kelompok atau menyusun lembaran kerja. Kegiatan
instruksional menimbulkan masalah-masalah instruksional, sedangkan kegiatan
pengelolaan dapat menimbulkan masalah pengelolaan.

D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN
Komponen keterampilan mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan keterampilan yang bersifat represif.
1. Keterampilan yang bersifat Preventif
Keterampilan ini mencakup kemampuan guru untuk mencegah terjadinya gangguan
sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara.
2. Keterampilan yang bersifat Represif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan
yang muncul secara berkelanjutan sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat
dikembalikan menjadi kondisi yang optimal.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal
berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas
yang menyenangkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan
berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang
menyimpang.
3. Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya
gangguan.
5. Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan
perhatian pada hal-hal yang negative.
6. Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.
7. Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal sebagai berikut :
a. Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan.
b. Kesenyapan.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
d. Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok pembahasan.
e. Bertele-tele
f. Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.

KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu
yang berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan
skill dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah
kemampuan guru membimbing murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar
antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam mengajar perorangan adalah kemampuan guru dalam membimbing murid
dalam belajar secara individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
bermasalah.

A. RASIONAL
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir
pelajaran. Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu tertentu
maupun dalam jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya sama dengan
jumlah kelas yang ada di SD tersebut. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sebagai bekal melaksanakan
pembelajaran kelas rangkap.
Hal-hal berikut ini yang menjadi alasan perlunya pengajaran kelompok kecil dan
perorangan:
1. Pada dasarnya seorang siswa berbeda dengan siswa lainnya (individual differences),
sehinngga memerlukan perlakuan/layanan yang tidak harus sama.
2. Dalam pengajaran klasikal, perbedaan individual tidak mendapat perhatian guru.
Karena itu, diperlukan pengajaran perorangan.
3. Perbedaan individual perlu mendapat perhatian yang lebih manusiawi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Dalam kelompok kecil hubungan guru-siswa dan siswa-siswa, lebih akrab, sehingga,
mereka dapat saling membelajarkan, daya kreatif dan kepemimpinan siswa berkemban,
siswa aktif belajar secara optimal sesuai dengan kebutuhannya( kadar cbsa tinggi).
5. Belajar dalam kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif yang dapat
dikombinasikan dengan pengajaran klasikal.
6. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang profesional.

B. PENGERTIAN
Sebagai seorang guru SD, anda mungkin sudah sering melaksanakan pembelajaran
kelompok kecil dan perseorangan, namun anda mungkin tidak pernah memikirkan bahwa
anda menerapkan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks, yaitu mengajar
kelompok kecil dan perseorangan
pengertian di atas dapat anda simak bahwa pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
ditandai oleh hal-hal berikut:
1. Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Siswa tidak saja belajar dari guru tetapi dari temannya sendiri.
2. Siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, cara dan kecepatannya
sendiri. Siswa yang ingin belajar sendiri mendapat kesempatan untuk belajar sendiri,
yang ingin berkelompok boleh bekerja dalam kelompok. Siswa yang lebih cepat
selesai dapat membantu temannya.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya. Oleh karena itu, guru perlu
tanggap terhadap kesulitan/masalah yang di hadapi siswa sehingga dapat member
bantuan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat
yang akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi
muncul. Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan
menimbulkan rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat
penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
rangkap.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN
Ada 4 (Empat) komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran
kelompokkecil dan perorangan. Bila diteliti lebih jauh, pengajaran kelompok kecil dan
perorangan, masing-masing memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan penanganan
tugas. Karena dalam bab ini diuraikan empat kelompok keterampilan, yaitu : Mengadakan
pendekatan secara pribadi, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Komponen-komponen tersebut akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Keterampilan Mengorganisasikan
3. Keterampilan Membimbing Dan Memudahkan Belajar
4. Keterampilan Merencanakan Dan Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
E. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Agar dapat menggunakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara
efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru seperti :
1. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil atau
perorangan. Hal – hal yang bersifat umum seperti pengarahan, informasi umum dan
sebagainya diberikan dalam bentuk kelas besar.
2. Dalam pengajaran kelompok kecil langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru
adalah mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang
ditentukan. Langkah ini merupakan landasan bagi berlangsungnya kegiatan.
3. Kegiatan pengajaran kelompok kecil yang efektif diakhiri oleh suatu kulminasi yang
dapat berupa rangkuman, pemantapan, laporan, dan sebagainya yang semuanya
memungkinkan siswa saling belajar.
4. Dalam pengajaran perorangan guru sangat perlu mengenal siswa secara pribadi,
hingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
5. Kegiatan dalam pengajar perorangan dapat bekerja bebas dengan bahan yang telah
siap pakai ( misalnya dengan paket belajar atau dengan bahan yang disiapkan oleh
guru ), dapat pula bekerja dalam kelompok kecil, dengan demikian dalam situasi
pengajaran perorangan guru mungkin bekerja dengan satu orang siswa, 2 orang
siswa, atau mengunjungi tiap siswa dengan berbagai kegiatan bila muncul kebutuhan
untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai