Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadai atau dibicarakan,
Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya,
Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik,
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan
ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab atau bertanya
Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1. Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan katakata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2. Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat,
penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan
yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh
(partial).
c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan
keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1. Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan
variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru
(teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang
dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan
variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi
oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi
(gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi
sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid,
yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid,
murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid
dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap
siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan
prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan
bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1).
Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. (2). Penyajian suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha
menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan
motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara
materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai
siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. KETEAMPILAM MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
2.
3.
4.
5.
6.
menutup diskusi
10
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas
dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang
cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat
memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan
dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
DAFTAR BACAAN
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
I.
PEMBAHASAN
1.1 PENDAHULUAN
Menurut Richard N. Jensen. (1974) yang dikutip oleh yatiman (1999) dalam Suwarna, M.pd., dkk
(2005 : 3), pengajaran mikro didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang
calon guru mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu. Oleh
karena itu, pengajaran mikro ini diberikan kepada mahasiswa agar terlatih dalam berbagai
keterampilan dasar keguruan.
Dengan adanya pembelajaran mikro mahasiswa telah terlatih dan memiliki mental yang cukup
baik sebelum mereka dihadapkan praktik pembelajaran di sekolah. Hal tersebut akan tercapai,
apabila pengajaran mikro dialaksanakan berulang-ulang sehingga calon guru memperoleh
kesiapan mental yang baik. Dalam Pengajaran mikro terdapat melatih keterampilan mengajar
11
yang diantaranya keterampilan membuka dan menutup pelajaran serta keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
Dengan keterampilan tersebut dapat membantu guru menyiapkan mental siswa sebelum
mengikuti pelajaran dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa yang akan dibicarakan
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa melalui
dinamika kelompok dan memberikan kesempatan siswa untuk lebih kreatif. Hal tersebut tercakup
dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang akan dibahas lebih lanjut di
bawah ini.
B.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dari beberapa kemampuan keterampilan mengajar adalah membuka dan menutup pelajaran.
1. Hakikat Serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman
siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan membuka pembelajran
dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang
akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa yang akan dibicarakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan peryataan guru untuk menyimpulkan atau mengakhiri
kegiatan inti. Kegiatan menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap penggal
kegiatan, misalnya mengakhiri diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah
dikerjakan siswa dan lain-lainnya.
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada
akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis besar
meteri yang baru saja dibahas, mengkonsolidasikan perhatian siswa pada hal-hal pokok dalam
pelajaran yang sudah dipelajari, dan mengorganisasikan semua kegiatan ataupun pelajaran yang
telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu.
2.
12
Pada setiap awal pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
1)
Dalam upaya membangkitkan perhatian dan minat siswa untuk mengikuti hal-hal yang akan
dipelajari, ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru antara lain:
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan sikap dan gaya mengajar guru.
Seorang guru yang mengajar dengan duduk saja atau hanya berdiri saja atau hanya berdiri di
sudut tanpa banyak gerak akan membuat siswa mengantuk. Sebaiknya, guru memvariasi gaya
mengajar, misalnya dengan berdiri di tengah-tengah kemudian berjalan ke belakang atau ke
samping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa. Juga variasi dalam penggunaan
suara dan intonasi, dalam cara masuk kelas, dan sebagainya. Gerak tubuh/tanggan serta ekspresi
muka sangat membantu untuk menarik perhatian siswa, asalkan semuanya bermakna.
Jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis di papan tulisa atau menunjukan sesuatau pada
siswa, maka siswa akkan menjadi bosan. Agar siswa tertarik, hendaknya menggunakan alat bantu
seperti gambar, model, skema, surat kabar, dan sebagainya.
Siswa
Guru
Siswa
Siswa
Guru
Siswa
Siswa
Dalam interaksi diatas, guru menayakan sesuatu kemudian siswa langsung menjawab; atau guru
memberikan pertanyaan atau permasalahan untuk dipecahkan, kemudian siswa mengadakan
diskusi kecil (power two); atau guru menujukan tugas kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di
muka kelas dan siswa lainnya memberikan tanggapan.
13
2)
Menimbulkan motivasi
Dalam mengikuti pelajaran, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, tetapi ada juga yang
bermotivasi rendah. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung motivasi siswa dapat
berubah-ubah yang disebabkan oleh factor eksternal, seperti kondisi dan cara belajar yang
menjenuhkan, sulit diikuti, tidak menarik, dan lain sebagainya. Ada berbagai cara untuk
menimbulkan moyivasi belajar pada siswa, antara lain:
Guru yang keliahatanya tidak segar, gerak lamban, dan suara lirih serta kurang hangat, akan
mengaruhi siswa dalam belajar. Karena itu, guru hendaknya bersikap ramah, antusias, dan penuh
semangat.
Guru dapat menimbulkan motivasi yang kuat dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan
keheranan pada diri siswa. Menceritakan suatu peristiwa actual yang menimbulkan pertanyaan
atau menunjukan model atau gambar yang meranngsang siswa untuk berpikir merupakan caracara yang dapat digunakan. Ini jauh lebih efektif daripada meberikan ancaman.
3)
Dalam membuka pelajaran, guru hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar
dan hal-hal yang diperlukan agar siswa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apa yang
akan dipelajari dan cara-cara yang akan ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Cara
memberikan acuan atau struktur dapat dilakukan guru abtara lain dengan:
1. Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-batas tugas.
2. Memberikan petunjuk atau saran langkah-langkah kegiatan.
14
Menunjukan kaitan
Dalam proses belajar mengajar, penting sekali mengintergrasikan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Apabila seorang guru akan menjelaskan materi baru,
hendaknya dikaitkan dengan materi yang telah diketahui oleh siswa atau dengan pengalaman
siswa yang sudah ada, atau dengan minat kebutuhan siswa. Beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh guru adalah sebagai berikut:
Peril ditegaskan bahwa bahan apersepsi ini perlu dipikirkan dan direncanakan karena merupakan
batu loncatan untuk mengetahui pengalaman baru. Misalnya guru saat menjelaskan bersuci dalam
beribadah, ia perlu memikirkan kapan dan dimanakah siswa harus melakukan bersuci dalam
beribadah dan hubungannya bersuci dengan ibadah.
Mengusahan kesinambungan
Sebelum memulai pelajaran baru, guru dapat meninjau kembali inti yang lalu atau dapat meninjau
kembali inti pelajaran yang lalu atau meminta siswa untuk meringkas, kemudian baru membuat
kajian dengan pelajaran baru. Misalnya saat akan menjelaskan perkalian, guru harus mengetahui
kemampuan setiap siswa tentang penjumlahan sebagai prasyarat membahas perkalian.
Cara yang efektiff adalah dengan membandingkan atau mempertimbangkan antara pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru. Misalnya dalam pengajaran yang lalu yang sudah kita pelajari
taentang jual beli yang diperbolehkan adalah begini .. sekarang kita bicarakan tentang
jual beli yang dilarang adalah begini
2.
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan belajar, guru harus
melakukan kegiatan mentup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi pelajaran yang sudah dipelarjari. Cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran abatar lain:
15
1)
Meninjau kembai
Guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah diajarankan itu sudah dikusi oleh siswa
atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah:
a) Merangkum inti pelajaran
b) Membuat ringkasan
2)
Mengevalusi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah
dajarkan, guru melakukan penilaian/ evalusai. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:
a)
Mendemonstrasikan keterampilan
b)
c)
d)
3)
Unsur manuasiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dan memberikan
dorongan psikologi atau sosiall yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajran dengan kata-kata pujian. Memberikan dorongan
psikologi atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain;
-
Memuji hasil yang dicapai oleh siswa dengan memberikan kata pujian atau hadiah
Mendorong untuk lebih semangat belajar mencaapai kompetensi yang lebih tinggi dengan
Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan
Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian
C.
PERORANGAN
16
1.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk klasikal biasa yang memungkinkan
guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara
kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Setiap guru
dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil
dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas
yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena
penerapanya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu,
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa
yang satu dengan yang lain, memudahkan guru memantau pemerolahan belajar siswa, dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat memungkinkan guru dapat mencurahkan
perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan
belajar ynga sesuai bagi siswa tersebut.
1)
b)
c)
d)
e)
f)
menunjukan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
g)
berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu
17
a)
b)
c)
d)
mengkoordinasikan kegiatan,
e)
f)
2) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar yang ditampilkan dengan cara:
1. memberi penguatan secar tepat,
2. melaksanakan suoervisi proses awal,
3. melaksanakan supervise proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervise pemaduan.
3) Keterampilan merancang melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan
cara:
1. membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.
2. Ciri-ciri Pengajaran Perorangan
Pada hakekatnya pengajaran perorangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
b. siwa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
c. siswa mwndapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhan.
18
d. Siswa dilibat kan dalam penentuan tujuan yang akan dicapai cara-cara belajar yang akan
ditempuh materi pelajaran dan alat yang akan digunakan.
(Hasibuan dkk.,1994 dalam Suwarna 2005:88)
4) Prinsip-prinsip Keterampilan Pengajaran Perorangan
Prinsip-prinsip penggunaan keterampian pengajaran perorangan adalah sebagai berikut:
1. Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan
cepat.
2. Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti: modul, paket belajar,
atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.
3. Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.
(Hasibuan dkk.,1994;Wardani IGAK, 1985 dalam 2005: 90)
5)
19
7)
2)
3)
4)
5)
6)
2)
3)
4)
Pedoman pelaksanaan
1)
Pembentukan kelompok
a)
Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang, dengan pertimbangan bahwa
semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar setiap
anggota.
b)
c)
d)
Persiapan perencanaa
20
Dalam praktik pengajaran mikro, mahasiswa dapat melakukan latihan keterampilan terbatas dan
terpadu. Keterampilan mengajar terbatas artinya mahasiswa dalam melaksanakan praktik
pengajaran mikro, hanya memilih salah satu atau dua keterampilan mengajar untuk dipraktikkan.
Dalam ketermpilen mengajar terpadu, dengan waktu kurang lebih 10-15 menit mahasiswa
melaksanakan lebih dari dua keterampilan mengajar dalam satu kali tatap muka dengan
waktulebih lama kurang lebih 30-40.
D.
Nama Praktikan
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kompetensi Dasar
Tanggal/ Waktu
Komponen
MEMBUKA PELAJARAN1. Menarik perhatian
siswa
-
Gaya mengajar
Mengemkakan tujuan-
Mengemukakan batas-
Penggunaan
Komentar
21
batas tugas
-
ditempuh
4.
kaitan masalah pokok yang akan
- Membuat
Mengingatka
-
MENUTUP PELAJARAN
1. Meninjau kembali
-
Menerangkan inti
Membuat ringkasan
1. Mengavaluasi
Demonstrasi keterampilan
: Berilah tanda cek(v) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan anda
Nama Calon
Topik
:.
Tanggal
22
YA
TIDAK
KOMENTAR
23
PENUTUP
Hakekat membuka dan menutup pelajaran. Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan
pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa, memicu minat serta
pemusatan perhatian siswa. Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan peryataan guru untuk
menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti. Kegiatan ini dapat dilakukan pada akhir setiap
penggal kegiatan ataupun pada akhir pelajaran. Kegiatan ini dmaksudkan untuk memusatkan
perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran.
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran antara lain yaitu:
Membuka pelajaran: (1) Membangkitkan perhatian/ minat siswa, (2) Menimbulkan motivasi (3)
Meberikan Acuan atau Struktur, (4) Menunjukan kaitan.
Menutup pelajaran: (1) Meninjau kembai, (2) Mengevalusi, (3) Memberikan dorongan psikologi
atau sosial.
Hakekat mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan ini merupakan bentuk klasikal
biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil
yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara
perorangan.
Komponen keterampilan mengajar kelompk kecil dan perorangan terdiri dari; (1) Keterampilan
mengadakan pendekatan pribadi, (2) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar,
(1) Keterampilan merancang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi,Hamid 2009. Kemampuan Dasar Mengajar.Bandung:Alfabeta
Marno,dkk.2008.Strategi dan Metode Pengajaran.Jogjakarta:Aruzzmedia
Suwarna,dkk.2005.Pengajaran Mikro.Yogyakarta:Tiara Wacana
Aril,Zainal.2010.Micro Teaching. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Nama barang
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
3 pcs
3 pcs
Perlengkapan Ibu Hamil, dibeli pada saat Ibu hamil 7 bln s/d lahiran
Nama barang
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
3 pcs
3 pcs
6 pcs
25
Nama barang
Washlap
Perkiraan
Kebutuhan
2 pcs
Keterangan
Berfungsi untuk massage payudara ketika kandungan berusia >
8 bln
Nama barang
Perkiraan
Kebutuhan
Baby Box
1 unit
Bantal Peang
1 pcs
Perlak Bayi
Kelambu
Bantal dan Guling
Sprei
1 pcs
Keterangan
Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian
Berguna untuk bayi baru lahir "newborn" agar bentuk kepala
simetris
Sebagai ala omplo, diletakan di atas sprei
1 pcs
1 set
1 pcs
Nama barang
Ember Mandi
Handuk Bayi
Washlap
Sabun dan Shampo Bayi
Minyak Telon
Kapas Bulat
Kassa Steril
Tempat Bedak
Cotton Buds
Gunting Kuku Bayi
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
1 pcs
2 pcs
3 pcs
1 pcs
1 set
> 2 pak
> 2 pak
1 pcs
2 pcs
1 pcs
26
Nama barang
Sisir Bayi
Tissue Basah
Kebutuhan
Keterangan
1 pcs
> 2 pak
Nama barang
Gurita Ibu *
Daster / Piama Kancing Depan
Breast Pad
Pembalut (Maternity Pad)
Betadine
Kassa Steril
Sarung Ibu Melahirkan
Breast Pump *
Perkiraan
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
1 pcs
2 pcs
3 pcs
1 pcs
1 set
> 2 pak
> 2 pak
1 pcs
Nama barang
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
> 6 pcs
> 6 pcs
> 6 pcs
> 6 pcs
> 2 lsn
> 2 lsn
> 2 pak
> 6 pcs
27
Nama barang
Topi bayi
Sepatu bayi
Gurita bayi
Baju pulang dari RS
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
> 2 pcs
> 2 pcs
> 6 pcs
1 stel
Nama barang
Perkiraan
Kebutuhan
Keterangan
1 pcs
1 pcs
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
Note : * = Optional
Gambaran tersebut menunjukkan masih rendahnya efektivitas pembelajaran di dalam kelas, karena efektivitas pembelajaran tidak
hanya dilihat dari aktivitas dan respons siswa terhadap pelajaran akan tetapi bagaimana mengelola kelas dengan baik agar tercipta
suasana belajar yang menyenangkan dan penyaluran ilmu secara merata sehingga tidak terjadi kesenjangan yang mencolok
dalam hal hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan alternatif untuk penyelesaian masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan
menggunakan model pembelajaran baru yang dapat melibatkan siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini lebih
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya secara bersama-sama,
saling bertukar pikiran satu sama lain dan saling melengkapi kekurangan diantara anggota kelompoknya. Selain itu, dengan model
pembelajaran kooperatif ini guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengamati perkembangan keaktifan siswa pada waktu
mereka melakukan kerja kelompok.
28
kelas pada dasarnya sangat bergantung dari faktor guru, kelas akan damai dan tenang bilamana guru mampu mengendalikannya,
begitu juga kelas akan kacau balau jika guru kurang cakap dalam pengelolaan kelas. Ketrampilan dalam mengelola kelas akan
sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan belajar siswa. karena aktivitas belajar tidak akan berjalan dengan baik
bilamana suasana kelas tidak kondusif.
Guru yang baik adalah guru yang mampu mengendalikan kelas, ibarat sutradara dalam sebuah film, begitulah peran seorang guru
dalam mengendalikan aktivitas pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tertuang dalam RPP. akan tetapi hal itu tidak
gampang, selalu mengalami kendala dan hambatan, oleh karena itulah seorang guru harus kreatif, jeli, cerdas, bijaksana dan satu
lagi PERCAYA DIRI.
Orang tua atau pun siswa akan lebih tertarik kepada guru yang tidak ragu-ragu dalam bertindak dan berpendapat. Sikap percaya
diri inilah yang akan membuat seorang guru mampu mengendalikan kelas dengan leluasa. layaknya seorang Sutradara yang
berani mengarahkan bahkan membentak aktor/aktris senior sekali pun dan dapat menghentikan pembuatan film kapan pun ia
mau.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui bagi para guru, namun hanyalah sekedar refleksi dari apa yang telah dan akan
dilakukan para guru dalam mengelola kondisi kelas. Apa saja yang dilakukan oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas?
Berikut uraian singkatnya:
A. MEMPERSIAPKAN PEMBELAJARAN
Komponen apa saja yang di butuhkan:
1.
2.
3.
4.
1.
2.
29
3.
4.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
D. MENGAKHIRI PEMBELAJARAN
Komponen apa saja yang di butuhkan:
Semoga bermanfaat!!!
30
31
Secara umum kegiatan menjelaskan bertujuan untuk membuat/menjadikan sesuatu menjadi jelas
dan mudah dipahami, sedangkan secara khusus (dalam pembelajaran di kelas) kegiatan
menjelaskan mempunyai beberapa tujuan. Menurut Wardani dan Julaeha (2007:7.51), kegiatan
menjelaskan bertujuan untuk:
Membantu siswa memahami secara objektif dan bernalar tentang suatu konsep, hukum,
dalil, dan lain-lain.
Membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan mengapa yang muncul saat proses
pembelajaran.
Membantu cara berfikir siswa agar lebih sistematis dalam memecahkan masalah.
Mendapatkan balikan tentang tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dijelaskan.
Wardani dan Julaeha menambahkan bahwa keterampilan menjelaskan akan memungkinkan guru
untuk:
Demikianlah uraian singkat defenisi dan beberapa tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru:
menjelaskan, semoga beranfaat