Anda di halaman 1dari 31

1

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU


A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan
berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan
mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena
merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi
terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat
memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa
Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak
manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan
penciuman. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses
pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu
terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk
menyelesaikan tugas, sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali (Slameto,
2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan
cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa
teaching is the guidance of learning. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses
belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru
adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan
pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada
lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
B. Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru

Turney (Uzer Usman, 2010:74) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan


mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran,
diantaranya:
1. KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang mengatakan bahwa berpikir itu sendiri adalah bertanya. Bertanya merupakan ucapan
verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap
siswa, yaitu:

Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar,

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadai atau dibicarakan,

Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya,

Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik,

Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan
ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik

Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa

Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan

Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu

Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan

Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata

Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab atau bertanya

Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar

b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik

Jenis pertanyaan menurut maksudnya

1) Pertanyaan permintaan (compliance question),


2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).

Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),


2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.

Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban siswa. Guru harus menghindari kebiasaan seperti :

1) Menjawab pertanyaan sendiri,


2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,

5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan


6) Mengajukan pertanyaan ganda.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1. Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan
singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu
berpikir dan pemberian tuntunan.
2. Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat
berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih
dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen
bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan
peningkatan terjadinya interaksi.
2. KETERAMPILAN MEMPEBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non
verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
a). Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan
bertujuan sebagai berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. (b)
Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c). Meningkatkan kegiatan belajar dan membina
tingkah laku siswa yang produktif.
b). Jenis-jenis Penguatan

1. Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan katakata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2. Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat,
penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan
yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh
(partial).
c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan
keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

a. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar
mengajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4. Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan

1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau
satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1. Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan
variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru
(teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang
dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan
variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi
oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi
(gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi
sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid,
yakni ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid,
murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid
dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap

siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.

4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian
informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan
prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan
bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1).
Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. (2). Penyajian suatu
penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha
menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan
motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara
materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai
siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. KETEAMPILAM MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.

Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi


1.

memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi

2.

memperluas masalah atau urutan pendapat

3.

menganalisis pandangan siswa

4.

meningkatkan urunan pikir siswa

5.

menyebarkan kesempatan berpartisipasi

6.

menutup diskusi

7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas
oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan
komponen-komponen keterampilan, antara lain:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member
perhatian, memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjukpetunjuk yang jelas, menegur dan member penguatan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan
gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon
yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau
orang tua siswa.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh
guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers instruction). (2).
kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and stars)
(4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele (overdwelling)
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk
kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan

10

memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang
lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas
dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang
cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat
memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan
dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
DAFTAR BACAAN
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
I.

PEMBAHASAN

1.1 PENDAHULUAN
Menurut Richard N. Jensen. (1974) yang dikutip oleh yatiman (1999) dalam Suwarna, M.pd., dkk
(2005 : 3), pengajaran mikro didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang
calon guru mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu. Oleh
karena itu, pengajaran mikro ini diberikan kepada mahasiswa agar terlatih dalam berbagai
keterampilan dasar keguruan.
Dengan adanya pembelajaran mikro mahasiswa telah terlatih dan memiliki mental yang cukup
baik sebelum mereka dihadapkan praktik pembelajaran di sekolah. Hal tersebut akan tercapai,
apabila pengajaran mikro dialaksanakan berulang-ulang sehingga calon guru memperoleh
kesiapan mental yang baik. Dalam Pengajaran mikro terdapat melatih keterampilan mengajar

11

yang diantaranya keterampilan membuka dan menutup pelajaran serta keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
Dengan keterampilan tersebut dapat membantu guru menyiapkan mental siswa sebelum
mengikuti pelajaran dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa yang akan dibicarakan
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa melalui
dinamika kelompok dan memberikan kesempatan siswa untuk lebih kreatif. Hal tersebut tercakup
dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang akan dibahas lebih lanjut di
bawah ini.
B.

KETRAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dari beberapa kemampuan keterampilan mengajar adalah membuka dan menutup pelajaran.
1. Hakikat Serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman
siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan membuka pembelajran
dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang
akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa yang akan dibicarakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan peryataan guru untuk menyimpulkan atau mengakhiri
kegiatan inti. Kegiatan menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap penggal
kegiatan, misalnya mengakhiri diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah
dikerjakan siswa dan lain-lainnya.
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada
akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis besar
meteri yang baru saja dibahas, mengkonsolidasikan perhatian siswa pada hal-hal pokok dalam
pelajaran yang sudah dipelajari, dan mengorganisasikan semua kegiatan ataupun pelajaran yang
telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu.
2.

Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

12

Pada setiap awal pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
1)

Membangkitkan perhatian/ minat siswa

Dalam upaya membangkitkan perhatian dan minat siswa untuk mengikuti hal-hal yang akan
dipelajari, ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru antara lain:

Variasi gaya mengajar guru

Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan sikap dan gaya mengajar guru.
Seorang guru yang mengajar dengan duduk saja atau hanya berdiri saja atau hanya berdiri di
sudut tanpa banyak gerak akan membuat siswa mengantuk. Sebaiknya, guru memvariasi gaya
mengajar, misalnya dengan berdiri di tengah-tengah kemudian berjalan ke belakang atau ke
samping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa. Juga variasi dalam penggunaan
suara dan intonasi, dalam cara masuk kelas, dan sebagainya. Gerak tubuh/tanggan serta ekspresi
muka sangat membantu untuk menarik perhatian siswa, asalkan semuanya bermakna.

Penggunaan alat bantu

Jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis di papan tulisa atau menunjukan sesuatau pada
siswa, maka siswa akkan menjadi bosan. Agar siswa tertarik, hendaknya menggunakan alat bantu
seperti gambar, model, skema, surat kabar, dan sebagainya.

Variasi dalam pola interaksi

Pola interaksi yang monotpn antara guru-siswa(GS), misalnya guru menerangkan-siswa


mendengarkan atau guru bertanya dan murid menjawab, biasanya tidak berhasil memikat
perhatian siswa untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, perlu adanya variasi dalam pola
interaksi. Variasi pola interaksi itu anatara lain dapat dikembangkan antara lain:
Guru
Siswa

Siswa

Guru
Siswa

Siswa

Guru
Siswa

Siswa

Dalam interaksi diatas, guru menayakan sesuatu kemudian siswa langsung menjawab; atau guru
memberikan pertanyaan atau permasalahan untuk dipecahkan, kemudian siswa mengadakan
diskusi kecil (power two); atau guru menujukan tugas kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di
muka kelas dan siswa lainnya memberikan tanggapan.

13

2)

Menimbulkan motivasi

Dalam mengikuti pelajaran, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, tetapi ada juga yang
bermotivasi rendah. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung motivasi siswa dapat
berubah-ubah yang disebabkan oleh factor eksternal, seperti kondisi dan cara belajar yang
menjenuhkan, sulit diikuti, tidak menarik, dan lain sebagainya. Ada berbagai cara untuk
menimbulkan moyivasi belajar pada siswa, antara lain:

Bersemangat dan atusias

Guru yang keliahatanya tidak segar, gerak lamban, dan suara lirih serta kurang hangat, akan
mengaruhi siswa dalam belajar. Karena itu, guru hendaknya bersikap ramah, antusias, dan penuh
semangat.

Menimbulkan rasa ingin tahu

Guru dapat menimbulkan motivasi yang kuat dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan
keheranan pada diri siswa. Menceritakan suatu peristiwa actual yang menimbulkan pertanyaan
atau menunjukan model atau gambar yang meranngsang siswa untuk berpikir merupakan caracara yang dapat digunakan. Ini jauh lebih efektif daripada meberikan ancaman.

3)

Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan

Memerhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa


Meberikan Acuan atau Struktur

Dalam membuka pelajaran, guru hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar
dan hal-hal yang diperlukan agar siswa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apa yang
akan dipelajari dan cara-cara yang akan ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Cara
memberikan acuan atau struktur dapat dilakukan guru abtara lain dengan:
1. Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-batas tugas.
2. Memberikan petunjuk atau saran langkah-langkah kegiatan.

14

3. Mengajukan pertanyaan pengarahan.


4)

Menunjukan kaitan

Dalam proses belajar mengajar, penting sekali mengintergrasikan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Apabila seorang guru akan menjelaskan materi baru,
hendaknya dikaitkan dengan materi yang telah diketahui oleh siswa atau dengan pengalaman
siswa yang sudah ada, atau dengan minat kebutuhan siswa. Beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh guru adalah sebagai berikut:

Mencari batu loncatan

Peril ditegaskan bahwa bahan apersepsi ini perlu dipikirkan dan direncanakan karena merupakan
batu loncatan untuk mengetahui pengalaman baru. Misalnya guru saat menjelaskan bersuci dalam
beribadah, ia perlu memikirkan kapan dan dimanakah siswa harus melakukan bersuci dalam
beribadah dan hubungannya bersuci dengan ibadah.

Mengusahan kesinambungan

Sebelum memulai pelajaran baru, guru dapat meninjau kembali inti yang lalu atau dapat meninjau
kembali inti pelajaran yang lalu atau meminta siswa untuk meringkas, kemudian baru membuat
kajian dengan pelajaran baru. Misalnya saat akan menjelaskan perkalian, guru harus mengetahui
kemampuan setiap siswa tentang penjumlahan sebagai prasyarat membahas perkalian.

Membandingkan atau mempertimbangkan

Cara yang efektiff adalah dengan membandingkan atau mempertimbangkan antara pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru. Misalnya dalam pengajaran yang lalu yang sudah kita pelajari
taentang jual beli yang diperbolehkan adalah begini .. sekarang kita bicarakan tentang
jual beli yang dilarang adalah begini

2.

Komponen Keterampilan Mentup Pelajaran

Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan belajar, guru harus
melakukan kegiatan mentup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi pelajaran yang sudah dipelarjari. Cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran abatar lain:

15

1)

Meninjau kembai

Guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah diajarankan itu sudah dikusi oleh siswa
atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah:
a) Merangkum inti pelajaran
b) Membuat ringkasan
2)

Mengevalusi

Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah
dajarkan, guru melakukan penilaian/ evalusai. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:
a)

Mendemonstrasikan keterampilan

b)

Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain

c)

mengekspresikan pendapat siswa sendiri

d)

sosal-soal tertulis atau lisan.

3)

Memberikan dorongan psikologi atau social

Unsur manuasiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dan memberikan
dorongan psikologi atau sosiall yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajran dengan kata-kata pujian. Memberikan dorongan
psikologi atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain;
-

Memuji hasil yang dicapai oleh siswa dengan memberikan kata pujian atau hadiah

Mendorong untuk lebih semangat belajar mencaapai kompetensi yang lebih tinggi dengan

menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari


-

Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan

Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian

kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

C.

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KELOMPOK KECIL DAN

PERORANGAN

16

1.

Hakekat Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk klasikal biasa yang memungkinkan
guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara
kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Setiap guru
dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil
dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas
yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena
penerapanya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu,
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa
yang satu dengan yang lain, memudahkan guru memantau pemerolahan belajar siswa, dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat memungkinkan guru dapat mencurahkan
perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan
belajar ynga sesuai bagi siswa tersebut.
1)

Komponen Keterampilan Mengajar Kecil dan Perorangan

Komponen keterampilan mengajar kelompk kecil dan perorangan terdiri dari:


Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:
a)

menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku sisa,

b)

mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,

c)

merespon secara positif pendapat siswa,

d)

membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,

e)

menunjukan kesoapan untuk membantu,

f)

menunjukan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta

g)

berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu

menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.


Ketrampilan mengorganisasikan kegitan pembelajaran yang ditampilkan
dengan cara:

17

a)

memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakan,

b)

mevariasikan kegiatan untuk mencegah tumbuhnya kebosanan siswa dalam belajar,

c)

membentuk kelompok yang tepat,

d)

mengkoordinasikan kegiatan,

e)

membagi perhatian pada berbagi tugas dan kebutuhan siswa, serta

f)

mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

2) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar yang ditampilkan dengan cara:
1. memberi penguatan secar tepat,
2. melaksanakan suoervisi proses awal,
3. melaksanakan supervise proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervise pemaduan.
3) Keterampilan merancang melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan
cara:
1. membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.
2. Ciri-ciri Pengajaran Perorangan
Pada hakekatnya pengajaran perorangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
b. siwa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
c. siswa mwndapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhan.

18

d. Siswa dilibat kan dalam penentuan tujuan yang akan dicapai cara-cara belajar yang akan
ditempuh materi pelajaran dan alat yang akan digunakan.
(Hasibuan dkk.,1994 dalam Suwarna 2005:88)
4) Prinsip-prinsip Keterampilan Pengajaran Perorangan
Prinsip-prinsip penggunaan keterampian pengajaran perorangan adalah sebagai berikut:
1. Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan
cepat.
2. Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti: modul, paket belajar,
atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.
3. Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.
(Hasibuan dkk.,1994;Wardani IGAK, 1985 dalam 2005: 90)
5)

Tujuan Keterampilan Mengajar Perorangan

Keterampilan mengajar perorangan memiliki tujuan:


1. Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.
2. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.
1. Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maipun antar siswa.
6)

Tujuan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil

Keterampilan mengajar kelompok kecil bertujuan:


1. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
2. Meberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan cara
hidup secara rasional dan demokratias.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan semangat
gotong royong. (Hasibuan dkk.,1994;Wardani IGAK, 1985 dalam 2005: 89 )

19

7)

Prinsip-prinsip Pengajaran Kelompok Kecil

Prinsip-prinsip penggunaan pengajaran kelompok kecil adalah sebagai berikut.


Ciri-ciri kelompok:
1)

Memiliki keanggotaan yang jelas

2)

Terdapat kesadaran kelompok

3)

Memiliki tujuan bersama

4)

Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan

5)

Ada interaksi dan komunikasi antar anggota

6)

Ada tindakan bersama

Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif,apabila syarat-syarat kelompok


dipenuhi, yaitu:
1)

Terjadi hubungan yang akrab di antara sesama anggota

2)

Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok

3)

Para anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

4)

Para anggota memiliki rasa keber samaan yang kuat

Pedoman pelaksanaan
1)

Pembentukan kelompok

a)

Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang, dengan pertimbangan bahwa

semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar setiap
anggota.
b)

Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman dan prestasi belajar.

c)

Perencanaan tugas kelompok

d)

Persiapan perencanaa

20

Dalam praktik pengajaran mikro, mahasiswa dapat melakukan latihan keterampilan terbatas dan
terpadu. Keterampilan mengajar terbatas artinya mahasiswa dalam melaksanakan praktik
pengajaran mikro, hanya memilih salah satu atau dua keterampilan mengajar untuk dipraktikkan.
Dalam ketermpilen mengajar terpadu, dengan waktu kurang lebih 10-15 menit mahasiswa
melaksanakan lebih dari dua keterampilan mengajar dalam satu kali tatap muka dengan
waktulebih lama kurang lebih 30-40.

D.

PANDUAN OBSERVASI KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Nama Praktikan

Mata Pelajaran

Kelas/ Semester

Kompetensi Dasar

Tanggal/ Waktu

Komponen
MEMBUKA PELAJARAN1. Menarik perhatian
siswa
-

Gaya mengajar

Penggunaan media mengajar

Pola interaksi yang bervariasi

2.Menimbulkan motivasi- Kehangatan dan


keatusiasan
- Menimbulkan rasa ingi tahu
- Memerhartikan minat siswa
- Menguatkan ide yang bertentangan
3. Member acuan
-

Mengemkakan tujuan-

Mengemukakan batas-

Penggunaan

Komentar

21

batas tugas
-

Menyerahkan langkah-lankah yang akan

ditempuh
4.
kaitan masalah pokok yang akan
- Membuat
Mengingatka
-

Membuat kaitan antaraspek yang relevan-

Membandingkan pengetahuan baru dan yang


diketahui siswa
-

Menjelaskan konsep dulu, baru menguraikan

MENUTUP PELAJARAN
1. Meninjau kembali
-

Menerangkan inti

Membuat ringkasan
1. Mengavaluasi

Demonstrasi keterampilan

Mengaplikasikan ide baru

Mengekspresikan pendapat siswa

Memberi soal-soal tes

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL


Petunjuk

: Berilah tanda cek(v) pada kolom yang sesuai menurut pengamatan anda

Nama Calon

Topik

:.

Tanggal

22

ASPEK YANG DIAMATI


1.Keterampilan
mengorganisasia.Memberikan orientasi
b.Membuat variasi tugas
c.Mengkoordinir
d.Membagi perhatian
e.Mengkulminasikan
f. Menutup
2.Keterampilan membimbing &
memudahkan belajara. Memberi
penguatan
b. Supervisi proses awal
c. Supervisi proses lanjut
- interaksi
- tutoring(memberi bantuan tambahan)
- memimpin diskusi
- sebagai katalisator
d. Supervisi katalisator
3.Rencana yang memadai pada :a.
Penggunaan ruangan
b. Penggunaan alat-alat
c. Penggunaan sumber
d. Gerakan siswa
e. Gerakan guru

YA

TIDAK

KOMENTAR

23

4.Tugas yang diberikan :a. Diarahkan


dengan jelas
b. Menarik dan menantang
c. Bertingkat
d. Memberikan kesempatan pada
siswa utk ikut merencanakan

PENUTUP
Hakekat membuka dan menutup pelajaran. Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan
pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa, memicu minat serta
pemusatan perhatian siswa. Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan peryataan guru untuk
menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti. Kegiatan ini dapat dilakukan pada akhir setiap
penggal kegiatan ataupun pada akhir pelajaran. Kegiatan ini dmaksudkan untuk memusatkan
perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran.
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran antara lain yaitu:
Membuka pelajaran: (1) Membangkitkan perhatian/ minat siswa, (2) Menimbulkan motivasi (3)
Meberikan Acuan atau Struktur, (4) Menunjukan kaitan.
Menutup pelajaran: (1) Meninjau kembai, (2) Mengevalusi, (3) Memberikan dorongan psikologi
atau sosial.

Hakekat mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan ini merupakan bentuk klasikal
biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil
yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara
perorangan.
Komponen keterampilan mengajar kelompk kecil dan perorangan terdiri dari; (1) Keterampilan
mengadakan pendekatan pribadi, (2) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar,
(1) Keterampilan merancang melaksanakan kegiatan pembelajaran.

24

DAFTAR PUSTAKA
Darmadi,Hamid 2009. Kemampuan Dasar Mengajar.Bandung:Alfabeta
Marno,dkk.2008.Strategi dan Metode Pengajaran.Jogjakarta:Aruzzmedia
Suwarna,dkk.2005.Pengajaran Mikro.Yogyakarta:Tiara Wacana
Aril,Zainal.2010.Micro Teaching. Jakarta:Raja Grafindo Persada

1. Perlengkapan Pada Masa Kehamilan

Perlengkapan Ibu Hamil, dibeli pada saat Ibu hamil 4 - 7 bln

Nama barang

Celana dalam Hamil


Baju hamil

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

3 pcs

Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian

3 pcs

Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian

Perlengkapan Ibu Hamil, dibeli pada saat Ibu hamil 7 bln s/d lahiran

Nama barang

Celana dalam Hamil 7-10


Baju hamil
BH Menyusui

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

3 pcs

Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian

3 pcs

Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian

6 pcs

Berfungsi untuk menopang payudara Ibu yang pada kehamilan


trisemester 2, dimana payudara akan lebih berisi

25
Nama barang

Washlap

Perkiraan
Kebutuhan
2 pcs

Keterangan
Berfungsi untuk massage payudara ketika kandungan berusia >
8 bln

2. Perlengkapan Bayi dan Ibu Setelah Melahirkan

Perlengkapan Bayi Saat Tidur (Bedding)

Nama barang

Perkiraan
Kebutuhan

Baby Box

1 unit

Bantal Peang

1 pcs

Perlak Bayi
Kelambu
Bantal dan Guling
Sprei

1 pcs

Keterangan
Berfungsi agar ibu lebih nyaman dalam berpakaian
Berguna untuk bayi baru lahir "newborn" agar bentuk kepala
simetris
Sebagai ala omplo, diletakan di atas sprei

1 pcs
1 set
1 pcs

Perlengkapan Bayi Mandi / Perawatan Tubuh Bayi

Nama barang

Ember Mandi
Handuk Bayi
Washlap
Sabun dan Shampo Bayi
Minyak Telon
Kapas Bulat
Kassa Steril
Tempat Bedak
Cotton Buds
Gunting Kuku Bayi

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

1 pcs
2 pcs
3 pcs
1 pcs
1 set
> 2 pak
> 2 pak
1 pcs
2 pcs
1 pcs

Dipakai untuk membersihkan sisa kotoran bayi seteelah


pipis/pup
Digunakan sebelum dan setelah puput pusar

26
Nama barang

Sisir Bayi
Tissue Basah

Kebutuhan

Keterangan

1 pcs
> 2 pak

Perlengkapan Ibu Mulai dibutuhkan saat Bayi berusia 0-3 bln

Nama barang

Gurita Ibu *
Daster / Piama Kancing Depan
Breast Pad
Pembalut (Maternity Pad)
Betadine
Kassa Steril
Sarung Ibu Melahirkan
Breast Pump *

Perkiraan

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

1 pcs

Digunakan setelah melahirkan dipakai untuk menopang perut Ibu

2 pcs

Agar memudahkan ketika menyusui

3 pcs

Berfungsi untuk menjaga rembersan ASI

1 pcs
1 set
> 2 pak
> 2 pak
1 pcs

Perlengkapan Bayi / Pakaian Bayi 0-3 bln

Nama barang

Baju bayi newborn kutung


Baju bayi newborn lengan pendek
Baju bayi newborn lengan panjang
Celana panjang tanpa/tutup kaki
Popok bayi
Bedongan bayi 120 x 90 cm
Sarung tangan dan kaki
Kaos kaki bayi

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

> 6 pcs
> 6 pcs
> 6 pcs
> 6 pcs
> 2 lsn
> 2 lsn
> 2 pak
> 6 pcs

Setelah bayi berusia 2 bln bisa digunakan sebagai alas ompol

27
Nama barang

Topi bayi
Sepatu bayi
Gurita bayi
Baju pulang dari RS

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

> 2 pcs
> 2 pcs
> 6 pcs
1 stel

Perlengkapan bayi lain-lain

Nama barang

Thermometer air raksa / digital


Sedotan Ingus*
Stroller / Kereta Bayi *
Baby Car Seat *
Toilet Training *
Baby Bouncher*

Perkiraan
Kebutuhan

Keterangan

1 pcs
1 pcs
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

Note : * = Optional

Selamat berbelanja perlengkapan bayi! :)

Gambaran tersebut menunjukkan masih rendahnya efektivitas pembelajaran di dalam kelas, karena efektivitas pembelajaran tidak
hanya dilihat dari aktivitas dan respons siswa terhadap pelajaran akan tetapi bagaimana mengelola kelas dengan baik agar tercipta
suasana belajar yang menyenangkan dan penyaluran ilmu secara merata sehingga tidak terjadi kesenjangan yang mencolok
dalam hal hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan alternatif untuk penyelesaian masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan
menggunakan model pembelajaran baru yang dapat melibatkan siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini lebih
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya secara bersama-sama,
saling bertukar pikiran satu sama lain dan saling melengkapi kekurangan diantara anggota kelompoknya. Selain itu, dengan model
pembelajaran kooperatif ini guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengamati perkembangan keaktifan siswa pada waktu
mereka melakukan kerja kelompok.

28

kelas pada dasarnya sangat bergantung dari faktor guru, kelas akan damai dan tenang bilamana guru mampu mengendalikannya,
begitu juga kelas akan kacau balau jika guru kurang cakap dalam pengelolaan kelas. Ketrampilan dalam mengelola kelas akan
sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan belajar siswa. karena aktivitas belajar tidak akan berjalan dengan baik
bilamana suasana kelas tidak kondusif.
Guru yang baik adalah guru yang mampu mengendalikan kelas, ibarat sutradara dalam sebuah film, begitulah peran seorang guru
dalam mengendalikan aktivitas pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah tertuang dalam RPP. akan tetapi hal itu tidak
gampang, selalu mengalami kendala dan hambatan, oleh karena itulah seorang guru harus kreatif, jeli, cerdas, bijaksana dan satu
lagi PERCAYA DIRI.
Orang tua atau pun siswa akan lebih tertarik kepada guru yang tidak ragu-ragu dalam bertindak dan berpendapat. Sikap percaya
diri inilah yang akan membuat seorang guru mampu mengendalikan kelas dengan leluasa. layaknya seorang Sutradara yang
berani mengarahkan bahkan membentak aktor/aktris senior sekali pun dan dapat menghentikan pembuatan film kapan pun ia
mau.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui bagi para guru, namun hanyalah sekedar refleksi dari apa yang telah dan akan
dilakukan para guru dalam mengelola kondisi kelas. Apa saja yang dilakukan oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas?
Berikut uraian singkatnya:

A. MEMPERSIAPKAN PEMBELAJARAN
Komponen apa saja yang di butuhkan:
1.

Memotivasi siswa untuk belajar

2.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

3.

Mengaitkan materi pelajaran dengan materi terdahulu

4.

Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

1.

Penguasaan materi pelajaran

2.

Teknik dan cara penyampaian materi

B. MENYAMPAIKAN MATERI PELAJARAN


Komponen apa saja yang di butuhkan:

29
3.

Penggunanaan media yang relevan dengan materi

4.

Menanggapi pertanyaan yang diajukan siswa

C. MEMBANTU PEMAHAMAN SISWA


Komponen apa saja yang di butuhkan:
1.

Pengajuan pertanyaan yang relevan dengan materi

2.

Pemberian kesempatan kepada siswa untuk memahami materi

3.

Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi

4.

Pemberian kesempatan kepada siswa menanggapi pertanyaan


temanya

5.

Pengecekan pemahaman dengan pemberian soal atau latihan

1.

Pemberian kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi

2.

Memberikan penilaian dan penghargaan kepada siswa

3.

Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan datang

4.

Memberikan soal-soal lanjutan/tugas rumah

D. MENGAKHIRI PEMBELAJARAN
Komponen apa saja yang di butuhkan:

Semoga bermanfaat!!!

30

Keterampilan Dasar Mengajar: Menjelaskan


by: admin - May 7th, 2012 6 Comments
Keterampilan menjelaskan merupakan keterampilan dasar mengajar yang keempat setelah
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, dan keterampilan mengadakan variasi.
Keterampilan mengajar yang paling sering digunakan guru dalam pembelajaran ini akan mudah
dikuasai apabila guru telah menguasai ketiga keterampilan mengajar sebelumnya.
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi
pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat
dipahami oleh peserta didik. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Seorang guru harus benar-benar menguasai teori dan mampu mempraktekkan keterampilam
menjelaskan agar siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan,
serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan mampu berpikir secara
bernalar.
Kadang-kadang terjadi kesamaran antara menjelaskan dengan menceritakan. Padahal kedua kata
ini mengandung makna yang berbeda. Menurut KBBI, menjelaskan berarti: menerangkan,
menguraikan secara terang; sedangkan menceritakan memiliki arti: (1) menuturkan cerita
(kepada), (2) memuat cerita, dan (3) mengatakan (memberitahukan) sesuatu (kepada).
Menjelaskan adalah mendeskripsikan dengan jelas sesuatu benda, keadaan, fakta dan data
sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku secara lisan .
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, menjelaskan adalah penyajian informasi melalui lisan
yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara teori dan
paraktek, hubungan sebab akibat, hubungan informasi baru dengan yang sudah diketahui
sebelumnya, dan lain-lain. Jadi dalam kegiatan menjelaskan terjadi uraian informasi secara
sistematis yang dapat memberikan gambaran jelas adanya hubungan antar informasi.

31

Secara umum kegiatan menjelaskan bertujuan untuk membuat/menjadikan sesuatu menjadi jelas
dan mudah dipahami, sedangkan secara khusus (dalam pembelajaran di kelas) kegiatan
menjelaskan mempunyai beberapa tujuan. Menurut Wardani dan Julaeha (2007:7.51), kegiatan
menjelaskan bertujuan untuk:

Membantu siswa memahami secara objektif dan bernalar tentang suatu konsep, hukum,
dalil, dan lain-lain.

Membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan mengapa yang muncul saat proses
pembelajaran.

Membantu cara berfikir siswa agar lebih sistematis dalam memecahkan masalah.

Mendapatkan balikan tentang tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dijelaskan.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam


penyelesaian ketidakpastian.

Wardani dan Julaeha menambahkan bahwa keterampilan menjelaskan akan memungkinkan guru
untuk:

Meningkatkan efektivitas pembicaraan agar menjadi penjelasan yang bermakna.

Memperkirakan tingkat pemahaman siswa.

Membantu siswa belajar dari berbagai sumber.

Mengatasi kekurangan sumber belajar.

Menggunakan waktu secara efektif.

Demikianlah uraian singkat defenisi dan beberapa tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru:
menjelaskan, semoga beranfaat

Anda mungkin juga menyukai