Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN BELAJAR 2

PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

Keadaan ruang kelas dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Selain itu, hubungan sosio-
emosional antara guru-siswa dan siswa-siswa juga dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan
pembelajaran.

A. PENATAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya. Penataan lingkungan
kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran (Winzer, 1995)

1. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan
kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah lakusiswa yang tidak diharapkan melalui penataan
tempat duduk, perabot, pajangan dan barang-barang lainnya.

Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan 5 hal :

a. Keleluasaan pandangan (visibility)

Artinya penempatan atau penataan barang-barang didalam kelastidak mengganggu pandangan


siswa dan gurusehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda atau kegiatan
yang sedang berlangsung.

b. Mudah dicapai (accessibility)

Barang-barang yang digunakan siswa dalam pembelajaran diletakkan pada tempat yang dapat
dengan mudah dijangkau oleh siswa.

c. Keuiwesan (flexibility)

Mudah untuk menata dan memindahkan baran-barang untuk kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan oleh siswa dan guru.

d. Kenyamanan

Prinsip kenyamanan berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara dan kepadatan
kelas.

e. Keindahan

Prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelasyang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kelas yang indah dan menyenangkan menggambarkan
harapan guruterhadap prosesbelajar yang harus dilakukan dan tingkah laku siswa selama
kegiatan pembelajaran.
2. Penataan Tempat Duduk

Setiap strategi pembelajaran yang diterapkan guru menuntut tatanan tempat duduk yang berbeda-
beda. Dengan kata lain, guru harus menata tempat duduk siswa untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran. Pengaturan tempat duduk berpengaruh pada waktu yang digunakan siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas (Winzer, 1995). Hasil penelitin (Louisell, 1992) menunjukkan bahwa tempat
duduk yang ditata berjejer menghadap guru meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.

B. PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS

Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep
diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan
hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antara siswa. Hubungan yang harmonis ini akan
menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

1. Karakteristik Guru

Keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu
sendiri. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru untuk terciptanya iklim psiko-sosial kelas :

a. Disukai oleh siswanya

Sifat guru yang memungkinkan disenangi ialah periang, ramah, tulus hati, dan
mendengarkankeluhan siswa serta percaya diri.

b. Memiliki persepsi yang realistic tentang dirinya dan siswanya

Guru yang memiliki pandangan realistikterhadapkemampuan siswanya dan dirinya dapat


menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran. Guru yang terlalu memandang rendah
kemampuan siswanya akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang membosankan. Guru
yang memandang rendah kemampuan dirinya akan menunjukkan kurang percaya diri. Guru harus
menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswanya. Disisi lain, guru juga berusaha
meningkatkan kelebihan yang dimiliki siswa. Guru yang penuh perhatian, selalu memuji dan
mempercayai siswa dapat menciptakan lingkungan psiko-sosial kelas yang memungkinkan siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

Guru perlu menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Berbincang-bincang dengan
siswa diluar waktu sekolah tentang keluarga, hobi dan sebagainya akan banyak memberikan
informasi kepada guru . namun perlu diingat bahwa hubungan yang terlalu dekat dengan siswa
perlu dihindari agar siswa tetap menghormati dan menghargai guru.

d. Bersikap positif terhadap pertanyaan / respon siswa


Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru memang menguasai
materi yang sedang dibahas

e. Sabar, teguh dan tegas

Sebagai guru kita dituntut untuk sabr. Bila kita tidak sabar, siswa akan merasa ketakutan untuk
mengajukan masalh yang dihadapi. Selain itu, guru juga harus teguh dan tegas dalam memegang
aturan.

2. Hubungan Sosial Antarsiswa

Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran.
Apabila hubungan sosial antarsiswa terbina dengan baik, maka apabila ada temannya yang mengalami
masalah, mereka akan membantunya. Perasaan ini bisa tumbuh pada diri siswa dengan cara
memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar kelompok. Melalui kegiatan belajar kelompok
siswa diharapkan akan dapat saling menerima serta menghargai kekurangan dan kelebihan masing-
masing.

Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik , perhatikan hal berikut (Weber, 1977)

a. Perilaku yang diharapkan

Perilaku yang diharapkan harus dinyatakan kepada siswa dengan jelas, pasti dan realistik.

b. Fungsi kepemimpinan

Mengacu pada upaya untuk memperlancar tercapainya tujuan kegiatan kelompok. Guru
menciptakan kegiatan kelompok yang tidak di dominasi oleh seorang atau beberapa orang siswa
tetapi kepada semua anggota kelompok untuk bekerja sama.

c. Pola persahabatan siswa

Membentuk hubungan interpersonal antar siswa, menunjukkan keakraban satu sama lain

d. Norma / aturan

Sebagai pedoman bagi anggota kelompok tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana
tindakan mereka terhadap anggota lain

e. Kemampuan berkomunikasi

Mengacu pada kemampuan verbal dan nonverbal dalam menyampaikan ide kepada orang lain
dan menangkap ide orang lain.

f. Kebersamaan

Memiliki rasa kebersamaan sehingga mererka merasa bahwa tugas kelompok adalah tanggung
jawab mereka semua.

Begitu pentingnya keenam aspek tersebut, guru harus menjelaskan pentingnya keenam aspek
tersebut kepada siswa sehingga siswa berusaha menerapkannya.

Anda mungkin juga menyukai