Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Kelas

A. Pengertian
Secaara terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu: manajemen
dan kelas.
Kelas dibagi menjadi dua:
- kelas dalam arti sempit dibatasi dengan dinding
- kelas dalam arti yang tidak dibatasi oleh dinding
Menurut Zaenal Mustakim, manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan
oleh guru dalam mengatur dan mengelola kelas sehingga tercapai kondisi belajar yang
optimal.

B. Tujuan Manajemen Kelas


Secara umum tujuan dari manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional
dan intelektual di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kelas
bertujuan agar setiap peserta didik di dalam kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

C. Prinsip Manajemen Kelas


1. Hangat dan Antusias
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Luwes / Fleksibel
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
6. Penanaman Disiplin Diri

D. Pendekatan Manajemen Kelas


a. Pendekatan Kekuasaan
b. Pendekatan Ancaman
c. Pendekatan Kebebasan
d. Pendekatan Resep
e. Pendekatan pengajaran
f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
g. Pendekatan Iklim Ilmu Sosio Emosional
h. Pendekatan Proses Kelompok
i. Pendekatan Eklektis

E. Aspek-aspek Manajemen Kelas


Pengaturan Fisik Kelas
o Ruang Belajar
o Tempat Duduk
o Ventilasi dan Penerangan
o Pengaturan Alat dan media
Pengaturan Peserta Didik
o Struktur Kelas
o Pengelompokkan Siswa

F. Manajemen Kelas yang Efektif


a. Menetapkan aturan dan prosedur.
b. Menjaga aturan dan prosedur
c. Menjaga konsistensi
Variasi Mengajar

A. Pengertian
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai
akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Variasi ini diperlukan dalam semua aspek
kehidupan. Menurut Depdiknas (2003), variasi mengajar adalah tindakan atau
perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain yang disebabkan
perubahan lingkungan atau tuntutan jaman dan sebagainya.

B. Tujuan Variasi Mengajar


1) Memelihara dan meningkatkan fokus peserta didik pada materi yang diajarkan,
supaya tidak bosan.
2) Memunculkan motivasi belajar bagi peserta didik dengan memvariasikan
materinya, metodenya, medianya dalam konteks mengajar.
3) Membentuk sikap positif siswa terhadap guru.
4) Mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat.

C. Komponen Variasi Mengajar


a) Variasi Gaya Mengajar
o Variasi Suara
Meliputi intonasi yang berselang-seling sehingga menarik untuk didengarkan,
volume dan cepat lambatnya seorang guru ketika mengajar.
o Pemusatan Perhatian/Penekanan (Focusing)
Guru harus bisa membedakan materi pokok atau materi penting yang perlu
diperhatikan oleh para siswa.
o Pemberian Waktu (Pausing)
Maksud dari jeda disini adalah ketika ada siswa yang tidak mendengarkan atau
asik sendiri bukan jeda karena guru lupa materi.
o Kontak Pandang (Eye Contant)
Ketika mengajar guru harus melihat kepada muridnya, karena pada hakikatnya
mengajar adalah guru melakukan interaksi dengan siswanya, salah satunya
adalah dengan melakukan eye contact.
o Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Memperagakan materi supaya materi yang dibawakan menarik dan membantu
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Lebih baik jika guru
mengajar sambil berdiri bukan sambil duduk.
o Perpindahan Posisi
Pindah posisi ini untuk memastikan bahwa semua siswa dalam pengawasan
guru. Namun guru juga perlu memperhatikan durasinya, tidak perlu berpindah
posisi setiap saat, seperlunya saja.

b) Variasi Media dan Materi


o Variasi Media Pembelajaran
Meliputi media visual, audio, audio-visual, dan motorik.
o Variasi Materi
Ketika mengajar guru bisa memberi selingan dengan memberi materi-materi
penunjang, misalnya contoh-contoh verbal, cerita atau anekdot, dan
sebagainya. Hal ini untuk membantu siswa memahami materi yang
disampaikan dan juga untuk mamanajemen waktu ketika mengajar.

c) Variasi Interaksi
o Pola Komunikasi Satu Arah
Pola komunikasi antara guru dengan siswa. Hasil pembelajaran kurang
maksimal karena peserta didik hanya sebagai objek saja.
o Pola Komunikasi Dua Arah
Pola komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru. Sudah
lebih baik dari pola komunikasi satu arah, namun hasil pembelajaran juga
tidak terlalu makasimal. Pola komunikasi ini juga bisa membuat suasana kelas
tidak membosankan karena semuanya terlibat dengan baik
o Pola Komunikasi Multi Arah
Dalam mengajar lebih baik jika guru bisa menggunakan pola komunikasi
multi-arah.

Anda mungkin juga menyukai