Anda di halaman 1dari 15

NAMA : RIFKY RINALDI

NIM : 2031017
MATA KULIAH : STRATEGI BELAJAR MENGAJAR FISIKA

RANGKUMAN MATERI

1. Beberapa Teknik Mendapatkan Umpan Balik

A. Pengertian Umpan Balik


Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur
lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil
belajarnya. Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana
bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri
sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa
itu sendiri.
B. Tujuan Umpan Balik
Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan
untuk mencari informasi sampai di mana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
1. Lewat informasi sederhana dari murid melalui pertanyaan lisan yang diajukan
oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
2. Lewat informasi tertulis yang diperoleh melalui ujian singkat.

C. Fungsi Umpan Balik

1. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian hasil pencapaian hasil belajar. Dengan demikian
dapat memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang
diterimanya dalam proses kegiatan belajar mengajar.
2. Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator bagi
siswa untuk belajar.
3. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru
menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan
upaya perbaikan jawaban siswa.

D. Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik


Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik
yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual,
teknik-teknik tersebut antara lain:
1. Memancing Apersepsi Anak Didik
2. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran
adalah:
a. Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
b. Proses belajar menjadi lebih menarik
c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e. Meningkatkan kualitas belajar siswa
f. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja

3. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat


Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan
untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar,
guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan
memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Dalam usaha untuk
membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan
oleh guru, yaitu:
a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
b. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di
kemudian hari
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok
f. Menggunakan metode yang bervariasi

4. Menggunakan Metode yang bervariasi


Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau
metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu
mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih
penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode
adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat dan tepat di sini sering
diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini seorang guru harus
memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan
mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran.

2. Pengembangan Variasi Mengajar

Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi belajar-mengajar
yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar-mengajar,
siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Keterampilan
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam
gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam
interaksi antara guru dengan siswa.
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan
belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah:
a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar
mengajar
b. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
e. Mendorong siswa untuk belajar

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah
dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Berikut
beberapa prinsip penggunaan variasi mengajar:

a. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,


selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
b. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses
belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak terganggu.
c. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh
guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan balik
yang diterima dari siswa.

Adapun komponen-komponen dalam variasi mengajar adalah sebagai berikut:

a. Variasi gaya mengajar

Bagi siswa variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias,
bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. gaya mengajar
ini adalah sebagai berikut:

● Variasi suara
● Penekanan (Ocusing)
● Pemberian waktu (Pausing)
● Kontak pandang
● Gerakan anggota badan (Gesturing)
● Perpindahan posisi guru (Teacher Movement)

b. Variasi media dan bahan ajar


Setiap siswa mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran
maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Dengan variasi seperti
itu dapat memberi stimulasi terhadap indra siswa. Berikut 3 komponen dalam variasi
ini :

● Variasi media pandang


● Variasi media dengar
● Variasi media taktil

c. Variasi interaktif

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan siswanya memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu:

● Siswa bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
● Siswa mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di mana
guru berbicara kepada siswa.

3. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi

penghalang bagi proses belajar mengajar.

Suharsimi arikunto (1988: 67) pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu

dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan

belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi memahami pengelolaan kelas ini dari dua

segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa, dan pengelolaan fisik (ruangan,

perabot, alat pelajaran).

Tiga persyaratan untuk pengelolaan kelas, menurut suharsimi arikunto yaitu :


1. Sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama bersama-sama

menerima pelajaran, tetapi jika bukan pelajaran yang sama dari guru yang

sama, namanya bukan kelas.

2. Sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama, tetapi dari guru yang berbeda, namanya juga bukan kelas.

3. Sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang

sama, tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya juga

bukan kelas.

Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas, sebagai berikut :

1. Pendekatan kekuasaan

peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin

dalam kelas melalui kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati

anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru

mendekatinya.

2. Pendekatan ancaman

Pengelolaan kelas adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku

anak didik, dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan dan

memaksa.

3. Pendekatan kebebasan

Suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk

mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja.

4. Pendekatan resep
Dilakukan dengan memberi suatu daftar yang dapat menggambarkan apa yang

harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua

masalah atau situasi yang terjadi di kelas.

5. Pendekatan pengajaran

Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang

baik.

6. Pendekatan perubahan tingkah laku

Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan

mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan

tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut

pandangan psikologi behavioral yang mengemukakan asumsi sebagai berikut:

a. Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil

proses belajar. Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas,berusaha

menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang

terjadinya proses belajar yang memungkinkan siswa mewujudkan

tingkah laku yang baik.

b. Proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa

penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan

(extinction) dan penguatan negatif (negative reinforcement). Asumsi

ini mengharuskan seorang wali/guru kelas melakukan usaha-usaha

mengulang-ulangi program atau kegiatan yang dinilai baik

(perangsang) bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, terutama di

kalangan siswa.

7. Pendekatan suasana emosi dan hubungan social


Merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan

hubungan sosial yang positif dalam kelas terdapat dua asumsi pokok sebagai

berikut:

a. Iklim sosial dan emosional yang baik (hubungan interpersonal antara

guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa)

b. Iklim sosial yang emosional yang baik (usaha guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif)

8. Pendekatan proses kelompok

Usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan

berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah

dalam belajar. Dasar dari group process approach ini adalah psikologi sosial

dan dinamis kelompok yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut:

a. Pengalaman belajar di sekolah siswa dalam konteks kelompok sosial.

b. Tugas guru adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi

kelompok yang efektif dan produktif.

9. Pendekatan elektis dan pluralistic

Menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif wali/guru kelas dalam

memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.

Disebut juga pendekatan pluralistik.

Adapun prinsip-prinsip pengelolaan kelas, sebagai berikut :

1. Hangat dan antusias

2. Tantangan

3. Bervariasi

4. Keluwesan
5. Penekanan pada hal hal positif

6. Penanaman disiplin diri

4. Tugas, Peranan, dan Kompetensi Guru

TUGAS GURU

1. Mengajar

2. Mendidik

3. Melatih keterampilan hidup

4. Memberikan bimbingan dan pengarahan

5. Memberikan motivasi

PERANAN GURU

Peran Guru dalam pembelajaran

yaitu seorang Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan

kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya

secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan,

dengan memposisikan diri sebagai :

1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.

3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta

didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui

permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain

secara wajar.

7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain,

dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.

9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.

Peran Guru Dalam Pendidikan

Berikut ini adalah peran guru dalam pendidikan yang tidak dapat digantikan oleh

apapun juga di dunia ini.

1. Fasilitator

2. Motivator

3. Inspirator

4. Mentor

5. Pemantik imajinasi dan kreativitas siswa

6. Pengembang nilai karakter dan kerja tim

7. Empati Sosial

KOMPETENSI GURU

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus

dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi

berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada

seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar dimana seseorang dikatakan

kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil

kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh

lembaganya/pemerintah. Musfah (2015:27) hakikat kompetensi adalah kekuatan

mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui

latihan dan praktek. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru antara lain:

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:


a. Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak

sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga

menjadi seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan

norma yang berlaku.

b. Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat

mandiri dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan

memiliki etos kerja yang tinggi sebagai guru.

c. Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan

berdasarkan manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat

serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan melakukan

tindakan.

d. Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku

yang dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta

didik.

e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur,

ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya sebagai

berikut:

a. Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam

b. Melakukan rancangan pembelajaran.

c. Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar

pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.

d. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran.

e. Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi

peserta didik.

Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial meliputi:

a. Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan

diskriminasi terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar

belakang keluarga, dan status sosial

b. Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif

terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta

masyarakat sekitar

c. Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah

Indonesia yang beragam kebudayaannya

d. Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.

Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional meliputi:

a. Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan

yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai.

b. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap

mata pelajaran atau bidang yang dikuasai.

c. Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan

kreatif.

d. Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan yang reflektif.

e. Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan

pengembangan diri.

5. Pembelajaran Modul

PENGERTIAN
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik
yang mencangkup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan adanya modul ini siswa akan memiliki
sumber belajar yang dapat diimplementasikan secara mandiri, dan dapat aktif dalam
pembelajaran yang diikutinya.
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut Winkel

Winkel menjelaskan bahwa pengertian dari modul pembelajaran adalah suatu


program kecil yang bisa dipelajari oleh siswa secara mandiri atau perorangan.

b. Menurut Anwar

Anwar berpendapat bahwa modul merupakan bahan ajar yang dibuat dengan
sistematis dimana isinya dikemas secara komprehensif serta terdapat metode
dan evaluasi yang bertujuan untuk meraih kompetensi tertentu.

c. Menurut Wijaya

Wijaya menjelaskan bahwa modul pembelajaran adalah suatu satuan dari


kegiatan belajar yang dibuat secara sistematis dan terencana dan tujuan untuk
kepentingan belajar.

KARAKTERISTIK MODUL PEMBELAJARAN

1. Mandiri

Self contained yang artinya isi dari modul mencangkup seluruh materi pembelajaran
yang berasal dari satu satuan kompetensi.

2. Berdiri sendiri

Stand alone yang artinya modul bisa dijadikan sumber pembelajaran yang bisa berdiri
sendiri. Sehingga tidak membutuhkan dan tidak dipengaruhi oleh media
pembelajaran.

3. Instruksional mandiri

Self instructional dimana pemilik ini atau penerima modul tersebut dapat dilakukan
kegiatan belajar secara mandiri.

FUNGSI MODUL PEMBELAJARAN

1. Pengganti dari tenaga pengajar


2. Bahan ajar mandiri
3. Menjadi alat evaluasi

MACAM-MACAM MODUL
Macam-macam Modul Menurut status dan fungsinya dalam keseluruhan program
pengajaran, maka modul dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Modul inti yaitu kurikulum dasar yang dapat dijabarkan dalam serangkaian unit- unit
program pengajaran menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran). Unit-
unit program pengajaran itu dapat disusun dalam bentuk modul-modul pengajaran.
2. Modul pengayaan yaitu suatu program pendidikan tambahan bagi siswa-siswa yang
telah menyelesaikan program pendidikan dasarnya dengan waktu yang lebih cepat.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN MODUL

1. Kelebihan

a. siswa memiliki kesadaran terhadap dirinya sendiri


b. membangun rasa tanggung jawab terhadap kegiatan belajar yang
dipelajarinya
c. siswa bisa mempelajari modul pembelajaran lebih eksploratif dan tergantung
dari tingkat pemahaman dan kemampuannya
d. membangun motivasi bagi siswa karena disaat mempelajari secara mandiri di
modul pembelajaran siswa dapat mengetahui lebih
e. terjadi pemerataan pemahaman terhadap materi yang disampaikan dari buku
ajar dan tentu saja lebih berdaya dan guna

2. Kekurangan

a. modul pembelajaran kurang efektif digunakan untuk pembelajaran mandiri


siswa tanpa pengawasan. Karena lebih banyak siswa yang malas belajar
secara mandiri. Walaupun harus belajar secara mandiri, tetap dibutuhkan
pengawasan
b. masih membutuhkan evaluasi atau ujian untuk mengetahui apakah benar
belajar mandiri menggunakan modul atau tidak
c. dibutuhkan tim atau orang tambahan yaitu fasilitator sebagai pengawas
sekedar untuk membantu proses belajar secara mandiri menggunakan modul
d. Dari segi biaya, memakan banyak sekali uang, karena selain harus membeli
modul tentu saja juga memberikan uang terhadap jasa fasilitator
profesionalnya

6. Keterampilan Dasar Mengajar

PENGERTIAN

Mengajar adalah kegiatan dalam mengelolah proses pembelajaran oleh seorang guru
untuk mendorong siswanya dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam mengajar guru
melakukan transfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar pemahaman atau kekayaan
intelektual peserta didik bertambah dan menjadi lebih baik. Untuk melakukan hal tersebut
seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
pengajar, yaitu:

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

JENIS-JENIS KETERAMPILAN MENGAJAR

1. Keterampilan bertanya
2. Keterampilan Menjelaskan
3. Keterampilan menggunakan variasi
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

1. Kesesuaian atau relevan, yaitu dalam memilih dan menentukan jenis keterampilan
dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan disesuaikan
dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat penting, agar dalam
menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran.
2. Kreativitas dan inovatif, unsur-unsur keterampilan dasar mengajar yang digunakan
dikemas lebih menarik, dan akan muncul hal-hal atau kegiatan yang baru dan berbeda
dengan cara yang dilakukan sebelumnya (inovatif).
3. Ketepatan penggunaan, setiap unsur keterampilan dasar harus memperhatikan aspek
ketepatan atau akurasi, sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran yang
diharapkan.
4. Kebermanfaatan, unsur-unsur keterampilan dasar mengajar yang diterapkan harus
memiliki nilai manfaat atau kegunaan terhadap pengembangan potensi siswa.
Pembelajaran adalah proses merubah perilaku siswa meliputi pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi, artinya perhatian dan motivasi termasuk
untuk yang sangat menentukan terhadap kualitas pembelajaran. Sehingga selama
proses pembelajaran berlangsung perhatian dan motivasi siswa selalu terjaga dan
tercurah pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
6. Menyenangkan (joyfull learning), melalui pembelajaran yang menyenangkan siswa
akan merasa betah, semangat, bahkan mungkin siswa akan merasa bebas untuk
melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai