Ketrampilan Variasi
Gaya Mengajar
2.1. Pengertian Variasi Gaya Mengajar
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi
belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme serta penuh
partisipasi , menghilangkan kebosanan, meningkatkanminat dan keingintahuan siswa,
melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah
pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang
tinggi terhadappelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme,
keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa
dipaksakan untuk terus-menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti
pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton
yang membuat siswa kurang perhatian, ,mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi
kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu :
a. Variasi gaya mengajar
b. Variasi dalam menggunakan media
c. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Variasi gaya mengajar. variasi ini meliputi : variasi suara, variasi gerak badan atau
mimik, kontak pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau
posisi guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar ini diharapkan dalam
proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan meningkatkan perhatian siswa,
membangkitkan keinginan (minat) belajar siswa.
Keterampilan mengadakan variasi adalah bentuk strategi yang dilakukan oleh
para pengajar untuk memberikan suasana-suasana yang lebih efisien guna untuk
mengatasi masalah yang selama ini di alami oleh para anak didik yaitu mengalami
kebosanan dalam aktivitas belajar. Dengan menerapkan variasi dalam pembelajaran ini
siswa akan lebih menjadi aktif dan kreatif saat proses belajar berlangsung.
2.2. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar
Tujuan Variasi Gaya Mengajar dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar, yaitu :
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar yang relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingintahuan dan
ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
c. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang baik.
Sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman, (2002:71) adalah :
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang
relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin
menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
c. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.
Manfaat variasi gaya mengajar menurut (Menurut JJ Hasibuan 2006: 18)
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan
investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar.
e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
Secara umum tujuan dan manfaat dari ketrampilan variasi adalan sebagai berikut:
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik kepada aspek-aspek belajar
mengajar
b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada peserta didik tentang hal-hal yang baru.
c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
d. Guna member kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.
Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi
tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau secara
integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan
kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. Aspek
atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat diperdalam dengan penjelasan
berikut:
c. Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya, ”Perhatikan baik-
baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik!”
penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang
dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.
Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah
siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
i. Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan baru
yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru
dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi
warna merah atau digaris bawahi.
ii. Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru
yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak
boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik
perhatian siswa.
iii. Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara
yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan
guru. Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa
baik dirumah maupun dikelas.
iv. Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa
mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan
kata-kata seperti : “coba perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak sulit dan
sebagainya.
d. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa untuk dapat membentuk
hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu
siswa dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi, dan dengan
pandangannya dapat menarik perhatian siswa.Bertemunya pandang diantara mereka yang
berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena
menunjukkan saling perhatian diantara mereka
Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas :
1. Melihat keluar ruang
2. Melihat kearah langit-langit
3. Melihat kearah lantai
4. Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja
5. Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan
sesuatu.
Hal-hal di atas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi kelas dengan baik.
Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar siswa merasa
diperhatikan dan dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan
membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau siswa dan
mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
Untuk itu, pandanglah siswa-siswa anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya
pandangan mata, seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Sofan Amri. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas Metode
Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kurniawan, Agung Budi dan Saptanto Hari Wibawa. 2014. Pelatihan Pengajaran Micro
Teaching. Surakarta: Oase Pustaka.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moh. Uzer, Usman. 2002. Menjadi guru professional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Nita Suleman. Saat ini sedang
menyelesaikan Program
Doktor Pendidikan IPA
dengan topik desertasi
Pengembangan Modrl
Pembelajaran CMC untuk
Meningkatkan Pemehaman
Relasional Mahasiswa.
Sebelumnya mengikuti
Pendidikan Program S1 dan
S2 di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Ia adalah dosen
tetap Program Studi S1 Kimia
FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo