Anda di halaman 1dari 14

Bab 2

Ketrampilan Variasi
Gaya Mengajar
2.1. Pengertian Variasi Gaya Mengajar
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi
belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme serta penuh
partisipasi , menghilangkan kebosanan, meningkatkanminat dan keingintahuan siswa,
melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah
pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang
tinggi terhadappelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme,
keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa
dipaksakan untuk terus-menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti
pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton
yang membuat siswa kurang perhatian, ,mengantuk dan bosan. Untuk mengatasi
kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu :
a. Variasi gaya mengajar
b. Variasi dalam menggunakan media
c. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Variasi gaya mengajar. variasi ini meliputi : variasi suara, variasi gerak badan atau
mimik, kontak pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan, pergantian atau
posisi guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar ini diharapkan dalam
proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan meningkatkan perhatian siswa,
membangkitkan keinginan (minat) belajar siswa.
Keterampilan mengadakan variasi adalah bentuk strategi yang dilakukan oleh
para pengajar untuk memberikan suasana-suasana yang lebih efisien guna untuk
mengatasi masalah yang selama ini di alami oleh para anak didik yaitu mengalami
kebosanan dalam aktivitas belajar. Dengan menerapkan variasi dalam pembelajaran ini
siswa akan lebih menjadi aktif dan kreatif saat proses belajar berlangsung.
2.2. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar

Tujuan Variasi Gaya Mengajar dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar, yaitu :
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar yang relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingintahuan dan
ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
c. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang baik.

Sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman, (2002:71) adalah :

a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang
relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin
menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
c. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.
Manfaat variasi gaya mengajar menurut (Menurut JJ Hasibuan 2006: 18)

a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan
investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar.
e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
Secara umum tujuan dan manfaat dari ketrampilan variasi adalan sebagai berikut:

a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik kepada aspek-aspek belajar
mengajar
b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada peserta didik tentang hal-hal yang baru.
c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
d. Guna member kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.

2.3. Prinsip Penggunaan Variasi


Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian.
Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana lingkungan ang
tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu
berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah
dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika
sebagian besar siswanya tidak mau memperhatikan penjelasan ang diberikan guru, atau tidak
mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah
dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa
prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna
mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah seagai berikut:
a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis
variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk
tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus
disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk
memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
b. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses
belajar mengajar yang utuh, tidak merusak perhatian siswa dan proses belajar mengajar
tidak terganggu.
c. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan
yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam satuan pelajaran atau
RPP. Selain itu, perubahan komponen keterampilan tersebut dapat dilakukan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. \Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan oleh
guru. Karena variasi ini memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan
umpan balik yang diterima dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu umpan balik
tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan umpan balik
informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-
jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor
kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran pembelaran
secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi pertimbangan, yaitu :
a) Bertujuan
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan yang
terarah dan jelas.Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran.Oleh karena itu variasi stimulus juga harus memperhatikan
kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut latar belakang sosial
budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk melaksanakannya.
b) Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak dinamis).
Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah disesuaikan
dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara spontan pada saat tejadinya
pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose pembelajaran yang sedang
dilaksanakan.
c) Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar.Perpindahan
dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan
stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang
utuh sehingga pesan pembelaran dapat diterima oleh siswa.
d) Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan seperti
dipaksakan.Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang dikembangkan
sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung dengan konteks
pembelajaran yang sedang dibahas.
e) Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran itu
bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil, penerapan
variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara lebih matang
agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif mendukung proses pembelajar
yang lebih bermakna.

2.4. Komponen-komponen variasi dalam proses belajar


mengajar

Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi
tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau secara
integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan
kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. Aspek
atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat diperdalam dengan penjelasan
berikut:

a. Variasi Gaya Mengajar


Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota
badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut
dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki
relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar
akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik
perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi. Variasi
gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:

b. Variasi suara (Teacher voice)


Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru
dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting,
berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau berbicara secara tajam dengan siswa
yang kurang perhatian, dan seterusnya.

c. Penekanan (focusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya, ”Perhatikan baik-
baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik!”
penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang
dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.

Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah
siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
i. Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan baru
yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru
dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi
warna merah atau digaris bawahi.
ii. Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru
yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak
boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik
perhatian siswa.
iii. Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara
yakni dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan
guru. Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa
baik dirumah maupun dikelas.
iv. Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa
mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan
kata-kata seperti : “coba perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak sulit dan
sebagainya.

d. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa untuk dapat membentuk
hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu
siswa dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi, dan dengan
pandangannya dapat menarik perhatian siswa.Bertemunya pandang diantara mereka yang
berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena
menunjukkan saling perhatian diantara mereka
Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas :
1. Melihat keluar ruang
2. Melihat kearah langit-langit
3. Melihat kearah lantai
4. Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja
5. Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan
sesuatu.
Hal-hal di atas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi kelas dengan baik.
Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar siswa merasa
diperhatikan dan dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan
membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau siswa dan
mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
Untuk itu, pandanglah siswa-siswa anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya
pandangan mata, seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.

e. Mimik dan Gerakan anggota badan (gesturing)


Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif . Menurut
Sardiman gerakan yang baik adalah gerakan yang efektif dan efisien, artinya gerakan
yang cukup tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru . Mimik dan
gerakan badan guru hendaknya selalu mengalami variasi dalam proses belajar-mengajar
karena disamping menarik perhatian siswa juga dapat diartikan sebagai maksud dari
pesan-pesan tertentu. Dengan menggunakan mimik dan gerakan badan ini lebih efektif
digunakan dari pada dengan menggunakan bahasa yang bertele-tele.
Mimik dan gerakan badan yang dapat divariasikan antara lain :
i. Ekspresi Wajah
Dalam pembelajaran mimik/ekspresi wajah, seorang guru jangan melakukan ekspresi
tersebut setengah-setengah atau terlalu over akting karena itu akan membuat bingung siswa-
siswanya. Jadi ekspresi wajah ini harus dilakukan dengan yakin dan sungguh-sungguh, agar
apa yang guru sampaikan dapat ditangkap maknanya oleh siswa. Perubahan pada ekspresi
wajah yaitu seperti: tersenyum, menggerutkan kening, mengangkat alis, cemberut, dan
tertawa untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran.
ii. Gerakan Kepala
Dalam proses pembelajaran tentu seorang guru harus dapat memberikan gerakan-gerakan
tertentu pada daerah kepala, seperti melakukan gerakan dengan menggeleng, mengangguk,
tegak/mengangkat kepala, menunduk. Gerakan ini dilakukan untuk menunjukkan setuju atau
sebaliknya dan gerakan ini dilakukan agar ada variasi yang terjadi selama proses
pembelajaran.
iii. Gerakan Tangan
Gerakan tangan, juga termasuk variasi dalam gaya mengajar. Gerakan tangan sama
fungsinya dengan yang lain yaitu untuk menegaskan suatu point-point penting dalam
pembahasan yang diajarkan oleh guru. Selain itu gerakan tangan juga dapat digunakan untuk
menunjukkan suatu pujian terhadap keberhasilan siswa.Gerakan tangan dapat berupa
mengangkat tangan, mengacungkan jempol, mengepalkan tinju untuk menegaskan, bertepuk
tangan. Akan tetapi dalam menggunakan gerakan tangan guru harus berhati-hati agar apa yang
digunakan tidak menyalahi aturan daerah setempat. Contohnya : Guru mengatakan bumi itu
bulat sambil membuat gerakan dengan kedua tangan yang menggambarkan bentuk bulat
iv. Gerakan Badan Secara Keseluruhan
Gerakan badan secara keseluruhan merupakan suatu variasi dalam pembelajaran.Dimana
sebaiknya sebagai seorang guru variasi ini dilakukan agar pembelajaran tidak
monoton.Variasi gerakan badan secara keseluruhan berupa berdiri kaku, bersikap santai,
gerak mendekati atau menjauhi.Contohnya : jika dalam mengajar tentu seorang guru
tidak hanya duduk saja dibelakang meja, melainkan adakalanya berdiri dengan
kaku/tegap didepan siswa-siswanya, kemudian adakalanya berdiri dengan cara yang
santai dan adakalanya guru mendekati tempat duduk siswa.

f. Perpindahan posisi guru (teachers movement)


Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian
siswa, dapat meningkatkan kepribadian guru.Guru melakukan pergantian posisi,
sebaiknya jangan kaku atau kikuk, lakukan saja secara bebas dan wajar bisa menarik
perhatian siswa, jika guru kaku dalam bergerak ini bisa menjemukan siswa. Dan bila
variasi dilakukan secara berlebihan itu juga bisa mengganggu perhatian siswa atau
konsentrasi siswa terhadap pelajaran.Pergantian posisi dapat dilakukan dari muka ke
bagian belakang, dari sisi kiri kesisi kanan, atau diantara siswa dari belakang ke samping
siswa. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi
duduk. Yang penting dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak
sekedar mondar-mandir.

g. Kesenyapan guru (Teacher Silence)


Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru
ditengah-tengah menerangkan sesuatu.Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang
baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara
tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan
demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya
apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa
mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab
pertanyaan guru dengan baik dan tepat.
Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar
menjadi lengkap. Tapi jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu
kepada siswa untuk berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab
dengan asal alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan.
Untuk itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan
jawaban dari pertanyaan yang diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Sofan Amri. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas Metode
Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.

Anitah W, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anonim. (2007). Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UPPL – UNY.

Hasibuan. JJ. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Khozin,Mahfud.2002. Ketrampilan Mengadakan Variasi. Tersedia


di http://mahfudkhozin.blogspot.com.

Kurniawan, Agung Budi dan Saptanto Hari Wibawa. 2014. Pelatihan Pengajaran Micro
Teaching. Surakarta: Oase Pustaka.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moh. Uzer, Usman. 2002. Menjadi guru professional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sukarman, Dadang. 2013. Keterampilan Dasar Mengajar. Tersedia


di http://pujakesumaputrasurya. blogspot.com/2013/09/8-keterampilan-dasar-mengajar-

BIODATA PENULIS

Nita Suleman. Saat ini sedang


menyelesaikan Program
Doktor Pendidikan IPA
dengan topik desertasi
Pengembangan Modrl
Pembelajaran CMC untuk
Meningkatkan Pemehaman
Relasional Mahasiswa.
Sebelumnya mengikuti
Pendidikan Program S1 dan
S2 di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Ia adalah dosen
tetap Program Studi S1 Kimia
FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo

Mengampu mata kuliah Kimia Fisik, Kinetika Reaksi Kimia dan


Edukimia Energi. Selama ini terlibat aktif sebagai dosen pembimbing
mahasiswa Magang dan KKN.
Selama ini terlibat aktif dalam pengurus LPPOMMUI Gorontalo serta
aktif sebagai auditor halal LPPOMMUI.
Telah menulis 4 Buku referensi yakni Buku Energi Terbarukan ,
Pembelajaran IPAS , Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Inovasi
Pembelajaran Berbasis Digital, Penerbit Kita Menulis.
E-mail: nita.suleman@ung.ac.id

BIODATA PENULIS
Nita Suleman. Saat ini sedang
menyelesaikan Program
Doktor Pendidikan IPA
dengan topik desertasi
Pengembangan Modrl
Pembelajaran CMC untuk
Meningkatkan Pemehaman
Relasional Mahasiswa.
Sebelumnya mengikuti
Pendidikan Program S1 dan
S2 di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Ia adalah dosen
tetap Program Studi S1 Kimia
FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo

Mengampu mata kuliah Kimia Fisik, Kinetika Reaksi Kimia dan


Edukimia Energi. Selama ini terlibat aktif sebagai dosen pembimbing
mahasiswa Magang dan KKN.
Selama ini terlibat aktif dalam pengurus LPPOMMUI Gorontalo serta
aktif sebagai auditor halal LPPOMMUI.
Telah menulis 2 Buku referensi yakni Energi Terbarukan dan
Pembelajaran IPAS , Penerbit Kita Menulis.
E-mail: nita.suleman@ung.ac.id

Anda mungkin juga menyukai