PENGELOLAAN KELAS
Kelompok 7
A. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya zaman, maka berkembang pula perkembangan psikologi siswa
maka secara tidak langsung berubah pula cara menangani siswa dewasa ini. Metode dahulu yang
pernah di terapkan untuk zaman sekarang sudah tidak cocok lagi karena psikologi siswa sudah
tidak sama dahulu dengan sekarang (berubah).
Perubahan psikologi siswa ini yang perlu diperhatikan oleh pengajar/guru karena dengan
memahami perubahan psikologi siswa ini maka guru akan dapat menyelami apa yang
dirasakan/pikirkan siswa dan pada saat bersamaan guru/pengajar dapat dengan cepat mengambil
keputusan yang tepat untuk mengendalikan kelas agar proses belajar mengajar berjalan tertib dan
lancar. Harapannya kelas secara khusus dan sekolah secara umum bisa menghasilkan siswa-siswi
yang berprestasi dari sekolah tersebut.
Dalam membentuk kelas yang efektif ada 4 komponen yang menentukan yaitu Guru,
Murid, Lingkungan Fisik dan manajemen ruang kelas.
1. Guru
Guru adalah seorang komunikator artinya sebagai media untuk mentransfer ilmu dari buku
kepada siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Untuk menjadi komunikator
yang baik ada 3 aspek utama yang perhatikan yaitu :
a. Keterampilan Berbicara
Berbicara didepan kelas dan murid adalah kegiatan rutin seorang guru. Supaya murid
tidak merasa bosan maka seorang guru harus pandai berbicara di depan murud. Beberapa cara /
strategi untuk berbicara di depan murid antara lain :
b. Keterampilan Mendengar
Selain keterampilan berbicara seorang guru juga harus memiliki keterampilan mendengar.
Bukan hanya mendengar tapi harus menjadi pendengar aktif artinya mendengar dengan penuh
perhatian pada murid apa yang dibicarakan dan harus bisa dirasakan secara emosional.
Cara-cara untuk menjadi pendengar yang aktif (Santrock & Halonen, 2002) sebagai berikut :
2. Murid
Agar murid mau bekerjasama, maka langkah yang bisa diambil adalah :
a. Kembangkan hubungan positif dengan murid.
b. Ajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab bersama (melibatkan murid dalam
3. Lingkungan Fisik
Empat prinsip dasar dalam penataan ruang kelas (Evertson, Emmer & Worsman) adalah :
Yang termasuk area ini adalah area belajar kelompok, bangku murid, meja guru dan
lolasi penyimpanan pinsil, rak buku dan computer. Sebisa mungkin, pisahkanlah area itu satu
sama lain dan pastikan juga hal tersebut mudah didatangi
Tujuannya untuk meminimalkan waktu persiapan dan perapihan juga mengurangi keterlambatan
dan gangguan aktivitas.
Guru harus mengatur letak dan posisi murid sedemikian rupa sehingga murid bisa melihat
presentasi dengan jelas. Tetapkanlah dimana anda dan siswa akan mengambil tempat ketika
presentasi seluruh kelas terjadi. Untuk aktivitas ini, siswa seharusnya tidak perlu memindahkan
kursi atau menoleh. Untuk mencari tahu seberapa baik siswa anda bisa melihat dari tempat
mereka, duduklah dikursi mereka dibagian yang berbeda-beda dari ruangan tersebut.
b. Gaya Penataan Kelas
Dalam mempertimbangkan bagaimana anda akan mengatur ruang fisik kelas, tergantung
dari model dan model aktivitas pembelajaran apa yang akan anda terapkan. Apakah aakan
melakukan aktivitas siswa melibatkan diri seluruh kelas, kelompok kecil, tugas indivisual dsb.
Pertimbangkanlah jumlah penyusunan fisik yang paling mendukung. (Crane, 2001; Fickes, 2001;
Weinstein, 2007). Ada beberapa model penyusunan ruang kelas adalah sebagai berikut:
1) Gaya Auditorium, semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini mengurangi kontak
murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja.
2) Gaya tatap Muka , murid saling menghadap. Kemungkinan gangguan dari murid besar
sekali.
3) Gaya seminar, sejumlah besar murid (biasanya 10 orang) duduk disusun lingkaran,
persegi atau bentuk U. ini efektif jika guru ingin agar murid berbicara satu sama lainnya
atau bercakap cakap dengannya.
4) Gaya Offset, murid biasanya 3 – 4 orang duduk dibangku tetapi tidak berhadapan
langsung satu sama lain. Cocok untuk gaya pembelajaran kooperatif.
5) Gaya Klaster, biasanya 4 – 8 murid bekerja dalam kelompok kecil. Cocok untuk
pembelajaraan kolaboratif.
1) Pertimbangkan apa yang akan dilakukan murid. Jika kita akan mengajar TK atau SD, kita
perlu menciptakan setting untuk membaca dengan suara keras,mengajar membaca secara
berkelompok, tempat untuk berbagi pandangan,pengajaran matematika, dan tempat pelajaran
keterampilan dan seni.
2) Buat gambar rencana tata ruang. Sebelum kita memindahkan perabot, buatlah gambar
beberapa rancangan tata ruang, kemudian pilih salah satu gambar yang menurut kita paling baik.
3) Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas. Kita dapat merencanakan tata ruang
kelas sebelum sekolah dimulai. Tetapi setelah sekolah dimulai, baiknya kita tanyakan kepada
murid tentang rencana yang sudah kita buat sebelum masuk sekolah. Jika murid member saran
yang masuk akal, maka ada baiknya kita mencoba.
4) Cobalah rancangan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya. Evaluasilah efektivitas tata
ruangan kita, beberapa minggu setelah masuk sekolah. Misalnya mengatur posisi murid
setengah lingkaran agar dapat mengurangi keributan.
Siswa membutuhkan lingkungan yang positif untuk pembelajaran. Kita akan membahas
strategi umum manajemen kelas untuk menyediakan lingkungan ini cara-cara menetapkan dan
menegakkan peraturan secara efektif, serta strategi yang positif untuk membuat siswa bekerja
sama.
Strategi umum meliputi penggunaan gaya demokratis dan manajemen aktivitas kelas
secara efektif.
1) Gaya manajemen kelas yang demokratis (Authoritative Class room management style)
Berasal dari gaya pengasuhan. Dalam konteks social dan perkembangan sosioemosional. Sama
halnya dengan orang tua yang demokratis, guru yang demokratis memiliki siswa yang
cenderung percaya diri, menunda kegembiraan, akrab dengan teman sebaya, dan menunjukkan
harga diri yang tinggi. Strategi demokratis memicu siswa untuk menjadi peikir dan pelaku yang
mandiri, namun masih melibatkan pemantauan yang efektif.
2) Gaya manajemen kelas otoriter (authoritarian management classroom style),
Bersifat membatasi dan menghukum. Fokusnya adalah mempertahankan suasana di dalam kelas
dari pada pengajaran dan pembelajaran. Guru yang otoriter menetapkan batas dan kendali yang
tegas terhadap siswa serta memiliki sedikit pertukaran verbal dengan siswa. Siswa yang dalam
kelas otoriter cendrung merupakan pelajar yang pasif, tidak bisa memulai aktivitas,
mengungkapkan kecemasan tentang perbandingan social, dan memiliki keterampilan komunikasi
yang buruk.
3) Gaya menajemen kelas yang permisif (permissive classroom management style),
Memberi siswa banyak kebebasan, tetapi memberi mereka sedikit dukungan untuk
mengembangkan keterampilan belajar atau mengatur keterampilan mereka. Tidak mengherankan
siswa di kelas permisif cendrung memiliki ketrampilan akademis yang tidak memadai dan
pengendalian diri yang rendah
Secara keseluruhan, gaya demokratis akan lebih bermanfaat bagi murid daripada gaya
otoriter dan permisif. Gaya demokratis akan membantu murid menjadi pembelajar yang aktif ,
percaya diri, akrab dengan teman sebaya dan mampu mengendalikan diri.
Prilaku yang biasanya mengganggu aktifitas kelas dan proses belajar mengajar contohnya
murid ribut sendiri, meninggalkan tempat izin, bercanda sendiri atau makan permen di kelas.
Solusi jika kita menemukan permasalahan diatas diantaranya adalah adalah :
Beberapa aktivitas murid yang mengganggu pelajaran atau mengganggu pekerjaan murid
lain kita kategorikan sebagai prilaku yang butuh intervensi kuat/ Moderat. Menurut Evertson,
Emmer & Worsham,2003 solusi yang bisa dipakai dalam permasalahan diatas adalah :
Diantara orang-orang yang dapat membantu kita agar murid kembali kepada aturan yang
kita harapkan antara lain bantuan teman sebaya, orang tua, kepala sekolah dan mentor.
Kita dapat menelepon orangtua murid atau mengadakan rapat orangtua untuk problem
tertentu. Cukup dengan memberitahu orangtua, biasanya perilaku murid bisa berubah. Jangan
menempatkan orang tua dalam posisi dipensif atau menyalahkan mereka karena perilaku
anaknya yang salah di sekolah.
Banyak sekolah merumuskan konsekuensi untuk perilaku bermasalah tertentu. Jika kita
gagal mengatasi problem, kita bisa meminta bantuan kepala sekolah. Murid bisa dipertemukan
dengan kepala sekolah atau konselor agar murid mendapat peringatan. Atau mungkin diadakan
rapat orangtua jika perlu. Biarkan kepala sekolah/konselor menangani masalah sehingga kita bisa
menghemat waktu.
4) Mencari mentor.
Seorang mentor dapat member dukungan yang kita butuhkan untuk mengurangi prilaku
bermasalah. Carilah orang yang bisa menjadi mentor untuk murid yang beresiko bermasalah.
KESIMPULAN
Untuk dapat mengatur kelas secara efektif maka dibutuhkan kerjasama antara guru dan
murid. Selain itu ruang kelas,tata letak dan metode pengajaran di dalam kelas tidak kalah penting
dalam proses belajar mengajar yang efektif.
Kemampuan berbicara, kemampuan mendengar dan kemampuan non verbal sangat
dibutuhkan oleh seorang guru. Terkadang komunikasi non verbal dalam proses belajar mengajar
juga membantu guru untuk memahami apa yang dirasakan oleh siswa, sehingga guru mampu
mengambil keputusan metode apa yang terbaik dalam mengajar siswa di kelas tersebut.
Metode yang terbaik untuk masa sekarang adalah antara guru dan siswa harus ada
kerjasama, baik itu dalam mengelola kelas secara fisik maupun pengelolaan pengajaran yang
efektif.
BIBLIOGRAFI
http://amriblog-amriblog.blogspot.com/2012/02/makalah-manajemen-kelas.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-
pengelolaan-kelas/14-04 14.00pm
http://chefottrompet.wordpress.com/2012/10/30/15/19-04 11.00am
APPENDIX
Script Interview
Narasumber : Ashari
Jawab : Kelas dibagi berdasarkan keinginan siswa. Ada yang privat maupun
reguler.
Jawab : Ada 5 kelas, itu yang reguler. Dan ada juga beberapa privat.
Jawab : Tergantung, minimal dalam satu kelas ada 6 siswa, maksimal ada 18
siswa.
Jawab : Bisa anda lihat sendiri, di kelas ada sound, kipas angin, tape, modul yang
lebih mengacu ke Australia style.
Jawab : Perekrutannya diambil dari para alumni kursusan sini. Tapi rata-rata para
tutor sudah lulus S1.