(1) Kondisi Fisiologis Peserta Didik Kondisi fisik peserta didik sudah sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka telah menggunakan secara optimal fungsi fisiknya seperti bergerak, melihat, membaca, menulis, dan kegiatan-kegiatan lain untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Peserta didik juga sudah bersikap baik dalam pemanfaatan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya yang ditandai dengan adanya perilaku- perilaku yang baik dan mengetahui batasan norma berperilaku antara laki-laki dengan laki-laki, laki-laki dengan perempuan maupun sebaliknya, dan perempuan dengan perempuan. Secara umum kondisi fisiologis peserta didik saya katakan sudah baik.
(2) Kondisi Kognitif Peserta Didik
Sasaran observasi dilakukan di kelas IX B yang mana rata-rata usia peserta didik dikisaran 15 tahun pada teori perkembangan kognitif oleh Piaget masuk ke dalam tahap operasional formal. Pada kegiatan pembelajaran di kelas saat guru mengarahkan setiap kelompok yang sudah dibagi orangnya sebelumnya, peserta didik bisa memahami dan menyelesaikan soal tentang menentukan fungsi kuadrat yang tergolong dalam materi yang abstrak dan mereka mampu mengidentifikasi variabel yang ada dan saat mempresentasikan mereka mampu menjelaskan dengan baik disertai alasan pengerjaan yang proporsional dan mengkombinasikan operasi yang beragam. Peserta didik sudah mampu berpikir secara formal sesuai dengan usia perkembangannya. Gambar 1 menunjukkan situasi perkembangan kognitif peserta didik. Gambar 1. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya
(3) Identifikasi Gaya Belajar Peserta Didik
Gaya belajar peserta didik yang terlihat saat pembelajaran berlangsung adalah gaya belajar visual (melihat) dan auditori (mendengar). Peserta didik memperhatikan dengan seksama penjelasan guru, mendengarkan segala instruksi dengan baik, dan cermat mencari referensi materi fungsi kuadrat di internet. Gaya belajar yang dominan pada kelas adalah gaya belajar visual ditunjukkan dengan antusiasme peserta didik dalam mencari referensi dan memahami materi fungsi kuadrat dengan bebas sesuai dengan kata kunci yang diberikan guru. Gaya belajar peserta didik tergolong sulit direpresentasikan dengan pengamatan observasi semata. Perlu adanya tindak lanjut untuk mengetahui dengan cermat tentang gaya belajar mereka di kelas.
(4) Perkembangan Emosi
Ruangan kelas disuguhkan dengan penataan meja kursi yang fleksibel, space di belakang yang lega, dan adanya mading ekspresif di belakang kelas yang berisi foto-foto dan tulisan-tulisan yang menggambarkan isi kelas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Mading Kelas
Ekspresi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ada yang suka bertanya kepada guru, ada yang suka berbicara dengan temannya ketika sudah selesai mengerjakan tugas, dan ada yang asik menulis hal lain di halaman buku tulisnya. Peserta didik memiliki keberagaman dalam berekspresi saat pembelajaran berlangsung, namun walaupun ada beberapa peserta didik yang mengekpresikan emosinya dengan mengerjakan hal lain yang tidak disuruh guru dan bercanda dengan teman yang membuat suara di kelas menjadi hiruk pikuk dengan kebisingan, pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
(5) Perkembangan Sosial
Ada interaksi positif di dalam kelas saat mengikuti pembelajaran peserta didik terlibat aktif tanya jawab dan diskusi dengan teman sejawat. Sikap yang muncul saat pembelajaran berlangsung adalah hormat terhadap guru, rajin dan disiplin belajar, saling menghargai dan mengapresiasi saat teman berbicara dan memberikan tepuk tangan saat penjelasan disampaikan dengan sangat jelas. Keterampilan sosial peserta didik di kelas dalam diantaranya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, bisa menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, dan bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku (Tholib dalam Permatasari, 2016). Secara umum, perkembangan sosial peserta didik di kelas sudah baik dan beragam.
(6) Perkembangan Moral/Spiritual
Peserta didik sudah menunjukkan sikap sopan santun terhadap guru seperti meminta izin ke toilet sebelum keluar kelas, dan tidak ribut atau berbicara saat guru menjelaskan. Sikap religius peserta didik saat di kelas adalah mereka bersama-sama mendoakan teman yang sakit agar cepat sembuh dan saling mengingatkan akan datangnya waktu zuhur dan melakukan shalat berjamaah. Perkembangan moral/spiritual peserta didik ditunjukkan dengan sikap ramah dan patuh kepada guru, menjaga kebersihan dan keindahan kelas, serta patuh menjalankan kewajiban sebagai insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Perkembangan moral/spiritual peserta didik ditunjukkan dengan sikap yang baik saat pembelajaran berlangsung.
(7) Motivasi Belajar Peserta Didik
Selama pembelajaran berlangsung peserta didik terlibat aktif ditandai dengan adanya interaksi tanya jawab dan diskusi antar teman dan guru untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Setiap kali guru memberikan pertanyaan peserta didik tidak malu untuk menjawab walaupun hanya beberapa dari mereka yang bisa menjawab dengan benar. Namun hal ini menunjukkan adanya motivasi belajar peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Antusiasme peserta didik ditunjukkan dengan kekatifan dalam tanya jawab dan diskusi, cermat mencari penyelesaian dari sumber buku pelajaran dan internet, dan fokus dalam memperhatikan setiap penjelasan dari guru dan presentasi dari kelompok yang maju ke depan kelas. Motivasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan antusiasme belajar yang tinggi.
B. Hasil Observasi Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi kelas selama pembelajaran diperinci sebagai berikut: (1) Lingkungan kelas aman Dalam pembelajaran guru mengkondisikan peserta didik berkelompok. Pintu kelas di tutup agar konsentrasi peserta didik tidak terdistraksi dengan kegiatan di luar kelas. Selain itu, guru mengkondisikan peserta didik yang bersuara terlalu keras atau kegiatan lain yang berpotensi mengganggu pembelajaran sehingga kelas dalam keadaan aman selama pembelajaran berlangsung. Untuk ruang kelas berada di dalam komplek sekolah yang terlindungi pagar tembok setinggi ± 3 m yang menjadikan ruang kelas juga aman dari gangguan luar sekolah. (2) Lingkungan kelas yang nyaman Kelas dilengkapi dengan system pendingin berupa AC sehingga peserta didik tidak kepanasan di dalam kelas. Pintu yang ditutup guru tidak menjadi masalah karen apenerangan ruangan yang baik. Selain itu, ditutupnya pintu menjadikan peserta didik tidak mendapatkan gangguan dari luar kelas yang menjadikan mereka merasa nyaman dalam belajar. Guru juga mempersilahkan peserta didik berekspresi secara teratur melalui kegiatan tanya jawab, diskusi dan presentasi kelas. Perlakuan demikian menjadikan peserta didik tidak merasa terkekang dan tertekan dalam mengikuti pembelajaran. Ketika peserta didik merasa kesulitan, guru tidak segan mendatangi peserta didik untuk membantunya mengatsi kesulitan yang didapatinya. Untuk ruang kelas berada jauh dari pasar, melainkan berlokasi di komplek sekolah yang dikelilingi gedung pramuka dan sekolah lain sehingga peserta didik tidak mendapatkan kebisingan yang mengganggu dari luar sekolah. (3) Lingkungan kelas berpihak pada ekosistem pembelajaran Dalam paradigma baru yang dicanangkan pemerintah, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada peserta didik. Tujuan dicanangkannya pembelajaran yang demikian adalah agar peserta didik mendapatkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah berpusat pada peserta didik melalui kegiatan diskusi dan presentasi kelompok sehingga peserta didik dapat bereksplorasi dan berekspresi secara teratur dalam pembelajaran. Suasana yang demikian memperlihatkan bahwa suasana kelas berpihak pada pembelajaran. Untuk ruang kelas terletak tidak jauh dari perpustakaan sehingga jika diperlukan peserta didik dapat dengan mudah mencari referensi yang diinginkan. Selain itu, komplek sekolah yang terletak di tempat strategis (dikelilingi gedung pramuka dan sekolah lain) menjadikan peserta didik tidak terganggu aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
C. Rancangan/Rencana Aksi Nyata
Setelah melakukan refleksi, saya ingin melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru dimana ada terlihat di dalam pembelajaran yang telah saya observasi. Pembelajaran paradigma baru yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Karena pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada murid, yang mana setiap murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Pembelajaran dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi saya sebagai guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.