Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PORTOFOLIO
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Drs. Pudyo Susanto, M.Pd.
Oleh :
Novita Ratnasari
140351600729
PORTOFOLIO 10
Hari, tanggal
Judul
: Pembelajaran
Kegiatan
Dalam
membahas
tentang
pembelajaran,
dosen
harus
mempunyai
catatan
sendiri
tentang
hasil
Dosen
bahwa diskusi
umpan
balik
kepada
mahasiswa.
Dosen
juga
saya, saya menjadi merasa tidak cocok dengan guru tersebut. Apalagi ketika
mengajar guru itu cuek, tidak tersenyum, hal itu membuat saya semakin merasa
tidak cocok dengan guru tersebut. Hal ini terus berlarut-larut dan rasa tidak suka
saya semakin besar. Akhirnya hal tersebut berdampak pada apa yang saya pelajari,
saya menjadi tidak paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru, dan akhirnya
saya kebingungan. Seharusnya saya tidak bersikap seperti ini. Meskipun tidak
suka terhadap gurunya tapi saya harus berusaha dan belajar untuk tetap fokus pada
mata pelajaran yang disampaikannya agar saya tidak bingung pada mata pelajaran
tersebut. Karena hal ini, saya berniat untuk mengubah mindset saya. Dengan
memperbaiki sifat saya, memperbaiki niat saya, akhirnya saya bisa mengikuti
pembelajaran dari guru saya.
b. Studi Pustaka
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
sebagai
sebuah
proses
saya
pahami
melalui
usia dini. Proses pembelajaran harus dijalani sendiri oleh individu yang mau
belajar, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, tapi dapat ditemani atau
didampingi oleh orang lain. Dengan demikian, proses pembelajaran membuat
semua pihak yang terlibat menjadi makin terpelajar. Proses pembelajaran adalah
proses mengasah ketrampilan mental dan fisik, sehingga pengulangan (berlatih)
dan pemantauan (pemberian masukan) perlu terus dilakukan selama proses
pembelajaran. Karenanya proses pembelajaran perlu waktu (tidak bisa instant) dan
motivasi (keinginan untuk tahu atau menjadi bisa). Hasil dari proses pembelajaran
adalah individu dengan kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Karena kemampuan belajar adalah hasil dari proses pembelajaran, maka
proses pembelajaran tidak berhenti dengan berakhirnya semester atau selesainya
penempuhan semua matakuliah dalam suatu kurikulum. Kemampuan belajar yang
sudah ada akan membawa manusia kedalam proses pembelajaran sepanjang hayat.
Dalam proses belajar sepanjang hayat ini, yang terjadi adalah penyeimbangan
peran logika, ego dan emosi dalam berkata-kata, bersikap, dan berbuat. Peran
logika yang membuat manusia menjadi tahu/mengerti, harus diimbangkan dengan
peran ego yang meletakkan kepentingan diri dan kepentingan orang lain secara
benar, dan dengan peran emosi yang memunculkan rasa bahagia dan damai.
Dalam lingkungan pendidikan tinggi, mahasiswa dan dosen (pelaku)
mempelajari teori atau metode tertentu (belajar apa) dalam suasana kerja yang
dimunculkan oleh sebuah komunitas akademik yang didukung kelengkapan
sarana fisik/material (lingkungan belajar). Student-centered learning menekankan
peran aktif mahasiswa sebagai pelaku pembelajaran. Kesungguhan mahasiswa
untuk benar-benar mau belajar menjadi syarat yang perlu dan seringkali juga
cukup
(necessary
and
sufficient
condition)
untuk
memunculkan
hasil
Jurnal Kuliah
a. Pemahaman Sebelum Perkuliahan
Untuk mengatasi ketidak efektifan dalam pembelajaran, maka guru dan
siswa harus saling berkoordinasi. Guru harus bisa menempatkan diri di dalam
kelas, dalam hal ini guru bisa lebih ramah kepada siswa agar siswa tidak tegang
ketika mendengarkan penjelasan dan juga mereka bisa menerima bahan ajar yang
disampaikan. Guru juga harus bisa menerapkan model-model pembelajaran yang
sesuai agar siswa tidak jenuh dan tetap bisa fokus pada pembelajaran.
Urutan dari teori, pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran memang mengalami banyak kontroversi. Namun, memang yang
sering dipakai adalah urutan ini. Dalam pembelajaran sangat penting untuk
memahami teori yang akan disampaikan. Kemudian pendekatan, disini pelaku
maupun subjek pembelajarn mengetahui sumber masalah yang timbul. Model,
menjelaskan apa yang belum jelas ketika disampaikan dengan teks saja. Strategi
disusun setelah mempunyai rencana apa yang akan disampaikan. Kemudian
Pembelajaran
Belajar
Siswa
Stimulus/perubahan lingkungan
Interaksi
Diskusikan:
1. Apa yang menyebabkan interaksi antara siswa dan bahan
ajar tidak efektif?
antara
siswa
dan
bahan
ajar
tidak
efektif
diantaranya:
a. Cara
penyampaian
bahan
ajar
kurang
menarik
dan
model
pembelajaran
yang
menarik
dan
kreatif.
c. Menyampaikan bahan ajar secara komunikatif.
d. Menggabungkan variasi tipe gaya belajar karena tiap siswa
memiliki
tipe
belajar
yang
berbeda.
Misalnya
efektif
(berdayaguna)
belajar.
Dalam
atau
meningkatkan
pembelajaran
ini
keefektifan
siswa
tidak
pengetahuan
siswa)
yang Kemampuan/kecakapan (kompetensi)
nyata
maka
pertanyaan
siswa
sendiri
akan
dari
menemukan
benda
yang
kontekstual)
Instruktif (yang diajarkan hanya dari Fasilitatif (guru memberikan fasilitas)
intruksi guru)
Direct intstruction (pengajaran langsung Indirect
instrudtion
(siswa
menyelidiki
Pengajaran
sendiri)
langsung
pemberian
pengetahuan
Student centered
Komponen pembelajaran
-
Guru
Siswa
Kompetensi
Bahan ajar
Proses pembelajaran
Pembelajaran :
-
Siswa :`
-
Subjek belajar
Menanggapi masalah
Membangun kompetensi
Bahan ajar :
-
Mengandung masalah
Berstruktur
Bahan ajar yang sudah terstruktur dengan baik (pengajaran) terdiri dari:
faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif.
Bahan ajar yang strukturnya masih asli (pembelajaran) terdiri dari:
lingkungan, masyarakat, teknologi dan sains.
Proses Pembelajaran
No
Proses Pembelajaran
Peran Guru
.
1.
Instruksi
2.
3.
memberikan ceramah)
Pemodelan (penyajian materi melalui model)
Model
Fasilitasi (menyediakan fasilitas peralatan/bahan Fasilitator
4.
dan bimbingan)
Pengaturan strategi
5.
skenario pembelajaran/RPP)
Pengelola
kelas
(pengelola
6.
sosioemosional kelas)
Evaluasi/asesmen (memonitor kemajuan belajar)
(pemberian
petunjuk
pembelajaran
belajar, Instruktor
(perancang Designer
fisik
PENDEKATAN
Merupakan arah/sudut pandang terhadap sesuatu sebagai titik atas pusat
permasalahan.
Teacher centered
Learner centered
Pendekatan Pembelajaran
Contoh :
-
MODEL
Model adalah representasi, deskripsi, rencana yang untuk menjelaskan
suatu objek, sistem, atau konsep.
Bentuknya dapat berupa model fisik, model citra, model/rumus matematis (dalil
phytagoras)
Model masih menyebutkan langkah saja.
Contoh : model siklus belajar (di khususkan untuk IPA), model problem based
learning (dikhususkan untuk kedokteran).
STRATEGI
Strategi sudah mendiskripsikan bagaimana langkahnya. Strategi adalah
rencana
tindakan
untuk
mencapai
sasaran
dan
mencapai
keberhasilan
METODE
Metode adalah cara untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan.
Atau dapat diartikan juga sebagai cara memperlakukan siswa agar dapat
menerima dan mengolah informasi. Contohnya yaitu ceramah, demonstrasi,
eksperimen (siswa aktif), simulasi (siswa aktif), diskusi. KKL termasuk metode
pengajaran.
TEKNIK
Teknik merupakan cara khusus untuk mengimplementasikan metode
pembelajaran. Contohnya yaitu ceramah dengan bantuan power point,
demonstrasi oleh siswa, eksperimen sederhana, simulasi dengan permainan,
diskusi kelompok kecil. Seminar termasuk dalam teknik diskusi, bisa kelompok
kecil, bisa juga kelompok klasikal.
Kesimpulan :
Ketidakefektifan pembelajaran
dipengaruhi oleh 2 faktor yang sama, yaitu ketidak cocokan antara guru dengan
siswa, dan tidak paham dengan penjelasan guru. Untuk mengatasi ketidakefektifan
dalam pembelajaran, maka guru dan siswa harus saling berkoordinasi. Guru harus
bisa menempatkan diri di dalam kelas, dalam hal ini guru bisa lebih ramah kepada
siswa agar siswa tidak tegang ketika mendengarkan penjelasan dan juga mereka
bisa menerima bahan ajar yang disampaikan. Guru juga harus bisa menerapkan
dan mengkombinasikan model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak
jenuh dan tetap bisa fokus pada pembelajaran. Biasanya urutan pembelajaran yang
sesuai untuk digunakan adalah urutan dari teori, pendekatan, model, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran.
Daftar Rujukan :
http://pip.unpar.ac.id/publikasi/buletin/sancaya-volume-02-nomor-01-edisijanuari-2014/pembelajaran-sebagai-sebuah-proses/
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat,
hal. 69-79.
McGehee, W. (Inggris)"Are We Using All We Know About Training? Learning
Theory and Training," Personnel Psychology, Spring 1958, hal. 2.
PORTOFOLIO 11
Hari, tanggal
: Rabu, 4 November 2015
Judul
Kegiatan
Biologi
yaitu
mengidentifikasi
berbagai
jenis
Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses
berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
Contoh, untuk mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan
serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati
perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot
untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh
data pengukuran kuantitatif yang akurat. Misalnya data panjang awal benda
sebelum dipanaskan dan data panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam
kurunwaktu tertentu.Proses ini melibatkan alat indrauntuk mencatat data
danmengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.
seorang
filsuf
bertanya
tentang
kebenaran dari apa yang kita ketahui. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala
alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud
misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional.
Sikap ilmiah contohnya adalah objektif dan jujur dalam mengumpulkan data
yang diperoleh.
Dengan
menggunakan
proses
dan
sikap
ilmiah
itu scientist memperoleh penemuan penemuan atau produk yang berupa fakta,
konsep, prinsip, dan teori.
IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara
berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produkproduk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran,
merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan
prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara
berpikir, melainkan science as a way of knowing. Artinya, IPA sebagai proses
juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan
berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai IPA berhubungan dengan
tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan
manusia, serta sikap dan tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian,
ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan). Berdasarkan
berbagai pandangan di atas, IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk
memahami alam, melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Collete dan Chiappetta (1994)
yang
menyatakan
bahwa IPA
pada
hakikatnya merupakan;
kumpulan
Menguraikan
Berisi fenomena-fenomena
Menghubungkan
: pembelajaran IPA
Induktif
: proses IPA
4 Pembelajaran
IPA
menekankan
pengalaman
langsung
KE
Tak dikenal
Jauh
Rumit
Abstrak (berpikir sesuai apa
Pertanyaan
Contoh
Benda nyata
Pengalaman pribadi
Konsep yang ada
Prinsip ilmiah
menurut Piaget)
Jawaban
Umum
Representasi
Prinsip sains
Konsep baru
Penerapan
menemukan
masalah).
Hasil
pembelajaran
11.
SMP
SMA
dan
PT.
Sebutkan
solusi
serta
dampak
(positif/negatif)!
Kesimpulan :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) juga memiliki karakkteristik-karakteristik dan prinsip-prinsip yang
harus kita gunakan dalam menerapkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam
kehidupan sehari-hari.
Daftar Rujukan :
Wasih Djojosoediro . Modul Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. Semarang :
UNNES PGSD.
http://agathaluciamaharani.blogspot.co.id/2014/12/hakikat-ipa-karakteristikipa.html
PORTOFOLIO 12
Hari, tanggal
Judul
Menengah
PERMEN Diknas RI no. 65 Tahun 2013;
Prinsip,
Karakteristik
dan
Pendekatan
Pembelajaran
Kegiatan
Karakteristik
dan
Pendekatan
Pembelajaran,
dosen
mendengarkan
dan
mencatat
materi
yang
umpan
balik
kepada
mahasiswa.
Dosen
juga
memberikan
peragaan-peragaan
atau
menunjukkan
tingkat
dasar
tetapi
belum
pernah
diketahui
oleh
yang
bahkan
anak
lebih
percaya
perkataan
guru
untuk
memperoleh
berbagai
macam
perencanaan
pembelajaran,
prinsip-prinsip
belajar
dapat
memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi,
keaktifan,
keterlibatan
langsung/berpengalaman,
pengulangan,
kurikulum,
termasuk
memahami
prinsip-prinsip
pembelajaran itu sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga
efisiensi suatu pembelajaran bisa kita lihat melalui kegiatan pembelajaran ini.
Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran sudah sepatutnya seorang
pengejar mengetahui bagaimana cara untuk membuat kegiatan belajar bisa
berjalan dengan baik serta bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip keaktifan
Pada hakikatnya belajar itu merupakan proses aktif yang mana seseorang
melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku dan
pemikiran menjadi lebih baik.
Prinsip pengulangan
prinsip pengulangan di sini memang sangatlah penting yang mana teori yang
bisa kita jadikan petunjuk dapat kita cermati dari dalil yang di kemukakan
Edward L Thorndike mengenai law of learning.
Prinsip tantangan
Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti
halnya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan, maka para siswa
pun juga akan tertantang untuk terus mempelajarinya.
memuaskan sehingga itu bisa menjadi titik balik yang akan sangat
berpengaruh untuk kelanjutannya.
sehingga kita juga bisa lebih memahami arti dari proses pembelajaran itu sendiri.
Jurnal Kuliah
a. Pemahaman Sebelum Perkuliahan
Standar proses pendidikan dasar dan menengah dibuat
sebagai rambu-rambu agar guru-guru mengerti apa yang harus
dilakukan untuk mencapai target dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakannya. Guru harus berperan sebagai orang tua juga
motivator pada anak untuk lebih memudahkan guru mencapai
targetnya. Guru juga harus bisa memberi kesan kepada siswa
bahwa dirinya berbeda dari guru-guru yang lain dan pengajaran
serta pengalaman yang diberikan kepada siswa-siswanya lebih
bermakna. Untuk mencapai hal tersebut guru bisa memberikan
hal-hal atau pengalaman baru serta unik kepada siswa. Guru juga
harus
bisa
mengakrabi
siswa-siswa
agar
mereka
nyaman
memberi
semangat
kepada
mereka
dan
Ngulmi Khamidah
target
Rodhiallah Mertiarti
Permasalahan : tidak memerhatikan pengalaman yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran
Dampak : pembelajaran tidak bagus, siswa sulit mengaplikasikan ke
kehidupan sehari-hari
Perbaikan : guru memberikan cntoh sesuai pengalaman siswa sehari-hari
Pembahasan :
Penerapan LKS sudah ada sebelum kurikulum KTSP, yakni sekitar tahun
1984
Filosofi kurikulum KTSP lebih baik dan lebih menasar daripada kurikulum
2013
siswa
belajar.
Misalnya:
seorang
pelukis
Prakarsa : gagasan
Kreatifitas
Kemandirian
sesuai
dengan
bakat,
minat,
dan
pembelajaran
yang
menekankan
jawaban
tunggal
keseimbangan
antara
keterampilan
fisikal
yang
pemberdayaan
mengutamakan
peserta
didik
pembudayaan
menjadi
dan
pembelajaran
sepanjang hayat
10.
masyarakat
12.
adalah guru, siapa saja adalah siswa dan di mana saja adalah
kelas
13.
14.
erat
pada
Standar
Kompetensi
Lulusan.
Sasaran
secara
terpadu
dengan
interdisipliner
dan
intradisipliner
2. Pendekatan Diskoveri-Inkuiri
Dilakukan secara kontekstual
Kesimpulan :
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Untuk mencapai standar kompetensi lulusan
tersebut diperlukan prinsip, karakteristik serta pendekatanpendekatan pembelajaran kepada siswa. Guru juga harus bisa
memberikan kesan, pengalaman dan hal baru yang berbeda
PORTOFOLIO 13
Hari, tanggal
Judul
IPA untuk
Semua
Kegiatan
power
point
kepada
mahasiswa.
Mahasiswa
dan
akan
berusaha
menemukan
jawabannya.
Pada
dengan
kebudayaan
tuan
rumah
sehingga
menyebabkan
b. Studi Pustaka
Pendidikan multikultural hingga saat ini belum dapat didefinisikan secara
baku. Namun, ada beberapa pendapat para ahli mengenai pendidikan
multikultural. Diantaranya adalah Andersen dan Cusher (1994:320) mengartikan
pendidikan multikultural sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
Kemudian, James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikultural
sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin
mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan). Dimana
dengan adanya kondisi tersebut kita mampu untuk menerima perbedaan dengan
penuh rasa toleransi.
Seperti definisi di atas, Muhaemin el Mahaddi berpendapat bahwa
pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai pendidikan keragaman
kebudayaan dalam merespon perubahan demografis dan kultural lingkungan
masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan.
Adapun Paulo Freire seorang pakar pendidikan
pembebasan
juga
merupakan
strategi
pendidikan
yang
memanfaatkan
keberagaman latar belakang kebudayaan dari siswa sebagai salah satu kekuatan
untuk membentuk sikap multikultural (sikap saling menghargai).
b. Pemahaman Setelah Perkuliahan
Pendekatan Multibudaya
-
mempunyai
bahasa,
pengertian
IPTEK,
dan
cara
berbagai
etnis
mempelajarinya,
Latar belakang :
a. Sekolah pertama kali berkembang di Eropa Barat
b. Sekolah dikenal pada abad 20 tercipta ketika hampir
semua siswa adalah keturunan Eropa Barat, berbahasa
Inggris, dan jumlah siswa hanya sedikit.
Sementara :
a. Anak imigran dan petani harus membantu keluarga
b. Anak
cacat/mengalami
masalah
belajar
tinggal
di
tidak
punya
prinsip
untuk
mengubah
pada
Eropa.
Sehingga
menyebabkan
orang
Eropa
yang
digunakan
adalah
bahasa
Inggris.
yang
sudah
disebutkan
diatas
menerapkan
pendidikan multibudaya.
Hakikat Pendidikan Multibudaya
1. Kelas berisi siswa yang beragam : etnis, bahasa, sosial,
gender dan kepribadian
2. Kesadaran bahwa di benua lain (selain Eropa) ada metode
ilmiah dan temuan sains
3. Pendidikan sains masa kini adalah science teaching for all
children
4. Pendiidkan multibudaya diusahakan pada sekolah-sekolah
yang siswanya multietnik
Model Pembelajaran pada Pendidikan Multibudaya
1. Materinya mengangkat isu sains kontekstual/STS (Science
Technology
Society).
Yang
dimaksud
kontekstual
yaitu
Indonesia
bersifat
multietnis:
Jawa,
Sunda,
Sekolah Inklusif?
Kita bersekolah tidak hanya mendapat materi sesuai kurikulum yang ada di
sekolah. Secara langsung juga mendapat pengetahuan atau pengalaman tentang
budaya dari teman-teman. Namun perbedaan kebudayaan ini tidak lantas
dijadikan kesombongan pada tiap siswa. Hal ini malah menjadikan terjalinnya
kerukunan dan saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Dalam belajar
kelompok pun saling memberi masukan-masukan sesuai pengalaman yang
diperoleh, sehingga dapat menambah wawasan siswa. Akan tetapi sangat
disayangkan jika orang yang berasal dari daerah lain terkontaminasi dengan
kebudayaan tuan rumah atau teman dari daerah lain sehingga menyebabkan
kebudayaan dari daerahnya sendiri luntur. Seharusnya kebudayaan yang dimiliki
dari daerahnya sendiri haruslah tetap dipegang teguh, akan tetapi tidak boleh
mengisolasi diri untuk tidak bersosialisasi dan mempelajari kebudayaan daerah
lain. Kebudayaan yang berbeda dapat kita pelajari namun tidak untuk mengganti
kebudayaan yang kita miliki.
Daftar Rujukan :
Fay, Brian. 1996. Contemporary Philosophy of Social Sience: A Multicultural
Approach. Oxrofd:Backwell.
Freire, Paulo. 2000. Pendidikan Pembebasan. Jakarta: LP3S.
Hernandez, Hilda. 2002. Multicultural Education: A Teacher Guide to Linking
Context, Process, and Content. New Jersey & Ohio: Prentice Hall.
http://nandaperdanaputra.blogspot.co.id/2012/04/pendidikan-multi-budaya.html
PORTOFOLIO 14
Hari, tanggal
Judul
Model-model
Pembelajaran
sebagai
Suatu Kontinum
Kegiatan
model-model pembelajaran
juga
banyak
memberikan
peragaan-peragaan
atau
profesi
gurunya
(guru
senior)
berpendapat
lain
Persiapan: guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang
melatarbelakanginya.
Kegiatan penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas.
pertanyaannya
sendiri
dengan
melakukan
kegiatan
(observasi,
penyelidikan).
b. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Model ini merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan
dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran ini dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan model
dalam lintas siswa.
Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu
Memilih tema sentral yang dapat menjadi paying untuk memadukan konsepkonsep tersebut.
Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai
gambar dan permainan.
Ekplorasi
Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi
secara bebas. Kegiatan ini memberi siswa pengalaman fisik dan interaksi sosial
dengan teman dan gurunya.
-
Pengenalan konsep
Pada fase ini guru dengan metode yang sesuai menjelaskan konsep dan teori-teori
yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dan
menyusun gagasan mereka.
-
Penerapan konsep
Pada fase ini siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk
memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda.
d. Model Pembelajaran IPA atau CLIS (Children Learning Science)
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children Learning in Science
di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler. 1996)
Urutan Pembelajaran
Model CLIS terdiri atas lima tahap utama, yakni:
-
Orientasi
Pemunculan gagasan
Penerapan gagasan
Pemantapan gagasan
tertentu.
Sedangkan
model
pembelajaran
lebih
melihat
menggamit
beberapa
langkah
pembelajaran
yaitu:
persiapan,
rangsangan,
pernyataan/identifikasi
/pembuktian dan
memperlakukan siswa secara klasikal dan secara individu. Ketiga adalah memilih
materi pelajaran. Materi pelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi dasar dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Keempat adalah
menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contohcontoh generalisasi). Kelima adalah mengembangkan bahan-bahan belajar yang
berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa baik
secara individu maupun secara kelompok. Keenam adalah mengatur topik-topik
pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang kongkret ke abstrak, atau
dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dan tingkat kesulitan materi. dan ketujuh adalah melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa seusia dengan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan
Tahap kedua pelaksanaan pembelajaran pada model discovery learning
adalah. stimulasi/pemberian rangsangan. Pada tahap ini siswa dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan keingintahuan sehingga merangsang siswa untuk ingin
tahu lebih lanjut tentang apa yang akan dipelajari. Guru tidak memberi siswa
generalisai agar siswa mempunyai keinginan untuk mau menyelidiki sendiri baik
individu maupoun kelompok. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Tahap ketiga pelaksanaan pembelajaran pada model discovery learning
adalah pernyataan/ identifikasi masalah. Pada kegiatan ini siswa mempunyai tugas
untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mucul untuk dipecahkan.
Selanjutnya siswa memilih satu atau lebih permasalahan yang telah diidentifikasi
untuk dibuat rumusan hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah. Pada
identifikasi ini para siswa telah dilatih membuat hipotesis baik hipotesis nol
maupun hipotesis satu. Pendekatan ilmiah sangat diterapkan pada kegiatan ini
sehingga siswa akan belajar mandiri sesuai dengan hipotesis yang telah
dirumuskan
kesimpulan/generalisasi.
Kegiatan
generalisasi/menarik
melakukan konfirmasi sehingga perbedaan pendapat dari kelas bisa disatukan dan
pemahaman siswa bisa dipadukan.
Sistem penilaian pada model pembelajaran discovery learning dapat
dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan
dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa.
Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan
Model pembelajaran adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh pelaksana pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak pelaksana
pembelajaran di kelas. Berhasil tidaknya pembelajaran sepenuhnya ada di tangan
guru. Tentu banyak unsur pelaksanaan pembelajaran, namun model pembelajaran
merupakan satu unsur pembelajaran yang sangat penting untuk mendapatkan
perhatian lebih. Kurikulum 2013 telah menerapkan model pembelajaran yang
dipandang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
Pada kurikulum 2013 dikembangkan tiga model pembelajaran yaitu model
pembelajaran discovery learning, model pembelajaran berbasis masalah, dan
model pembelajaran proyek. Masing-masing model pembelajaran tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun guru tidak perlu memperuncing
kekurangn-kekurangan pada masing-masing model pembelajarn yang dimaksud.
Hal yang penting bagi guru adalah memahami, menerapkan dan mengembangkan
masing-masing model pembelajaran ini sehingga proses pembelajaran menjadi
efektif dan efesien serta berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Guru perlu melakukan inovasi-inovasi dari tiga model pembelajaran
sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan kelas serta saranan prasarana yang
ada. Dukungan dari pihak kepala sekolah serta rekan sejawat sangat diperlukan.
Jurnal Kuliah
a. Pemahaman Sebelum Perkuliahan
Model-model
pembelajaran
merupakan
suatu
bentuk
ceramah.
Dalam
penerapannya,
model-model
pengalaman
baru
kepada
siswa
serta
untuk
sarana
pembelajaran
merupakan
langkah-langkah
atau
prosedur
Teacher
Social models,
student-teacher
negotiated, shared
.
Bottom-up models,
student-centered
radical
Student
.
Pada
dasarnya
pembelajaran
merupakan
suatu
proses
untuk
Bottom up : guru melayani satu persatu siswa sesuai kebutuhan siswa dengan
gaya belajar yang sesuai.
Model ini dapt digunakan di banyak bidang ilmu pengetahuan seperti bidang
bahasa, seni dan keilmuan.Dulu terdapat kursus lewat radio.
2
pembelajarannya sudah ditentukan gurunya ataua dalam kata lain siswa belajar
sesuai dengan keinginan atau kehendak gurunya. Pengajar mengembangkan
tujuan pengajaran yang memerlukan aplikasi ketrampilan dan kecakapan tertentu
serta tujuan ini dapat dipakai pada bebrbagai bidang. Dulu berpusat pada
objective oriented
Social models
Bottom up models
Direct instruction/DI
Cooperative learning
Problem-based learning
(pengajaran langsung)
Project-based learning
discovery inquiry
Learning cycle
PORTOFOLIO 15
Hari, tanggal
Judul
Kegiatan
dengan
audiens
dan
dosen
juga
memberikan
perkuliahan
ini
menjadikan
mahasiswa
lebih
beragam
latar
belakang.
Beberapa
anak
mengalami
atau
shadow
yang
dibutuhkan
mereka
dan
anak
dengan
hendaya
kelainan
perkembangan
ganda
semua
aspek
kualitas
pendidikan
dan
menjamin
keunggulannya, sehingga hasil belajar yang diakui dan terukur dapat diraih oleh
semua, terutama dalam keaksaraan, angka dan kecakapan hidup (life skills) yang
penting.
Seruan International Education For All ( EFA) yang dikumandangkan
UNESCO sebagai kesepakatan global hasil World Education Forum di Dakar,
Senegal tahun 2000, penuntasan EFA diharapkan tercapai pada tahun 2015.
Seruan ini senafas dengan semangat dan jiwa Pasal 31 UUD 1945 tentang hak
setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan Pasal 32 UU Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur
mengenai Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.
Pernyataan Salamanca Tahun 1994 merupakan perluasan tujuan Education
For All melandasi pemerataan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus
dengan mempertimbangkan pergeseran kebijakan pemerintah yang mendasar
untuk menggalakkan pendekatan pendidikan inklusif.
Melalui pendidikan inklusif ini diharapkan sekolah-sekolah reguler dapat
melayani semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan pendidikan
khusus.
Semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka
tidak sekolah.
Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan dan
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Sekolah
Biasa/Sekolah
Umum,
yang
mengakomodasi
semua
Anak
Berkebutuhan Khusus
memiliki kesiapan baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Peserta Didik, Tenaga
Administrasi dan Lingkungan Sekolah/Masyarakat).
Jurnal Kuliah
a. Pemahaman Sebelum Perkuliahan
Hasil Observasi Sekolah Inklusi (SD Negeri Sumbersari 01 Malang)
1. Jumlah bahan ajar IPA yang digunakan siswa normal dan
siswa berkebutuhan khusus berbeda. Bahan ajar untuk siswa
normal berasal dari DIKNAS namun dengan penyederhanaan
yang telah disesuaikan dengan kemampuan anak yang dan
yang bertanggungjawab akan hal tersebut adalah guru BK di
sekolah.
2. Cara mengajar untuk keduaya juga berbeda. Untuk siswa
berkebutuhan khusus memiliki target yang lebih rendah
daripada siswa normal. Siswa berkebutuhan khusus cukup
dapat
membaca,
menulis,
bersosialisasi
dan
memiliki
anak
berkebutuhan
khusus
karena
setiap
anak
memberikan
perhatian
fokus
lebih
kepada
siswa
yang
berkebutuhan khusus.
Beberapa anak yang berkebutuhan khusus di sekolah yang
kami observasi tidak merasa bahwa dirinya berbeda dengan
teman-temannya. Mereka tidak canggung saat bermain dengan
teman-teman
yang
normal
lainnya.
Tetapi
beberapa
anak
sehingga
dia
tidak
mau
bermain
atau
mengerjakan
soal
karena
mereka
belum
bisa
anak
yang
berkebutuhan
khusus.
Hal
ini
malah
hasil
presentasi dari
teman-teman yang
sekolahnya.
Mereka
memperoleh
kurikulum
yang
berbeda
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masing-masing
siswa.
pemerintah
bahwa
semua
anak
bagaimanapun
peraturan
pemerintah).
Siswa
berkebutuhan
khusus berhak mendapatkan perlakuan yang lebih dari masingmasing sekolahnya. Orang-orang normal disekitarnya harus peka
dengan apa yang terjadi pada dirinya jika dia marah atau nangis
dengan tiba-tiba maupun melakukan hal lain yang bersifat
spontan. Kita tidak boleh menganggap remeh mereka dan harus
tetap menghargai dan menghormati apapun yang mereka
lakukan.
Daftar Pustaka :