Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Hakikat Sains, Teknologi, dan Masyarakat serta Keterkaitannya

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Sains, Teknologi, dan Masyarakat yang dibimbing oleh
Bapak Drs. Kadim Masjkur, M.Pd. dan Ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd.

Oleh:
Novita Ratnasari 140351600729
Nuke Kristriyanto Puteri 140351602836
Susi Fatmawati 140351604424
Sintia Dwi Astiwi 140351601752
Wuni Nila Cahyani 140351604689

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Januari 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sains.................................................................................6
2.2 Obyek Sains...................................................................................6
2.3 Karakteristik Sains.........................................................................7
2.4 Sains sebagai Kumpulan Pengetahuan (Body of Knowledge)........8
2.5 Sains sebagai Cara Berpikir (a way of thinking)............................9
2.6 Sains sebagai Cara Penyelidikan (a way of investigating)...........10
2.7 Hakikat Teknologi Informasi.......................................................11
2.8 Hakikat Masyarakat.....................................................................15
2.9 Keterkaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat..................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak
memasuki dunia kehidupannya. Sains pada hakekatnya merupakan sebuah
produk dan proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum.
Sedangkan proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara
memecahkan masalah, dan cara bersikap. Oleh karena itu, sains dirumuskan
secara sistematis, terutama didasarkan atas pengamatan eksperimen dan induksi.
Sains melandasi perkembangan teknologi, sedangkan teknologi
menunjang perkembangan sains. Sains terutama digunakan untuk aktivitas
discovery dalam upaya memperoleh penjelasan tentang objek dan fenomena alam
serta untuk aktivitas invention (penemuan) berupa rumus-rumus. Sedangkan
teknologi merupakan aplikasi sains yang terutama dalam kegiatan invention,
berupa alat-alat atau barang-barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam hal ini, pengembangan sains tidak selalu dikaitkan dengan aspek
kebutuhan masyarakat, sedangkan pengembangan teknologi selalu dikaitkan
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian sains, teknologi dan masyarakat
merupakan bagian yang tak terpisahkan
Dalam kurikulum pendidikan nasional tahun 2006, pendidikan sains
merupakan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian
mata pelajaran sains bagi anak dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Prinsip pengembangan kurikulum didasarkan bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik harus disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Dalam realitasnya, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara
dinamis. Semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti

3
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menjamin relevansi dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional mutlak harus dilaksanakan.
Dengan demikian, pembelajaran sains semestinya dapat dikaitkan dengan
pengalaman keseharian anak. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, anak dapat
dibiasakan untuk menemukan masalah dalam lingkungan lokal maupun secara
global, dan merumuskan solusi ilmiah yang mengaitkan dengan konsep sains yang
sedang dipelajarinya. Pembelajaran sains dapat berekspansi keluar dari sekedar
mempelajari pengetahuan menuju ke penggunaan pengetahuan dan keterampilan
dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-sehari. Ketika keberadaan sains menjadi lebih dekat dengan diri
dan kehidupan anak, pembelajaran sainspun akan menjadi menarik dan lebih
diminati oleh anak untuk dipelajari.
Dari pemikiran di atas, dapat dikemukakan bahwa tantangan pembelajaran
sains saat ini adalah perlu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta dapat mengantisipasi masalah-masalah sosial yang berkaitan
dengan sains dan teknologi. Untuk kepentingan itu, pembelajaran sains perlu
dikaitkan dengan aspek teknologi dan masyarakat. Pembelajaran yang
mengkaitkan sains dengan teknologi dan masyarakat, dikenal dengan
pembelajaran dengan pendekatan sains, teknologi dan Masyarakat (STM) atau
Science, Technology and Society (STS).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang akan
dikaji dalam makalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari sains?
2. Apa yang dimaksud objek sains?
3. Bagaimana karakteristik sains?
4. Apa yang dimaksud dengan sains sebagai kumpulan pengetahuan?
5. Apa yang dimaksud dengan sains sebagai cara berpikir?
6. Apa yang dimaksud dengan sains sebagai cara penyelidikan?

4
7. Apa yang dimaksud dengan teknologi dalam pembelajaran Sains, Teknologi,
dan Masyarakat?
8. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat dalam pembelajaran Sains, Teknologi,
dan Masyarakat?
9. Bagaimana keterkaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui definisi dari sains.
2. Mengetahui dan memahami tentang objek sains.
3. Mengetahui karakteristik sains.
4. Mengetahui dan memahami sains sebagai kumpulan pengetahuan.
5. Mengetahui dan memahami sains sebagai cara berpikir.
6. Mengetahui dan memahami sains sebagai cara penyelidikan.
7. Mengetahui pengertian teknologi dalam pembelajaran Sains, Teknologi, dan
Masyarakat.
8. Mengetahui pengertian Masyarakat dalam pembelajaran Sains, Teknologi, dan
Masyarakat.
9. Mengetahui dan memahami keterkaitan antara sains, teknologi, dan
masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sains


Science atau sains dalam bahasa Indonesia sering disebut Ilmu
pengetahuan Alam. Sains dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan

5
yang sistematik dari gejala-gejala alam. Science diambil dari kata latin scienta
yang artinya secara harfiah adalah pengetahuan yang sekarang arti itu berkembang
menjadi lebih khusus yaitu sama dengan Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA. Arti
Ilmu Pengetahuan Alam ditinjau dari segi tutur kata yang digunakan, atau yang
dalam bahasa filsafat disebut Etimologi. Adapun arti dari Ilmu Pengetahuan Alam
atau dengan kata lain apa sebenarnya Ilmu Pengetahuan Alam atau dalam bahasa
filsafat disebut Ontologi IPA (Darmodjo, 1986 :8).
IPA atau sains merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus
pengkajiannya adalah alam dan proses-proses yang ada di dalamnya. Carin dan
Sund (dalam Widowati, 2008) mendefinisikan sains sebagai suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. IPA
merupakan bidang studi yang dalam pembelajarannya menggabungkan berbagai
bidang ilmu pengetahuan (fisika, kimia dan biologi) sebagai dasar untuk
memecahkan masalah yang timbul dipandang secara terintegrasi (Asfuriyah,
2015:740).

2.2 Obyek Sains


Menurut Gofur (2012:4) Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu
pengetahuan yang objeknya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi,
tumbuhan, hewan, serta manusia ditinjau secara fisik. Jadi obyek Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan benda konkret. Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan
dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu Ilmu Pengetahuan Alam
yang bidang sasarannya adalah alam semesta (natural sciences) dan Ilmu
pengetahuan sosial yang bidang sasarannya adalah tingkah laku manusia. Ilmu
Pengetahuan Alam pun berkembang menjadi dua cabang ilmu besar yaitu bidang
ilmu alam (physical sciences) yang bidang sasarannya adalah benda-benda tak
hidup dan bidang biologi atau ilmu hayat yang bidang sasarannya adalah makhluk
hidup.

6
(Darmodjo, 1986 :8).

2.3 Karakteristik Sains


Sains sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu
lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah
merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu
dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan
dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan
dimengerti untuk komunikasikan(Prawirohartono, 1989). Ciri-ciri khusus tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Konkret
Ilmu pengetahuan alam memiliki objek kajian berupa benda-benda atau
gejala-gejala alam yang nyata dan dapat ditangkap oleh indra, Contoh : tumbuhan,
benda langit, dan hujan.
2. Logis
Ilmu pengetahuan alam dikembangkan berdasarkan cara berfikir logis.
Cara berpikir logis adalah berpikir dengan menggunakan logika dan kesimpulan
yang diambil berdasarkan logika-logika tertentu, baik secara induktif atau
deduktif.
3. Objektif
Hasil dari ilmu pengetahuan alam merupakan suatu produk yang terhindar
dari maksud-maksud tertentu pelaku (subjektif), baik itu berupa kepentingan
seseorang maupun golongan. Hasil dari kajian ilmu pengetahuan alam harus

7
sesuai dengan fakta dan bukti kebenaran ilmiah secara apa adanya tanpa ditambah
ataupun ditutup dengan mitos dan perasaan.
4. Empiris
Ilmu pengetahuan alam atau sains dikembangkan berdasarkan pengalaman
empiris yaitu suatu pengalaman konkret yang dapat dirasakan oleh semua orang
dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
5. Sistematis
Hasil kajian ilmu pengetahuan alam, baik hasil penelitian atau kajian
ilmiah, didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan berurutan. Urutan
tersebut berupa langkah-langkah metode ilmiah sehingga ketika orang lain ingin
melakukan hal yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama pula.
6. Teori-teorinya berlaku umum
Begitu banyak teori-teori sains yang lahir dari ilmuwan yang mengkaji
gejala-gejala alam. Teori -teori itu berlaku umum dan dapat diketahui oleh orang
lain tanpa batas. Ketika seorang ilmuwan mengeluarkan teori tertentu, orang lain
dapat mengoreksi atau mengkaji ulang kesesuaian teori tersebut. Bahkan ilmuwan
lain yang tidak sependapat dapat mengeluarkan teori baru yang melengkapi atau
membantah teori yang tidak sesuai tersebut.

2.4 Sains sebagai Kumpulan Pengetahuan (Body of Knowledge )


Sains atau IPA dapat dipandang sebagai suatu body of knowledge (tubuh
pengetahuan) yang terus tumbuh, tidak statis. Kumpulan pengetahuan dari sains
tidak sama seperti agama ataupun kesenian. Artinya agama itu berkenaan dengan
pelestarian suatu kebenaran mutlak sedangkan kesenian bersifat individual. Jadi
perbedaannya dengan sains adalah sains itu kebenarannya tidak mutlak dan
jumlahnyapun selalu berkembang, sains dapat diperiksa kebenarannya. Adapun
perbedaannya dengan seni adalah bahawa seni itu bersifat individual, tidak
demikian halnya dengan sains yang dapat diperiksa kebenarannya setiap saat oleh
orang lain ataupun diulang observasinya (Darmodjo, 1986).
Sains sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai
konsep sains yang sangat luas. Sains dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai
pengetahuan yang ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan

8
yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, konsep, teori, dan generalisasi yang
menjelaskan tentang alam (Widowati, 2008).
Sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dan logis serta dalam penggunaannya secara umum dan terbatas pada gejala-
gejala alam. Perkembangan sains selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai dengan munculnya metode ilmiah yang
terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah( working scientifically), nilai, dan
sikap ilmiah( scientific attitudes) (Gofur, 2012).

2.5 Sains sebagai Cara Berpikir (a way of thinking)


Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses
berpikir yang terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya.
Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan
keingintahuan manusia dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam.
Masing-masing ilmuwan memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang
memotivasi mereka untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui
di alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar,
imajinasi, dan pemikiran dalam penyelidikan mereka untuk memahami dan
menjelaskan fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka termanifestasi dalam
aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang
fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran. (Rohadi, 1997)
Kegiatan mental para ilmuwan yang memberikan gambaran tentang rasa
ingin tahu (curiousity) dan hasrat manusia untuk memahami fenomena alam. Para
ilmuwan didorong oleh rasa ingin tahu, dan alasan yang kuat berusaha
menggambarkan dan menjelaskan fenomena alam. Pekerjaan mereka oleh para
ahli filsafat Sains dan para ahli psikologi kognitif, dipandang sebagai kegiatan
yang kreatif dimana ide-ide dan penjelasan dari sesuatu gejala alam disusun di
dalam pikiran. Oleh karena itu, argumentasi para ilmuwan dalam bekerja
memberikan rambu-rambu penting yang berhubungan dengan hakikat sains.
Kecenderungan para ilmuwan untuk penemuan sesuatu nampaknya terdorong atau
termotivasi oleh rasa percaya bahwa hukum-hukum alam dapat disusun dari hasil
observasi dan dijelaskan melalui pikiran dan alasan. Selain itu rasa percaya bahwa

9
alam semesta ini dapat dipahami juga terdorong oleh keinginan untuk menemukan
sesuatu (rasa ingin tahu bawaan lahir). (Prasetyo, 2013)
Rasa ingin tahu tersebut tampak pada anak-anak yang secara konstan
melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka dan seringnya mereka bertanya
mengapa sesuatu dapat terjadi. (Sholihah, 2015) Lebih dari itu rasa ingin tahu
merupakan karakteristik para ilmuwan yang memiliki ketertarikan pada fenomena
alam, yang bahkan kadang-kadang jauh di luar jangkauan pikiran orang pada
umumnya. Nicolas Copernicus, misalnya dengan berani menyatakan bahwa
matahari merupakan pusat sistem tata surya (helioscentris), pada hal saat itu
paham yang dianut adalah paham geosentris di mana bumi dianggap sebagai pusat
sistem tata surya. Masih banyak contoh ilmuwan-ilmuwan lain yang memiliki ras
ingin tahu yang begitu besar, misalnya Newton, Benjamin Franklin, Faraday dan
sebagainya. (Prasetyo, 2013)

2.6 Sains sebagai Cara Penyelidikan (a way of investigating)


Sains sebagai cara penyelidikan memberikan ilustrasi tentang pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam menyusun pengetahuan. Di dalam sains kita
mengenal banyak metode, yang menunjukkan usaha manusia untuk
menyelesaikan masalah. Sejumlah metode yang digunakan oleh para ilmuwan
tersebut mendasarkan pada keinginan laboratorium atau eksperimen yang
memfokuskan pada hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, orang yang ingin
memahami fenomena alam dan hukum-hukum yang berlaku harus mempelajari
objek-objek dan kejadian-kejadian di alam. Objek dan kejadian alam tersebut
harus diselidiki melalui eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya
melalui proses pemikiran untuk mendapatkan alasan atau argumentasinya. Siapa
saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-hukumnya harus
mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang terlibat di dalamnya.
(Prasetyo, 2013).
Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada kenyataannya telah
tertanam di alam itu sendiri. Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus
menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya
pengamatan empiris. Jika ketajaman perhatian kita pada fenomena alam ditandai

10
dengan adanya penggunaan proses ilmiah seperti pengamatan, pengukuran,
eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainnya, maka itulah pengetahuan
ilmiah. (Rohadi, 1997; Sholihah, 2015) Jadi pemahaman tentang proses yaitu cara
bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan divalidasikan merupakan hal
yang sangat penting dalam sains. Sains sebagai proses/metode penyelidikan
(inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan
saintis untuk memperoleh produk-produk sains atau ilmu pengetahuan ilmiah,
misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis,
mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. (Prasetyo, 2013)

2.7 Hakikat Teknologi Informasi


1. Teknologi
Nana Syaodih S. (2006: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia
pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan
galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi
sederhana.
Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap
tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia. Jadi teknologi adalah semacam perpanjangan tangan
manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya
secara lebih maksimal.
Menurut Nasution (1995) istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment
atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata
teknologi bararti art, skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi: pengertian
sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan
kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini
teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan

11
pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat memberi pengaruh
pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada
di sekitarnya (Rusman, 2012).
Secara hierarki teknologi dibedakan menjadi tiga macam teknologi, yaitu :
a. Teknologi modern, jenis teknologi mempunyai ciri ciri antara lain: padat
modal, mekanis elektrik, menggunakan bahan impor, berdasarkan penelitian
mutakhir dan lain lain.
b. Teknologi madya, jenis teknologi mempunyai ciri ciri antara lain: padat
karya, dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat, menggunakan alat
setempat, berdasarkan penelitian.

c. Teknologi tradisional, jenis teknologi mempunyai ciri ciri antara lain:


bersifat padat karya (menyerap banyak tenaga kerja), menggunakan
keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, menggunakan bahan
setempat, dan berdasarkan kebiasaan dan pengamatan.
Menurut Salisbury (1996) mengemukakan bahwa kata teknologi,
sebagaimana digunakan oleh para ilmuwan dan para filosofis ilmu pengetahuan
menunjuk kepada cara di mana kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk
memecahkan masalah praktis. Ini mungkin tidak termasuk mesin dalam teknologi,
tetapi dalam hal ini selalu menerapkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
teknologi dalam istilah yang benar, menunjuk kepada segala upaya untuk
memecahkan masalah-masalah manusia. Itu berarti suatu cara untuk mengatur
orang, peristiwa-peristiwa, dan mesin dengan menggunakan pengetahuan dan
membuktikan alat-alat, prosedur, dan teknik.
Teknologi, menurut Fischer (1971), adalah totalitas alat yang
dikembangkan oleh masyarakat untuk memperoleh objek-objek materi bagi
makanan dan kenyamanan manusia. Menurut Poerwadarminta (1983), teknologi
adalah ilmu pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan
dengan hasil industri atau ilmu pengetahuan tentang cara membuat sesuatu yang
berkenaan dengan hasil industri atau ilmu pengetahuan tentang cara membuat
sesuatu atau melakukan sesuatu.
Sains melandasi perkembangan teknologi, sedangkan teknologi
menunjang perkembangan sains, sains terutama digunakan untuk aktivitas

12
discovery dalam upaya memperoleh penjelasan tentang objek dan fenomena alam,
namun juga untuk aktivitas penemuan (invention), misalnya dalam penemuan
rumusrumus. teknologi, merupakan aplikasi sains yang terutama untuk kegiatan
invention, berupa alat-alat atau barang-barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Jadi pengembangan teknologi selalu dikaitkan dengan kebutuhan
masyarakat. (Poedjiadi, 1990) (Yager, 1992).
2. Informasi
Menurut Susanto (2002) informasi merupakan hasil dari pengolahan data,
akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi.
Hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.
Dari uraian tentang informasi ada tiga hal penting yang harus di perhatikan, di
antaranya :
a. Informasi merupakan hasil pengolahan data
b. Memberikan makna
b. Berguna atau bermanfaat.
Selain dari pengertian informasi tersebut Mc. Leod (Susanto, 2002)
mengemukakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Akurat, artinya informasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda-beda dan apabila hasil
pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama, maka dianggap data
tersebut akurat.
b. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi
tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
c. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka
informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi diberbagai
tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
d. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
3. Teknologi informasi

13
Secara sederhana teknologi informasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang
diperlukan untuk mengolah informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan
mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa prosedur, cara-cara dan
teknik-teknik untuk menumpulkan, menyimpan, mengolah atau menelusuri
informasi secara efisien dan efektif.
Menurut Ely (1982) mengemukakan bahwa yang dimaksud teknologi
informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung,
kabel interaktif dua arah, penyinaran bertenaga rendah (low-power broad-casting),
komputer (termasuk personal komputer dan komputer genggam yang baru), dan
televisi (termasuk video disk dan video tape cassette). Dari beberapa pengertian
teknologi informas sebagaimana dikemukakan di atas, maka yang dimaksud
dengan teknologi informasi adalah serangkaian tahapan penanganan informasi,
yang menurut Siagian (2002) meliputi penciptaan informasi, pemeliharaan saluran
informasi, seleksi dan transmisi informasi, penerimaan informasi secara selektif,
penyimpanan dan penelusuran informasi, dan penggunaan informasi.
Pengertian teknologi informasi menurut beberapa para ahli: Teknologi
Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk
menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk
kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi Informasi adalah seperangkat alat
yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi (Haag & Keen, 1996)
Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(software & hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi (Martin, 1999).
Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Lucas, 2000).
Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video (William & Sawyer, 2003).

2.8 Hakikat Masyarakat

14
Secara umum masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat
tinggal dalam suatu wilayah dan saling berinteraksi dengan sesama untuk
mencapai tujuan. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan,
profesi, keahlian, suku, bangsa, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi
masyarakat yang majemuk. Secara langsung dan tidak langsung setiap anggota
masyarakat tersebut telah menjalin komunikasi mengadakan kerja sama dan saling
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Zainuddin D, 2010).
Menurut Poerwadarminta (1983), masyarakat adalah sehimpunan orang
yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan-aturan
tertentu. Sedangkan, sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat. Jadi,
secara ringkas dapat dikatakan bahwa, masyarakat adalah sekelompok manusia
yang memiliki wilayah, kebutuhan, dan norma-norma sosial tertentu.

2.9 Keterkaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat


Sains dan teknologi sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kehidupan masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut adanya
berbagai inovasi dalam bidang sains dan teknologi yang mengarah pada seluruh
aspek kehidupan masyarakat (Prawirohartono, 1989).
Kemajuan sains dan teknologi seringkali berdampak pada terjadinya
masalah-masalah dalam masyarakat. Hal ini disebabkan kemajuan sains dan
teknologi sering tidak diiringi kesiapan dari masyarakat termasuk peserta didik.
Misalnya berbagai siaran televisi melalui satelit komunikasi, menimbulkan
berbagai permasalahan terhadap anak didik misalnya menjadi malas belajar, dan
mudah meniru hal-hal yang negatif dari adegan film. Pencemaran dari kendaraan
bermotor maupun dari pabrik dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis,
serta mental psikologis, dan lain-lain (Alisyahbana, 1980).
Disamping teknologi memberi sumbangan positif bagi kehidupan
masyarakat, teknologi juga membawa akibat negatif, antara lain sebagai berikut:
1. Kerusakan lingkungan hidup
Pada gelombang kedua, masa industri sampai sekarang kemajuan IPTEK
mendorong manusia menguras sumber daya alam. Akibatnya hutan semakin
berkurang, air tercemar, udara menjadi kotor, lapisan ozon menjadi tipis. Pola

15
pembangunan yang dijalankan adalah human oriented technology yaitu
teknologi yang berpusat pada kepentingan manusia saja tanpa menghiraukan
lingkungan dan makhluk lain. Dewasa ini air bersih semakin langka karena
tercemar oleh zat-zat kimia, sehingga ikanpun sulit untuk hidup. Agar
keseimbangan kehidupan tetap terpelihara, maka penggunaan teknologi dalam
pembangunan harus menggunakan pola life-oriented technology yaitu
penggunaan teknologi yang memperhatikan lingkungan, baik lingkungan biotik
maupun abiotik.
2. Interaksi sosial
Pada gelombang agraria hubungan antara manusia dengan manusia lainnya
diwarnai dengan hubungan kekeluargaan, tata krama, semangat gotong royong
dan lebih banyak waktu yang dipakai untuk berkomunikasi antar pribadi.
Masyarakat industri mempunyai corak yang lain, pembangunan di kota
mengakibatkan urbanisasi yang menimbulkan masalah sosial manusia menjadi
individualis, pergaulan dan nilai berubah, nilai lama ditinggalkan dan
mengikuti nilai baru yang belum tentu benar.
3. Manusia menjadi bagian dari teknologi (mesin)
Manusia menciptakan teknologi untuk kepentingan manusia sendiri guna
meningkatkan mutu dan jumah produksi. Untuk itu diperlukan peralatan yang
canggih dan rumit yang bekerja secara cepat dan tepat. Dalan keadaan ini
manusia hanya menjadi satu bagian dari mesin yang bekerja secara mekanis
dan rutin tanpa pribadi.
4. Pengaruh teori evolusi Darwin
Struggle for existance adalah perjuangan makhluk hidup untuk
mempertahankan hidupnya. Perjuangan untuk hidup ini semakin berat apabila
spesies populasinya bertambah. Inheritance of variations adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan hanya
individu yang sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup.
Survival of the fittest menyatakan bahwa individu yang kuatlah yang dapat
bertahan hidup.
Teori Darwin telah mengilhami beberapa ilmuwan salah satunya Karl Marx
yang pada waktu yang sama sedang menulis bukunya yang terkenal Das

16
kapital. Buku itu tidak dapat dilanjutkan, karena Karl Marx sendiri mengalami
jalan buntu meneruskan jalan pikirnya supaya masuk akal. Setelah membaca
buku Darwin, Karl Marx dapat melanjutkan buah pikirnya tentang perjuangan
antar kelas masyarakat.
5. Rekayasa genetika
Bayi tabung memerlukan beberapa buah pemikiran dan pertimbangan
mengenai voetus yang hidup di dalam tabung. Pada waktu pembuahan terjadi,
di dalam tabung hidup lebih dari satu voetus. dari sekian voetus yang hidup
hanya satu voetus dimasukkan ke dalam rahim sedangkan voetus yang lainnya
dibunuh. Masalahnya disini adalah voetus disejajarkan dengan benih hewan
sedangkan menurut para ahli, voetus merupakan satu pribadi benih manusia.
Walaupun hal ini memberikan hal positif bagi yang membutuhkan misalnya
dengan terbentuknya anak melalui tabung tersebut akan tetapi terkadang terjadi
masalah-masalah bahkan penyakit baru baik itu bagi anak maupun ibu yang
mengandung.
6. Meningkatkan tingkat kemalasan
Adanya ledakan teknologi yang mempengaruhi hampir seluruh aspek
kehidupan dan pengembangan sumber daya manusia membuat sebagian
manusia lupa dan mulai bermalas-malasan. Dengan teknologi, membosankan
perhitungan yang mudah dilakukan atau hal-hal yang sebenarnya kita telah
mengetahuinya. Secara tidak langsung kita telah diperbudak atau bahkan bisa
dikatakan bahwa kita merupakan bagian dari hal tersebut, yang bisa membuat
pemikiran kita menjadi tumpul akibat kekurang-asahan kita dalam melatih
ingatan dan pemikiran kita (Alisyahbana, 1980).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang sistematik dari gejala-gejala alam. Ilmu Pengetahuan Alam

17
adalah ilmu pengetahuan yang bidang sasarannya adalah alam semesta. Ilmu
Pengetahuan Alam berkembang menjadi dua bidang yang besar yaitu : bidang
ilmu Alam (Physical-Science) yang bidang sasarannya adalah benda-benda tak
hidup dan bidang Biologi yang bidang sasarannya adalah makhluk hidup.
Karakteristik sains yaitu konkret, logis, objektif, Empiris, Sistematis dan
teori-teorinya berlaku umum.
Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, logis serta dalam penggunaannya secara umum dan terbatas pada
gejala-gejala alam.
Sains sebagai cara berpikir (a way of thinking) memberikan gambaran
tentang rasa ingin tahu (curiousity), hasrat manusia serta pemikiran untuk
memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam yang termanifestasi dalam
aktivitas kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang
fenomena alam dikonstruksi di dalam pikiran.
Sains sebagai cara penyelidikan (a way of investigating) memberikan
ilustrasi tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam menyusun
pengetahuan meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis
untuk memperoleh produk-produk sains atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya
observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, eskperimen,
mengumpulkan data dan menyimpulkan.
Teknologi sebenarnya merupakan peranan ilmu pengetahuan untuk
mengungkap aspek kehidupan manusia atau isi alam semesta. Oleh karenanya
sering pula dipakai terminologi ilmu dan teknologi (sains dan teknologi). Maka,
sesungguhnya makna teknologi yaitu memunculkan atau melakukan penangkapan
bagi suatu hal yang tersembunyi. Sedangkan mayarakat adalah sebuah komunitas
yang salin bergantung (interdependen). Lebih umumnya, masyarakat digunakan
untuk menyebut sekelompok orang yang melakukan interaksi dan hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Sains dan teknologi sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kehidupan masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut adanya
berbagai inovasi dalam bidang sains dan teknologi yang mengarah pada seluruh
aspek kehidupan manusia. Tidak semua teknologi berdampak positif, tetapi juga

18
berdampak negatif seperti menyebabkan kerusakan lingkungan, manusia yang
dijalankan oleh teknologi (mesin) dan lain-lain.

DAFTAR RUJUKAN

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan perkembangan. Jakarta: Yayasan


Idayu.

Asrufiyah, Siti. 2015. Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual


Learning pada Tema Pemanasan Global untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

19
Darmodjo, H. 1986. Buku Materi Pokok Filsafat IPA. Jakarta: Karunika.
Fischer, R.B. 1971. Science, Man and Siciety. Philadelphia: Saunders Co.

Gofur, A. 2012. Handout Dasar-Dasar Sains. Malang: FMIPA Universitas Negeri


Malang.
Haag, S., & Keen, P. G. 1996. Information technology: Tomorrow's advantage
today. New York: McGraw-Hill.

Lucas, Henry J. 2000, Information Technology for Managemen, 7th ed. USA:
McGraw-Hill.

Martin, E.1999. Managing Information Technology What Managers Need to


Know. 3rd ed. New Jersey: Pearson Education International.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Tindakan. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Nasution. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Prasetyo, Z.K.2013. Konsep Dasar Pendidikan IPA. Yogyakarta: UNY.

Prawirohartono. 1989. Belajar IPA. Bandung: Alfabeta.

Poedjiadi, A. 1990. Kecenderungan Pendidikan Sains dan Teknologi Dimasa yang


akan Datang. Makalah dan Lokakarya tentang Reorientasi dan
Perubahan Kurikulum Pendidikan Menengah Umum. Jakarta: Januari.

Poerwadarminta, W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Jakarta:


Balai Pustaka.

R, Rohadi. 1997. Memberdayakan Anak Melalui Pendidikan Sains. Yogyakarta:


Kanisius.

Rusman, d. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Jakarta: Grafindo Persada.

Salisbury, David F. 1996. Five Technologies For Educational Change: Systems


Thingking, Systems Design, Quality Science, Change Management,
Instructional Technology. America: Educational Technology Publications
Englewood Cliffs.

Sholihah, M. 2015. Pemikiran Falsafah Sains Dan Relevansinya terhadap


Pendidikan Sains. Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga

20
Siagian, Sondang. 2002. Kepemimpinan Organisasi & Perilaku Administrasi.
Jakarta: Penerbit Gunung Agung.

Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 2. Bandung: Lingga


Jaya.

Sutrisno. (2007). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi dan


Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Widowati, Asri. 2008. Diktat Pendidikan Sains. Yogyakarta : FMIPA UNY.

Williams dan Sawyer. 2003. Using Information Technology: A Practical


Introduction to Computers and Communications. London:
CareerEducation.

Yager, R. E. 1992. Science-Technology-Society as Reform. USA: Icase Yearbook.

Zainuddin, D. M. N. 2010. Filsafat Pendiidkan Islam. Bandung: Cita Pustaka


Media Perintis.

21

Anda mungkin juga menyukai