Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok:

1. Bero Rahmat Surya Hidayat NIM:1860203222140


2. Isna Rohmatul Maula NIM:1860203222179
3. Putri Larissa Salsabillah NIM:1860203222164

Bab Pengelolaan Kelas:


44. Gaya Penataan Fisik Kelas
45. Strategi Membuat dan Mempertahankan Aturan Kelas
46. Keterampilan Berbicara dan Mendengar Bagi Guru di Kelas
47. Strategi Menghadapi Perilaku Siswa yang Bermasalah

Psikologi Pendidikan (John W.Santrock)


Bab 14: Mengelola Kelas (44)
Permasalahan mengelola kelas:
1. Apakah masalahnya adalah lingkungan?
2. Apakah masalahnya adalah guru?
3. Apakah masalahnya adalah anak?
Pendekatan dgn cara mencari permasalahan seperti di atas itu bagus,
karena lebih mudah untuk mengubah lingkungan atau diri sendiri
ketimbang mengubah perilaku orang lain. Pendekatan ini juga efektif
karena tidak langsung menuduh problemnya ada di diri anak sampai
semua kemungkinan lain telah dieksplorasi.

#Ketika kelas dikelola secara efektif, kelas akan berjalan lancar dan
murid akan aktif dalam pembelajaran.
#Ketika kelas dikelola dengan buruk, kelas bisa menjadi kacau dan
tidak menarik sebagai tempat belajar.
Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Walter Doyle(1986) mendeskripsikan 6 karakteristik yang
merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
1. Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk
banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik sampai aktivitas
sosial. Terkadang sebagai guru mereka melupakan bahwa
masing-masing siswa punya kebutuhan individual yang berbeda-
beda jika guru mau memperhatikannya.
2. Aktivitas terjadi secara simultan. Kegiatan yang dilakukan
antara satu klaster(cluster) murid dengan yang lainnya berbeda-
beda walau terjadi di latar tempat yang sama.
3. Hal-hal terjadi secara cepat. Berbagai kejadian seringkali
terjadi di kelas dan membutuhkan respon yang cepat. Seperti
terjadi pertengkaran antar murid dll.
4. Kejadian seringkali tidak bisa diprediksi. Meskipun seorang
guru telah membuat sebuah rencana dengan hati-hati dan rapi,
tetap ada kemungkinan besar akan muncul kejadian diluar
rencana.
5. Hanya ada sedikit privasi. Kelas adalah tempat public dimana
murid dan seorang guru bertatapan secara langsung dengan
terbatasnya sebuah privasi.
6. Kelas punya sejarah. Sebuah permasalahan yang terjadi atau
pernah terjadi di sebuah kelas akan di ingat sebagian besar oleh
para siswa di masa depan. Oleh karena itu, penerapan
kedisiplinan mulai pertama kali siswa masuk sekolah
merupakan hal yang benar-benar penting.

Memulai dengan Benar


Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola
hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara
cermat dan hati-hati. Anda harus menggunakan masa-masa ini
untuk (1)Menyampaikan aturan dan prosedur yang Anda gunakan
kepada kelas dan mengajak murid bekerjasama untuk
mematuhinya, dan (2)Mengajak murid terlibat aktif dalam semua
aktivitas pembelajaran.

Mengawali Tahun Ajaran Baru dengan Baik


1. Menciptakan ekspektasi untuk perilaku dan membuang
ketidakpastian
2. Pastikan murid bahwa murid mengalami kesuksesan
3. Selalu-lah siap dan hadir
4. Bersikaplah tegas

Tujuan dan Strategi Manajemen


Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan:
1. Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk
belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak
diorientasikan pada tujuan.
2. Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Kelas yang dikelola dengan buruk, problem akademik dan
emosional akan lebih mudah muncul. Murid yang tidak
termotivasi secara akademik akan menjadi makin tak
termotivasi. Murid yang pemalu akan menjadi reklusif. Anak
yang bandel akan makin kurang ajar.

Meningkatkan Waktu Pembelajaran Akademik


1. Mempertahankan aliran aktivitas
2. Meminimalkan waktu transisi(Beralih dari satu aktivitas ke
aktivitas lain)
3. Meminta murid bertanggung jawab atas segala perbuatan
mereka
#Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru
terkadang justru mengabaikan lingkungan fisik. Desain lingkungan
fisik kelas adalah lebih dari sekedar penataan barang di kelas.

Prinsip Penataan Kelas


4 Prinsip Menata Kelas(Evertson, Emmer&Worsham, 2003):
1. Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
2. Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua
murid. Tugas manajemen yang penting adalah memonitor para
murid secara cermat.
3. Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah
diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan
mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
4. Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi
kelas.

Gaya Penataan (hal 562)


a. Gaya Auditorium: Gaya susunan kelas dimana semua murid
duduk menghadap guru
b. Gaya Tatap Muka: Gaya susunan kelas dimana murid saling
menghadap
c. Gaya Off-set: Gaya susunan kelas dimana sejumlah
murid(biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi
tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain
d. Gaya Seminar: Gaya susunan kelas dimana sejumlah besar
murid(sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran
atau persegi, atau bentuk U
e. Gaya Klaster: Gaya susunan kelas dimana sejumlah
murid(biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam
kelompok kecil
Personalisasi Kelas
Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew
Mignano(1997), kelas sering kali mirip dengan kamar hotel- nyaman
tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apapun tentang orang yang
menggunakan ruang itu.

Mendesain Kelas
1. Pertimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid
2. Buat gambar rencana tata ruang
3. Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas
4. Cobalah rancangan dan bersikaplah fleksibel dalam
mendesainnya

Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran (45)


Strategi Umum: mencakup penggunaan gaya otoritatif dan
manajemen aktivitas kelas secara efektif.
Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif
berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind(1971, 1996)
yang didiskusikan di Bab 3, “Konteks Sosial dan Perkembangan
Sosioemosional”. Strategi manajemen kelas otoritatif akan
mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independent dan
pelaku yang independent tetapi strategi ini masih menggunakan
sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid
dalam Kerjasama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian
kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan
regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid. Gaya ini
bertentangan dengan strategi otoritarian dan permisif yang tidak
efektif.
Gaya Manajemen Kelas Otoritarian. Adalah gaya restriktif dan
punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan
pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang
dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan
dengan mereka. Murid di kelas otoritarian ini cenderung pasif, tidak
mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran
tentang perbandingan sosial, dan memiliki ketrampilan komunikasi
yang buruk.
Gaya Manajemen Kelas yang Permisif. Adalah memberi banyak
otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk
perkembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku
mereka. Murid di kelas permisif cenderung punya keahlian akademik
yang tidak memadai dan control diri yang rendah.

Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif


Jacob Kounin(1970) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda
dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka mengelola
aktivitas kelompok secara kompeten.
Manajer kelas yang efektif:
 Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin
menggunakan istilah “withitness” untuk mendeskripsikan
strategi dimana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi.
 Atasi situasi tumpeng-tindih secara efektif. Menjadi guru harus
bisa bersikap fleksibel yaitu dapat menangani beberapa masalah
yang terjadi secara efektif, bukannya hanya menyelesaikan satu
hal masalah dalam satu waktu.
 Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran. Guru yang
efektif dapat menjaga aliran pelajaran tetap lancar,
mempertahankan minat murid dan menjaga murid agar tidak
terganggu dengan situasi diluar pembelajaran.
 Libatkan beberapa murid dalam berbagai aktivitas yang
menantang. Kounin menjelaskan bahwa guru yang efektif
melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan
aktivitas yang terlalu sulit.
Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan
Prosedur
Kelas yang berjalan lancar adalah kelas yang mempunyai aturan dan
prosedur yang jelas.

Apa itu aturan?


Apa itu prosedur?

Prinsip Menyusun Aturan dan Prosedur di Kelas:


1) Aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan
2) Aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami
3) Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran
dan pembelajaran
4) Aturan kelas harus konsisten dengan aturan kelas
Bab 6: Pelajar yang Tidak Biasa
Hanya orang-orang terdidikla yang bebas
--Epicurus, filsuf Yunani Abad ke-4 SM

Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang


memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang
tergolong berbakat.
Siapakah anak yang yang menderita ketidakmampuan itu?
-Ketidakmampuan belajar(learning disability)
-Gangguan Bicara dan Bahasa
-Retardasi Mental
-Gangguan Emosional
-Gangguan Bermacam-macam
-Gangguan Pendengaran
-Gangguan Ortopedik
-Gangguan Kesehatan Lainnya
-Gangguan Penglihatan
-Autisme
-Buta-Tuli
-Cidera Otak Traumatik
-Kelambatan Perkembangan
Disability adlh Keterbatasan(ketidakmampuan) personal yang
membatasi pelaksanaan fungsi seseorang.

Handicap adlh kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita


ketidakmampuan

Gangguan Indra:
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan
pendengaran.

Gangguan Penglihatan. Beberapa murid mengalami problem


penglihatan(visual) yang masih belum diperbaiki. Jika Anda melihat
murid Anda sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak
yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh
karena pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk
memeriksakan diri(Boyles&Contadino, 1997)
Namun juga ada anak yang “buta secara edukasional”(educationally
blind). Mereka tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk
belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk
belajar. Dan juga “Multiple Disabilities” seringkali bukan hal yang
aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blin.
Penanganan sebagai Pengajar: Menentukan modalitas(seperti
sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar
dengan lebih baik. Sedangkan anak yang lemah penglihatannya akan
lebih baik disuruh duduk di bangku paling depan di kelas.
Gangguan Pendengaran. Anak yang tuli dari lahir atau menderita tuli
saat masih anak” biasanya lemah dalam kemampuan bicara atau
bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai