Anda di halaman 1dari 3

III.

Pembelajaran Berpusat Pada Siswa

Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Pendidikan
akan baik jika berpusat pada orang yang belajar. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada
empat faktor yaitu kognitif, metakognitif, motivasional dan sosial emosional dan perbedaan
individual. Hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor penting yang memperkuat
motivasi dan prestasi siswa. Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini yaitu :

(1) Faktor Kognitif dan metakognitif


Fokus utama pendekatan ini adalah siswa sebagai individu yang belajar. Prinsip
dasar kognitif dan metakognitif adalah sebagai berikut:
 Sifat proses pembelajaran. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya
tujuan dan mampu mengatur diri sendiri.
 Tujuan proses pembelajaran. Kesuksesan pelajar perlu dibantu dengan pedoman
instruksional, dapat merepresentasi pengetahuan yang bermakna. Untuk ini pelajar
perlu menetapkan tujuan baik jangka pendek maunun jangka panjang
 Konstruksi pengetahuan. Pengetahuan yang tertata baik akan membantu pelajar
untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
dengan cara yang mengandung makna tertentu.
 Pemikiran strategis. Pelajar dapat menggunakan dan menciptakan berbagai strategi
pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(2) Strategi Pembelajaran
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ini
antara lain adalah
1 Pembelajaran berbasis masalah (pembelajaran berbasis masalah)
Pembelajaran berbasis masalah inenekankan pada pembelajaran dunia nyata.
Kurikulum berbasis masalah menghubungkan siswa dengan masalah autentik. Pembelajaran
ini berfokus pada diskusi kelompok kecil dari pada pertemuan klassikal. Siswa
mengidentifikasikan masalah yang mereka kaji dan guru bertindak sebagai pembimbing,
membantu siswa mendukung pemecahan masalah mereka.
2) Pertanyaan esensial (Pertanyaan Esensial)
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, yang paling
penting cdan harus dieksplorasi serta dipelajari siswa yang diajukan dari pelajaran khusus
yang dapat dibuat pertanyaan esensial sebagai berikut: “Apa yang terbang”, siswa mencari
pertanyaan ini dengan dukungan hewan-hewan mulai dari burung, lebah, bahkan sampai
tiba waktu bisa terbang, ide juga bisa terbang, pertanyaan ini kemudian dapat memulai
dengan bagaimana dan mengembangkan pesawat terbang di alam? Bagaimana mendorong
manusia? Tapi kemudian pertanyaan inilah yang menyebabkan mereka berpikir, dan
memotivasi rasa ingin tahu mereka. Pertanyaan esensial adalah pilihan kreatif dan proses
berpikir untuk siswa. itan antara pertanyaan esensial dengan bahan pelajaran yang akan
dibahas.
3) Discovery Learning
Pembelajaran penemuan adalah pembelajaran dimana siswa mengkonstruk pemahaman
mereka sendiri. Pembelajaran penemuan didisain agar siswa mau berpikir sendiri, belajar
berpikir disiapkan untuk Nsmuan meminta penemuan yang dibimbing, dimnana siswa
mendorong rasa ingin tahu siswa dan memotivasi penelitian. Membahas untuk menyusun
pemahaman mereka sendiri dibantu dengan pertanyaan petunjuk dari guru.
4) Teknologi dan Pendidikan Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi
tempat tingeal sekarang dan siswa akan semakin butuh keahlian teknologi. Sekarang ini
teknologi dapat menjadi alat yang baik untuk memotivasi siswa des belum terlatih
membimbing pembelajaran mereka. Banyak guru menggunakan komputer dan teknologi
lainnya dan sering komputer cepat ketinggalan zaman dan rusak. Hanya ketika sekolah
punya guru yang ahli teknologi dan sekolah punya teknologi baru, maka baru revolusi
teknologi punya kesempatan untuk mengubah kelas.

Di dalam pengimplementasikan rancangan pembelajaran perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :

a. Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan aktivitas memberi perhatian pada kebutuhan siswa untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri agar efektit dalam pembelajaran.
Dua dimensi manajemen kelas yaitu pengelolaan fisik tempat belajar dan pengelolaan
interaksi edukatif dalam pembelajaran. Dimensi fisik kelas yang efektif adalah:
1) mengatur kepadatan di area yang banyak digunakan untuk bergerak.
2) memastikan guru dapat melihat semua siswa dengan mudah.
3) materi yang sering dipakai dan perlengkapan siswa harus mudah diakses dan
4) memastikan agar semua siswa dapat melihat presentasi kelas.
b. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran.
Gaya Otoritatif. Gaya menejemen kelas otoritatif berasal dari gava parenting( Dian Baumrind
1971, 1996). Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi
pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih
menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja
sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif
akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukkan dari murid.

Gaya otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga
ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat
mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka.
Murid di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas,
mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan
komunikasi yang buruk.

Gaya permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan
untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak
mengejutkan, murid di kelas permisif ini cenderung punya keahlian akademik yang tidak
memadai dan kontrol diri yang rendah. Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih
bermanfaat bagi murid anda ketimbang gaya otoriter atau permisif. Gaya yang otoritatif
akan membantu murid anda menjadi pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.
c. Membuat, Mengajarkan dan Mempertahankan Aturan atau Prosedur
 Membedakan Aturan dan Prosedur. Baik aturan maupun prosedu adalah pemyataan
ekspektasi tentang perilaku (Evertson, Emmer & Worsh 2003). Aturan fokus pada
ekspektasi umum atau spesifik atau standar perilaku Contoh aturan umum adalah:
"Hargai orang lain". Contoh aturan yang Jehih spesifik adalah " Dilarang mengunyah
permenkaret di kelas".
 Prosedur, atau routines, juga berisi ekspektasi tentang perilaku namun biasanya
diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan,
bukan untuk melanggar perilaku tertentu atau menciptakan standar umnum.
 Mengajarkan Aturan dan Prosedur. Melibatkan murid dalam pembuatan aturan
dengan harapan ini akan mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab atas
tindakan mereka sendiri (Emmer, Evertson & Worsham. 2003). Empat prinsip yang
harus diingat saat akan menyusun aturan dan prosedur di kelas (Weinstein, 1997):
1. Aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan.
2. Aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami.
3. Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran dan
pemhelajaran.
4. Aturan kelas harus konsisten dengan aturan sekolah.
d. Mengajak Murid Untuk Berbagi dan Mengembangkan Tanggung Jawab
Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jewalo dengan murid
untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitanen atau kepatuhan murid pada
keputusan itu (Eggleton, 2001; Lewis, 2001, Risley & Walter 1995).Beberapa pedoman untuk
mengajak murid berbegi dan mengemban tanggung jawab di kelas (Fitzpatrick, 1993)
1. Libatkan murid dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas.
2. Dorong murid untuk menilai tindakan mereka sendiri.
3. Jangan menerima dalih,
4. Beri waktu agar murid mau menerima tanggung jawab. Biarkan murid berpartisipasi
dalam pembuatan kepsausan dengan mengadakan rapat kelas. Dalam buku School Withord
Failre, Willian Glasser: 1969) mengatakan bahwa rapat kelas dapat berguna untk
menghadapi problem prilaku murid dan isu yang berkaitan dengan murid
e. Memberi Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat. Beberapa pedoman untuk menggunakan
imbalan dalam mengelola kelas:
1) Memilih Penguatan yang Efektif. Sebagian anak efektif dengan imbuien berupa pujiari
namun bagi murid lainnya mungkin dengan pemberan kativitas tertentu.
2) Gunakan Promts dan Shaping Secara Efektif. Beberapa bentuk Prompt (dorongan) bisa
berupa isyarat atau pengingat. Pembentukan (Shaping) melibatkan pemberian hadiah
kepada murid jika bisa melaksanakan perilaku
3) Gunakan Hadiah untuk Memberi Informasi tentang Penguasaan, Bukan untuk Mengontrol
Perilaku Murid. Imbalan yang mengandung informasi tentang kemampuan penguasaan
murid bisa menaikkan motivasi intrinsik dan rasa tanggung jawabnya. Namun, imbalan yang
digunakan untuk mengontrol perilaku murid kecil kemungkinannya bisa menaikan rasa
tanggung jawab dan regulasi diri. Misalnya, pembelajaran seorang murid mungkin akan
makin baik jika dia terpilih sebagai murid paling rajin minggu ini karena dia melakukan
sejumlah aktivitas yang produktif.

DAPUS
Milfayetty,S., Rahmulyani., Yus,A., Edidon., Nur’aini., (2018) , Psikologi Pendidikan, Medan : Unimed
Press.

Anda mungkin juga menyukai