PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai
latarbelakang, karakter, kepribadian, tingkahlaku, danemosi yang berbeda-beda. Karena itu
dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu
sendiri.
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama
oleh para calon guru. Guru baru dan bahkan guru yang telah pengalaman. Karena calon guru
dan guru berkeinginan agar peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru
mampu menyampaikan pelajaran dan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.
Manajemen kelas juga merupakan salah satu pengetahuan dan keterampilan guru yang
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Kelas
Menurut Lyndak F Urwick manajemen adalah forecasting (meramalkan), planning
organizing (perencanaan pengorganisiran), commanding (memerintahkan), coordinating
(pengkoordinasian) dan controlling ( pengontrolan).
Sedang kelas dalam dunia pendidikan mempunyai beragam makna, yaitu :sekelompok
siswa yang sedang mengikuti suatu pembelajaran atau kuliah tertentu. Kelas juga diartikan
sebagai proses belaja rmengajar dan kelas diartikan dengan bangunan fisik atau ruang kelas
tempat dimana proses belajar mengajar dilakukan.
Manajemen kelas dapat diartikan sebagai pengunaan aturan-aturan dan prosedur untuk
menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil. Manajemen kelas dimaksudkan tidak
hanya sekedar untuk menghindari kekacauan, tapi lebih dimaknai sebagai penetapan aturan
yang memungkinkan aktivitas belajar berlangsung dengan lancar.
Dari sudut pandang pendidikan, belajar dapat timbul hanya dalam sebuah kelas yang
tertib. Akan tetapi, tertib tidak berarti tenang atau kaku melaikan suatu kelas yang senandung
dan alurnya menyenangkan dan para siswa terlibat dalam aktivitas bermakna Menurut Eggen
dank kauchak (1997), manajemen kelas adalah kombinasi strategi guru dan factor
organisasional kelas yang membentuk lingkungan belajar yang produktif, yang mencakup
penetapan rutinitas, aturan-aturan sekolah dan kelas, respons guru terhadap perilaku siswa,
strategi pembelajaran yang menciptakan iklim yang kondusif untuk siswa belajar. Fungsi
manajemen kelas dalam hal ini adalah:
2
1
Dalam upaya meciptakan iklim kelas yang kondusif, dapat dilakukan dengan dua
strategi manajemen, yaitu: strategi pencegahan timbulnya masalah dan strategi pemecahan
masalah (Elliot dkk, 1996). Strategi pencegahan lebih menekankan pada upaya mencegah
timbulnya masalah prilaku siswa, sedangkan strategi pemecahan masalah menekankan pada
upaya mengatasi masalah yang timbul dalam kelas.
Menurut Elliot dkk (1996), program manajemen kelas yang komprehensif adalah
yang memadukan kedua strategi itu, yang dinamakan manajemen kelas proaktif yang
mencakup tindakan reaktif dalam merespon masalah dan tindakan proaktif dalam
merencanakan perilaku yang produktif. Ciri-cirinya, yaitu:
Tahap pertama dalam manajemen kelas yang efektif adalah pengorganisasian aktivitas
kelas. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa iklim kelas cukup kondusif untuk belajar.
Laslett dan Smith (1984) mengidetifikasikan empat keterampilan pengorganisasian kelas,
yaitu:
3
Caroll (dalam elliot dkk.,1996) mengemukakan sebuah model manajemen kelas yang
menggunakan dua katagori analisis waktu yaitu :
1. Penentuan waktu yang diperlukan untuk belajar. tiga aspek penting dalam katagori ini
Adalah
a. Bakat, yaitu jumlah waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu
pelajaran.
b. Kemampuan memahami pembelajaran yang dipengaruhi oleh tingkat intelegensi
dan kemampuan verbal.
c. Kualitas pembelajaran, yaitu kemampuan guru menyajikan pelajaran secara
menarik dan mudah dipahami.
2. Pemanaatan waktu belajar. dua aspek penting dalam kategori ini adalah :
a. Waktu untuk belajar, yaitu kesempatan yang dimiliki oleh setiap siswa untuk
belajar disekolah.
b. Ketekunan, yaitu jumlah waktu yang digunakan oleh siswa untuk belajar.
“Manajer yang efekif” awalnya tidak terlalu membebani siswa mereka dengan aturan-
aturan seperti yang cenderung dilakukan oleh banyak guru pemula, tetapi memulai dengan
aturan yang bersifat mendasar dan secara perlahan-lahan memperkenalkan aturan lainnya
sesuai keperluan. Mereka juga secara periodik mengingatkan siswa tentang aturan yang ada.
Dengan cara memonitor siswa dari dekat, mereka mampu memperingati dengan cepat bila
terjadi pelanggaran kecil tersebut berkembang menjadi masalah besar. Dengan memahami
karakteristik perkembangan siswa yang diajar, guru dapat mengantisipasi sumber potensi
masalah dan merumuskan aturan yang akan membantu mereka mencegahnya.
Emmer, dkk( dalam Elliot., 1996) mempelajari guru-guru SD yang dinilai sebagai
"manajer yang efektif" dan menyatakan bahwa para guru tersebut memberitahukan aturan dan
prosedur merekap ada hari pertama pelajaran dimulai. Aturan mereka bersifat eksplisit,
konkret dan fungsional, dan guru tersebut member siswa contoh tanda yang mereka gunakan
untuk berbagai aktivitas.
Menurut kounin (1970) ciri-ciri perilaku guru sebagai manajer kelas yang efektif
adalah:
4
1. Adanya kesadaran, yaitupengetahuandanpemahaman guru tentangapa yang
terjadididalamkelasmereka.
2. Kemampuan overlapping,yaitu kemampuan guru untuk menangani dua atau lebih
masalah yang terjadi secara simultan didalam kelas.
3. Kelancarandalammelakukantransisi,yaitu guru tidak memiliki kesulitan dalam
menangani aktivitas dalam kelas mereka.
4. Kesiapan kelompok yaitu penggunaan metode pembelajaran yang menjaga minat
dan kontribusi yang hidup pada pelajaran.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen kelas dapat diartikan sebagai pengunaan aturan-aturan dan prosedur untuk
menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil. Manajemen kelas dimaksudkan tidak
hanya sekedar untuk menghindari kekacauan, tapi lebih dimaknai sebagai penetapan aturan
yang memungkinkan aktivitas belajar berlangsung dengan lancar. Dari sudut pandang
pendidikan, belajar dapat timbul hanya dalam sebuah kelas yang tertib. Akan tetapi, tertib
tidak berarti tenang atau kaku melaikan suatu kelas yang senandung dan alurnya
menyenangkan dan para siswa terlibat dalam aktivitas bermakna
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA
Eggen, P dan Kauchak, D., 1997, Educational Psychology Windows on Classrooms, Third
Edition, USA: Prentice Hall Inc
Elliot, S.N.; Kratochwill, T.R.; Littlefield, J.; Travers, J.F., 1999, Educational Psychology
Effective Teaching Effective Learning, Second Edition, Singapore : McGraw-Hill
Book Co
Kounin, J. 1970. Discipline and Group Management in Classrooms. New York: Holt,
Rinehart & Winston
Laslett, R. And Smith, C. 1984. Effective Classroom Management. New York : Nichols