Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mita Ariyanti

Nim : 856620898

Pokjar : Sarolangun

1. a. Proses adalah sebuah alur dalam belajar untuk mencapai tujuan. Belajar merupakan
oroses mental atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila
pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat di
amati orang lain, tetapi terasan oleh yang bersangkutan atau dirinya sendiri. Mungkin saat
kita mengajar ada siswa bertanya menjawab pertanyaan, menanggapi, melakukan
diskusi, memecahkan soal, mengamati sesuatu, melaporkan sesuatu atau membyat
rangkuman. Kegiatan tersebut muncul karena ada aktivitas mental ( pikiran dan perasaan)
itulah yang di sebut proses mental dalam belajar. intinya proses itu segala sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang untuk dalam sebuah kegiatan belajar atau memahami sesuatu
hal.

b. Perubahan Perilaku adalah hasil dari belajar. Seseorang yang Mau belajar akan
melakukan suatu proses untuk memahami dan hasil dari belajar tersebut berupa
perubahan perilaku. Seseorang yang belajar kan berubah perilakunya baik yang berupa
pengetahuan, keterampilan atau penguasaan nilai-nilai sikap.

c. Pengalaman maksudnya ialah belajar bisa juga dengan pengalaman. Dalam arti lain
belajar adalah mengalami atau pun belajar terjadi karena interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Baik lingkungan fisik taupun sosial. Lingkungan fisik berupa: buku, alat
perga, alam sekitar. Lingkungan sosial: guru, siswa , pustakawan. Lingkungan
pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar.
Belajar dengan pengalaman ada yang langsung ataupun tidak langsung. Kalau belajar
pengalaman langsung hasil belajar siswa akan lebih baik karena siswa akan lebih
memahami dan lebih menguasai pelajaran sendiri dari pada belajar tidak Langsung yang
hanya belajar dari buku tidak langsung mebgamati. Contohnya belajar langsung
mengenai bagian-bagian bunga siswa mengamati bagian-bagian bunga yang mereka
bawa dari rumah. Contoh belajar tidak langsung siswa belajar melalu buku.

2. a. Menurut T.Raka Joni, 1993 Pendekatan Pembelajaran diartikan sebagai cara umum
dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Jadi Pendekatan Pembelajaran yaitu
cara umum dalam memandang pembelajaran.

b. Strategi Pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan siswa di dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar sehingga strategi menunjuk kepada karakteristik
abstrak rentetan perbuatan guru dan siswa dalam peristiwa belajar mengajar (Sanjaya,
2007). Jadi Strategi Pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala
sumber Belajar yang dimiliki dan yang dapat di kerahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan.

c. Metode Pembelajaran ialah cara yang harus dilalui di dalam mengajar (Slameto, 2003).
Jadi, Metode Mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d.Teknik Pembelajaran yaitu ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar
penerapan tertentu.

# Contoh pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran dalam sebuah kegiatan
belajar mengajar.
Ibu ani adalah seorang guru yang mengajar siswa kela IV. Dia akan mengajakan Tema 6
Subtema 1 Aku dan Cita-citaku Pembelajaran 1 dengan menggunakan:
- Pendekatan : Konstruktivisme
Mengapa menggunakan pendekatan konstruktivisme karena siswa diharapkan
membangun sendiri pengetahuannya dengan cara berdiskusi antarsiswa. Jadi
nantinya siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok untukm mendiskusikan
materinya. Siswa dapat membaca buku tema mengenai aku dan cita-citaku dimana
siswa mendiskusikan mengenai berbagai jenis Profesi yang berhubungan dengan
cita-cita mereka. Profesi tersebut akan dituangkan dalam bentuk puisi sehingga siswa
dapat mendiskusikan ciri-ciri puisi dengan tema cita-citaku
- Strategi Pembelajaran inkuiri
Strategi ini memungkinkan berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Dari
pendekatan yang dilakukan guru akan mengarahkan siswa untuk saling membaca
materi dan mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang di hadapi siswa bias
mendiskusikannya bersama kelompoknya.
- Metode Pemebelajarannya yaitu Diskusi.
Dalam proses belajar siswa akan diarahkan untuk saling berdiskusi dengan
kelompoknya kemudian akan memperesentasikan hasil diskusinya kepada kelompok
lain.
- Teknik Pembelajaran menggunakan Tanya Jawab.
Kemudian untuk menggali keaktifan dan antusias siswa maka akan diadakah
Tanya jawab antar kelompok sehingga siswa bisa saling berkomunikasi untuk
memperdalam materi ataupun memecahkan sebuah masalah dengan kelompok lain.

3. Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan


beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi
siswa. Pengalaman bermakna maksudnya anak memahami konsep – konsep yang telah
mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami (Depdikbud, tim pengembang PGSD,1996). Oleh sebab
itu mengapa di SD sangat disarankan pembelajaran tematik ada beberapa alasan
diantaranya:
1). karena karakteristik peserta didik masih memandang sesuatu secara holistik
(menyeluruh),
mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu.
2). Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep secara utuh
sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Jika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional maka pembelajaran tematik lebih menekankan
pada keterlibatan siswa secara aktif baik kognitif maupun kemampuannya dalam
proses pembelajarannya.
3). Masih senang bermain artinya siswa SD masih senang aktif bergerak untuk
melancarkan psikomotor kasarnya. Kegiatan yang paling mereka senangi adalah
bermain karena bagi mereka bermain adalah ungkapan ekspresi, manipulative dan
inovasi mereka.
4). Rasa ingin tahu yang besar artinya anak usia 4-12 tahun rasa ingin tahu sangat besar,
terlihat dari perilaku mereka ketika mereka berusia balita selalu bertanya mengapa?,
ketika usia mereka di atas balita mulai dengan mengotak-atik mainan bahkan hingga
rusak.
5). Berpikir operasional konkrit artinya Menurut Jdan piget, siswa yang berusia 6-14b
tahun termasuk ke tingkat berpikir operasional kongkrit. Mereka butuh media atau alat
peraga yang sebenarnya (real) untuk memahami sesuatu fakta atau peristiwa. Mereka
belum bias berpikir abstrak seperti orang dewasa.

4. Kegiatan pra pembelajaran


Menurut Anitah Sry (2007 : 4.3) menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil
dengan baik apabila, guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kegiatan
pra pembelajaran atau sering disebut kegiatan prainstruksional adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran.
Di sini saya akan mencontohkan kegiatan pra pembelajaran di kelas 1 materi
pengurangan bilangan cacah.

1). Contoh kegiatan pra pembelajaran antara lain:

a. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik.


Sebelum memulai pelajaran seorang guru memerintahkan siswanya berbaris di
depan kelas sebelum masuk kelas kemudian guru meminta siswa untuk mengucapkan
salam dan meminta siswa memilih gambar bersalaman, tos, berpelukan. Jika siswa
memencet tombol salam bearti sebelum masuk kelas siswa dan guru saling
bersalaman. Begitu seterusnya. Kemudian setelah semua masuk kelas guru meminta
siswa berdiri merapikan baju lalu berdoa dengan posisi duduk yang rapi untuk
mengkondisikan duduk yang rapi guru menggunakan lagu. Kemudian berdoa.

b. Memeriksa kehadiran siswa.


Memeriksa kehadiran siswa, mengapa guru harus memeriksa kehadiran siswa
supaya siswa lebih semangat sekolah karena setiap kehadirannya berarti bagi guru.
Kemudian selain itu juga menciptakan situasi yang disiplin sebab kalau tidak masuk
sekolah wajib mengirim surat izin.

c. Menciptakan kesiapan belajar siswa.


Disini guru berperan sebagai penggerak siswa. Setelah selesai absen guru
meminta siswa untuk merapikan mejanya kemudian mengeluarkan buku dan alat
tulisnya selain itu di masukkan ke dalam tas.

d. Menciptakan suasana yang demokratis.


Menciptakan suasan belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalu
pendekatan proses belajar cara belajar siswa aktif. Yaitu dengan cara guru memberi
rangsangan mengenai pertanyaan-pertanyaan kecil seperti ucapan salam siswa harus
menjawab, bertanya apakah sudah sarapan siswa akan merespon pertanyaan itu .

2). Kegiatan Awal Pembelajaran


Dalam awal pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk mulai masuk pada awal
pokok materi pembelajaran. Disini guru akan membahas mengenai materi pengurang
bilangan cacah. Hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru antara lain sebagai berikut:

a. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa.


Dalam memfokuskan perhatian siswa guru akan menggambar beberapa benda di
papan tulis siswa di minta untuk melihat gambar apa itu. Guru menggambar 5 apel di
kurang 2 apel.

b. Memberi acuan.
Memberi acuan dapat diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara
spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal yang akan dipelajari. Disini guru
menjelaskan bahwa akan mempelajari bentuk pengurangan bilangan cacah, dimana
siswa diharapkan agarvmampu berhitung dalam bentuk pengurangan bilangan cacah
dengan benar.

c. Membuat kaitan.
Disini guru akan merangsang siswa merespon kegiatan-kegiatan yang pernah
dilakukan dalam kehidupan sehati-hari. Guru akan mengaitkan pengalaman siswa
dalam proses pengurangan bilangan cacah. Contohnya: guru menjelaskan gambar
yang tadi di buat dengan perbandingan misalnya andi dibei 5 apel oleh kakeknya
kemudian 2 apel ini di makan oleh adiknya andi tinggal berapa sisa apel andi?. Disini
siswa akan mulai terangsang pikirannya untuk berfikir sejenak membandingan cerita
dengan gambar yang dibuat. Kemudian guru juga bisa bertanya kepada siswa
pengalamannya saat di mintai bantuannya ke warung untuk membelikan beras.
Misalnya reva mengemukakan ia diberi 10 ribu uang untuk membeli setengah kg
beras. Sisa uang yang diterima reva 5 ribu berapa harga beras nya?. Disini siswa
akan tertarik berfikir secara kritis mengenai materi yang akan dibahas pada pokok
materi.

d. Melakukan tes awal.


Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan sebagai pemacu siswa bergerak
aktif. Misalnya guru memberikan pertanyaan. Andi tadi pagi di beri ibu 2 bungkus
permen kemudian andi memakan 1 permen pemberian ibu berpa sisa permen andi?.
Guru meminta siswa berfikir sejenak boleh melakukan pengitungan melalui tangan
ataupun alat lain. Kemudian guru meminta siswa yang bisa mnjawab untuk
mengangkat tangannya. Berikan kesempatan untuk beberapa orang menjawab
pertanyaan yang sama kemudian guru menyimpulkan.

Referensi:
- Depdiknas, (2007). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD. Jakarta:
Depdiknas.
- Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarata: Kencana Prenada Media Group.
- Anitah, Sry. 2007. Strategi pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka
- https://www.diaryguru.com/2020/04/perbedaan-model-pendekatan-strategi.html?m=1
- https://sdnteja2.sch.id/artikel/model-pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-taktik-
pembelajaran/
- https://rapidahaziz2.blogspot.com/2019/05/kegiatan-pra-pembelajaran-dan-
kegiatan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai