Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR (FLASH CARD) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS


1B SD NEGERI 117/ VII PERDAMAIAN II KECAMATAN SINGKUT

Mita Ariyanti1
Mercylia Ningrum 2
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka

E-mail : Ariyantimita522mitaashter@gmail.com

ABSTRAK
Membaca adalah keterampilan berbahasa yang paling utama dan sangat penting. Kemampuan membaca
adalah dasar utama utama dari pengetahuan tidak hanya bagi pengajaran Bahasa Indonesia, tetapi bagi
peembelajaran mata pelajaran lainnya. Dengan membaca peserta didik akan memperoleh pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan emosional.
Ternyata kemampan membaca permulaan siswa kelas 1 B SD N 117/VII Perdamaian II rendah. Meskipun
pendidikan sebelumnya peserta didik sudah belajar di TK tetapi dasar untuk peserta didik dapat
membaca masih sangat kurang. Apalagi peserta didik yang tidak menempuh pendidikan di TK sangat
sulit sekali memahmi huruf, mengeja bahkan untuk membaca sekalipun. Rendahnya kemampuan
membaca permulaan peserta didik diakibatkan karena beberapa faktor diantaranya: Kemampuan siswa
dalam membaca permulaan masih kurang, Guru kurang memperhatikan media yang digunakan dalam
pembelajaran dan Guru hanya mengejar materi agar mencapai targetnya sesuai dengan kurikulum
tanpa memperhatikan daya serap yang didapat oleh siswa. Dengan permasalahan ini peneliti akan
mengubah media pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar supaya anak lebih
tertarik dengan pembelajaran. Sehingga, diambilah judul penelitian ini dengan judul: Penggunaan
Media Kartu Kata Bergambar (Flash Card) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Pada Siswa Kelas 1 B SD Negeri 117/ VII Perdamaian II Kecamatan Singkut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media kartu kata
bergambar pada siswa kelas 1 B SD Negeri 117/ VII Perdamaian II. Lokasi yang dijadikan sasaran oleh
peneliti adalah Kelas I B SD Negeri 117/ VII Perdamaian II. Subyek penelitian berjumlah 15 orang
peserta didik (9 laki-laki dan 6 perempuan). Media pembelajaran menggunakan media kartu kata
bergambar. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus dengan hasil meningkat dibuktikan dengan
kemampuan membaca pra-tindakan 42%, Siklus 1 meningkat menjadi 82,2% dan pada siklus 2 mencapai
target ketercapaian yaitu 82,2%. Sehingga penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: Kemampuan, Membaca Permulaan, Kartu Kata Bergambar

1
PENDAHULUAN

Menurut Rina Devianty (2017) Bahasa merupakan sarana komunikasi yang berguna
untuk menyampaikan maksud, ide, pikiran maupun perasaannya kepada orang lain. Sebaliknya
tanpa bahasa tentunya akan menyulitkan seseorang untuk menyampaikan apa yang menjadi
keinginan dan harapannya. Jadi, Bahasa adalah alat komunikasi terpenting dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut oman Farohman (2017), “Sementara itu ruang lingkup pembelajaran bahasa
indonesia mencangkup komponen keampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut: Membaca, Mendengarkan, Berbicara, Menyimak dan Menulis”
(p.26-27). Membaca adalah suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk
menemukan dan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini dapat diartikan
membaca sebagai proses berfikir untuk memahami teks yang dibaca (Dalman, 2013). Dalam
pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD dimana anak anak harus paham bahasa nasional negara
kita yaitu Bahasa Indonesia. Maka, sejak dini peserta didik diajarkan berbahasa yang baik dan
benar tanpa meninggalkan bahasa daerah. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2015):
menjelaskan dua pengertian bahasa. Pertama bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi anggota
masyarakat berupa simbol-simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat indra berupa alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang menggunkan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Kemampuan membaca anak-anak kelas I B SD sangat minim sekali sebab guru kelas I B
SD harus bekerja keras, bersabar, dan pintar dalam mengelola kelas untuk menjadikan peserta
didik yang gemar dan pintar membaca. Karena karakteristik anak SD senang bermain sehingga
pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus dan serius akan membuat anak bosan belajar
membaca. Kebanyakan guru juga hanya fokus mengejar materi sesuai dengan KI dan KD yang
sudah di terapkan secara cepat tanpa memahami seberapa kuat daya tangkap peserta didik saat
belajar karena karakteristik setiap anak berbeda. Selain itu guru kurang memperhatikan media
yang digunakan dalam pembelajaran. “Pembelajaran merupakan gabungan dari beberapa
komponen dalam belajar yang mencangkup guru, siswa, sarana dan prasarana serta lingkungan
belajar, semua komponen itu penting untuk berlangsungnya keberhasilan dalam
pembelajaran,”(Tarpan Suparman, et al., 2020, p.151). Sedangkan Menurut Abidin (2015),
“Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar.” (p.3). Jadi

2
pembelajaran adalah Suatu proses atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar yang diinginkan.
Dengan permasalahan ini peneliti akan mengubah media pembelajaran dengan
menggunakan media kartu kata bergambar supaya anak lebih tertarik dengan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan adalah suatu bagian terpenting dalam
mendorong perkembangan bahasa, sebab anak harus mampu mengungkapkan dan menggunakan
kata. Untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan
yang akan dilakukan guru dengan menggunakan media kartu kata bergambar ini melewati
strategi permaianan kartu dimana guru akan menyajikan kartu kata bergambar dihadapan
peserta didik sehingga peserta didik terfokus dengan kartu kata bergambar kemudian mencari
tulisan yang mengungkapkan bentuk gambar tersebut dengan menyusun kata yang tepat yang
sudah disediakan di atas meja sesuai dengan tulisan yang ada di dalam gambar. Penggunaan
media kartu kata bergambar sebagai alternatif kegiatan yang mendorong anak untuk aktif dalam
sebuah pembelajaran dan memancing motivasi belajar yang menyenangkan. Dengan latar
belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana penggunaan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada siswa kelas 1 B SD Negeri 117/VII Perdamaian II?. Tujuanya untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media kartu kata
bergambar pada siswa kelas 1 B SD Negeri 117/ VII Perdamaian II. Penelitian ini di harapkan
dapat juga bermanfaat untuk siswa agar restasi belajar siswa menjadi baik, sehingga kemampuan
dalam pelajaran Bahasa Indonesia meningkat. Selain itu agar Sebagai bahan masukan bagi guru
SD, bahwa dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan bercerita
siswa sehingga tujuan pendidikan tercapai. Dan juga Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam
memfasilitasi penggunaan media di SD Negeri 117/VII Perdamaian II.

METODE

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa yang masih rendah karena teori
atau penugasan lebih banyak disajikan, dan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam
proses belajar mengajar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan
mempunya tujuan untuk mengetahui pengaruh media gambar sebagai variabel bebas terhadap

3
hasil belajar yang diinginkan (Noor Fazariah Handayani, 2022). Dalam penelitian ini menunjuk
pada proses pelaksanaan yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart yang menggunakan suatu
sistem spiral dimana setiap Siklusnya terdiri dari tiga tahap antara lain: perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi. Selaras dengan pendapat yamg di kemukakan Hari Nulyono (2021)
bahwa model Kemis dan Mc Taggart mengenai rancangan PTK antara lain: perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi dalam setiap siklus.
Lokasi yang dijadikan sasaran oleh peneliti adalah Kelas I B SD Negeri 117/ VII
Perdamaian II tahun ajaran 2023/ 2024 yang terletak di Desa Argosari Wilayah Singkut Lima,
Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Subyek penelitian ini di kelas 1 B
yang berjumlah 15 orang peserta didik yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
Pada pelajaran bahasa indonesia materi pokok membaca permulaan memahami benda hidup dan
tak hidup dengan menggunakan metode kartu kata bergambar atau flash card. Menurut Agung
Prihatmojo (2019) Media kartu bergambar adalah suatu media pembelajaran yang menggunakan
bentuk sebuah kartu atau kertas kecil yang berbentuk persegi empat yang berisi gambar dan
berisi materi-materi pelajaran untuk merangsang siswa mau berbicara, menulis dan berkarya.
Sehingga media kartu kata betgambar adalah suatu media yang terbuat dari kertas karton dan di
gunting berukuran 8×12 cm, dan media kartu kata bergambar ini berisi gambar-gambar beserta
kata yang di sesuaikan dengan tema yang akan diajarkan. Media kartu kata bergambar ini sangat
efektif sekali dalam memberi pembelajaran kepada siswa kelas rendah dalam membaca
permulaan. Sebab begitu mudah pembuatannya dan dapat membuat siswa lebih cepat paham
dengan apa yang diajarkan guru. Sehingga, peserta didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran
sampai dengan selesai. Sebab, karakteristik anak-anak SD lebih senang bermain dan belajar
dengan memperhatikan gambar atau menyajikan dengan warna-warna tertentu. Ketertarikan itu
membuat peserta didik tidak bosan dalam belajar sehingga, memancing motivasi belajar siswa
untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Dalam penelitian ini data dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dan
observasi langsung pada proses pembelajaran membaca permulaan di SD N 117/ VII Perdamaian
II. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2013: 239) mengemukakan bahwa analisis deskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Berikut rumus yang digunakan untuk
mencari presentase menurut Ngalim Purwanto (2020: 102), yaitu:

4
R
NP = × 100%
SM

Keterangan:
NP = Nilai persen
R = Skor mentah yang diperoleh anak
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
Langkah – langkah analisis data antara lain:
1. Data mentah yang didapat dari hasil pengamatan indikator kemampuan membaca
permulaan yang diberi skor (1, 2, dan 3).
2. Menghitung berapa banyak presentase indikator dengan rumus Ngalim Purwanto, yakni
jumlah skor yang di dapat dari indikator kemampuan membaca dikali 100% dan dibagi
skor maksimum dari indikatornya. Hasil persentase ini digunakan untuk mencari nilai rata-
rata kemampuan membaca permulaan secara keseluruhan di setiap pertemuan.
3. Pencapaian kemampuan membaca permulaan pada Pratindakan, Siklus I dan II diperoleh
dari mencari rata-rata kemampuan membaca permulaan dari Pertemuan Pertama
4. Hasil persentase ini dipaparkan dalam bentuk tabel rekapitulasi agar hasil yang di dapat
terlihat peningkatannya daru kemampuan membaca Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
dapat diketahui selisih peningkatannya.
Data dari hasil perhitungan yang telah diperoleh selanjutnya di interperstasikan dalam
empat tingkatan Menurut Anas Sudijono (2018), Tabel keberhasilan penelitian dapat di tentukan
menjadi 4 tingkatan : Baik 80-100%, Cukup 60-79%, Kurang baik 30-59%, Tidak baik 0-29%”
(p.43).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data awal diperoleh peneliti dengan melakukan pengamatan awal terhadap kemampuan
membaca permulaan yang telah dilaksanakan selama satu kali Pertemuan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi yang telah tersusun yakni berupa
check list untuk mengungkap kemampuan awal anak dalam menyebutkan lambang bunyi huruf,
menyebutkan fonem yang sama, dan membaca kata, dengan menggunakan penilaian skor 3

5
untuk anak yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan krieria baik atau sudah
berkembang, skor 2 untuk anak yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan kriteria
cukup atau cukup berkembang, dan skor 1 untuk anak yang memiliki kemampuan membaca
permulaan dengan kriteria kurang atau kurang berkembang. Pada penelitian Pratindakan, guru
mengajar tema benda, hewan dan lingkungan sekitarku tanpa menggunakan media kartu kata
bergambar, media yang digunakan guru pada penelitian Pratindakan yakni media papan tulis dan
spidol, guru menggambar benda di sekitarnya dan guru memberi keterangan di bawah gambar
menggunakan spidol. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan kemampuan anak dalam
membaca permulaan masih belum berkembang dengan baik, karena persentase yang dicapai baru
sebesar 42,6%. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, satu siklus terdiri dari satu pertemuan
dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan hampir sama pada setiap pertemuan. Proses tindakan
meliputi anak diminta untuk duduk di kelompoknya masing-masing. Guru mengkondisikan
anak dengan bernyanyi maupun tepuk. Kelompok yang duduk paling rapi mendapat kesempatan
untuk bermain kartu kata bergambar terlebih dulu, guru membagikan 15 buah media kartu kata
bergambar pada anak yang mendapat giliran bermain kartu kata bergambar, dan memberikan
Lembar Kegiatan Anak (LKA) pada kelompok yang sedang tidak mendapat giliran bermain
kartu kata bergambar. Guru menjelaskan dan mengambil media kartu kata bergambar yang
akan digunakan, yakni yang sesuai dengan sub tema yang dibahas. Guru membimbing
menjelaskan lambang bunyi huruf dengan mengenalkan satu per satu lambang bunyi huruf,
menjelaskan tentang fonem yang sesuai dengan kata yang terdapat pada kartu kata bergambar,
dan membaca kata pada gambar. Anak dibimbing untuk berkompetisi menjawab pertanyaan dari
guru, anak yang ingin menjawab harus mengangkat tangan terlebih dahulu, setiap anak tetap
diberi kesempatan untuk menjawab secara bergantian. Adapun Langkah-langkah analisis data
dalam penelitian ini yaitu:
1. Data mentah yang diperoleh dari hasil pengamatan indikator kemampuan membaca
permulaan siklus II di beri skor (1, 2 dan 3)
2. Setiap indikator dihitung presentasenya dengan rumus dari Ngalim Purwanto, yakni
jumlah skor dari indikator kemampuan membaca di kali 100% dan dibagi skor
maksimum dari indikator.
3. Hasil persentase tersebut digunakan untuk mencari rata-rata kemampuan membaca
permulaan secara keseluruhan pada setiap siklus.

6
4. Pencapaian kemampuan membaca permulaan pada Siklus I, dan Siklus II diperoleh dari
mencari rata-rata kemampuan membaca permulaan pada Pertemuan pertama.
Pencapaian kemampuan membaca permulaan pada Siklus I dan II diperoleh dari mencari
rata-rata kemampuan membaca permulaan dari Pertemuan Pertama. Hasil persentase tersebut
dianalisis antara hasil Siklus I dengan Siklus II. Hasil Perbandingan persentase pencapaian
kemampuan membaca permulaan Siklus I dan Siklus II dapat disajikan dalam tabel dan gambar
sebagai berikut:

Indikator Kemampuan Membaca Permulaan Pratindakan Siklus I Siklus II


1 Menyebutkan lambang bunyi huruf 55,6% 73,3% 95,9%
2 Menyebutkan fonem yang sama 36,1% 60,0% 86,7%
3 Membaca kata 36,1% 46,7% 82,2%

Tabel. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

100.00% 95,9% 86,7% 82,2%


90.00%
73,3%
70.00% 46,7% Pratindakan
55, 6% 60,0%
40.00% Siklus I
36,1% 36,1%
30.00% Siklus II
20.00%
0.00% A B C

Gambar. Perbandingan Diagram Batang Pencapaian Kemampuan Membaca Permulaan pada


Siklus I dan Siklus II
Keterangan :
A: Indikator menyebutkan lambang bunyi huruf
B: Indikator menyebutkan fonem yang sama
C: Indikator kemampuan membaca kata
Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa media kartu kata bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelas 1 B. Hal ini sesuai dengan
data yang diperoleh pada hasil pratindakan, Siklus I dan Siklus II. Dapat dilihat pada
perbandingan diagram batang di atas bahwa setiap indikator dalam membaca permulaan
mengalami peningkatan yang terjadi pada Pratindakan ke siklus I yaitu indikator menyebutkan
lambang bunyi 55,6% mengalami kenaikan 17,7% pada siklus I menjadi 73,3%, indikator
7
menyebutkan fonem yang sama pada Pratindakan 36,1% mengalami kenaikan 23,9% pada siklus
I menjadi 60,0 % , dan indikator membaca permulaan pada pratindakan yaitu 36,1% mengalami
kenaikan 10,6% pada siklus I menjadi 46.7% dan masih dalam kategori cukup tapi belum
maksimal karena belum mencapai target ketuntasan yaitu 80.0% . Pada siklusI ke siklus II
mengalami kenaikan yang tinggi dibuktikan dari indikator menyebutkan lambang bunyi huruf
pada siklus I di dapatkan rata-rata 73,3% sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan sebesar
22,2% sehingga menjadi 95,5%. Pada indikator menyebutkan fonem yang sama pada siklus I
didapatkan rata-rata 60,0% mengalami kenaikan pada siklus II sebesar 26,7% sehingga menjadi
86,7%. Dan pada indikator terakhir yaitu kemampuan membaca kata pada siklus I berkisar
46,7% mengalami kenaikan sebesar 35,3% sehingga menjadi 82,2%. Oleh karena itu peneliti
menganggap hasil dari Siklus II telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Rata-rata
ketercapaian anak pada indikator kemampuan membaca sudah mencapai indikator keberhasilan.
Yaitu lebih besar dari 80%.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan


membaca permulaan pada anak kelas 1 B pratindakan rata-rata kemampuan membaca permulaan
anak mencapai target 42,9% . Sehingga untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan
anak kelas 1 B dilaksanakan penelitian dengan penggunaan media kartu kata bergambar dalam
kurun waktu dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
peningkatan kemampuan membaca permulaan. Pada kondisi Siklus I mencapai 60,0% dan pada
Siklus I sampai Siklus II mengalami peningkatan sebesar 22,2% sehingga pada Siklus II
mencapai skor 82,2% dan sudah mencapai target ketercapaian yaitu 80.0%. dalam hasil yang
dilakukan di siklus II hasil rata-rata kemampuan siswa melebihi target ketercapaian menjadi
82.2%. atau > 80,0%.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua Siklus, satu Siklus tediri dari satu pertemuan,
waktu pelaksanaan untuk satu kali pertemuan kurang lebih 70 menit pada saat kegiatan inti.
Media kartu kata bergambar yang digunakan merupakan media yang dibuat sendiri oleh peneliti
yang terdiri dari 15 buah kartu kata bergambar. Pemberian tugas untuk mengerjakan Lembar
Kegiatan Anak (LKA) pada Siklus I dikerjakan setelah kegiatan permainan kartu kata bergambar
selesai, namun hal ini ternyata membuat gaduh dan memungkinkan kelompok yang tidak

8
mendapat giliran menganggu kelompok yang sedang mendapat giliran, sehingga pada Siklus II
pemberian Lembar Kegiatan Anak diberikan di kegiatan inti awal yakni bersamaan dengan
kegiatan permainan kartu kata bergambar namun yang mengerjakan LKA adalah kelompok yang
sedang belum mendapatkan giliran bermain kartu kata bergambar, hal ini membuat anak tidak
berlarian dan menganggu kelompok yang sedang mendapat giliran bermain kartu kata
bergambar, sehingga kelompok yang sedang mendapat giliran bermain kartu kata bergambar
lebih percaya diri dan lebih konsentrasi menjawab pertanyaan guru.
Adapun saran peneliti bagi pendidik dapat menggunakan media kartu kata bergambar
sebagai alternatif media pembelajaran membaca permulaan, jenis huruf yang dipakai sebaiknya
menggunakan huruf kecil, karena huruf kecil banyak digunakan dalam teks bacaan, gambar
dibuat berwarna, media gambar yang digunakan dapat diperoleh dari media cetak atau dari
internet, misalnya dengan mengakses google image agar bentuk gambar yang diperoleh lebih
jelas bentuk maupun proporsinya. Bagi Sekolah agar dapat memenuhi kebutuhan dan keperluan
guru dalam proses pembelajaran. Selain sebagai alat bantu guru mengajar juga untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2015). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT Refika


Aditama.
Arikunto S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Perindo Persada.
Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah. 24(2): 227.
Farhrohman, O. (2017). Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Jurnal
Primary. 9(1): 26-27.
Fazariah Handayani, N. (2022). Pengaruh Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Matematika
Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Ajung Kabupaten Balangan. Jurnal Terapung: Ilmu-
Ilmu Sosial. 4(2): 1.
Keraf, Gorys. 2015. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nulyono, H. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Sukoharjo: Pradina Pustaka.

9
Prihatmojo, A. (2019). Penerapan Media Kartu Bergambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 4 Tanjung Aman. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Indonesia.
1(1): 89-100
Purwanto, N. (2020). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Rosda
Karya.
Sudijono, A. (2018). Pengantar Statistik Pendidikan. Depok: Rajawali Press.
Suparman, T., Giri Prawiyogi, A., Endah Susanti, R. (2020). Pengaruh Media Gambar
Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 4(2): 250-256.

10

Anda mungkin juga menyukai